"Pecahkan saja semua, dan ingat jangan ada yang tersisa."ucap seorang pria bertubuh tinggi tegap dengan paras sempurna itu.
"Tidak tuan tolong jangan pecahkan semua ini saya mohon... saya minta maaf atas apa yang terjadi saya janji akan bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan oleh adik saya."
"Siapa anda berani-beraninya menindas orang kecil seperti dia, berapa hutang ibu ini hingga anda melakukan hal kejam seperti ini?"ucap seorang gadis yang baru saja tiba di toko perabotan langganannya.
Namun tidak ada jawaban sedikit pun dari pria yang kini tengah duduk dengan angkuhnya dikelilingi para bodyguard sambil menyaksikan anak buahnya yang tengah menghancurkan perabotan tersebut.
"Jawab aku berharap hutang nya hingga kalian semua menghancurkan semuanya ini!"ucapnya lagi kali ini dia berucap dengan nada tinggi.
Seketika suasana menjadi hening saat pria yang sedari tadi duduk dengan angkuhnya itu berdiri dan menghampiri gadis yang kini tengah menatap kesal pada mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Tiana pun dapat diselamatkan setelah Edison mengambil tindakan tegas dan membuat ibunya menjauh dari mereka hingga saat Arthur berusia lima belas tahun.
Saat itu Edison ketahuan selingkuh dari bau badan dan parfum yang bercampur aduk dengan milik Edison yang sering melakukan perjalanan bisnis, dan terakhir Edison diketahui memiliki tanda kepemilikan di hampir seluruh leher dan dada bidang nya.
Edison memang sangat tampan dan tidak ada bedanya dengan Arthur, maka dari itu dia gandrungi oleh banyak wanita di luaran sana.
Edison yang kala itu masih sangat setia terhadap Tiana, mulai digoda oleh berbagai macam jenis wanita yang akhirnya membuat imam Edison lemah.
Tidak hanya satu atau dua wanita saja yang bekerja keras untuk bisa masuk kedalam kehidupan Edison yang rumah tangganya jauh dari gosip miring.
Hingga Edison tergoda oleh seorang perempuan yang bekerja sebagai cleaning service di gedung pencakar langit miliknya itu yang tidak lain wanitanya yang sekarang ini.
Edison sering berhubungan badan dengan wanita yang saat itu sedang dalam kesulitan materi karena suaminya sudah sakit-sakitan dan dia juga harus menghidupi seorang putri dan ibu mertuanya yang juga sebatang kara.
Saat itu Edison memberikan hadiah berupa barang dan uang yang membuat wanita bernama Gracia itu semakin dibuat mabuk kepayang oleh Edison yang hanya meminta dia untuk menjadi pemuas hasrat nya.
Bukan tanpa alasan Edison melakukan hal itu, karena Tiana sudah tidak seperti dulu lagi.
Sejak Tiana ditemukan hampir tewas saat itu. Tiana seakan menjauh darinya mungkin karena rasa trauma yang dia alami dan Edison pun mengerti dengan itu maka dia mulai mencari pemuas nafsu nya hanya karena tidak ingin membuat istrinya itu terbebani oleh nya.
Namun Edison tidak pernah tau bahwa semua itu akan sangat melukai istrinya yang setiap harinya menemukan kejanggalan di dalam dirinya.
Edison sudah tidak lagi meminta jatah malam berlebih seperti biasa dan bahkan terkadang ia beralasan sangat lelah setelah bekerja seharian.
Tiana tau ada yang salah dengan suaminya sejak hari itu dia pun memilih untuk diam dan tidak banyak bicara. Tiana bahkan akan bicara hanya untuk menjawab pertanyaan suaminya itu selebihnya dia akan diam saja.
Saat itu Arthur sudah jarang berada di rumah karena dia harus belajar di luar negeri, Arthur akan pulang saat liburan musim panas atau libur lainnya.
Sementara saat itu sang mommy sedang hamil tua, dan dirumah dia hanya tinggal dengan satu orang pelayan setianya.
Yang lainnya adalah pengkhianat, yang merupakan orang dari ibu mertuanya yang terkadang ikut mencelakai Tiana.
Waktu terus berlalu Arthur masih bisa melihat bekas kekerasan fisik yang dialami oleh ibu dua belas tahun lalu, hingga saat ibu nya kelahiran Valeria , saat itu Edison terang-terangan membawa wanita selingkuhannya ke rumah tersebut.
