Di sebuah Desa hiduplah seorang anak perempuan yang sedari kecil sudah mandiri, seorang anak kecil yang jika menginginkan sesuatu ia akan mengusahakan sendiri untuk mendapatkan keinginannya..
Karena kehidupannya sudah sangat keras terhadapnya. Bagaimana mungkin anak kecil yang belum tau apa-apa harus hidup tanpa kedua orang tuanya.
Bagaimana kehidupan jatuh bangun yang akan dihadapinya di masa depan?.
Baca selengkapnya di Novel yang berjudul, Wanita Sukses itu.. Yatim Piatu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ar Ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13 - Shalat Pertama
Malam itu adalah salah satu malam yang tidak akan pernah Alin lupakan sampai kapan-pun, pasalnya malam itu menjadi malam dimana pertama kalinya Alin menghadap kepada Tuhannya, untuk pertama kalinya Alin melakukan kewajiban sebagai seorang Hamba, yaitu Shalat.
Malam pertama di Bulan Ramadhan Alin diajak oleh salah satu teman barunya bernama Sila, disore itu Alin dan teman-teman yang lainnya sedang asyik bermain India-Indian termasuk juga Sila ada didalamnya, maksud main India-Indian disini adalah bermain layaknya sedang berlakon seperti yang ada difilm India, dizaman itu drama India menjadi film terfavorit kebanyakan orang diDesa Alin pada masa itu, sampai-sampai anak-anak memainkan peran dimana mereka menirukan peran yang dimainkan oleh artis dan aktor diDrama India.
Sambil nari-nari, nyanyi layaknya sedang berperan didalam film India, pake selendang, ya semacam itulah, ditengah-tengah permainan mereka, Sila mengajak Alin, Neli, Indah termasuk juga Ani untuk shalat Magrib, Isya dan Tarawih diMushola tempat biasa Sila Ngaji, mendengar ajakan itu Alin dan teman-teman yang lainnya pun setuju.
Nanti sebelum berangkat ke Mushola kita kumpul dirumah ini ya ucap Sila, rumah dimana mereka main India-Indianya, siap, serempak semua menjawab dengan kompak, ya udah ayo kita mainnya udahan kita pulang kerumah masing-masing untuk lalu siap-siap ke Masjid kata Alin.
Merekapun satu persatu mulai melangkahkan kaki menuju rumah mereka masing-masing begitu juga dengan Alin, yang sesampainya dirumah langsung mandi dan memakai pakaian yang bersih, juga membawa mukenah.
Satu persatu teman Alin mulai berkumpul ditempat yang sudah ditentukan, oke semuanya udah kumpul ya? Atau ada lagi yang belum datang tanya Sila? Udah kumpul semua Sil ucap Neli, ya udah ayo kita berangkat, ayoooo, mereka semua bersemangat untuk melakukan shalat tarawih yang pertama dibulan Ramadhan ditahun itu.
Tidak menunggu lama, merekapun akhirnya sampai di Mushola tempat mereka tuju, terlihat Jama'ah yang lain juga mulai berdatangan dan memenuhi saf shalat, bahkan menjelang akhir dilaksanakannya shalat Magrib ada beberapa Jama'ah perempuan yang tidak kebagian tempat, alhasil mereka shalat dipelataran dibagian belakang Mushola tersebut dengan menghamparkan alas berupa plastik yang tebal (yang biasa digunakan untuk menjemur padi saat musim panen).
Untuk pertama kalinya Alin melakukan shalat didalam hidupnya, Alin yang belum paham gerakan shalat dan belum lancar membaca bacaan shalat hanya mengikuti gerakan dan ucapan dari sang Imam shalat.
Bahkan pernah ada kejadian, saat hal itu terjadi juga dibulan yang sama yaitu bulan Ramadhan, disaat Alin sedang melaksanakan shalat tarawih, Alin tiba-tiba menangis dengan tersedu-sedu, bukan, bukan karena menangis menyesali dosa-dosa yang dilakukannya atau menangis karena memohon ampun kepada Tuhannya wong saat itu dia masih belum balig dan belum tau apa itu dosa, dia menangis dengan khidmatnya karena pegangan kayu tas mukenahnya patah akibat terinjak oleh salah satu Jama'ah shalat yang lewat.
