NovelToon NovelToon
One Night With Duda

One Night With Duda

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / One Night Stand / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:3.9M
Nilai: 4.5
Nama Author: weni3

Berawal dari penghianatan sang sahabat yang ternyata adalah selingkuhan kekasihnya mengantarkan Andini pada malam kelam yang berujung penyesalan.
Andini harus merelakan dirinya bermalam dengan seorang pria yang ternyata adalah sahabat dari kakaknya yang merupakan seorang duda tampan.
"Loe harus nikahin adek gue Ray!"
"Gue akan tanggungjawab, tapi kalo adek loe bersedia!"
"Aku nggak mau!"




Ig: weni 0192

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon weni3, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

Andika mengumpat kesal, karena Raihan yang mendadak galau setelah mengetahui Andini gagal hamil. Setelah di buat malu karena kelakuan sang adik yang tak ada persiapan hingga menyusahkan. Mencari pembalut yang bersayap dengan syarat yang tipis dan anti selip. Kini ia harus kembali menutup matanya saat memasuki toko pakaian d@l@m.

Deretan patung yang hampir telanjang hanya ditutupi dua kaca mata dan segitiga Bermuda menyambut Andika dari pintu masuk hingga ke dalam. Di tambah lagi pakaian kurang bahan yang mirip saringan merajalela saat dirinya sudah benar-benar masuk kedalam.

Tatapan pelayan yang sedikit nakal karena melihat pria tampan masuk ke toko mereka, membuat Andika semakin ingin memaki. Jangankan ingin melihat, bertanya saja malas andai saja tak kepepet mandat.

"Mbak tolong bantu saya carikan bungkus wajik ukuran medium ya."

"Maksudnya apa ya mas? bungkus wajik nggak di jual di sini, adanya br@ dan panty, lingerie juga ada, apa mau pembesar bok0ng? disini lengkap mas." Andika memijat pelipisnya, sejak tadi Andini sudah menelpon sedangkan dia di pusingkan oleh pelayan yang banyak tawaran.

"Mbak, maaf ya saya nggak butuh begituan. Saya cuma mau nyari panty ukuran medium mbak."

"Mau yang mini, midi, atau maxi mas? yang full juga ada?"

"Ya Tuhan apa lagi ini, segala mini, midi, maxi, udah kayak martabak bang Jaka tinggal kasih mesis sama keju. Loe berdua ngerjain gue, nggak lagi-lagi gue kesini. Punya bini juga ogah gue kayak gini."

"Apa aja dech mbak, yang penting buat adik saya umur 21 tahun, tinggi dan badannya mirip kayak model tapi montokkan dikit!"

"Oh oke, yang midi saja ya mas biar nyaman, apa lagi masih muda. Ukuran medium, terus warnanya mau apa mas?"

Andika di buat emosi jiwa, pelayan ini sungguh profesional menanyakan semuanya sampai detail sedangkan Andika rasanya ingin segera kabur. Karena cukup terganggu juga dengan tatapan para wanita yang datang berbelanja.

"Warna abu-abu monyet ada mbak?"

"Ikh mas suka bercanda ya, ya nggak ada mas. Kecuali punya pria!"

"Hhaahh!" Andika menganga mendengar ucapan pelayan tersebut, apa lagi matanya yang ia kedipkan seperti orang cacingan.

Keluar dari toko dengan perasaan mangkel, masuk mobil dan segera kembali ke kantor.

"Nich!" Andika mengulurkan belanjaannya yang membuat nilai jualnya anjlok.

"Besok lagi loe stok tuh laci loe sama beginian biar nggak nyusahin, laki bini bikin gila. Muka gue ilang di depan para pelayan toko."

"Itu muka loe masih ada kak, ilang kemana? tadi di jalan ada yang jambret!"

Andika di buat benar-benar murka, jika bukan adik mungkin sudah ia celupin ke bak mandi.

"Terserah loe lah, cepet ganti abis ini ke ruangan Rai, laki loe udah kayak orang kesambet nih tau loe kagak jadi bunting!"

"Berisik ikh, udah sana pergi!"

Mendengar Andini yang mengusirnya, Andika sudah ingin menyerang sang adik tapi sayang pintunya sudah Andin tutup dengan kencang hingga mengenai kepala Andika.

"Aiisshh.....dasar adik luknut! untung kepala gue nggak penyok."