Bahkan Edison tidak jarang membawa wanita itu untuk tidur bersama dengan dirinya dan Tiana yang akan diam-diam menyaksikan percintaan terlarang itu.
Luka di sekujur tubuh itu menjadi saksi bisu dimana dengan bodohnya dia mencintai pria yang sama sekali tidak benar-benar mencintai dirinya hingga puncaknya dia dibuang oleh keluarga dan tidak punya tempat untuk kembali.
Rasa sakit itu semakin hari semakin bertambah Tiana yang sudah tidak tahan dengan semua kepahitan dalam hidupnya pun akhirnya ditemukan tewas gantung diri di dalam kamarnya tepat saat Arthur kembali untuk merayakan ulang tahun ibunya waktu itu.
Jerit tangis pemuda yang baru saja menginjak dewasa itu hanya mendapatkan respon biasa saja dari para pelayan yang mengurus jenazah ibunya.
Saat itu Edison pun pulang bersama dengan gundik nya itu, dia hanya sempat menitikkan air mata sejenak kemudian dia pergi meninggalkan proses pemakaman istrinya itu.
Sejak hari itu Arthur benar-benar membenci sang ayah dan neneknya yang kejam itu. Dia bersumpah suatu hari nanti akan membalaskan dendam ibunya.
Dan sampai saat ini Valeria tetap menjadi alasan utama Arthur mengampuni ayahnya itu.
Karena Valeria begitu menyayangi Edison tidak jauh beda dengan Tiana yang dibutakan oleh kelembutan sikap pria itu.
Dan pada akhirnya Arthur pun bisa menerima keberadaan Gracia meskipun hanya berpura-pura.
Saat ini usia Arthur sudah 35 tahun, tapi dia tidak kunjung mau berkomitmen bahkan dia menutup diri dari mahluk yang namanya perempuan.
Dia juga mendapatkan putrinya karena sebuah jebakan. Dan Arthur yang sangat mencintai ibu dan adik perempuannya itu pun langsung memutuskan untuk menikahi Cicilia.
Namun tidak sampai sampai satu bulan setelah putrinya Zabella lahir Azura meninggal dunia saat melahirkan putrinya.
Sejak hari itu Arthur tidak pernah dekat atau berhubungan dengan wanita di luaran sana .
Dan hanya Emilia yang membuat Arthur merasa kan kenyamanan meskipun sampai saat ini dia tidak pernah menyatakan cinta atau pun yang lainnya.
Emilia bahkan masih sering mengumpat pria itu hingga saat ini secara terang-terangan seperti biasanya.
Tugas Emilia semakin hari semakin bertambah bahkan dia sama sekali tidak diizinkan untuk berlibur meskipun pekerjaan itu adalah termasuk pekerjaan yang ringan dalam sejarah hidup Emilia selama ini.
Namun yang membuat dia sering marah dan terkadang melampiaskan kekesalannya itu terhadap para bodyguard yang dia sebut sebagai kerbau gembala.
Sementara Arthur hanya akan menikmati umpatan itu sebagai nyanyian wajib yang biasa ia dengar sambil menatap lekat wajah cantik Emilia yang tidak pernah bisa membuat dirinya bosan dan ingin terus membuat gadis itu marah.
Seperti saat ini, Emilia sedang menyuapi Valeria salad buah buatannya namun saat Emilia hendak menyuapi Valeria, tiba-tiba sendok itu berpindah haluan.
"Hi kau tuan gembala mesum... apa kau tidak lihat di meja masih ada banyak makanan lainnya tapi kenapa kau selalu saja mengganggu ku yang sedang bekerja."ucap Emilia.
"Bekerja?"ucap Arthur dengan sengaja.
"Ya aku sedang bekerja! Bukankah selama ini kau yang menggaji ku."ucap Emilia.
"Jika seperti itu ayo suapi aku, bukankah aku juga yang menggaji mu setiap bulannya."ucap Arthur yang tidak mau kalah.
"Tidak mau kau bahkan bos tidak perhatian dan perhitungan. Aku diberikan banyak pekerjaan sedang kau tidak memberiku bonus atau liburan. Kau pikir senang jadi pelayan seperti ku."omel Emilia yang membuat Arthur menyunggingkan senyuman manis nya pada gadis itu.
