Karena hukuman, akhirnya Eighar harus di pindahkan ke sekolah aneh yang berisi orang-orang yang aneh pula. Sekolah macam apa yang di maksud?? Tak ada yang khusus, kecuali murid-murid serta sistem sekolahnya yang terbalik. Lalu, apa yang mengganjal dari hal itu??
Baca lah sendiri!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gerimis Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Smart Watches vs Eighar
Tiiiit....
Tiiiit...
Tiiiiit...
Suara kecil tersebut terdengar besar di antara kesadaran yang minim. Eighar, seorang remaja laki-laki berambut coklat yang memiliki mata berwarna coklat serupa yang indah berusaha membuka matanya, di antara kesakitan yang melanda di sekujur tubuh bahkan kepalanya.
Otaknya berkata untuk menggerakkan tubuhnya, tapi yang di respons tubuhnya hanyalah gerakan kecil dari jari-jemarinya, bahkan itu serupa tremor tak berarutan.
Dalam usahanya, Eighar mendengar percakapan beberapa orang yang berada di ruangan dengan minim pencahayaan, namun begitu benderang di atas kepalanya.
"Mau sampai berapa hari lagi, dok? Emangnya kalian gak bisa bikin anak saya bangun? Dia udah terkapar kaya' gitu selama tiga hari!!" Dengan sudut mata yang kecil dan mata yang sipit karena sulit terbuka, Eighar berusaha mencari sosok yang bicara, tentu itu adalah Papanya.
"Kami usahakan, pak."
"Kalau gak mampu ngurusin anak saya, mending keluarin dia dari sini! Biar saya cari rumah sakit lain yang lebih bagus lagi!!" suaranya serak dan terus meninggi, bukti kalau Papa Eighar benar-benar murka.
"Maaf menyela, Pak. Tapi, ini adalah rumah sakit terbaik. Kalau mau mencari yang lebih baik, maka Eighar harus di bawa keluar negeri dan itu lebih memakan waktu lagi. Berbahaya untuk kondisi Eighar sekarang, pak." suara seorang lelaki yang terdengar teduh namun tegas terdengar, menurut Eighar, ini adalah suara Pak Zikri, asisten pribadi papanya yang berusia dua puluh lima tahun.
"Sialan!!" kecam papanya, kehabisan kata-kata karena Pak Zikri benar.
Eighar menutup matanya kembali, dan perlahan suara bising dan gaduh tadi pergi, begitu juga dengan kesadaran dan pandangannya yang kini menghitam, gelap, dan ia tak dapat melihat apa-apa lagi.
.........
Beberapa cahaya gemerlap memancar cerah. Angin kencang berhembus hingga membuat kedinginan. Namun di gelapnya malam dengan cahaya rembulan dan cahaya lampu-lampu kota, keringat mengucur dan napas terengah.
"Tangkap!! Tangkap dia!! Haha.." suara itu seolah pertanda, akan terjadi sesuatu setelahnya.
Seraut wajah ketakutan terdesak di ujung gedung tinggi. Perempuan?? Tidak, apa laki-laki? Tidak. Dia benar-benar ketakutan seolah akan mati. Tiba-tiba saja sesuatu terjadi, ia menatap ke atas dan tiba-tiba saja terkejut, hingga posisinya yang berada di ujung gedung membuatnya oleng dan...
Bruuuk!!!
Eighar terbangun dalam ketakutan. Keringatnya banjir dan matanya benar-benar terbuka lebar. Tubuhnya tegang dan kaku, ia terduduk di atas kasur kecil yang muat untuknya sendiri, dan ujung kakinya harus terulur keluar melewati batas kasur, karena ia lumayan tinggi.
Eighar menyeka keringatnya, mengusap dan menutup wajahnya dalam panik. Tapi ia bersyukur kalau ternyata semua itu mimpi. Ketika tangannya menyentuh kepala, Eighar meringis, merasakan sakit dan ada perban berbentuk segiempat yang tertempel di dahinya, juga dengan plester yang menyilang.
Ia terkejut, tapi sadar kalau sebelumnya ia berada di rumah sakit, ada dokter, papa dan juga pak Zikri. Di pandanginya seluruh ruangan, yang tentu tampak berbeda dari kesadarannya sebelumnya.
Eighar mengernyit, ketika tau kalau tempat ini terlalu sempit dan kecil untuk di bilang ruangan rumah sakit. Papanya tak akan membiarkan Eighar berada di ruangan terburuk, kan? Tapi tentu saja ini bukan ruangan VVIP. Lantas, dimana ini??
Sebuah kamar kecil dan sempit, memanjang dengan satu pintu tepat di hadapannya terbaring, Eighar menoleh ke belakang, dan melihat lorong ruangannya masih ada lagi. Di ujung sana ada dapur kecil dengan wastafel, lalu sebuah pintu tertutup yang ia yakini sebagai kamar mandi. Sungguh tempat ini terasa sesak, tanpa jendela tapi beruntung AC masih ada di sana, entah berfungsi atau tidak.
Eighar mengusap kepalanya lagi, lalu menyadari kalau ada sesuatu di pergelangan tangannya. Eighar meringis, mengingat apakah ia punya jam tangan unik ini? Benda ini seperti smart watches, tapi sungguh.. ia tak pernah memiliki benda ini. Benar-benar bukan miliknya sendiri.
