NovelToon NovelToon
Aku Menjadi Nenek

Aku Menjadi Nenek

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem
Popularitas:19.7k
Nilai: 5
Nama Author: samsuryati

Dinda tidak sadar sudah meninggal sampai dia berubah menjadi wanita tua dengan empat anak dan dua menantu perempuan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon samsuryati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8

Kabar terbaru yang didapatkan oleh kepala Desa dingzhou benar-benar sangat mencengangkan. Adinda saja yang sudah mendapatkan informasi ini lebih awal masih terkejut mendengarnya.

Dia tidak menyangka jika dia sedang berengkarnasi pada tubuh yang malang.Adinda perawan tua di era modern, sekarang menjadi tua renta,bukan saja miskin tapi di letakkan pada kenyataan, jika lingkungan hidup juga tidak memadai.

Akan terjadi perubahan politik di kerajaan.Musim panas yang berkelanjutan dan juga rentan dengan pemberontakan para pangeran.

Perang akan segera terjadi.

Pantas saja mata kepala desa terlihat memerah.

informasi terkini yang dibawa oleh seseorang yang dikirimkan di kota, menyiratkan jika terjadi sesuatu di perbatasan.

Kepala desa dan para penduduk desa Dingzhau tidak tahu tentang politik.

Perang kecil memang kerap terjadi di perbatasan.

Memang bukan sebuah peperangan yang besar namun ini masih memikul memukul daya ekonomi beberapa kota sekaligus.

Menurut informasi ,memiliki tentara di sebuah negara adalah sebuah keuntungan yang besar tapi juga memiliki sebuah kekurangan yang tidak kalah besarnya.

Ribuan tentara ini menjaga negara ini agar tetap kondusif. Tapi mereka juga masih perlu makan.

Sementara begitu banyak pajak yang dikenakan kepada beberapa rakyat kecil yang mendukung ribuan tentara itu.

Beberapa tahun sebelum ini tidak terjadi masalah. Namun ada kekeringan di mana-mana bahkan ada banjir di Selatan. Bagaimana mungkin para petani bisa memanen hasil ladang mereka yang bisa dikumpulkan menjadi pajak untuk mendukung para prajurit.

Desa Dingzhau dampak perang terlihat sangat kecil, itu karena mereka memiliki gunung yang begitu besar untuk mendukung kehidupan penduduk desa.

Tapi bagaimana dengan para penduduk lain yang tidak memiliki gunung sebesar yang mereka miliki saat ini.

Kehidupan begitu terhimpit dengan pajak yang terus-menerus meningkat ditambah dengan tidak adanya penghasilan.

Akibatnya rakyat semakin sulit dan mereka merasa tidak bisa tinggal lagi di desa sendiri. Jadi para pengungsi mulai berpindah mencari lokasi yang lebih menjanjikan dibandingkan dengan kampung sendiri.

Kota yang ditempati oleh Adinda saat ini ,bukanlah kota besar. Tapi juga bukan kota tujuan dari para pengungsi ini. Kota ini justru berubah menjadi tempat singgah.

Tapi akibatnya sangatlah besar.

Para penyintas ini tidak ramah dengan orang desa. Di manapun mereka pergi, mereka pasti akan menjarah para penduduk untuk menemukan makanan. Karena beberapa hal para penyintas ini terkadang membunuh beberapa warga desa setelah merampok harta benda mereka.

Desa Dingzhau masih cukup aman karena jauh dari kota. Tapi beberapa desa sudah terkena imbasnya. Dia desa sudah pun mengungsi untuk menghindari malapetaka. Desa yang lain sedang berpikir panjang untuk pergi.

Tidak ada makanan di rumah, tidak ada panen yang akan didapatkan dari ladang tapi ada resiko yang cukup besar untuk mati.

Jalan satu-satunya mereka harus mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.

Di ipastikan tidak akan lama lagi giliran Desa dingzhou didatangi oleh para penyintas ini.

Itulah kenapa kepala desa cemas.