Namanya juga anak kecil ya, namun memang mukenah beserta tas mukenahnya tersebut adalah hal yang berharga dan spesial bagi Alin karena mukenah tersebut adalah pemberian terakhir dari Ibunya sebelum Ibunya meninggalkannya untuk selamanya, melihat apa yang terjadi tepat didepan matanya itu membuat Alin menangis menyesali apa yang sudah terjadi.
Syukurnya Ibu-ibu yang menginjak pegangan tas kayu tersebut mau bertanggung jawab, karena melihat reaksi Alin yang menangis seperti itu Ibu tersebut menjadi tidak tega, sehingga setelah shalat tarawih selesai Ibu tersebut menghampiri Alin, lalu Ibu tersebut pun meminta maaf pada Alin, De maafin Ibu ya tadi Ibu ngga sengaja nginjek tas kamu, jadinya patah deh, maaf ya ucap Ibu, gpp Bu, oh iya nama kamu siapa De?, Alin Bu.
Alin cuma sedih aja karena pemberian dari Ibu Alin jadi rusak Bu, itu saja yang sebenernya membuat Alin sedih jelas Alin, iya maafin Ibu ya De, gimana kalo Ibu bawa tas Alin kerumah ibu buat dibenerin dulu? Nanti setelah sudah jadi Ibu balikin lagi ke Alin?, mendengar tawaran tersebut bibir Alin pun mengembang, memang bisa Bu? In sya Allah diusahakan ya De, boleh Bu kalo begitu, sekali lagi maaf ya De, iya Bu Alin juga minta maaf jadi ngerepotin, gpp Dek, itu memang sudah menjadi tanggung jawab Ibu, makasih ya Bu, ya sudah Alin izin pamit Bu temen-temen Alin sudah nungguin, As'salamu alaikum?, Wa'alaikum salam. Seperti itulah kejadiannya.
Kembali kebahasan awal, diMushola tempat Alin shalat tarawih, ada 23 raka'at yang dilakukan jadi 20 raka'at dengan sepuluh kali shalat dan 5 kali salam, dan 3 shalat wi tir dengan 2 kali salam, dua raka'at salam kemudian yang terakhir satu raka'at lalu salam.
Setelah selesai shalat tarawih, Alin dan temen-temen Alin mampir ke warung untuk membeli baso, Alin aku mau beli baso diwarung pinggir Mushola itu kamu mau ikut ngga tanya Neli, iya aku juga mau beli, aku juga, aku juga ucap Sandi, Indah, Ani dan yang lainnya, ya udah ayo bareng ucap Neli, yang udah duluan tungguin ya, biar kita pulangnya bareng ucap Ani, iya Ani kita tungguin kok, ngga akan ditinggal timpal Neli.
Udah dapet basonya semuakan? Ya udah ayo kita pulang kata Alin.
Jajan setelah shalat tarawih menjadi salah satu hal menyenangkan bagi Alin dan temen-temennya saat itu, entah siapa yang mencetuskan untuk pertama kalinya, namun hal tersebut cukup membekas bagi mereka.
Jika saat berangkat mereka (Alin dan teman-temannya) melewati jalan pintas untuk sampai ke Mushola, maka saat pulang dari shalat tarawih mereka akan melewati jalan raya, berbondong-bondong orang yang selesai melaksanakan shalat tarawih berjalan kali menuju rumah mereka masing-masing, jalanan pun menjadi rame berisikan Bapa-Bapa yang memakai sarung lengkap dengan baju koko dan kopiahnya, Ibu-ibu yang masih lengkap memakai mukenah juga anak-anak dan remaja yang berjalan secara bergerombol ada yang ngobrol, bercanda, saling meledek, tertawa, rame pol pokoknya.
Apalagi saat malam bulan purnama, jalanan akan terlihat terang bagai bermandikan cahaya bulan, bener-bener indah, karena dimasa itu lampu-lampu belum sebanyak seperti zaman sekarang, jadi bulan menjadi salah satu penerangan alami saat malam tiba.
Pengalaman pertama Alin shalat berjama'ah dan shalat tarawih menjadi awal mulai bagaimana akhirnya membuat Alin jatuh cinta pada amalan tersebut dan awal yang membuat Alin penasaran untuk pertama kalinya apa arti dari bacaan yang ada didalam Kitab Suci Al'Quran.
Bersambung..