"Jangan tersenyum padaku tensi darah ku sudah naik setiap harinya aku tidak mau terkena diabetes."ucap Emilia yang membuat Arthur terkekeh kecil.
"Memangnya itu lucu dasar aneh."ucap Emilia yang akhirnya meninggalkan mereka berdua.
"Kalau ngambek aku akan potong gaji tiga puluh persen."ucap Arthur.
"Sekalian saja potong dengan leherku yang sudah sangat pegal menahan beban hidup karena setiap hari harus melihat mu."ucap Emilia dengan cueknya.
...🍁🍁🍁🍁🍁...
Sudah seharian sejak tadi pagi Emilia merajuk, dia bahkan tidak mau makan ataupun aktivitas di luar mengumpulkan kerang hias untuk eksperimen nya ditengah-tengah kesibukan itu.
Arthur pun tidak mengerti karena tidak biasanya dia seperti itu, sampai Arthur teringat masalah yang terjadi ketika perempuan itu marai hingga merajuk.
Kalau soal marah gadis itu memang sering marah-marah didalam kesehariannya tapi tidak seperti saat ini sampai dia benar-benar merajuk.
Arthur pun mencoba untuk bertanya pada Austin, tapi pria yang tidak pernah berurusan dengan wanita itu tidak bisa memberikan jawaban yang memuaskan hingga akhirnya Arthur menghampiri Emilia secara langsung.
Dilihatnya gadis itu sedang memeluk lutut sambil menundukkan kepalanya di atas lututnya itu.
"Rumput liar kau sedang apa?"tanya Arthur.
Arthur tidak mendapatkan jawaban sedikitpun saat ini."Hi... rumput liar aku bertanya padamu."ucap Arthur lagi.
"Pergilah jangan ganggu aku."ucap Emilia.
"Kau fikir aku senang menemui mu disini? ucap Arthur yang kini malah berpangku tangan.
"Jika seperti itu lekas pergi dan jangan pernah kembali."ucap Emilia
*Baiklah aku tidak akan membatalkan hari libur mu. Dan liburan ke Dubai selama satu bulan penuh."ucap Arthur yang kini membuat Emilia langsung mengangkat kepalanya.
"Liburan! kau mau memberikan liburan tuan, baiklah tidak usah repot-repot ke tempat yang jauh tolong antarkan aku kembali ke rumah nenek ku untuk dua hari saja karena dua hari lagi adalah hari peringatan kematiannya."ucap Emilia yang kini terlihat memohon.
"Ayo bersiaplah kita akan pergi sekarang juga."ucap Arthur.
Emilia pun membeku di tempatnya dia masih mencerna perkataan Arthur yang kini berbalik menatap kearah nya.
"Jika kau tidak bangkit aku akan mem."ucapan Arthur terhenti ketika tiba-tiba saja Emilia bangkit dan menghambur memeluk erat tubuh kekar itu.
"Terimakasih tuan gembala mesum, sepertinya kau sedang hilang ingatan hingga bisa berbuat baik."ucap Emilia yang membuat Arthur membulatkan matanya.
"Jika kau panggil aku seperti itu lagi aku tidak jadi mengijinkan mu pergi."ucap Arthur.
"Ah tidak-tidak maaf aku hanya bercanda kau memang gembala yang baik hati."ucap Emilia.
"Pergi bersiap atau aku akan membatalkan niat ku."ucap Arthur tegas.
Emilia pun langsung bergegas menuju ke arah lemari pakaian miliknya dan meraih sebuah tas selempang dia mengecek apakah semua itu lengkap. Disana ada identitas diri dan paspor dan juga beberapa kartu ATM miliknya.
"Jangan terlalu banyak membawa barang kita tidak akan lama disana."ucap Arthur yang kini masih memperhatikan Emilia sambil duduk di sofa yang ada di kamar gadis itu.
"Hanya beberapa baju saja untuk ganti nantinya."ucap Emilia.
"Hmm."ucap Arthur yang terus memperhatikan Emilia.
"Ah selesai."ucapnya yang kemudiannya meminta Arthur untuk keluar dari dalam kamar karena dia akan mandi dan bersiap.
"Ayo keluar aku akan mandi dan bersiap."ucap Emilia.
"Baiklah."ucap Arthur yang tidak mendebat Emilia lagi hingga membuat gadis itu kebingungan.
