"Lari bangsat" Teriak Zayyan dengan nafasnya yang memburu
"Gua udah ga kuat" Natasya merasa oksigen di dadanya mendadak habis, semua karena Zayyan yang mengaggu anjing gila di jalan sehingga anjing itu mengejar mereka.
"ada pohon sya manjat" pekik Zayyan membuat gadis itu terperangah. Di pandangnya pohon yang menjulang itu,Natasya meneguk ludahnya yang terasa tercekat, bagaimana bisa ia memanjat pohon setinggi harapan ibu itu.
*((yang mau lanjut ayo kita gasss....))
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fata_morgana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#KESAL DAN MALU
Natasya menunduk, menatap ujung kaki nya dengan tangan yang meremas erat rok yang di kenakan nya. Pasal nya Ibunya Risma memergoki mereka sedang berciuman di dapur. Gadis itu sedikit gugup dan canggung bercampur dengan rasa malu yang sudah teramat, apalagi Risma menatap intens ke arah kedua nya.
Sedangkan Zayyan tidak merasakan hal serupa seperti Natasya, Cowok itu tetap tenang di tempat nya. Seolah olah tidak ada hal apapun yang barusan terjadi. Risma menatap kedua nya bergantian, wanita itu habis pikir dengan kelakuan Zayyan dan Natasya. Tidak heran lagi baginya karena ia sudah mengetahui hubungan antara mereka, jadi tingkah mereka pagi ini masih bisa ia maklumi.
"Hemmm..., padahal masih di dapur lohh ada bunda lagi"
Risma bergumam kecil entah di dengar atau tidak oleh Zayyan ran Natasya.
Natasya mendonggak menatap ke arah Risma yang masih berdiri di hadapan nya.
"Zayyan bunda... Sya ga salah"
tunjuk nya kepada Zayyan, membuat cowok itu melirik ke arah nya.
"Zayyan dari tadi gangguin aku terus..."
"Kamu juga suka kan?"
ucap cowok itu membuat Natasya melotot, wajah gadis itu memerah entah tersipu atau merasa kesal kepada Zayyan.
Lalu tangan gadis itu terangkat memukul kuat pundak Zayyan, cukup gregetan dengan tingkah cowok itu.
"Apaan sih...kamu jangan nyalahin aku dong, emang kamu yang gangguin aku dari tadi"
Natasya tak terima atas tuduhan Zayyan, Padahal cowok itu yang memaksa nya untuk berciuman, tapi malah menyalahkan nya. Awas aja kalau cowo itu berani meminta ciuman nya lagi, akan ia suruh untuk menciumi tembok.
Risma terkekeh mendengar perdebatan mereka.
"Adonan nya udah siap"
'SHIIIT.....ZAYYANNN....'
***
"Mau berangkat sekarang?"
ucap Dilara ketika memasuki mobil Arkana, Namun cowok itu hanya diam tidak menanggapi apapun.
Pagi ini cowok itu menjemput Dilara untuk berangkat sekolah bersama. Tentu saja atas paksaan ibu nya, yang gentar sekali menjodohkan nya dengan Dilara. Gadis yang tidak di cintai nya sama sekali.
Dilara mengerucutkan bibir nya ke depan, Arkana masih sama saja, masih tetap tidak peduli dengan keberadaan nya. Padahal jika dipikir pikir kembali, Tampilan nya sudah memasuki kriteria selera Arkana bangat, tapi entah kenapa cowok itu masih tetap tidak mau memandang nya.
Tanpa menjawab pertanyaan Gadis itu, Arkana langsung melajukan mobilnya keluar dari pekarangan rumah Dilara. Melaju sedang membelah jalanan yang lumayan padat pagi ini.
Di mobil hanya ada keheningan antara mereka. Arkana sibuk dengan kemudinya dan Dilara hanya terdiam dengan menikmati angin yang menerpa halus kulit wajah nya melalui jendela mobil. Wajah gadis itu Natural, tidak bermake up tebal tapi terkesan cantik. Namun tingkah gadis itu yang tidak sesuai dengan kecantikan nya.
"Nanti bakal ada rapat osis buat hari guru, rencananya bakal ada bazar buat meriahin acaranya, Tapi bakal lebih seru kalo ada pertandingan basket sama pentas seni ga si?"
Dilara memecah kan keheningan di antara meraka. Arkana melirik sejenak ke arah gadis itu, lalu kembali ke berfokus le arah kemudi.
"terserah"
Jawab Arkana sekenanyan, cowok itu tidak terlalu memikirkan hal tersebut, karena itu tergantung bagaimana keputusan para guru mengenai acara itu.
"Tapi kan aku butuh pendapat kamu"
"Gue lagi males ngomong, diam aja"
Pada akhirnya Dilara hanya bisa menghela pasrah, tidak mau membuat Arkana tambah muak kepada nya.
"emmm bisa berhenti di toko buku sebentar ga, ada yang mau aku beli soal nya"
"Cihhh..."
***