NovelToon NovelToon
Amanah Cinta Yang Ternoda

Amanah Cinta Yang Ternoda

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Konflik etika / Selingkuh
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: FR Nursy

Naya seorang istri yang sedang hamil harus menerima takdir ditinggal suaminya karena kecelakaan. Pada saat sedang dalam perjalanan ke kampung halaman, suaminya yang bernama Ammar jatuh dari Bus antar kota yang ugal-ugalan.

Sebelum Ammar tewas, dia sempat ditolong oleh sahabatnya yang kebetulan mobilnya melintas di jalan tol. Tak disangka Ammar menitipkan amanah cinta kepada sahabatnya bernama Dikara yang berprofesi sebagai dokter.

Padahal saat itu Dikara sudah bertunangan dengan seorang wanita yang berprofesi sama dengannya.

Akahkah Dika menjalani amanah yang diberikan sahabatnya? Atau dia akan tetap menikahi tunangannya?

Apakah Naya bersedia menerima Dikara sebagai pengganti Ammar?

Cinta adalah amanah yang diberikan Allah SWT terhadap pasangan. Namun bagaimana jadinya jika amanah itu dinodai oleh pengkhianatan?

Yuk lah kita baca selengkapnya kisah ini!

Happy reading!💕

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FR Nursy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 6 Pilihan yang Sulit

Dikara menatap wajah Ammar dengan mata yang kosong dan tidak percaya. Ia tidak bisa menerima kenyataan bahwa sahabatnya yang selama ini selalu bersamanya, kini sudah pergi untuk selamanya.

Dikara merasa seperti telah menerima pukulan yang sangat keras, yang membuatnya tergugu dan tidak bisa berpikir jernih. Kesedihan dan kehilangan yang mendalam membuatnya merasa seperti kehilangan sebagian dari dirinya sendiri.

Dikara terus meluapkan emosinya, berbicara kepada Ammar yang sudah tidak ada lagi. Ia mengeluh tentang amanah yang diberikan oleh Ammar, yang membuatnya merasa terbebani.

"Ammar, kenapa kau pergi secepat ini? Padahal aku mau protes dengan amanah yang kau berikan padaku. Amanahmu begitu berat, Mar. Aku sudah bertunangan dengan kekasihku. Lalu aku harus bagaimana, Mar? Aku tidak tega menyakiti hati calon istriku."

Dikara kemudian menoleh ke arah dr. Irwan, yang sedang mendengarkan dengan sabar.

"Mar, kenapa tidak kau titipkan amanahmu pada dr. Irwan saja yang masih jomblo, kenapa harus aku?"

Dr. Irwan hanya menatap Dikara, menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak menjawab. Ia membiarkan Dikara meluapkan emosinya, sambil berpikir dalam hati, "Ada-ada saja dr. Dika ini..."

Dokter Irwan, yang menyadari kesedihan Dikara, mengusap punggung rekannya itu dengan lembut. Ia berusaha untuk menenangkan Dikara dan memberinya kekuatan untuk menerima takdir yang telah terjadi.

Dengan sentuhan yang hangat dan penuh empati, dr. Irwan berusaha untuk menghibur Dikara dan membantunya untuk mengatasi kesedihannya.

Ia berbicara dengan lembut dan penuh pengertian, berusaha untuk menenangkan Dikara yang masih terguncang oleh kematian Ammar.

Tidak lama kemudian, suasana menjadi lebih ramai dengan kedatangan satu mobil polisi dan ambulans yang datang bersamaan.

Sirene mobil polisi dan ambulans terdengar keras, menandakan bahwa tim darurat telah tiba untuk menangani situasi tersebut.

Dokter Irwan dan Dikara menoleh ke arah mobil polisi dan ambulans, dan melihat petugas darurat langsung beraksi. Mereka membawa jenazah Ammar ke dalam ambulans, dan kemudian membawanya ke rumah sakit terdekat untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Sementara itu, polisi mulai mengolah Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk mengumpulkan bukti-bukti dan informasi tentang kejadian tersebut.

Mereka memasang garis polisi dan mengambil foto-foto TKP untuk dokumentasi. Polisi juga mulai menginterogasi saksi-saksi yang ada di sekitar TKP untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang kejadian tersebut.

