Impian Malika menikah dengan Airlangga kandas ketika mendapati dirinya tidur bersama Pradipta, laki-laki asing yang tidak dikenalnya sama sekali. Gara-gara kejadian itu Malika hamil dan akhirnya menikah dengan Pradipta.
Sebagai seorang muslimah yang taat, Malika selalu patuh kepada suaminya.
Namun, apakah dia akan tetap menjadi istri yang taat dan patuh ketika mendapati Pradipta masih menjalin asmara dengan Selina?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31.
Bab 31
Malika akhirnya tahu kalau Syifa memang orang jahat setelah di tangkap polisi. Dia pun mulai memahami kejadian sebenarnya dan merasa bersalah kepada ibunya.
Dua bulan tidak bertemu dengan Mama Aisyah membuat Malika merindukannya. Dia sangat senang ketika Papa Andromeda mengajak ke Amerika untuk menjemput sang mama.
Begitu sampai Amerika, Malika memeluk Mama Aisyah dan menangis keras. Rasanya dia sudah menjadi anak durhaka.
"Mama, maafkan kakak!" Malika menangis keras.
"Sudah mama maafkan dari dahulu juga, Kak. Mama tahu kakak seperti itu karena dihasut oleh Syifa," balas Mama Aisyah.
"Kakak tidak menyangka kalau Tante Syifa itu penjahat yang sebenarnya. Dia memang sering mengatakan kalau Mama adalah orang yang buruk dan jahat. Justru yang sebenarnya dia lah yang jahat!" ungkap Malika.
Selama tinggal di Amerika mereka tinggal di rumah William. Malika berubah menjadi anak yang pendiam dan sering melamun. Hal ini dikarenakan rasa bersalah yang terus membayangi dirinya. Tentu saja kedua orang tuanya menjadi khawatir.
"Biar aku bawa Malika ke psikiater anak. Ada kenalan aku yang bisa menangani hal seperti ini," ucap Mommy Bilqis.
"Tolong bantu Malika agar menjadi seperti dulu lagi," ujar Papa Andromeda memohon.
Mama Aisyah percaya kalau Malika bisa kembali menjadi pribadi yang ceria dan penuh semangat. Putrinya memang tidak bisa dibandingkan dengan anak-anak Alex atau Fatih yang mandiri dan jenius.
"Kita akan lakukan yang terbaik untuknya," kata Mommy Bilqis.
Tes psikologi yang dilakukan menyatakan kalau Malika dalam keadaan depresi ringan tanpa banyak orang sadari. Dia hanya menyimpan rasa kesedihan dan kesakitan itu sendirian. Dia takut perbuatannya akan merugikan orang lain.
Dahulu, Malika mengatakan secara terang-terangan kalau dia benci Mama Aisyah. Kini Malika memilih diam memendam rasa bersalah yang teramat sangat. Karena dia berpikir kalau ibunya menjadi gila karena dia. Adzam membenci mama mereka juga karena dia.
"Jika dibiarkan hal ini akan berbahaya bagi anak ini," ucap Miss Angela, psikiater yang menangani Malika.
"Kenapa bisa seperti itu?" tanya Mommy Bilqis khawatir.
"Gadis kecil ini sulit sekali untuk mengungkapkan apa yang ada di dalam hati dan pikirannya. Butuh banyak waktu agar dia mau bicara apa yang dia pendam. Dia begitu tertutup, bahkan kepada kami pun dia tidak mau mengungkapkan semuanya," jawab Miss Angela.
Awalnya dokter spesialis kejiwaan itu mengira Malika tidak paham bahasa Inggris. Namun, ketika ditanya hal lain seperti apa makanan kesukaannya, gadis kecil itu mampu bicara dengan bahasa Inggris dengan baik.
"Jadi, apa yang harus kita lakukan, Miss?" tanya Mommy Bilqis.
"Bisa menggunakan metode dengan cara hipnotis. Kita bertanya dengan pasien dalam keadaan tidak sadar," jawab Miss Angela. "Dengan cara ini kita akan tahu apa yang sedang anak itu rasakan."
"Tidak berbahaya, kan, Miss? Aku tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk kepada Malika," ujar wanita berjilbab warna mocca.
"Tentu saja, tidak," balas wanita berambut pirang itu tersenyum kecil.
"Kadang ada juga orang yang mengubur ingatannya yang menyakitkan dengan cara melupakannya."
Kedua orang tua Malika tentu saja setuju untuk melakukan itu, yang penting anaknya kembali seperti dahulu lagi. Mereka ingin menyelamatkan masa depan putrinya.
Miss Angela melakukan hipnotis agar Malika mau mengatakan semuanya. Setiap pertanyaan akan dijawab dengan baik oleh Malika. Mama Aisyah dan Mommy Bilqis yang mendengar percakapan mereka merasa sedih dan sakit hati. Gadis kecil itu bicara sambil nangis-nangis mengungkapkan perasaannya yang merasa bersalah.
Siapa sangka akibat kejadian itu, Malika malah melupakan kejadian yang sudah terjadi kepada keluarganya. Dia tidak ingat lagi dengan Syifa dan kematian Alkhaf.
Selama tinggal di Amerika hubungan Malika dan Mama Aisyah semakin erat dari sebelumnya. Mommy Bilqis yang dahulunya guru anak-anak juga ambil peran dalam memberi pemahaman tentang kasih sayang keluarga, saudara, dan teman. Mereka berharap Malika tidak jatuh ke dalam perangkap orang jahat yang memanfaatkan kebaikanya.
Papa Andromeda malah senang Malika melupakan semua kenangan buruknya, sehingga bisa kembali ceria seperti dahulu lagi.
***
Air hujan yang mengguyur tubuh Malika tiba-tiba berhenti. Wanita itu mendongak ke arah orang yang sudah berani memayungi dirinya. Terlihat ada Adzam yang memakai jas hujan.
"Sedang apa Kakak di sini hujan-hujanan?" tanya Adzam.
"Kakak sedang berziarah ke makam Alkhaf," jawab Malika lirih.
"Jangan bilang kalau Kakak sudah ingat kejadian di masa kecil," ujar Adzam.
"Ya, kakak sudah ingat semuanya," balas Malika dan itu membuat Adzam terkejut. "Rencana pembunuhan terhadap Mama."
maksain tamat gk sih thor kok dicepetin 🤭