Dalam kondisi cemas seseorang mengangkat tangan dan bertanya,"kepala desa Apa kabar dengan pemerintah ataukah mereka tidak turun tangan?"

Kepala desa yang sudah memiliki uban ini menggelengkan kepalanya."ada kabar menyebutkan walikota adalah orang pertama yang pergi Minggu lalu jadi...

Semua orang tersentak kaget.

"Apa? Bagaimana mungkin walikota pergi? tidak ada walikota lalu bagaimana sekarang?"

"Astaga apa yang sedang terjadi?"

"Hah tidak ada makanan di rumah tapi gunung masih bisa memberikan sedikit makanan agar kita tidak mati kelaparan. Fapi aku tidak tidak mau mati di tangan para pengungsi!"

Semua orang segera memikirkan sebab dan akibat.Meski hidup dalam kemiskinan namun mereka memiliki kehidupan dan juga tanah ladang. Rumah juga dibangun dengan keringat sendiri.

Bagaimana mungkin semua ini ditinggalkan begitu saja.

Beberapa orang segera menangis mengingat hal-hal yang buruk. Tinggal di rumah akan buruk tapi menjadi salah satu dari pengungsi itu juga kalah buruknya.

Belasan tahun silam, negara ini juga mengalami hal yang hampir mirip. Tapi tidak sampai Desa mereka menjadi pengungsi.

Walikota saat itu masih ada dan dia menutup pintu kota dengan cepat ,yang menghalangi para pengungsi itu untuk masuk. Beberapa orang kaya berani menyumbang sejumlah uang untuk membuat bubur untuk para pengungsi di pintu gerbang.

Karena itu kota masih dalam kondisi baik-baik saja. Paling-paling mereka harus menerima sejumlah pengungsi yang dialokasikan setelah kejadian itu.

Kondisi mereka saat dialokasikan sangatlah mengerikan sekali. Kebanyakan mereka memiliki pakaian compang-camping seperti mayat hidup.

Bahkan ada juga yang menjual diri menjadi budak.

Jika beruntung mereka masih akan menemukan penduduk desa untuk dinikahi.

Ngomong-ngomong nyonya ding alias Adinda saat ini adalah salah satu dari korban saat itu.

Dia berasal dari penyintas yang kehilangan keluarganya. Dia mengikuti beberapa kelompok orang yang dialokasikan di desa Ding. Saat itu dia masih sangat muda, jadi meski kurus dengan pakaian compang-camping tapi dia masih terlihat cantik.

Anak pertama nyonya Ding tertarik dan mereka menikah.

Itulah adinda saat ini.

Terlepas dari semua pemikiran yang ada di kepala penduduk desa, kepala desa berkata,"jika tidak ada kepala daerah maka jalan satu-satunya .Kita juga harus mengungsi.Kata nya kota timur masih menerima pengungsi.Sudah beberapa Desa yang pergi ,kami hanya menunggu keputusan"

"Kepala desa kapan kita pergi?" tanya seseorang.

Kepala desa tidak bisa menjawab pertanyaan itu dengan cepat. jangan begitu dia masih berkata ,"lebih cepat lebih bagus "

Tuan tua Ding mendengar apa yang dikatakan oleh semua orang tapi dia tidak menanggapinya sama sekali. Begitu juga dengan ibu mertua yang sama-sama merasa tidak nyaman.

Sepertinya tidak ada orang yang bahagia menanggapi jika mereka akan menjadi pengungsi seperti orang lain.

Sementara itu beberapa orang menganjurkan jika mereka pergi secara berkelompok.Paling tidak mereka akan menang jumlah.

Masih ada waktu , kepala desa mengatakan mereka bisa pergi tiga hari kemudian.

Posisi Desa yang jauh dari kota memberikan mereka waktu tiga hari untuk bersiap-siap.

Setelah pembicaraan yang panjang, semua orang kembali ke rumah masing-masing.

Tapi ibu mertua berkata mereka harus berkumpul dan membicarakan masalah ini bersama sama.