"Saya harap polisi memberi keadilan pada korban yang baru saja meninggal. Hukum sopir dan kernet yang sudah lalai dalam menjalankan tugasnya, sehingga menyebabkan kecelakaan yang mengakibatkan kematian sahabat saya," kata Dikara dengan suara yang penuh emosi.

Dikara berharap bahwa polisi akan melakukan penyelidikan yang transparan dan adil, serta menghukum sopir dan kernet yang bersalah dengan tegas. Ia ingin memastikan bahwa keadilan ditegakkan dan Ammar mendapatkan haknya sebagai korban kecelakaan.

Jenazah Ammar diangkat ke dalam mobil ambulans. Sementara Dikara dan dr. Irwan mengikutinya dari belakang.

Dikara terus menatap lurus ke depan, pikirannya terganggu oleh kebimbangan yang mendalam. Ia merasa seperti terjebak dalam sebuah dilema yang tidak ada jalan keluarnya.

Di satu sisi, ia memiliki kekasih yang dicintainya, tapi di sisi lain, ia memiliki amanah dari sahabatnya yang telah meninggal, yaitu menikahi istri Ammar yang sedang hamil besar.

Dikara merasa seperti tidak tahu harus memilih apa, karena kedua pilihan itu sama-sama sulit dan berat. Ia tidak ingin mengabaikan amanah sahabatnya, tapi ia juga tidak ingin menggagalkan rencana pernikahannya dengan kekasihnya.

Dikara hanya bisa menarik napas dalam-dalam, berharap bahwa ia bisa menemukan jalan keluar dari dilema ini.

"Sekarang aku harus bagaimana dok?" tanya Dikara pada dr. Irwan yang fokus menyetir.

"Amanda pasti menungguku di rumah sakit. Dokter tahu kan bagaimana dia? Cintanya begitu besar padaku. Dia begitu mencintaiku. Aku juga. Aku tidak bisa membayangkan kalau Amanda tahu amanah tersebut," lanjut Dikara dengan mata mengembun.

Dokter Irwan menepikan mobilnya. Seraya menoleh ke arah Dikara yang masih terlihat bingung.

"Kamu harus berpikir jernih, dok," kata dr. Irwan dengan suara yang lembut tapi tegas. "Amanah Ammar memang berat, tapi dokter juga harus mempertimbangkan perasaan Amanda. Dokter tidak bisa membiarkan perasaannya terluka hanya karena amanah tersebut."

Dokter Irwan menunduk, memandang Dikara dengan mata yang penuh empati.

"Dokter harus memutuskan apa yang ingin dokter lakukan. Tapi ingat, keputusanmu akan mempengaruhi banyak orang, termasuk Amanda dan istri Ammar."

"Aku hanya memberi pandangan padamu. Sebenarnya dokter bisa menikahi keduanya. Karena itu dibolehkan..."

Dikara menoleh pada dr. Irwan. Ia tidak percaya solusi terakhir membuat hatinya bergemuruh.

"Poligami?"

Dikara mengucapkan kata "poligami" dengan nada yang tidak percaya. Ia menatap dr. Irwan dengan mata yang lebar, seolah-olah tidak bisa memahami apa yang baru saja diucapkan oleh dokter tersebut.

Dr. Irwan mengangguk pelan, "Ya, poligami. Itu adalah salah satu solusi yang bisa dokter pertimbangkan. Tapi, ingatlah bahwa poligami bukanlah keputusan yang mudah. Dokter harus mempertimbangkan banyak hal, termasuk perasaan Amanda dan istri Ammar."

Dikara menggelengkan kepalanya, meremas kepalanya karena merasa bahwa solusi poligami tidaklah mudah. Ia tahu bahwa salah satu dari mereka harus dinikahi secara siri, dan itu tidaklah mungkin. Apalagi Amanda, yang cerdas dan mandiri, tidak mungkin mau menikah secara siri.

Dikara merasa bahwa ia terjebak dalam sebuah dilema yang tidak ada jalan keluarnya. Ia tidak ingin menyakiti perasaan Amanda, tapi ia juga tidak ingin mengabaikan amanah Ammar. Dikara merasa bahwa ia harus memilih antara dua pilihan yang sulit, dan tidak ada pilihan yang benar-benar tepat.

