Nathan Alister Daniswara atau biasa di panggil nathan Ceo muda yang masih sekolah menggantikan orang tuanya yang sudah meninggalkan nya untuk meneruskan bisnis mereka.Sengaja berpenampilan cupu ke sekolah untuk mendapatkan teman tulus padanya.Nathan juga suka di bully dan di manfaatkan oleh temannya..
bagaimana cerita selanjutnya?
yuk ikutin novel pertama ku😄
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Jmn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 2
"Siapa kamu,kenapa kamu bisa masuk kamar saya hah!"bentak zidan.
"Kami gak perlu tau siapa aku siapa."ucap nathan tersenyum miring di balik penutup wajahnya.
Nathan langsung mengeluarkan pisau kecil yang ada di kantong celananya lalu menggoreskan pada tangan zidan.
"Aduh apa yang kamu lakukan."teriak zidan merintih kesakitan akibat ulah nathan.
Nathan tidak memperdulikan teriakan zidan,dia hanya fokos memberi ukiran pada tangan zidan yang sudah mengeluarkan darah segar.
"Ini balasan pertama untuk kamu."ucap nathan setelah melakukan aksinya.
"Pengawal pengawal."teriak zidan.
"Hhhh hhhh."nathan tertawa keras."Pengawal kamu tidak akan bisa dengar suara teriakan kamu."sambung nathan.
Zidan berusah bangkit sambil memegang tangannya yang banyak mengeluarkan darah.
"Ini balasan kamu karena telah melenyapkan orang yang aku sayang."ucap nathan dingin.
"Saya tidak berurusan dengan kamu yah!"bentak zidan.
Bugh bugh nathan langsung menghajar zidan hingga zidan tersungkar dan pingsan.
"Melelahkan."ucap nathan.
Nathan menatap dinda yang di buat pingsan olehnya.
"Malang sekali nasibmu nyonya menikah dengan manusia jahat ini."ucap nathan.
Nathan keluar dari dalam kamar,tak lupa juga dia menutup pintunya rapat.
Nathan menyusuri mansion,sampai di tepat di depan kamar rangga.nathan menempelkan telinganya pada pintu tersebut,mendengarkan apa yang nathan lakukan.
Nathan hanya mendengar rangga sedang bermain game.nathan tersenyum penuh arti mempunyai ide.
Nathan melihat sekitar,mencari apa yang dia inginkan.
Tok tok tok tok...suara ketukan pintu dari luar kamar rangga.
Rangga yang sedang asik bermain game,menggerutu kesal di buatnya.
"Siapa sih tengah malam gini ketuk ketuk pintu segala."ucap rangga kesal.
Tok tok tok tok,suara ketukan pintu terdengar kembali.mau tak mau rangga pause gamenya,lalu beranjak membuka pintu.
Rangga membuka pintu tidak melihat siapa siapa.
"Siapa sih bikin kesal orang aja."kesal rangga tidak melihat siapa siapa.
Rangga kembali menutup pintunya lalu kembali bermain game.
Tok tok tok tok tok tok tok tok,suara ketukan pintu terdengar kambali.kali ini sangat kencang dari biasanya.
"Akh siapa sih,awas saja jika hanya iseng gue hajar bertbi tubi loh."kesal rangga lalu pause gamenya,kemudian beranjak dari duduknya.
Saat rangga membuka pintu,suasana di luar sangat gelap dan mencekam.
"Kok gelap sih,apa mati lampu yah.tapi kan mansion ini gak bisa mati lampu."ucap rangga dalam hati.
Rangga mengambil ponselnya dalam suku celananya.tiba tiba.....
Husss bayangan putih tiba tiba lewat di depannya.
"Apaan tuh."ucap rangga terkejut.
Rangga langsung merinding melihatnya,tapi dia tetap berusaha tenang.
"Pengawal pengawal."teriak rangga tapi tak ada satu pun pengawal yang datang.
"Mama papa."teriak rangga tapi tak ada sahutan apa pun.
Ingin sekali rangga menghampiri kedua orang tuanya,kamar kedua orang tuanya dengan jarak kamar nya sedikit jauh darinya.suasananya juga gelap membuat dia tidak bisa bergeming.
Hus hussss bayangan putih tiba tiba ada lagi.
Rangga semakin takut,dia ingin menelpon seseorang tapi betrai ponselnya habis.
"Kurang aja* nih hp,lowbat lagi."kesal rangga.
Hi hi hi hi suara hantu..
"Suara apa itu."ucap rangga dalam hati.