Adinda dengan berat hati melangkahkan kakinya ke rumah tetua Ding untuk pertama kalinya.

Dia belum pernah pergi ke sana tapi pemilik tubuh ini sudah tinggal di sana setelah dia menikah. Dia tidak memiliki alasan untuk menolak pendekatan itu.

Rumah tua Ding memiliki pagar setinggi setengah meter. Dengan tinggi pagar ini maka anda tidak bisa mencegah pencurian sama sekali.

Adinda dan tiga putranya ikut masuk ke dalam rumah. Rumah ini sebenarnya cukup besar namun ketika dibagi dengan begitu banyak ruangan keluarga masing-masing anak, sebenarnya ini tidak besar.

Segera pertemuan keluarga diadakan di aula Tengah.

Namanya juga aula tapi tidak ada apa-apa di sini selain kursi dan meja.

Orang yang menempati kursi dan meja adalah laki-laki.Adinda dan dua kakak ipar tidak menempati kursi tapi mereka cuman berdiri.

Di sini Arui adalah kepala keluarga mereka jadi dia ikut duduk menempati salah satu kursi.

Sebagai kepala keluarga kakek Ding membuka pembicaraan."Apa pendapat kalian, apakah kita akan mengungsi?"

Pertanyaan ini jatuh kepada dua paman yaitu anak kedua dan anak ketiga.Anak kedua Ding berusia di awal 40-an. Pada era ini dengan usia itu dia sudah disebutkan sebagai tidak muda lagi.

Apalagi dia juga sudah memiliki anak yang sudah bisa menikah juga.

Dia berkata,"Ayah kita tidak bisa tetap tinggal,kupikir Kita harus mengikuti kepala Desa untuk mengungsi tiga hari lagi.Tapi Aku akan pergi ke rumah sun untuk mencari tahu apa yang mereka lakukan. jika kita bisa pergi bersama-sama maka itu adalah lebih baik"

Nyonya sun yang mendengar itu sangat bahagia sampai dia menitikkan air mata. Dia tidak tahu apakah keluarganya sudah pergi atau belum. tapi jika mereka bisa pergi sama-sama maka dia merasa lebih baik.

Anak ketiga juga menyebutkan hal yang sama mengenai keluarga istrinya , nyonya Zhou.

Dengan ini dipastikan mereka akan berangkat tiga hari lagi.

Tapi Arui sebagai kepala keluarga tidak bisa membuat keputusan melainkan bertanya kepada sang ibu.

Adinda melihat pandangan semua orang mengarah kepadanya. Dia bukan orang di era ini tapi dia juga sudah membaca begitu banyak buku mengenai situasi sekarang.

Ketika orang menjadi pengungsi tidak ada hal baik yang akan terjadi di tengah. Perjalanan yang biasanya hanya satu bulan dengan jalan kaki, membutuhkan dua kali lipat waktu dengan kondisi sekarang.

Belum lagi ada risiko kematian, perampokan dan juga pemerkosaan. Dikatakan orang-orang yang mengungsi sangat egois dan terkadang mereka juga memiliki sifat kanibalisme karena kelaparan yang akut.

Adinda merasa perjalanan seperti itu adalah perjalanan yang tidak baik. Belum lagi menanggung resiko tapi mereka juga belum bisa memastikan seluruh keluarga akan tiba di tempat tujuan dengan selamat.

Tapi Adinda juga tidak bisa memikirkan hal yang lebih baik dibandingkan dengan pergi.

Setelah memikirkan banyak hal dia berkata,"Arui kami juga pergi tapi tiga hari, tidak tahu apakah kita sempat mengumpulkan makanan"

Arui melihat adinda mengangguk kepala ,artinya ibu juga kepikiran untuk menjadi pengungsi.

Baik lah.

Setelah semua orang setuju untuk menjadi pengungsi tiga hari lagi sekarang mereka mengalami masalah yang lebih rumit.

mengenai makanan.

