Araa frendzone Berlin mau tak mau harus menukar posisi mengantikan kakak tirinya Catlin frendzone Berlin untuk menikah dengan CEO sekaligus mafia berdarah dingin🥶.
Aston zesnard Phoenix lelaki berusia 30 tahun yang kini duduk di bangku kebesarannya menawarkan pernikahan kepada Lelaki tua yang perusahaannya di ambang kebangkrutan.
Bima frendzone Berlin tidak memiliki cara lain menyelamatkan perusahaannya kecuali dengan menerima penawaran lelaki di hadapannya ini.
Haruskah dia menyerahkan satu putrinya??
Lalu siapa putri yang akan menjadi istri aston??
Bagaimana ceritanya? Yuk ikuti novel mom lin sekarang dan nikmati alurnya jangan lupa like komen dan vote💋💋💋
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momy ji ji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33
Flashback OF.
Di sekolah menengah atas atau SMA, Araa Frendzone Berlin siswi kelas dua Mipa, dengan senyuman berlesung pipi di kedua sudut bibirnya ditambah gingsul yang amat memesona. berdiri di atas podium mewakili sambutan para siswa untuk mengucapakan sepatah dua patah kata ucapan terimakasih atas donatur yang sudah menyumbangkan Dana sebesar satu milyar untuk beasiswa para siswa yang tidak mampu.
kata yang keluar dengan lantangnya menunjukkan seberapa pandai Araa di sekolahnya, ucapan beribu terimakasih diucapkannya dengan khidmat hingga selesai, riuh piuh tepuk tangan terdengar dari guru maupun seangkatan dan siswa lainnya, Araa turun dari podium setelah melakukan tugasnya dengan baik.
layar laptop itu dimatikan setelah puas melihat video yang dikirimkan kepadanya bagaimana mereka berterimakasih atas Dana yang Ia sumbangkan secara suka rela.
Aston memang tidak menghadiri secara langsung, Dana yang diberikannya juga murni tidak memakai nama Phoenix Grup atau namanya sendiri, itu dilakukannya secara rahasia tentunya diurus semua oleh Jack.
"Jack, berikan siswa yang berdiri di podium itu, jaminan beasiswa hingga Ia lulus dan berkuliah." suara Aston terlihat serius dengan perkataannya.
Jack melakukan yang dikatakan Aston dengan memberikan Araa beasiswa, bagi Jack saat itu Tuannya mungkin merasa puas melihat ucapan gadis remaja yang terlihat dengan jelas tutur katanya yang lantang dan seberapa pandai Ia berbicara tanpa memakai catatan apapun.
beberapa bulan berlalu.
mobilnya berhenti tepat didepan seorang gadis yang terlihat sedang membantu salah satu Ibu hamil yang hampir kehabisan tenaga di tengah jalan seorang diri, keduanya tampak kesusahan, gadis itu mencoba memberikan tumpangan ibu hamil tersebut di atas motornya untuk dilarikan kerumah sakit segera. namun karena ibu hamil itu sudah terlihat pucat pasih dan tak berdaya, Ia sangat kesusahan sekedar membantunya berdiri.
Tok Tok!
"Tuan saya mohon beri saya tumpangan Tuan saya mohon, Ada ibu hamil didepan kelihatannya Ia akan segera melahirkan saat ini juga." gadis itu mengetuk pintu mobil berulang kali namun tak hendak terbuka.
dilihatnya ada dua mobil yang berhenti bersamaan, karena merasa dicuekin. Ia melangkah ke mobil yang satunya dan syukur saja mobil itu memberikannya tumpangan ke rumah sakit.
"Tuan, Anda yakin ingin melihat kondisi ibu hamil itu." Tanya Jack memastikan, anak buahnya diperintahkan membawa gadis itu dan ibu hamil tersebut ke rumah sakit.
"Jalan saja Jack jangan banyak bertanya."
"Baik Tuan." Balas Jack.
kejadian dirumah sakit.
hiks hiks hiks hiks.
'kenapa, kenapa, kenapa kau pergi meninggalkan anakmu di dunia ini sendirian. apakah kau tidak merasa bertanggungjawab untuk hidupnya kedepan, hikss jangan dulu pergi. bayi ini membutuhkan dirimu disisnya, hiks hiks, kenapa kau kejam sekali membiarkan anak malang ini hidup sendirian Tuhan, kau merebut malaikatnya di dunia ini, Ia seharusnya memberi kehangatan pada bayi mungil tak bersalah ini hiks hiks, separuh sayapnya engkau ambil lantas bagaimana dia bisa terbang tinggi nantinya, sungguh malang nasibmu gadis kecil.'
sementara diluar ruangan itu berdiri dua sosok pria yang sedang mengamati.
"Jack apa gadis itu bodoh, kenapa juga dia menangisi kepergian orang lain." Aston bingung dengan gadis di dalam ruangan itu, air matanya menetes tanpa dibuat-buat.
