CRAZY BOY AND CRAZY GIRL

Dengan perasaan kalut nya, Zayyan keluar untuk menemui kedua orang tua nya yang sudah menunggu di ruang tengah. Di ikuti oleh Natasya yang mengekori di belakang cowok itu.

Zayyan langsung di suguhi tatapan tajam dari ayah nya. Namun cowok itu ingin terlihat biasa saja, apalagi di hadapan Natasya. Padahal Zayyan sudah mengatakan kepada gadis itu untuk tidak usah ikut turun, Tapi yang nama nya Natasya, mana mau gadis itu mendengarkan nya. Natasya sudah jauh jauh hari menantikan momen ini, karena ia sangat ingin bertemu dengan orang tua Zayyan.

Zayyan bersitatap dengan kedua orang tua nya. Walaupun cukup muak berhadapan dengan kedua nya. Akan tetapi Risma yang juga duduk berseblahan dengan Liam dan Elsa, mengagguk ke arah cowok itu, memberikan semangat agar tidak usah khawatir. Kali ini Zayyan tidak sendirian, ada Risma dan Natasya bersama nya.

Natasya tampak sumringah gadis itu akhirnya bisa bertemu langsung dengan orang tua Zayyan. Membuat senyum gadis itu merekah.

"hallo om tante aku Natasya teman nya Zayyan"

Ucap gadis itu memperkenalkan diri nya di hadapan Liam dan Elsa. Namun kedua nya tidak menampilkan ekspresi apapun. Membuat gadis itu sedikit kecewa, tapi Natasya tetap mempertahankan Senyuman terbaik nya. Kadang tidak semua berjalan dengan baik pada saat pertemuan pertama. Mungkin juga kesan gadis itu tidak di sukai oleh orang tua Zayyan, karena mungkin gadis itu terlalu terburu buru atau kurang sopan di hadapan kedua nya.

"papa sama mama ngapain kesini?"

Zayyan tidak mau terlalu banyak bertele tele dengan kedua orang tua nya, karena tau mereka akan menyuruh nya untuk pulang meskipun dengan sedikit gertakan atau pukulan. Mengingat betapa fatal nya kesalahan yang ia perbuat sudah pasti sangat membuat Liam emosi. Entah berapa pukulan atau tendangan yang di dapat oleh nya ketika ia pulang nanti.

"Sudah cukup bersenang senang nya, sekarang ikut papa pulang"

Liam membuka suara, Terdengar berat dan mencekam. Membuat Natasya bergidik mendengar nya. Aura yang di bawa Liam bisa mengintimidasi siapa pun yang bersitatap dengan nya.

"Kamu ga boleh ngerepotin orang lain mama ga pernah ngajarin kamu untuk kabur dari rumah"

Lanjut Elsa, Menampilkan ekspresi khawatir Seakan akan keluarga nya baik baik saja. Dan setelah nya wanita itu bangkit dari duduk nya berjalan mendekat ke arah Zayyan.

"pulang ya sayang...jangan lama lama di sini, ini bukan rumah kamu, rumah kamu yang sebenar nya itu adalah rumah kita"

Zayyan menampik dengan ekspresi jijik nya, ibunya itu sangat pandai berekting. Namun realita nya wanita itu sama saja dengan papa nya.

Entah rumah kita atau rumah orang lain, pada kenyataannya rumah Asing itulah yang mau menerima nya. Zayyan cukup muak di bohongi terus oleh keadaan yang membuat nya tetap harus kembali kepada rumah palsunya. Rumah yang tidak pernah menganggap ia berharga.

Percuma memiliki orang tua namun tidak mendapat kan sedikit pun perhatian dari mereka. Karena pada dasar nya, tidak semua manusia bisa bahagia hanya dengan materi, terkadang yang mereka butuh kan adalah sesuatu yang bisa menganggap mereka di anggap ada, dan Zayyan mendapatkan itu semua di sini.

Zayyan menghela nafas berat, jika ia menolak perintah orang tua nya, Natasya pasti akan kembali menjadi ancaman orang tua nya. Apalagi wujud gadis itu sudah di ketahui jelas oleh orang tua nya. Tidak kecil kemungkinan bagi mereka, untuk bisa menyakiti gadis itu.

Dengan segala pertimbangan cowok itu akhirnya mengagguk pelan. Membuat Elsa yang melihat nya tersenyum cerah.

"emm... bisakah kalo Zayyan pulang nya nanti sore saja, saya liat kondisi nya masih tidak sehat"

Ucap Risma kepada Liam dan Elsa, wanita itu sangat tidak tega jika Zayyan kembali disiksa di saat cowok itu belum benar-benar sembuh dari luka nya.

Elsa menatap tak suka ke arah Risma, wanita itu sangat ikut campur urusan nya.

"Anda pikir saya tidak bisa menjaga anak saya sendiri?"

Ucap Elsa terkesan angkuh, wanita itu bahkan bersekedap dada di hadapan Risma. Padahal Zayyan anak nya kenapa juga wanita ini mencampuri urusan keluarga nya.

"Apa anda butuh uang karena anak saya menumpang di rumah anda selama ini?"

"Ma..."