"Makasih kak!" seru Andini dari dalam sana.

Andika tak menjawab, ia segera kembali ke ruangannya. Tapi sebelumnya mampir menengok Rai yang hanya diam dengan bersandar di bangku kerja miliknya dengan menatap langit-langit ruangan.

"Ngeliatin apa? loe ngitung cicak? ada juga kagak."

"Udah?"

"Udah, udah bikin malu!"

"Thanks..."

"Loe ngapa?" tanya Andika menatap iba, tapi dia tak ingin menunjukkan perasaannya hingga membuat Raihan semakin gelisah.

"Gagal gue," jawabnya singkat.

"Gagal sekali wajar, berarti kemarin tendangan pinaltinya kurang pass, nanti bisa di coba lagi. Kalo kata hadiah ciki, anda kurang beruntung! masih banyak waktu buat ngadon."

"Tapi loe kan tau adik loe minta bubar kalo nggak jadi hamil. Ck, gue kurang apa ya?" keluh Raihan yang kini memejamkan mata, membayangkan wajah cantik Andini setiap mereka tidur bersama.

"Bicarain baik-baik, tuh anak cuma belum sadar aja kalo dia sebenarnya udah bucin sama loe! apa kalo nggak perk0sa aja sekali lagi siapa tau jadi!"

Raihan menatap malas Andika, sahabat yang merangkap menjadi kakak ipar. "Loe kalo ngasih ide yang waras dikit kek, kalo mau mah udah dari kemarin gue lakuin. Siapa sich yang kuat nahan liat body goal tiap hari? Sakingnya gue sayang makanya gue jaga."

"Ciye...bucin loe! Udah yang penting loe bicarain baik-baik, gue cuma nggak tega aja nanti adik gue jadi janda kalo sampe jadi cerai, loe tau sendiri kalo udah jadi janda. Ocehan netizen pedes bener, rawit setan aja kalah."

"Terus loe nggak kasian sama gue, bakal jadi duda dua kali!" Raihan kembali memejamkan mata, tak ia bayangkan jika harus mendatangi kembali pengadilan agama untuk mengurus perpisahan.

Andini yang di pesankan oleh Andika untuk ke ruangan Rai tak kunjung datang, hingga waktu pulang tak juga terlihat batang hidungnya. Padahal Raihan setelahnya uring-uringan, kerjaan nggak ada yang di pegang. Alhasil Andika lagi yang di repotkan, membuat dirinya kesal seharian. Tapi karena kasian akhirnya di selesaikan.

Pulang dengan memegang perut menahan nyeri, sepanjang jalan Andini berusaha untuk kuat hingga sampai di rumah dengan selamat. Berjalan masuk ke rumah dengan langkah tertatih.

"Mbok..." panggil Andini dengan suara lirih.

Samar-samar simbok yang sedang memasak mendengar suaranya dan menghampiri.

"Loh, kok pucet? kenopo to nduk?"

"Mbok, Andini lagi datang bulan. Tolong bikinin jamu ya mbok, perutnya sakit banget."

Melihat Andini yang kesakitan membuat simbok tak tega dan mengantar hingga masuk kamar. "Istirahat dulu ya, simbok tak turun bikinin jamu."

"Makasih mbok..."

Andini meringkuk di ranjang dengan masih mengenakan pakaian kerja, tak ada niat ingin mengganti pakaian karena tubuhnya tak nyaman. Sebelumnya sang mamah yang selalu memperhatikan, menyediakan jamu di kulkas setiap masa periode itu datang. Hingga mamah yang sudah antisipasi tak membuat Andini terlalu sakit saat masanya hadir.

Ada sedikit lega saat melihat mobil yang Andini pakai terparkir rapi di garasi. Setidaknya Andini tidak memutuskan untuk pulang begitu saja setelah tau dirinya tak hamil.

"Mbok," panggil Raihan saat melihat simbok yang keluar dengan membawa minuman berwarna orange kental.

"Eh den Raihan, sudah pulang."

"Itu apa mbok?"

"Ini jamu buat Andini den, kasian pulang-pulang perutnya kesakitan. Minta bikinin jamu sama simbok, ini mau simbok antar."

"Biar saya saja mbok yang bawa sekalian mau ke kamar," ucap Raihan mengambil alih nampan dan membawanya masuk kamar.

