NovelToon NovelToon
LADY OF DARKNESS

LADY OF DARKNESS

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Ahli Bela Diri Kuno / Fantasi Wanita
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Putri Karlina

Petualangan para gadis-gadis cantik dengan berbagai rintangan kehidupan sehari-hari mereka.

Tak memandang jabatan apapun, mereka adalah gadis-gadis yang berjuang. " Di keluarga Riyu"

Bagaimana keseruan cerita mereka? yuk langsung baca,dan tinggalkan jejak sebagai tanda telah hadir mengabsensi diri dengan para gadis cantik! selamat membaca 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Karlina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

08.Menemui Earl Baseneri.

Raeba, duduk di kursi kayu jati milik kakek Hul Deglinton. Memandang hamparan hutan lebat yang gelap penuh kengerian. Ia, menarik napas dalam-dalam lalu membuangnya secara perlahan.

Gadis itu baru saja mengirimkan pesan kepada Aya melalui burung pengantar surat. Setelah menimbang akan melepaskan tanggung jawabnya kepada Bahul Dereki, rasanya ia sangat tidak becus mengurus urusan pekerjaannya sendiri.

Jadi Raeba memutuskan untuk pergi ke wilayah bagian Selatan bertemu dengan,Earl Baseneri Jadko Leon.

"Mau berangkat sekarang?" tanya kakek Hul Deglinton, menghampiri Raeba yang tengah duduk termenung sendirian.

Raeba, menatap sebentar kakek Hul Deglinton. Kemudian mengangguk dalam sebagai jawaban dari pertanyaan kakek,Hul Deglinton.

"Jika,aku tidak merasa keberatan, pasti Tuan Bahul Dereki yang menemui Earl Baseneri Jadko Leon,kek. Tapi,ini adalah tugasku,aku bertanggung jawab penuh atas tugas ini,aku juga sudah berjanji kepada Holas Madion untuk datang menemui, Earl Baseneri Jadko Leon." Tutur Raeba menjelaskan.

"Ya,sudah. Berhati-hatilah di jalan!" Ucap kakek Hul Deglinton yang di angguki Raeba, memberikan tali kekang kuda kepada Raeba, dan berdiri di sisinya.

Gadis itu mengucapkan terimakasih kepada kakek Hul Deglinton yang membawakan kuda untuk perjalanannya. Menaiki punggung kuda,dan segera pergi menuju wilayah bagian Selatan dari tempat ia berada saat ini.

"Sampai jumpa kakek,Hul." Pamit Raeba yang langsung menarik tali kekang kuda.

"Semoga kamu berhasil,cucuku." Lirih kakek Hul Deglinton, menatap punggung mungil Raeba yang semakin menjauh dan hilang di balik pohon besar dan dedaunan yang rimbun.

Raeba, satu-satunya harapan kakek Hul Deglinton untuk melindungi dunia dari kekejaman tangan manusia keji. Banyak murid kakek Hul yang lainnya. Namun, Raeba satu-satunya yang kakek Hul percaya sepenuhnya. Melihat kegigihan gadis itu, membuat kakek Hul Deglinton mengeluarkan banyak air mata.

•••

Aya, mengambil surat dari kaki burung pengantar surat milik,Raeba. Membaca pesan yang di sampaikan untuknya,dan segera pergi ke luar kamar untuk kembali ke dalam kamarnya.

"Aya?"

Panggilan itu mengagetkan Aya yang melewati lorong menuju dapur, sebelum ia kembali ke kamar untuk beristirahat.Lona,muncul dari balik tiang dengan wajah jahilnya.

"Bibi Lona? Sedang apa Bibi Lona di situ?" penasaran Aya memandangi tubuh Lona dari atas hingga ke kakinya.

Lona terkekeh kecil,"hanya mengejar tikus nakal,yang mengambil makanan dari dapur." Jawab Lona dengan pandangan lucu menatap mimik wajah Aya yang sangat penasaran.

"Hem. Kalau begitu aku pergi dulu,Bibi Lona."

Aya, bergegas pergi setelah di balas Lona dengan anggukan kepala,karena Aya terburu-buru menuju ruangan kamarnya.