Tegur Zayyan kepada Elsa, wanita itu terlihat kesal dari raut wajah nya yang sudah memerah itu. Namun Risma tetap tenang di tempat nya. Wanita itu tidak takut sama sekali kepada Liam maupun Elsa, tapi yang menjadi ketakutan terbesar nya adalah Zayyan. Cowok itu yang beberapa hari ini menjadi pusat ke khawatiran nya.

"Bukan seperti itu maksud saya, saya cuma kasian sama Zayyan yang kondisi nya masih sangat tidak baik, takut nya dia merasa tidak nyaman berada di rumah nya"

Ucap tenang Risma sedikit menekan kata Tidak nyaman di kalimat nya. Supaya orang tua cowok itu sadar diri bahwa apa yang mereka lakukan kepada Zayyan adalah sebuah kesalahan besar. Dan bisa berakibat Fatal untuk kehancuran mental cowok itu.

"Tau apa kamu tentang anak saya? apa kamu yang melahirkan Zayyan, apa kamu yang membesarkan nya?, tidak kan, maka jangan sok tau tentang keluarga saya"

"seharus nya kamu sadar diri tentang hal itu, beberapa sering pun Zayyan kesini, tetap aja yang menjadi rumah nya adalah rumah saya dan suami saya"

Elsa nampak menggebu gebu, wanita ini sangat menguras emosi nya.

"cukup ma cukup, ga usah ngatain apapun tentang Bunda Risma, beliau lebih ngertiin aku dari pada mama"

Ucap Zayyan penuh penekanan, bahkan cowok itu menatap tajam ke arah ibu nya. cukup sudah Zayyan bersabar sejak tadi, namun ibu nya itu mulai bertingkah kurang ajar yang membuat emosi cowok itu kian berapi rapi.

Sedangkan Natasya, gadis itu nampak diam di tempat nya, tidak tau harus bereaksi seperti apa. Gadis itu nampak sedikit tertegun melihat tingkah ibunya Zayyan itu.

Apa mungkin karena ini cowok itu tidak pernah membawa nya untuk bertemu dengan keluarga nya? karena orang tua Zayyan termasuk orang yang keras dan sangat kasar.

"dengar kan kata mama mu, tetap ikut kita pulang apapun keadaan kamu"

Kali ini Liam bersuara, setelah nya bangkit dari duduk nya, hendak keluar dari dalam rumah itu, Namun suara Natasya lebih dulu menghentikan langkah nya.

"Ga ada opsi apapun yang bisa bawa pulang Zayyan dari rumah saya"

Suara lantang gadis itu membuat nya kini menjadi sorotan. Liam menatap tajam gadis itu, sorot tatapan nya menandakan permusuhan yang sangat kentara. Akan ia buat perhitungan dengan gadis itu suatu saat nanti.

Natasya berusaha bersikap sesopan mungkin, karena biasa nya orang yang di sopani akan merasa kalah dalam perdebatan.

"maaf jika tidak sopan, akan tetapi saya keberatan karena anda mengatakan kalo ibu saya tidak tau apapun tentang Zayyan"

Kali ini Gadis itu nampak sangat tenang, persis seperti ibunya.

Sekarang ia mengerti maksud ibu nya tempo lalu. Dan kini gadis itu sudah mengetahui satu Fakta tentang Zayyan, yang selama ini cowok itu tutup tutupi dari nya. Zayyan tidak pernah senang berada di rumah nya karena perlakuan kasar kedua orang tuanya.

pantas saja setiap kali cowok itu datang kerumah nya selalu dalam keadaan terluka.

"Seharus nya kalian yang sadar diri, atas apa yang telah kalian lakuin ke Zayyan itu salah"

kecam gadis itu lagi, lalu menarik tangan Zayyan membawa cowok itu untuk berdiri di belakang nya. menjadi pelindung bagi cowok itu. Namun Zayyan nampak pasrah saat di tarik gadis itu, membiarkan nya untuk melakukan apa yang di inginkan gadis itu.

"Kalian pergilah, dan jangan bawa Zayyan sebelum kalian mengerti dan merenungi kesalahan kalian"

"BERANI SEKALI KAMU BICARA SEPERTI ITU DI HADAPAN KAMI, KAMU PIKIR KAMU SIAPA HAH..., "

Elsa mulai meraung raung, wanita itu sangat tidak menyukai Natasya. ingin sekali rasanya Elsa memekik di hadapan wajah sialan itu. Yang sangat berani mengatur nya. padahal dia yang lebih berhak atas Zayyan.

" saya membicarakan Fakta, jika anda tersinggung bisa segera angkat kaki dan pergi dari rumah saya, Zayyan tidak akan pernah pergi dari sini"

Elsa hendak melayangkan tamparan nya kepada wajah gadis itu. Namun Liam menahan nya. Pria itu hanya terdiam sedari tadi. Meskipun dia juga merasakan hal serupa seperti sang istri, akan tetapi kali ini Liam membiarkan Zayyan bertingkah seenak nya.

"Kita liat sampai mana kamu bisa hidup tanpa uang papa"

kecam pria itu, lalu lekas meninggalkan rumah Risma dengan di ikuti oleh Elsa.

"Awas saja kalian berdua saya akan membalas semua nya"

Ujar Elsa setelah nya berlalu mengikuti langkah suami nya yang kian menjauh.

***

SEE YOU....