Masuk ke kamar dengan disuguhkan pemandangan yang membuatnya tak tega. Andini meringkuk dengan sesekali merintih kesakitan.

"Dek," panggil Rai setelah meletakkan jamu di atas nakas. "Bangun dulu yuk, minum jamunya biar cepet sembuh."

Andini berbalik menatap Raihan yang sudah duduk di tepi ranjang. Berusaha bangun di bantu oleh Rai dan bersandar di kepala ranjang.

"Sakit banget ya?" Raihan merapikan anak rambut Andini dan menyelipkan di telinga.

"Hhmmm....."

"Diminum dulu jamunya mumpung masih hangat," Raihan mengambilkan gelas jamu dan membantu Andini untuk minum.

Andini meminumnya hingga habis, berharap sakitnya segera reda dan moodnya kembali membaik.

"Mau aku usap perutnya?"

Andini sedikit risih, tapi mungkin dengan ini ia bisa lebih baik. Karena sang mamah selalu melakukannya hingga ia terlelap, jika lupa meminum jamu dan membuatnya kesakitan.

"Pinggang belakang aja kak, panas dan pegel rasanya kayak mau copot."

Raihan tersenyum mendengar keluhan Andini dan mau menerima sentuhannya, dia berharap dari perhatian kecil ini bisa meluluhkan hati Andini hingga ia leluasa memberikan perhatian yang lebih nantinya.

Mengusap lembut pinggul Andini hingga terlelap dan tidur dengan nyenyak. Raihan mengecup kening Andin kemudian masuk kamar mandi.

Hampir 3 jam Andini terlelap, hingga ia terjaga saat merasakan usapan lembut di kepalanya. Andin membuka mata dan melihat Raihan yang sedang merangkulnya penuh perhatian

"Kak..."

"Iya, sudah baikan?"

"Sudah, makasih ya kak.."

"Sama-sama, itu karena kamu minum jamu juga. Tadi aku tanya mamah, katanya kamu biasa begini kalo telat minum jamu ya? kenapa diem aja nggak minta buatin dari pagi?"

"Lupa kak, biasanya mamah yang perhatiin." Andini beranjak untuk duduk, perutnya sudah tak sakit seperti tadi dan ia ingin segera membersihkan diri karena merasa sudah tak betah dan penuh di bawah sana.

"Dek," panggilan Raihan membuat Andini menghentikan pergerakannya.

"Kenapa kak?"

"Tetap bertahan ya, walaupun di awal sulit. Jangan ajukan perceraian, kasih aku kesempatan." Raihan mengucapkan dengan wajah memohon. Jika Andini mengajukan syarat pun Raihan akan melakukannya.

"Aku bersih-bersih dulu ya kak, setelah ini baru kita bicara."

1
Hrawti
Luar biasa
Tama Ngenana
waduh senang banget jadi 😭
Tama Ngenana
makin nggak seru nih🤣🤣
Tama Ngenana
👍👍👍❤️❤️❤️💪💪
Tama Ngenana
semoga bahagia 👍👍👍
Tama Ngenana
jadi suami jgn gampangan juga kali😡😡
Tama Ngenana
biar tak sebegitu seru tapi bikin penasaran juga sukses ya👍👍
Tama Ngenana
jika selalu di sabarini kapan Joni bisa sehat
Tama Ngenana
Kecewa
Tama Ngenana
Buruk
Tama Ngenana
banyak celoteh padahal nungguin juga🤪🤪🤪
Tama Ngenana
gitu dong jentelmen😂😂😂👍👍❤️
Tama Ngenana
baiknya jgn beri kesempatan dgn lelaki lain 👍❤️
Tama Ngenana
semoga dapat melakukan kebahagiaan bersama😂
Tama Ngenana
kesel juga terlalu banyak di sibukan ketimbang waktu bermesraan😂😂😂🙏🙏
Tama Ngenana
semoga ada kesempatan tuk bermesraan ya😂😂😂👍👍👍
Tama Ngenana
ya kalau dh sah nggak ada salahnya di tegur kan demi kebaikan 🙏🙏🙏🙏
Tama Ngenana
semoga menjalin sampai bahagia👍👍
Tama Ngenana
terusin aja sampai selesai😂😂😂
Tama Ngenana
dari pada menanggung malu baik nikah secepatnya kn di tanggung jawapin🙏🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!