Sementara Arthur berjalan menuju tempat dimana Austin berada saat ini yaitu di ruang santai bersama Valeria yang sejak tadi mencari keberadaan Emilia dan Austin meminta gadis polos itu untuk menunggu karena Emilia sedang sibuk.
Untungnya Valeria menurut pada Austin yang saat ini terus memperhatikan gadis cantik yang tengah mengalami trauma berat setelah mendapatkan rudapaksa dan keguguran bayi yang sempat ia kandung itu.
Austin tidak habis pikir kenapa ada laki-laki yang begitu sadis menyakiti wanita secantik dan sebaik Valeria.
Dia memang terkenal kejam tapi Austin tidak pernah menyakiti wanita kecuali menggertak nya itu pun jika wanita itu seperti Emilia yang begitu keras kepala.
"Apa dia mencari Emilia."ucap Arthur yang kini merangkul bahu adiknya dan mendekapnya sambil mendaratkan kecupan di puncak kepala adiknya itu.
"Ya mommy nya sedang merajuk bukan."ucap Austin.
"Sudah tidak lagi, siapkan penerbangan menuju California sekarang juga."ucap Arthur.
"Apa anda masih penasaran dengan pria bajingan itu."ucap Austin.
"Rumput liar ingin pulang untuk dua hari jadi biarkan saja dia pulang untuk memperingati hari kematian neneknya."ucap Arthur.
"Kau tidak salah bicara bukankah itu terlalu berbahaya dia bisa kabur."ucap Austin.
"Dia bisa lari kemana saat aku berada di sisinya dalam waktu dua puluh empat jam perhari."ucap Arthur.
"Baiklah Don, apa perlu pengawalan."ucap Austin.
"Kau sepertinya sedang hilang ingatan."ucap Arthur yang tiba-tiba mengulang kata-kata mutiara dari Emilia tanpa dia sadari.
"Maaf Don."ucap Austin yang kini menghubungi seseorang untuk menyiapkan semuanya.
"Apa nona muda ikut."ucap Austin lagi.
"Hanya aku dan rumput liar."ucap Arthur.
Arthur pun pergi menuju kamar pribadinya, dia tidak harus menyiapkan apapun karena di California juga ada rumah megah yang saat ini dihuni oleh Edison dan selingkuhannya itu.
Mungkin untuk beberapa waktu dia masih bisa bersabar saat melihat wanita iblis itu.
Arthur pun mandi dan berganti pakaian dengan pakaian formal seperti biasanya saat dia hendak berpergian ke luar rumah.
Sudah satu tahun ini Arthur tidak pergi ke perusahan secara langsung dia hanya memantau semuanya dari rumah itu, sementara yang bekerja keras mengurus semuanya adalah tangan kanan nya yang bernama Erdogan.
Pria itu jauh lebih mengerikan dari Austin jika dia sedang menyelesaikan misi, Erdogan pria tampan berdarah dingin yang selama ini ada disisi Arthur.
Dia memiliki paras yang tampan tapi sayang tidak pernah tertarik pada wanita atau pria seperti kebanyakan orang dimuka bumi ini.
Trauma masalalu membuat para pria tampan itu membatasi diri mereka dari mahluk yang bernama wanita.
Kembali pada Arthur yang kini sudah selesai bersiap, dia turun kebawah hampir bersamaan dengan Emilia yang kini sudah terlihat siap dengan pakaian yang menurut Arthur aneh itu.
Emilia menggunakan jeans panjang dengan t-shirt kebesaran seperti yang pernah Arthur lihat sebelumnya.
"Ganti kostum aneh mu itu rumput liar kau itu wanita kenapa bisa menyukai pakaian pria seperti itu."ucap Arthur yang kini protes terhadap penampilan Emilia.
"Aku tidak mau, aku akan pulang kampung bukan untuk menghadiri pesta."ucap Emilia tegas.
"Baiklah kita tidak jadi pergi."ucap Arthur dengan sengaja.
"Oh my God."ucap Emilia yang kini kembali berlari menuju kamar pribadinya dengan diiringi senyum licik dari pria yang kini meminta anak buahnya membawa koper dan tas Emilia ke kamarnya.
Arthur tau apa yang ada di otak wanita itu, dia tidak akan pernah membiarkan gadis itu pergi dari sisinya meskipun hanya untuk satu jam saja kecuali jika sedang berada di toilet.