"setiap orang memiliki tanggung jawab masing-masing tentang uang tapi makanan harus disetorkan yang dikumpulkan bersama nanti kita akan makan satu panci "kata kekek.

Nenek Ding atau ibu mertua berkata,"tidak ada banyak makanan di rumah sedangkan uang ,itu hanya beberapa sen.Aku khawatir kita kehabisan makanan di tengah jalan"

Masalah baru.

Arui menatap ibunya dengan penuh keinginan. Mereka baru saja mendapatkan bahan makanan tapi dia tidak tahu apa yang dipikirkan oleh ibunya. Adinda mengerti apa yang dimaksudkan oleh Putra tertuanya ini jadi dia mengangguk kepala mengungkapkan rasa setuju.

Persetujuan yang diberikan oleh ibunya membuat Arui dengan percaya diri berkata ,"kakek sebenarnya kami mendapat bahan makanan di gunung. Sebuah pohon yang bernama sagu sebenarnya bisa diserut dan endapan dari serutan itu akan menghasilkan sejenis tepung yang mirip dengan milet. Tadi pagi kami memakannya dan baik-baik saja"

Di hadapan begitu banyak mata yang penasaran, dia mulai menjelaskan bagaimana cara membuat sagu. Aan secara spontan pulang ke rumah untuk mengambil sisa sagu sebagai contoh.

Anak sekecil itu bisa berlari cepat dan dia kembali lagi kurang dari sepuluh menit kemudian dengan satu panci sagu yang sebenarnya masih basah.

Tiba-tiba saja semua orang memandang ke arah tepung putih dengan aroma yang sedikit aneh.

Meskipun aneh tapi ini tidak membuat orang membencinya malah menyukainya dan bertanya-tanya.

"Apakah ini dihasilkan dari pohon itu dan masih bisa dimakan?"Tanya nyonya sun.

Begitu pula dengan ibu mertua, seumur hidup dia tidak tahu tentang sagu.

"Ini.. makanan kah?"tanya nya.

Arui berkata dengan bangga,"Ibu menyadari jika pohon itu bisa dimakan dan kami membuatnya semalam. Tadi pagi kami sudah mencobanya dan enak kok"

Dia juga menjabarkan bagaimana cara memasak papeda.

Nyonya song dan nyonya Zhao merasa penasaran dan berinisiatif untuk membawanya ke dapur. Tidak lama kemudian satu panci penuh papeda sudah tersaji di atas meja.

Papeda agak lengket dan tidak memiliki rasa sama sekali.Arui dengan fasih menyebut kan bagaimana memakan nya.

Segera semua orang makan papeda lengket dengan sup sayuran liar.

Alhasil perut kenyang dan datang lah rasa gembira.

Kakek menampar pahanya dan berkata "ini adalah makanan.Arui bawa paman dan saudara-saudara mu pergi ke gunung. Dalam tiga hari kita harus mengumpulkan mereka sebanyak mungkin. Tapi pastikan tidak ada yang mengetahui hal ini Hem"

Mata kakek memerah sangking bahagianya dia.

Meski masih ada beberapa biji-bijian di dalam gudang tapi semuanya tidak akan pernah cukup jika mereka akan menjadi pengungsi.

Sekarang mereka mendapatkan bahan lain yang bisa dimakan .Jadi dia sangat bersemangat dan mulai memerintahkan semua orang bergerak ke arah gunung terdalam.

Alih alih setuju Arui juga menceritakan kisah pohon aren yang bisa menghasilkan gula merah.

Segera nenek dan para bibi sama bersemangat nya dengan laki-laki.

Ini gula.

"Adik ipar sebenarnya kau tahu banyak ya"kata nyonya Sun dengan bahagia.

"Ya aku ingat tahun itu di mana kau pertama kali datang. Kau terlihat sangat terpelajar kan.Kau juga melek huruf jadi kau bukan wanita biasa seperti kami. Kakak ipar tertua sebenarnya Kau adalah harta berharga di keluarga ini"kata nyonya Zhao pula.