Eighar berusaha mengotak-atik benda tersebut, tentu ia melakukan hal itu karena rasa penasarannya yang menggebu-gebu. Ia mengetuk dan menekan-nekan smart watches tadi, hingga sesuatu keluar dari layar LCD-nya.
Eighar mengangkat alis, ketika benda ini ternyata masih bisa berfungsi. Ketika smart watches tadi menyala, muncul sebuah tulisan didalamnya. Sesuatu yang tertulis, "Selamat datang di A.K School, Eighar Riantama telah terdaftar sebagai siswa baru di sekolah ini. Siswa berprestasi dari International Greenoel School telah di pindahkan ke tempat kami. Selanjutnya, apa yang ingin kamu ketahui?"
Eighar mengernyit, ia mengerjapkan matanya beberapa kali ketika mendapatkan notif dari smart watches baru miliknya ini.
Eighar tak mengerti, ada apa ini?? Kenapa tiba-tiba saja ia dipindahkan ke sekolah lain? Kenapa ia harus keluar dari sekolah lamanya itu?? Tentu saja ia tak terima, dan langsung menekan-nekan lagi smart watches miliknya. Ia berusaha mengirimkan pesan atau menulis sesuatu, tapi ia teralih fokus saat melihat sebuah logo yang mirip dengan mikrofon.
Eighar menekan benda tersebut, lalu mencoba berbicara. "Kenapa gue disini? Gue bukan murid sekolah ini!" ucapnya, lalu mengangkat jarinya dari logo mikrofon tadi.
Terlihat tulisan titik-titik di layar, kemudian titik-titik tadi berubah menjadi sebuah tulisan yang berisikan pesan. "Eighar Riantama telah resmi terdaftar di sekolah ini, hari rabu, tanggal 14 februari pukul 15.50."
Eighar mengernyit. "Kenapa gue ada disini? Lu bisa ngasih tau siapa yang udah masukin gue kesini??" ucap Eighar lagi.
Titik-titik di layar kembali terlihat, lalu berubah menjadi sebuah pesan. "Eighar Riantama masuk ke sekolah ini dengan persetujuan kedua orang tuanya dan dengan tanda tangan resmi dari Riantama Denidra. Atas kesadaran penuh, mereka memasukkan Eighar ke sekolah ini."
Eighar menggelengkan kepalanya. "Ngapain gue dimasukin mama papa kesini? Aneh banget Anj*ng!" kecamnya.
Tiba-tiba saja smart watches di pergelangan tangan Eighar berbunyi nyaring, dan tentu saja Eighar terkejut dan berusaha mematikan suara bising tersebut.
Smart watches tadi mengirim pesan, "Sensor ditemui, kalimat terlarang di ucapkan disini. Hukuman keras pertama untuk siswa bernama Eighar Riantama diaktifkan. Setrum ringan selama dua detik dihitung mundur dari lima detik."
Eighar mengernyit. "Satu, dua, tiga, empat, lima."
Brzzzzztt!!!
"Arrrrggghhh!!" Eighar mengerang kesakitan, ketika sengatan listrik keluar dari smart watches hingga menyakiti tangan dan terasa kesekujur tubuhnya.
"Hukuman selesai, terimakasih."
Eighar merintih, benar-benar kalang kabut seperti ayam yang mengelepar kesakitan. Ia menggeram hingga wajahnya memerah. "Bajing*n apa nih?" gerutunya.
"Sensor ditemui, kalimat terlarang di ucapkan disini. Hukuman keras untuk siswa bernama Eighar Riantama diaktifkan. Setrum ringan selama dua detik dihitung mundur dari lima detik."
Eighar terbelalak, lagi-lagi smart watches ini merespons perkataannya. "Satu, dua," Buru-buru Eighar melepaskan smart watches ini dari tangannya tapi ia begitu kesulitan sementara waktu terus berjalan. "Tiga, empat," Eighar berusaha melepas paksa hingga tangannya memerah dan terluka, namun benda ini benar-benar melekat kuat seolah tak akan bisa di lepaskan. "Lima."
Blrrrzzzztt!!
Eighar kembali mengerang ketika setrum ringan kembali ia dapatkan dalam kurun waktu kurang dari satu menit. Tubuhnya kembali terjatuh ke kasur dan ia terbaring dengan kepala yang berputar karena pusing.
"Hukuman selesai, terimakasih."
Eighar mengatur napas, mulai memahami benda yang ada di tangannya. Benda ini pintar dan seperti di desain khusus untuk murid-murid di sekolah, seperti hukuman instan.
"Apa nama sekolah ini tadi?" Eighar mulai berucap, dan smart watches tentu meresponsnya dengan sigap.
"A.K School." balasnya.
"Sekolah macam apa ini?"
"Sekolah pada umumnya, namun berbeda sedikit."
"Apanya yang bikin beda?"
"Sekolah ini, adalah hukuman... bagi para pendosa berat seperti kalian."
Eighar mengernyit kala membacanya. "Hukuman? Pendosa?"
"Apa..."
"....maksudnya?"
Bersambung...
.......
.......
.......
Jangan lupa like dan tinggalin jejak komentar kalian yaaaa...
Dukungan kalian sangat berarti, selamat membaca bab 2 besok pagi....
Stay tune!!!
semoga puasa kita smw lancar dan di terima Allah 🤲🤲
selamat berpuasa semua 🥰🥰
Mgkn ini mksd Author, musuh sebenarnya eighar. /Smile/
Next Thor...