"Tidak tahu Tuan, mungkin itu yang namanya simpati." balas Jack.
"Heii, jawaban apa itu Jack, simpati pada orang yang baru dikenal bukannya itu terlihat lucu." Aston tidak setuju dengan jawaban Jack.
"Bisa jadi Nona itu punya trauma mendalam tentang kehilangan seseorang, misal ibunya juga Tuan."
"Ya ya itu lebih masuk akal."
"kita pergi sekarang, sepertinya keluarganya sudah datang, lunasi semua biaya administrasinya Jack." suruh Aston kemudian melangkah meninggalkan rumah sakit.
di ruangan Ceo Phoenix Grup.
"Jack selidiki asal usul gadis itu, berikan padaku dalam waktu satu jam."
"Baik."
"Tuan, sepertinya Nona ini adalah Nona yang sama saat berbicara di podium itu Tuan."
"Tapi dia memakai baju dengan logo salah satu brand milik Momy Jack." Ucap Aston.
"Nona bekerja di salah satu tokoh kosmetik di daerah xxx, hampir satu tokoh itu menjual barang-barang Nyonya besar, setelah saya periksa ada kerja sama Antara nyonya dan pemilik tokoh tersebut Tuan." Jawab Jack memberitahu.
"Oh."
"iya Tuan." balas Jack.
Aston membaca berkas yang diberikan oleh Jack mengenai wanita itu, "dasar gadis malang."
"Kirimkan foto-fotonya ke ponselku." suruh Aston kemudian.
'untuk apa, Anda tidak mungkin menyukai Nona dibawah umur ini kan Tuan.' Jack.
"Baik." Balasnya.
Hingga berganti tahun dimana Araa masuk ke dunia perkuliahan, kehidupan normal yang dijalaninya dengan sahabatnya itu Dona. harus menerima kenyataan pahit bahwa perusahaan ayahnya diambang kebangkrutan dan dirinya dipaksa masuk ke dalam labirin seorang pria yang sama sekali tidak dikenalinya, bagaimana asli sosok lelaki itu bagaimana sifatnya bagaimana kehidupannya namun kenyataan keras menamparnya Ia harus membalas budi kehidupannya sebelumnya yang harus Ia bayar dengan mengorbankan dirinya demi kepentingan sosok keluarga yang sama sekali tidak mengangap keberadaannya itu.
Hari itu dimana Aston memerintahkan Jack untuk menghancurkan perusahaan Bima Frenzonde Berlin dan membuatnya kesusahan mencari investor untuk perusahaannya agar tidak bangkrut, lelaki paru baya itu menginjak kakinya di gedung Phoenix Grup untuk pertama kalinya dan disambut oleh Aston bahkan dengan sadar Aston membiarkannya masuk ke dalam ruangannya padahal siapapun Mitra perusahaannyanya tidak pernah menginjak kaki di ruangan tersebut dan hanya sebatas ruang rapat saja.
kesepakatan itu dibuat dengan sempurna sesuai keinginan Aston, apa yang dikejarnya sudah pasti Ia genggam.
setelah kepergian lelaki paru baya itu, "Tuan Anda yakin ingin menjadikan Nona Araa sebagai istri Anda." tanya Jack.
"Aku menginginkan budak bukan istri sungguhan."
"Tapi Tuan kenapa harus Nona Araa, bukannya Nona Araa jauh dari tipe ideal Anda."
"Hilangkan namanya, jangan pernah menyebut namanya dengan mulutmu Jack, lagian memangnya kamu tahu apa wanita tipe ideal ku." Ucap Aston dengan santainya.
'Nona bahkan jauh sekali perbedaannya dengan mantan Anda dahulu yang selalu Anda puja-puja itu.'
"Baik Tuan, tapi kenapa Anda selalu melihat foto Nona."
"Siapa juga yang melihatnya, lagian kenapa harus gadis itu, diam Jack jika ingin utuh gajimu bulan ini."
nah seperti ini lagi Tuan ancaman mematikan Anda, lebih baik saya diperintahkan menghabisi seratus orang lalu Anda memberiku bonus daripada harus memotong gajiku.
'Anda ketahuan masih menyangkalnya, tapi semoga saja Anda menyukai Nona. dan mengusir jauh-jauh bayangan wanita liar itu' Jack.
'Kita lihat saja bagaimana kau masuk dalam perangkapku gadis sialan, sudah menggaguku sekian lama dan ternyata kau ingin jadi wanita jalang seperti kakakmu itu, maka lebih baik kau jadi jalangku yang patuh.' Aston.
kemudian isi hati seseorang pun berbicara dengan lantangnya. 'untuk pembaca setiaku, tinggalkan jejak kalian untuk update BAB hari ini ya, terimakasih hihihihi'
bersambung........