Adinda sedikit terkejut mendengar informasi ini. Sebenarnya pemilik tubuh bisa membaca.

Apa latar belakangnya.

Adinda mengobrak-abrik memori pemilik tubuh .Namun sayang dia tidak menemukannya sama sekali. Tapi tidak apa-apa menyadari jika pemilik tubuh bisa membaca ini sudah lebih baik.

Dengan begitu dia tidak perlu berpura-pura bodoh dan tidak tahu apa-apa.

Adinda berkata,"Aku tidak tahu apa yang terjadi .Tiba-tiba saja aku tahu hal itu di bisa dimakan dan aku menceritakannya kepada anak-anak"

Ibu mertua tidak mendapatkan kebohongan dalam kata-kata itu. menantu perempuannya ini benar-benar bodoh saat itu tapi menurut dokter desa sebenarnya dia hilang sebagian ingatannya.

Tapi dia bisa membaca dan tahu hal hal yang tidak diketahui oleh orang Desa pada umumnya.

Jadi wajar jika dia tahu pohon sagu.

Terlepas dari apa yang terjadi semua orang sedang memikirkan rencana untuk naik gunung. Masih ada waktu selama tiga hari tapi mereka akan melakukan banyak hal di pegunungan. Namun begitu semua orang tidak kepikiran untuk mengajak para penduduk desa melakukan hal yang sama.

Hati manusia tidak ada yang tahu.

Lagi pula kata Arui hanya ada beberapa pohon dengan jenis itu di sana, itu tidak banyak sama sekali. Tapi akan banyak untuk keluarga mereka.

Segera pembagian tugas dilakukan.

Kecuali dua lansia semua orang memiliki tugas. Nyonya sun dan nyonya Zhao pergi ke pulang ke kampung halaman untuk bertanya pendapat keluarga masing-masing. Sementara semua orang pergi ke gunung terdalam.

Anak anak bisa memetik sayuran liar dan yang lain bisa bekerja. Para gadis seumuran Ayu bisa memasak seadanya di atas gunung karena itu mereka tidak perlu turun untuk makan siang.

Ibu mertua dan pastor tua Ding juga tidak berdiam diri. Mereka berdua akan bergegas memanen hasil kebun dan membuat acar seperti yang dilakukan oleh Adinda.

Sayuran akan busuk tapi acar akan berumur lama. Acar juga akan memberikan sedikit rasa untuk makanan mereka di jalan.

Saat ini nyonya Wu dan Kakak ipar Ding yang sempat menjual hasil kebun kepada Adinda merasa sedih.

Mereka tidak bisa membuat acar sebagai bekal di jalan.

1
Salsabila Arman
lanjut
Lala Kusumah
wuuuiiiiih pesta daging nih... mantaaap 👍👍👍
Yurniati
terus lanjut update nya thorr
Yurniati
pesta daging keluarga Ding, semangat terus update nya thorr
Keyrul Bee
lanjutkan petualangan mu nyonya Ding 🤗🤗
Fauziah Daud
hahaha..
anna
maaf y thor,aku bingung hrs ngetik apa pokoknya 👍👍👍 deh and lanjut, sukses dan sehat selalu 😘😘😘
Lala Kusumah
semangat adinda 💪💪
Yurniati
tetap semangat terus update nya thorr
Yurniati
makin semangat Dinda cari rampasan,,,,,
terus lanjut update nya thorr
Fauziah Daud
keren..
Yurniati
tetap semangat terus thorr
Yurniati
Adinda semangat terus berjuang buat keluarga,,,,,,
terus lanjut update nya thorr
Lala Kusumah
kereeeeeennn adinda....
Yurniati
terus lanjut update nya thorr
Yurniati
selamat juga Zhang Hai tetap semangat terus
Hema Line Aritonang Ajha
lanjut banyak
Fauziah Daud
lanjuuut
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuut
Lala Kusumah
semoga mereka bertemu dgn klg yg lain ya ... lanjutkan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!