Setelah kepergian Aya, Grand Duchess Gilia keluar dari persembunyiannya. Wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik dan segar itu menggeleng dengan penuh rasa sabar.

"Nona Raebamu kembali mencari masalah." Ucapnya tak habis pikir bahwa anak kedua-nya benar-benar bebal,yang sangat sulit di peringati.

"Maafkan Nona Raeba, Grand Duchess Gilia. Mungkin karena Nona Raeba masih remaja yang sedang gila-gilaannya dengan hobi, dan kesukaannya." Sahut Lona dengan berharap Grand Duchess Gilia memahami putri keduanya.

"Hem. Kembalilah ke pekerjaanmu, biarkan saya yang akan mengurus urusan gadis nakal itu."

"Baik, Grand Duchess Gilia."

Lona segera pergi dan meninggalkan Grand Duchess Gilia, yang masih berdiri di dekat tiang lorong panjang menuju arah dapur.

•••

Malam semakin larut, gelapnya malam yang semakin menyatu dengan hutan membuat hawanya dingin,dan mengerikan .

Raeba, turun dari atas punggung kuda saat tiga orang lelaki bertubuh gempal menghadang jalannya. Mengeluarkan pedang kesayangannya dengan gambar naga di bagian pangkal pedang itu.

Dua dari tiga orang lelaki bertubuh gempal menyerang Raeba dengan pedangnya. Gadis itu menghindar dan melayang di udara, bagaikan seorang kesatria tangguh yang telah terlatih, Raeba, memutar tubuh dengan kakinya menendang bagian dada sebelah kiri kedua lelaki yang maju.

Tak ingin gaunnya ternodai oleh darah para penjarah itu. Raeba lebih memilih melumpuhkan dengan kakinya tanpa melukai mereka.

Dua orang lelaki yang terkena tendangan Raeba tidak mampu lagi untuk bangkit dan menyerangnya. Saat itu juga, lelaki yang tersisa seorang itu pun maju untuk melampiaskan kemarahannya.

"KURANG AJAR!!" pekiknya tertahan.

Tak ingin membuang waktu, untuk melayani kemarahan lelaki itu, Raeba dengan gerakan secepat kilat menendang bagian vital lelaki gempal, yang paling gempal dari kedua temannya.

"Ck. Mengganggu saja!" decak Raeba malas,dan segera berjalan menuju kudanya.menaiki punggung kuda, lalu pergi dari jalanan sepi tersebut.

Sepeninggalan Raeba, ketiga lelaki bertubuh gempal itu saling menyalahkan.

"Ini ulah kau! Harusnya kita bisa merampas di tempat biasa hari ini. Tapi kau memilih gadis itu untuk di jadikan target." Wajahnya menyimpan dendam dan amarah yang teramat besar.

"Maafkan saya,Tuan. Saya pikir gadis itu hanya seorang anak kecil yang lemah."

"Halah! Cepat pergi dari sini!"

Setelah mengumpulkan tenaga, ketiganya langsung pergi dari tempat tersebut. Raeba, sengaja tidak membunuh mereka, karena ia akan menemui Earl Baseneri Jadko Leon yang notabenenya adalah seorang pemimpin dengan pakaian bersih. Raeba, tidak mau pertemuannya dengan Earl Baseneri terkotori oleh gaunnya yang penuh darah.

Menempuh perjalanan sekitar tiga jam dari rumah kecil milik kakek Hul Deglinton, akhirnya ia sampai di kota kediaman keluarga besar,Earl Baseneri.

Seseorang sudah menyambut kedatangan gadis itu di depan pintu gerbang, pintu yang di buka oleh para prajurit membuat Raeba sedikit meringis mendengar deritan-nya.

"Silahkan masuk, Nona Raeba!" Ucap Lester, seraya melangkahkan kakinya masuk ke dalam kediaman.

Raeba, mengangguk dan mengikuti Lester sebagai pemandu arah jalan. Mereka melangkah ringan memasuki kediaman yang luas dan bertingkat itu. Raeba tidak memikirkan kudanya lagi, karena kudanya sudah di amankan oleh prajurit yang bertugas di depan kediaman.

