Xin Qian berjanji pada kakek nya, bahwa dia hanya akan menjadi tentara selama 5 tahun, sebelum mengambil alih perusahaan seperti yang diinginkan kakeknya.
Hanya kurang dari 5 bulan sebelum dia pensiun, Xin Qian mendapat misi menjaga perbatasan bersama teman teman nya sebagai tugas terakhir. Namun, saat dalam perjalanan menuju perbatasan, Pesawat yang mereka tumpangi mendapat turbolensi.
Untuk menyelamatkan hidupnya, Xin Qian hanya bisa melompat dari pesawat, namun saat dia sadar dia sudah berada di tempat yang berbeda, sebuah hutan kuno?
Agar bisa bertahan hidup, Xin Qian hanya bisa memetik buah-buahan liar, dan hidup didalam gua. sampai suatu hari, dia menyadari bahwa gua ini memiliki jalur lain.
Xin Qian tidak akan pernah menyangka bahwa, jalur inilah yang akhirnya merubah hidupnya, menjadi putri seorang Jenderal, bahkan Putra Mahkota selalu mengincarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seojinni_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9 : Putra Mahkota terluka
Berita tentang putri kecil keluarga Wang dengan cepat tersebar, semua orang menantikan untuk melihat bagaimana rupa putri kecil itu. Namun, disuatu tempat di daerah ibu kota kekaisaran, seseorang tidak bisa menahan amarahnya saat mendengar berita tersebut.
"Apa-apaan ini, apakah orang-orang ini gila! Putri kecil keluarga Wang kembali, benar-benar omong kosong." seorang wanita mengutuk dengan kasar sangat mendengar berita itu. Bukan tanpa alasan dia merasa marah, itu karena hilangnya Putri keluarga Wang ada hubungannya dengan dirinya.
*****
Saat orang-orang sedang larut dalam berita putri kecil keluarga Wang yang kembali, jauh di dalam Mansion Pangeran, Putra Mahkota Fu Sichen sedang mengerang kesakitan. seorang dokter sedang menjahit luka di punggungnya, luka ini sangat mengerikan, sangat panjang, dan bergelombang, diagung nya terkoyak, dan sepertinya sedikit busuk.
Dokter kerajaan, Tong Qin berkata, "Yang mulia, mohon tahan sebentar, hamba akan memotong daging yang busuk, agar tidak menjadi infeksi. Setelah itu, obat baru akan dioleskan agar luka segera mengering." sambil memegang pisau kecil, dia memotong daging-daging di pinggir luka Di Sichen. Fu Sichen menggigit kain di mulutnya, agar teriakannya tidak terdengar oleh orang lain.
Sebenarnya, luka Fu Sichen tidak akan begitu buruk jika langsung di tangani dengan baik, hanya karena dia berada di Medan perang dan tidak ada cukup waktu untuk merawatnya, yang mengakibatkan luka nya menjadi semakin parah. Jika itu terjadi pada tangan atau kakinya, mungkin dia akan kehilangan satu bagian anggota tubuhnya.
Setelah melalu rasa sakit yang dalam, daging busuk di punggungnya telah di potong seluruhnya, dan lukanya sudah di pernah. Saat ini, seseorang masuk kedalam ruangan dan menyapa, "Salam, Yang mulia putra mahkota."
"Bangkitlah.." ucap Fu Sichen.
"Jadi, apakah kau menemukan keberadaan orang itu." Fu Sichen bertanya pada wakil Jenderal, Ling Jiwei.
"Lapor, yang mulia. Hamba sudah mencari keseluruh ibu kota kekaisaran, namun keberadaan nya hilang bak ditelan bumi." jawab Ling Jiwei.
"Bagaimana mungkin dia bisa menghilang begitu cepat." tanya Fu Sichen.
"Maafkan hamba yang mulia, hamba akan mulai mencari keluar dari ibu kota kekaisaran." jawab Ling Jiwei.
"Wakil Jenderal, jangan sampai berita ini bocor keluar. Sangat berbahaya jika orang-orang yang berpikiran sempit itu menemukan nya. Senjata aneh yang dia miliki bahkan bisa membunuh Su Yihan dengan sekali serang. Jelas bukan orang yang bisa diremehkan." ucap Fu Sichen.
"Tenang saja yang mulia, hamba pastikan bahwa yang mengetahui tentang orang itu hanya Yang mulia dan Jenderal Ji." balas Ling Jiwei.
"Bagus kalau begitu." ucap Fu Sichen.
"Yang Mulia, maafkan hamba jika bertindak kurang ajar, tapi apakah Baginda Raja tidak mengatakan apapun." tanya Ling Jiwei.
"Bahkan jika dia tau, jadi apa.. dimatanya, putranya hanya Fu Zihan." ucap Fu Sichen.
"Yang Mulia..." Ling Jiwei kehilangan kata-kata nya, bahkan orang bodoh pun tahu, bahwa Fu Sichen adalah orang yang paling mampu menggantikan posisi Raja, namun orang-orang di belakang layar selalu membuat trik terhadap nya, dan Baginda raja hanya menutup mata. Sama seperti saat dia dikirim ke garis depan hanya untuk mati.
"Pergilah.. segera temukan orang itu, aku harus mengikatnya disisiku." ucap Fu Sichen.