"Kalau begitu istikharah lah! Karena dengan campur tangan Allah, pilihan terbaikmu akan Allah berikan,"

Dikara menatap dr. Irwan dengan mata yang terbuka lebar, merasa bahwa kata-kata dokter tersebut seperti sebuah cahaya yang menerangi jalan yang gelap.

Dia merasa bahwa istikharah memang merupakan pilihan yang tepat, karena dengan meminta petunjuk dari Allah, ia akan dapat menemukan pilihan yang terbaik.

"Ya, dok. Aku akan melakukannya," kata Dikara dengan suara yang penuh keyakinan. Ia merasa bahwa dengan istikharah, ia akan dapat menemukan jalan keluar dari dilema yang sedang dihadapinya.

"Kita lanjutkan perjalanan ya! Bersikap biasa saja jika bertemu dr. Amanda di rumah sakit. Dokter harus profesional. Jangan mencampur adukkan persoalan pribadi di tempat kerja," ujar dr. Irwan penuh solusi.

Dikara mengangguk setuju, merasa bahwa saran dr. Irwan sangat tepat. Ia harus bersikap profesional dan tidak mencampuradukkan persoalan pribadi di tempat kerja. Dikara menarik napas dalam-dalam, berusaha untuk menghilangkan kecemasan dan kebingungan yang masih membelenggu pikirannya.

"Baik, dok. Aku akan berusaha untuk bersikap biasa saja," kata Dikara dengan suara yang lebih stabil. Ia merasa bahwa ia harus bisa mengendalikan emosinya dan bersikap profesional, tidak hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk Amanda dan pasien-pasien yang membutuhkan bantuan mereka.

1
𓆉︎ᵐᵈˡMurni𝐀⃝🥀
yang sabar ya Amanda, jangan patah hati berlarut-larut masih banyak diluar sana pria yang mengharapkan cintamu.
𓆉︎ᵐᵈˡMurni𝐀⃝🥀
Dikara nggak akan merasa terjebak karena menikahi mantan istri Amar karena sebelum dia mengambil keputusan dia telah meminta petunjuk kepada yang maha kuasa.
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Karena akan mendapat kabar buruk 🥺
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
akhirnya jujur juga, jadi gak beban lagi kan
🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Akhirnya Dika jujur ini, cepat atau lambat semua juga akan tahu. semoga Amanda bisa mengerti keadaan mu Dika dan tidak jadi pendendam
🍒⃞⃟🦅🥑⃟puyobocahᵖᶦˢᶜᵉˢ☠️⃝⃟ⱽᴬ
jdi lki hrus satsetttt dong, jdi prmpuan jga ga trllu lma di phpin ny/Facepalm/
🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Si ibu keterlaluan ini main menuduh anak selingkuh aja, nanti kalau anakmu selingkuh beneran bagaimana, anakmu itu lagi rapuh baru di tinggal suaminya, seharusnya hiburlah dia jangan main fitnah aja
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
awalnya aja gak setuju giliran dengar penjelasan baru ACC, harusnya dengar dulu penjelasan jangan langsung lari
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
semangat Naya, semoga mamanya Naya mau terima amanah dari Ammar ya🙏
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
kalau aku jadi Naya, aku langsung jawab iya, kapan lagi coba ada kesempatan seperti ini/Determined/
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
Naya oh Naya sebentar lagi dapat suami baru /Chuckle/
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Semoga kalian menjalaninya dgn ikhlas
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Sabar,tenang dulu Bu 😌
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
Ais lama kali kasih tau Amanda, seperti sinetron aja deh, yuk cepat kasih tau Amanda /Determined/
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
aduh bahaya Amanda sudah mulai ada rasa curiga, cepat kasih tau biar tidak lama
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
aduh mace nya cerewet bah, semoga mamanya itu terima dengan lapang dada nanti ya🙏
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
semoga Amanda menerima keputusan mu, walau sakit 🥺
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
Irwan harusnya kamu bisa mendukung temanmu itu bukan jadi kompor lah
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
hmmm gimana ya tanggapan Naya tentang amanah suaminya itu
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
aduh tolong dong ganti kata, yang lebih tepat kayaknya sangat menyayanginya bukan mencintainya 😭
Ñůŕšý: Terima kasih kk😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!