Pernikahan yang awal bahagia harus goyah saat sang mantan istri dari suami Delia Ismawati kembali dari Hongkong. Mampukah Delia mempertahankan rumah tangganya dengan Husni sang suami?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khaula Azur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KETIKA MANTAN ISTRI KEMBALI
Bab 8
"Jadi, Mia sudah tahu kalau mama adalah ibu kandungnya? Dan Tante Delia bukan ibu kandungnya?." Tanya Rindu penasaran. Dita menganggukan kepala
"Iya, Mah!."
"Tapi kenapa kamu diam saja, tidak mengatakan apapun sewaktu masih di sana?." Tanya Rindu masih penasaran.
"Sebenarnya kami ingin mengatakannya pada kalian tapi tiba-tiba saja Mia menangis." Dita ungkapnya.
Hari sudah pagi, Di kediaman rumah Husni. Suasana nampak hening saat keluarga kecil Husni sarapan di ruang makan. Bahkan biasanya Mia berceloteh membicarakan teman-temannya di sekolah, sekarang hanya diam sambil mengaduk-aduk nasi dan lauknya saja,
"Mia, Sayang. Kenapa makanan kamu cuma diaduk-aduk aja? ayo. Dimakan sayang nanti lemes loh makannya sedikit." Ucap Delia.
"Mia, Udah kenyang. Yah!." Mia bangun dari duduknya lalu meninggalkan mereka berdua.
Delia sangat sedih melihat sikap anak sambungnya pergi begitu saja. ia melirik ke arah suaminya.
"Aku salah ngomong ya, Mas?." Delia pada Husni.
"Gak kok sayang, udah kamu gak usah di ambil hati. Dia masih butuh waktu." Husni menghibur istrinya.
Tok
Tok
Tok
Delia mengetuk daun pintu kamar Mia yang terbuka lebar hingga bisa melihat Mia sudah mengenakan seragam taman kanak-kanaknya, Delia mendekati anaknya yang sedang memasukkan buku gambar dan crayon nya ke dalam tas.
Mia hanya melirik saja tanpa mengatakan apapun.
"Mia, mau di antar Ayah apa Mama berangkat sekolahnya?." Delia mencoba mendekatinya.
"Sama Ayah aja!." Mia jawabnya datar.
Mendapat penolakan dari sang anak membuat Delia kecewa dan sangat yakin Mia sedang menghindari dirinya. Delia pun meninggalkan anaknya. Baru sehari saja Melihat perubahan anaknya sudah membuatnya sakit. Delia menangis tersedu-sedu, sesekali ber istighfar mengurangi rasa sakitnya. Sebuah tangan memegang bahunya, begitu Delia melihat Husni ia langsung memeluk erat menumpahkan segalanya pada sang suami. Husni membalas pelukan istrinya mengelus punggungnya.
"Aku janji, Del. Semua akan kembali seperti semula, kamu tenang ya?." Husni.
Delia melepas pelukannya.
"Aku takut, Mas. Mia berubah padaku." Delia dengan suara seraknya.
"Itu gak mungkin, selama ini kamu yang membesarkannya percaya padaku
Mia tak bisa hidup tanpamu." Husni memegang kedua bahunya, Delia mengangguk Husni mencium kening istrinya memberi kekuatan.
Sebelum Husni berangkat ke tempat ia bekerja Husni terlebih dahulu mengantar anaknya ke sekolah taman kanak-kanak, Husni dan Mia kini di dalam mobil, Mia duduk di samping ayahnya yang sedang menyetir mobil.
"Mia, kenapa gak diantar sama mama kaya biasanya?."
"Gak apa-apa, yah!." Jawab Mia.
"Mia marah sama Mama?." Husni mencoba memulai percakapan serius.
Mia menggelengkan kepalanya.
"Gak, Yah!." Mia menundukkan kepalanya.
"Mia tahu gak Mama pagi tadi nangis?." Husni. Mia melirik kearah ayahnya.
"Kenapa, mama nangis. Yah?." Mia dengan polosnya.
Husni menghembuskan nafas beratnya.
"Karena Mama Delia ngerasa kalau Mia, udah gak sayang lagi sama mama!." Jawab Husni.
Mia seketika diam.
"Sayang, Mama sangat sayang sama Mia, emang Mia udah gak sayang lagi sama mama Delia?." Husni.
Mia masih diam, sebenarnya Husni sudah kesal dengan sikap diam putrinya, namun tak mungkin ia melampiaskan nya pada anak kecil, hanya sabar yang Husni lakukan saat ini menghadapi putrinya.