*****
Di Mansion Keluarga Wang
"Ibu, aku.. aku benar-benar tidak bisa makan lagi. Lihatlah, perutku membengkak. Aku hampir mirip babi." keluh Xin Qian.
"Dari mana matamu melihat nya, kau jelas-jelas sangat kurus seperti ranting kering, bahkan jika angin bertiup bisa membuat mu melayang." jawab Yan Yihua.
Sungguh.. aku tidak bisa berkata-kata, pikir Xin Qian dalam hati. Sejak dia tinggal di mansion keluarga Wang, Wang Xuemin dan Wang Yuwen menyerahkan tugas menjaga Yan Yihua padanya. Ini sangat sulit, jika itu hanya menjaga akan lebih mudah, tapi, lihatlah ini.. alih-alih berdua diri dirumah, dia malah melakukan hal-hal yang sulit, makan begitu banyak makanan, memakai pakaian yang entah ada berapa lapis di tubuhnya, serta hiasan-hiasan mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki., Membuat nya kesulitan bergerak.
Dia seperti boneka percobaan yang di dandani sesuai dengan kehendak pemilik nya. Tapi apa boleh buat, dia butuh tempat untuk hidup, jadi dia akan menahannya. Selain itu, tidak buruk memiliki seorang ibu, dan juga ayah dan kakak. Karena dia belum pernah memiliki nya.
"Baiklah ibu, apakah ibu tidak bosen hanya berdiam diri dirumah, apakah ibu ingin jalan-jalan bersamaku." tanya Xin Qian.
"Tapi ayah dan kakakmu tidak ada dirumah, mereka akan khawatir jika tahu kita pergi keluar." jawab Yan Yihua.
*Jangan khawatir ibu, aku akan menjagamu." ucap Xin Qian sambil membusungkan dadanya, sedikit sombong.
Yan Yihua tertawa melihatnya, dalam hatinya berfikir, "Putrinya sungguh tidak mengetahui isi dunia".
"Baiklah, ayo kita pergi keluar. Paman Wang, tolong siapkan kereta kuda, aku dan putriku akan pergi jalan-jalan diluar." ucap Yan Yihua sambil tersenyum.
"Baiklah nyonya, tapi akan lebih baik jika membawa beberapa pengawal bersama, anggap saja sebagai pembawa barang belanjaan untuk nona kecil." ucap kepala pelayan. Sebenarnya, dia takut kejadian waktu itu terulang kembali, jadi lebih baik untuk pergi bersama pengawal. Namun karena nyonya sedikit sensitif dengan pengawalan, dia hanya bisa menjual nama nona kecil.
"Tidak buruk, ibu.. ayo kita bawa beberapa pengawal. Mereka bisa menjaga kita dari jauh, dan jika aku memiliki belanja yang besar, mereka bisa membantuku membawa nya." ucap Xin Qian.
Dia tahu maksud kata-kata kepala pelayan, jadi dia membantu meyakinkan ibunya. Lagipula, dia belum terbiasa hidup di dunia ini, sangat buruk jika terjadi hal-hal yang tidak bisa dia tangani.
"Oke.. oke.. ayo kita bawa beberapa pengawal." ucap Yan Yihua. Melihat mata putrinya, dia tidak bisa mengatakan tidak.
"Nyonya, kereta kuda sudah siap." ucap seorang pelayan wanita diluar.
Saat mereka berjalan menuju kereta, Xinxin tiba-tiba berhenti. Melihatnya berhenti berjalan, Yan Yihua tampak bingung dan bertanya, "Putriku, apa kau melupakan sesuatu."
"Ibu, aku tidak punya uang." dengan wajah sedih dia menatap Yan Yihua. Yah, dia benar benar miskin. Dia memang memiliki beberapa koin di sakunya, itu adalah uang yang dia curi.. ehem.. maksudnya itu adalah uang yang dia pinjam dari prajurit tempo hari. Uang ini, ibarat makanan, banyak cukup untuk mengisi celah giginya, bagaiman dia bisa membayar barang belanjaan Yan Yihua.
Melihat ekspresi putrinya, Yan Yihua tertawa terbahak-bahak. Putrinya sangat lucu, sangat menggemaskan. Melihat wajah putrinya yang semakin memerah, dia berhenti tertawa dan berkata, "Putriku yang cantik, ayahmu kaya. Habiskan sebanyak yang kamu mau."
Wow.. ibunya sangat keren bukan, habiskan sebanyak yang kamu mau? ayahnya kaya? dia juga generasi kedua yang kaya raya di dunia asal nya, tapi disini... meh.. dia sangat miskin..
Sambil memegang tangan Yan Yihua, Xinxin bertingkah genit, "Ibu, aku sangat mencintaimu.."
"Tapi ini uang Ayah mu." ucap Yan Yihua.
"Uang Ayah, uang ibu, uang ibu tetap milik ibu" ayah pasti tahu itu." balas Xin Qian.
Yan Yihua kembali tertawa terbahak-bahak, bayangkan bagaimana ekspresi suaminya jika mendengar kata-kata putrinya barusan.
Wang Xuemin yang sedang berada di lapangan latihan tiba-tiba bersin, "hatciiiiihh".
Wang Yuwen, "Ayah apakah kau sedang flu".
"Tidak ku pikir seseorang sedang mengutukku." jawab Wang Xuemin.
Wang Yuwen : ???
Sukaaaaa... ❤️❤️