Diki Arya Wijaya harus menelan pil pahit saat matanya melihat istrinya masuk ke dalam kamar hotel bersama laki laki lain yang ia tak kenal, dan betapa terkejutnya dia saat mengetahui apa yang di lakukan istrinya dengan laki laki itu di dalam sana membuat ia ingin membunuh keduanya saat itu juga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jero rina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 05
Dika yang mendengar ucapan itu seketika syok, namun ia harus segera membawa adiknya pergi dari sana karna tidak menutup kemungkinan Diki akan melakukan hal yang tidak di inginkan karna saking marahnya terhadap istrinya.
Tanpa banyak kata Dika langsung menyeret Diki pergi meski Diki meronta minta di lepaskan tapi Dika tetap membawa adiknya pergi di bantu Rey karna Tomi ia suruh mengurus dua orang laknat itu.
Setelah sampai di depan mobil baru Dika melepaskan Diki karna ia merasa sudah aman meski wajah Diki masih merah dan dengan nafas naik turun menahan marah.
"Kak, kenapa Lo bawa gue keluar? kenpa gak Lo biarin gue bunuh perempuan itu," ucap Diki kesal karna kakaknya menghalangi niatnya ingin membunuh wanita yang sudah menginjak injak harga dirinya itu.
"Justru karna gue gak mau punya adik seorang pembunuh makanya gue bawa Lo pergi, dan untuk urusan mereka sudah di tangani Tomi, nanti kita urus itu belakangan, karna ada yang lebih penting yang harus Lo lakuin yaitu mencari tau tentang apa saja yang di lakukan Clarisa dua tahun belakang ini di belakang Lo. lagian apa Lo gak mikirin perasaan mama kalo anaknya jadi pembunuh?" ucap Dika menyadarkan apa yang ingin ia lakukan karna terbawa emosi, dan seketika ia menghambur ke pelukan Dika dan menangis mengeluarkan sakit hati dan kecewanya karna di khianati oleh orang yang sangat ia cintai.
Melihat kondisi adiknya yang tak baik baik saja, akhirnya Dika pun membawa Dika pulang kerumahnya karna kondisi Diki yang saat ini sangat membutuhkan dukungan dan juga pelukan hangat sang mama yang Dika yakin bisa membuat Diki bisa berfikir jernih setelah itu.
"Rey Lo bawa mobil Diki ya, biar gue sama dia, gue gak mau terjadi sesuatu jika di biarkan bawa mobil sendiri" ucap Dika meminta Rey membawa mobil Diki dan langsung mengambil kunci mobil Diki di saku celana Diki karna Diki masih menangis di pelukan Dika.
"Ok, biar urusan kantor serahkan sama gue, lebih baik Lo cepat bawa Diki pulang sebelum dia ngelihat mereka lagi, karna gue gak yakin Diki bisa ngontrol emosinya jika melihat mereka lagi." saran Rey.
"Iya, Lo benar juga, kalo gitu gue balik ya, nanti kalo ada apa apa Lo kabarin gue, dan Lo bantu Tomi mencari bukti perempuan itu selama ini di belakang Diki, dan Lo minta Tomi blokir semua kartu yang di pegang perempuan itu." pinta Dika pada Rey dan di jawab acungan jempol sama Rey dan setelah itu mereka pun berpisah menuju mobil dengan arah yang berbeda.
Di dalam mobil Diki hanya melamun bahkan saat di ajak bicara sama Dika pun Diki tak merespon sama sekali karna terlalu dalam mendalami lamunannya sehingga ia mendengar dan juga tidak sadar dengan ke adaan sekitar.
"*Kenapa k*amu khianati aku Risa? apa salah aku sama kamu Risa teganya kamu lakuin ini sama aku, apa kurang aku sama kamu, segalanya telah aku berikan pada kamu, sampe kamu minta pisah rumah pun aku turuti demi kebahagian kamu, tapi kenapa kamu balas dengan pengkhianatan Risa? tak pernah aku sangka kamu bakal menorehkan luka sedalam ini sama aku," bisik Diki dalam hati saat pulang menuju rumah utama di paksa Dika.
.
.
Bersambung....
Mak othor tunggu ya kunjungan nya..