"Mia, apa karena Mama Delia bukan ibu kandungmu, kamu jadi gak mau lagi sama Mama?." Husni.
"Sebenarnya Mia masih sayang banget sama Mama, tapi Mia merasa sungkan yah, setelah tau dia bukan ibu yang melahirkan Mia." Mia jawabnya sambil menunduk takut melihat ayahnya marah.
"Sayang, rasa sayang itu tidak selalu kepada ibu kandung atau ayah kandung, tapi terhadap orang yang menyayangi kita." Husni.
"Maafin Mia, Yah." Mia merasa bersalah.
"Ya, gapapa! Lain kali jangan seperti itu lagi, ya. Nak! Mama Delia sayang banget sama kamu, dari kecil loh, Mama ngurus kamu. Mia masih Ingat'kan semalam ayah cerita ke Mia?." Husni membujuknya.
"Iya, Yah. Mia gak akan seperti itu lagi!." Mia.
"Bagus, pinter banget sih anak Ayah." Husni mengacak rambut Mia dengan lembut.
Bu Susi langsung ke sekolah taman kanak-kanak, begitu ia mendapat telepon dari Delia meminta untuk menjemput Mia.
Beberapa anak-anak sudah keluar dan di jemput orangtuanya. Mia berlari kearah neneknya yang berdiri di dekat mobil milik Rindu berwarna putih. Mia menyalami sang nenek.
"Loh, kok Nenek ada disini? Mama Delia mana, Nek?." Mia begitu ada dihadapannya, Bu Susi memutar matanya malas.
"Mama Delia gak bisa jemput kamu, Mia!. Barusan dia menelepon Nenek buat jemput kamu." Jawab Bu Susi.
"Apa Mama Delia marah ya sama aku?." Mia dalam hati. Seketika ia sedih.
"Mia. Ayo cepat naik!." Pinta Bu Susi sudah masuk dan duduk di jok belakang. Mia naik dan duduk didekat neneknya. Sepanjang perjalanan Mia diam saja, ia hanya memandangi luar jendela kaca mobil. Hanya sesekali Mia menyahuti neneknya itu.
Tibalah mobil berhenti di depan rumah Husni. Ternyata
Rindu dan Dita sudah menunggu kepulangan mereka, ia berdiri di teras.
"Kak Dita dan tante Rindu juga ada disini? Mama Delia mana?." Tanya Mia heran melihat keluarga nya yang lain selain orangtuanya. Matanya mencari seseorang.
"Ya ampun, Mia. Panggil Mama dong jangan Tante, sementara sama orang asing kamu panggilnya Mama!." Sahut Bu Susi.
"Udahlah Bu, Mia sayang. Mama Delia lagi pergi ke butiknya, mendingan Mia ikut aja sama Mama jalan-jalan, Maukan?." Rindu ajaknya.
"Gak tante, Mia gak mau kemana-mana." Mia tak bersemangat.
"Mia, kalau Mia gak ikut kami terus kamu sama siapa, sayang? Mama gak tega ninggalin kamu sendiri di rumah."
"Mia gak mau!."
Mia berlari masuk kedalam rumah, melempar tasnya di ranjang kamarnya.
Dita masuk kamar adiknya di susul Rindu dan Bu Susi.
"Ya udah, gak apa-apa kalau kamu gak mau kemana-mana. Tapi kami temani ya selama Mama Delia belum pulang." Rindu.
"Ya, Mia. Mama kamu benar kami akan menemanimu." Bu Susi.
Mia susah sekali di ajak makan siang. Ketiganya tak ada yang dapat membujuknya. Mereka berempat sedang di ruang tamu.
"Ayo cantik, cakep makan siang dulu ya?." Bujuk Bu Susi sambil menyodorkan sendok nasi kearah Mia. Mia menggelengkan kepalanya, menolak makan.
"Sebenarnya kamu kenapa si, Mia? Di suruh tinggal makan saja sudah bener." Bentak Rindu pada Mia, membuat Mia langsung menangis keras.
"Eh, tuhkan nangis anaknya, kamu gimana sih Rindu ibu sudah bilang? Kamu harus sabar." Bu Susi mengingatkan Rindu.
"Maaf Bu, Mia. Maafin Mama ya." Rindu jadi panik Mia masih menangis.
Mendengar suara motor di depan, Mia langsung berdiri dan berlari untuk pergi ke depan. Ternyata benar suara motor milik Mama Delia baru berhenti di depan rumahnya.
mohon dukungannya para reader.