"Aaaaaaa."teriak rangga saat di depan matanya hantu berbaju putih dengan muka yang hancur penuh darah.
Hi hi hi hi
Brug..rangga langsung tak sadarkan diri.
"Hhhhh sama hantu aja takut."ucap roni membuka topengnya.
Ting! Lampu juga sudah di nyalakan oleh nathan.
Nathan tersenyum puas mengerjai rangga bersama roni.nathan tau roni mengikutinya,jadilah dia mengajak roni kerja sama untuk mengerjai rangga.
"Sekarang kita apakan dia tuan muda?"tanya roni.
Nathan tak menjawab pertanyaan roni,dia mengeluarkan pisau lipatnya yang berukuran mini itu.
"Kamu tau kan apa yang aku lakukan."ucap nathan memainkan pisau kecilnya.
"Paham tuan muda."ucap roni mengangguk."Jiwa psikopatnya keluar nih."ucap roni dalam hati menatap nathan.
Nathan menatap rangga yang pingsan,nathan menepuk pipi rangga agar dia sadar.sedangkan roni memakai masker agar rangga tidak mengenali dirinya.
"Hantu hantu."teriak rangga.
Bugh..nathan langsung bogem muka rangga agar dia tersadar.
"Aduh."rintih rangga kesakitan.rangga melihat sekitar cahaya lampu sudah terang.
"Siapa kalian!"bentak rangga menatap nathan dan roni.
Nathan tak menjawab tapi mendekati rangga dengan pisau lipatnya.
Rangga yang melihat pisau tersebut terkejut."Apa yang kamu lakukan hah!"bentak rangga dan berusaha mundur dari nathan yang semakin dekat dengannya.
"Hanya bermain main dengan mu."ucap dingin nathan.
Nathan langsung memegang tangan rangga dengan sangat kuat,rangga terus memberontak tapi kekuatannya tidak sebanding dengan nathan.
"Hanya sebegini kemampuan loh."ucap nathan.
"Lepaskan gue bangsa*!"bentak rangga."pengawal pengawal."teriak rangga.
"Hhhh mau sekuat apa lo teriak pengawal loh tidak akan bantuin loh."ucap nathan.
Tanpa basa basi nathan langsung mengukir di tangan rangga menggunakan pisau lipatnya sehingga rangga merintih kesakitan.
"Aduhh apa yang kau lakukan bajingan."teriak rangga merintih kesakitan akibat perbuatan nathan.
Nathan tidak bergeming dia seolah tuli dan melanjutkan aksinya.
Roni yang melihat tuan mudanya ngeri,dia memang sudah biasa melihat tuanya tapi entah kenapa sekarang membuatnya takut.
"Kalau gue berkhianat dengannya,mungkin posisi gue juga seperti itu."ucap roni dalam hati.
Setelah melakukukan kegiatannya,nathan memegang dagu rangga menatap nya tajam."ini balasan kalau loh berurusan dengan gue."ucap dingin nathan.
Rangga yang melihat mata nathan,seperti pernah bertemu dengannya."Kok gue gak asing yah dengan matanya."ucap rangga dalam hati menahan sakit di tangannya.
"Bos apa saya bisa kasih dia pelajaran,dia permah membuat saya celaka hingga kamera dan laptop saya rusak."izin roni.
Nathan bangkit dari lalu mengode roni untuk melakukannya.
Roni langsung bersorak,sudah lama dia sangat dendam dengan bocah ini.
Bugh bugh bugh bugh tanpa basa basi roni langsung menghajar rangga.
"Am..pun am..puni sa..ya."ucap rangga terbata bata.
"Makanya jadi orang tuh yang benar."sinis roni.
"Cabut."ajak nathan lalu keluar dari kamar rangga.
Roni yang melihat rangga seperti minta pertolongan tidak memperdulikannya lalu mengikuti nathan.
Rangga yang merasa pusing dan banyak kehilangan darah langsung pingsan.
Setelah urusannya selesai nathan kembali mengambil motornya yang sudah dia sembunyikan di balik pohon.
"Kamu sudah cek semuanya kembali?"tanya nathan pada roni.
"Aman tuan muda,semua sudah beres.tuan bisa kembali melihatnya."jawab roni.
"Hmm."nathan hanya berdehem lalu menaiki motornya meninggalkan mansion zidan.
Roni juga sama meninggalkan mansion zidan.
"*Ini baru misi pertama."ucap nathan tersenyum miring di balik helmnya*.
"Dari mana kamu?"tanya seseorang