"Lewat sini, Nona." Sopan Lester, saat akan berbelok ke arah kanan.

"Hem." Angguk, Raeba, yang tidak di lihat oleh Lester.

Lester—Adalah,tangan kanannya Earl Baseneri Jadko Leon. Dia, yang di tugaskan oleh Earl Baseneri, untuk menyambut langsung kedatangan Raeba di depan pintu gerbang masuk.

Berjalan sekitar lima belas menit akhirnya mereka berdua sampai di depan pintu ruangan,Earl Baseneri.

"Silahkan, masuk Nona Raeba!" Teriak Earl Baseneri dari dalam ruangan kerjanya.

Raeba,masuk ke dalam ruangan itu diikuti oleh Lester sebagai pelindung dan penjaga tuannya.

"Ini, sample darah yang saya ambil dari Lima orang yang menyerang kami, saat mau mengunjungi ke desa Kowa, Earl Baseneri." Ucap Raeba tanpa basa-basi lagi, karena malam yang semakin larut.

Memberikan Lima botol yang terbuat dari bahan tanah liat, kepada Earl Baseneri. Earl Baseneri, menerima benda tersebut, kemudian menuangkannya ke dalam lima wadah yang sudah di sediakan oleh,Lester.

Baru saja darah itu keluar dari tempat penyimpanannya,bau amis,anyir,busuk,menguar di dalam ruangan tersebut. Membuat mereka yang berada di dalam ruangan itu mual dan hampir muntah.

Dengan cepat Lester memberikan penutup hidung kepada,Earl Baseneri dan Raeba.

"Ini silahkan,Tuan. Nona Raeba."

Setelah hidung mereka aman dari bau yang menyengat. Barulah penelitian di mulai. Selama lebih kurang satu jam waktu yang mereka perlukan untuk meneliti kelima darah tersebut.

"Terimakasih atas kerja keras Anda,Nona Raeba. Saya akan melakukan tindakan hukum sesuai yang di tentukan oleh Baginda Raja Esterick. Untuk,bukti ini,saya akan menyimpannya dengan baik. Untuk masalah kelompok ilmu hitam biarkan kami yang melanjutkannya." Tutur Earl Baseneri Jadko Leon dengan pandangan bangga terhadap, Raeba.

Gadis dengan penutup wajah, yang terlihat sangat dingin dan berwibawa. Meskipun demikian kadar kecantikan dari tubuhnya masih menguar kuat.

Raeba, hanya mengangguk dengan ekspresi yang tidak terbaca. Gadis itu, bersyukur karena pekerjaannya sudah selesai, itu artinya akan ada pekerjaan baru yang menunggunya.

Puas berbincang Raeba pamit untuk kembali. Tiga jam pas lagi matahari akan terbit, Raeba harus segera pergi biar sampai di kediaman tepat waktunya.

"Terimakasih atas jamuannya Earl Baseneri,saya harus kembali." Ucap Raeba setelah mereka sampai di depan gerbang.

Seorang prajurit mengantarkan kembali kuda milik Raeba yang tadi sempat di beri makan olehnya.

"Silahkan, Nona Raeba. Berhati-hatilah di jalan, terimalah ini sebagi bentuk terimakasih kami atas jasa Anda." Earl Baseneri Jadko Leon, menyelipkan sekantong koin emas di pangkuan Raeba.

"Ah, tidak perlu repot-repot Earl Baseneri,saya ikhlas untuk membantu masyarakat yang dalam bahaya." Tolaknya, mengembalikan kantong kain seukuran kepalan tangan orang dewasa itu kepada Earl Baseneri.

"Bawalah, Nona Raeba. Itu adalah milik Anda." paksa Earl Baseneri. Yang mau tidak mau Raeba akhirnya kembali dengan membawa uang tersebut.

•••

1
🇮🇩🍁ꪶꫝFAIZ 𝓐𝔂⃝❥❣️🤎
Sungguh cerita yang menegangkan, aq sampai ikut kuatir Raeba ketahuan
🦋Karlin🍂🦋: Tenang kak, Raeba,sudah bersembunyi dengan aman🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!