Ketika dunia manusia tiba-tiba terhubung dengan dimensi lain, Bumi terperangkap dalam kehancuran yang tak terbayangkan. Portal-portal misterius menghubungkan dua realitas yang sangat berbeda—satu dipenuhi dengan teknologi canggih, sementara lainnya dihuni oleh makhluk-makhluk magis dan sihir kuno. Dalam sekejap, kota-kota besar runtuh, peradaban manusia hancur, dan dunia yang dulu familiar kini menjadi medan pertempuran antara teknologi yang gagal dan kekuatan magis yang tak terkendali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rein Lionheart, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 14. Kemunculan Era Baru
Beberapa bulan telah berlalu sejak Kael mengaktifkan inti kota. Apa yang dulunya reruntuhan kini menjadi pusat peradaban baru, dengan bangunan-bangunan berteknologi canggih yang tumbuh berdampingan dengan hutan dan kebun yang hijau. Energi yang mengalir dari inti kota membuat semuanya hidup kembali, tidak hanya sebagai kota yang berfungsi tetapi sebagai ekosistem baru yang seimbang antara teknologi dan alam.
Orang-orang dari berbagai penjuru mulai datang, tertarik dengan berita tentang sebuah kota yang menggabungkan teknologi dan sihir. Para penyintas dari kota-kota yang terabaikan, ilmuwan yang menyembunyikan diri, bahkan para penyihir yang hidup di hutan-hutan tua bergabung dengan visi baru yang dibawa oleh Kael dan Ceryn. Mereka membentuk masyarakat yang mengedepankan kolaborasi, menghargai pengetahuan lama dan baru, dan menghapus batas antara manusia, sihir, dan mesin.
Namun, meski kota baru mereka berkembang, ancaman dari dunia luar mulai terlihat. Tidak semua orang menyetujui perubahan yang Kael bawa. Para pemimpin kota-kota teknologi lain, yang masih mengandalkan kekuatan teknologi yang murni tanpa elemen sihir, mulai merasa terancam oleh keberhasilan Kota Baru Kael. Mereka melihat perpaduan sihir dan teknologi sebagai ancaman terhadap kekuasaan mereka, sesuatu yang bisa merusak kontrol mereka atas kota-kota yang masih berada di bawah dominasi teknologi konvensional.
Suatu malam, ketika Kael sedang mengamati peta kota yang mereka rencanakan, Ceryn masuk dengan wajah serius. "Kami mendapat pesan," katanya sambil menyerahkan perangkat holografik yang masih menyala. Pesan itu datang dari salah satu kota besar di timur—salah satu pusat kekuasaan teknologi murni yang masih ada.
Kael membaca pesan itu dengan hati-hati. Isinya adalah peringatan. "Kami tidak akan mentolerir percobaanmu yang merusak tatanan dunia. Berhenti sekarang, atau kami akan bertindak."
"Ini adalah peringatan pertama," kata Ceryn, suaranya tenang tapi penuh ketegangan. "Mereka tidak suka dengan apa yang kita lakukan di sini. Mereka takut."
Kael mengepalkan tangannya, memikirkan masa lalu di mana ia berjuang melawan kekuatan yang ingin mengendalikan dunia. "Mereka tidak mengerti," katanya pelan. "Kita tidak mencoba merusak apa pun. Kita hanya ingin membangun masa depan yang lebih baik."
Ceryn mengangguk. "Tapi itu tidak akan mudah. Mereka akan mengirim pasukan jika kita tidak mengindahkan peringatan ini."
Kael menarik napas panjang. "Biarkan mereka datang. Kota ini tidak akan jatuh semudah itu."
Kota Baru mempersiapkan diri untuk kemungkinan serangan. Para ilmuwan dan penyihir mulai bekerja sama untuk menciptakan pertahanan baru yang belum pernah ada sebelumnya—sebuah jaringan energi yang memadukan kekuatan sihir dan teknologi. Mereka menciptakan menara-menara pertahanan yang dapat memanipulasi medan energi dan menghasilkan perisai pelindung yang hanya bisa dipertahankan oleh seseorang dengan kristal sekuat milik Kael.
Kael sendiri berfokus pada pelatihan orang-orang yang ingin menjadi pelindung kota. Ia mengajari mereka cara menggunakan kekuatan kristal yang sekarang mulai tersebar di antara mereka, kristal yang diambil dari inti kota yang ia aktifkan. Setiap orang yang berani untuk melindungi kota menerima bagian dari kekuatan itu, menciptakan pasukan yang unik, setengah penyihir, setengah prajurit teknologi.
"Kita tidak mencari perang," kata Kael saat pelatihan di sebuah lapangan terbuka yang dikelilingi oleh reruntuhan yang kini dihiasi oleh tumbuhan hijau. "Tetapi kita harus siap jika mereka datang."
Ceryn, di sisi lain, memimpin tim riset untuk mengembangkan sistem komunikasi baru, menggabungkan jaringan teknologi lama dengan sihir telepati. Sistem ini memungkinkan mereka berkomunikasi dengan semua penjuru kota tanpa memerlukan perangkat fisik. Ini menjadi salah satu keunggulan Kota Baru mereka—sebuah sistem yang tak bisa diretas atau diputus oleh musuh mereka.
Suatu pagi, sinyal datang dari menara pengawas di perbatasan kota. Pasukan dari timur mendekat, dipimpin oleh para teknokrat yang menolak perubahan. Mereka membawa senjata yang didesain untuk menembus pertahanan berbasis teknologi, tetapi mereka tidak siap menghadapi sesuatu yang tidak pernah mereka bayangkan: sihir yang bersatu dengan mesin.
Kael berdiri di puncak menara tertinggi, menatap pasukan yang mendekat dengan tekad yang tak tergoyahkan. Ceryn berdiri di sampingnya, siap mengarahkan pertahanan kota.
"Mereka datang lebih cepat dari yang kita perkirakan," kata Ceryn, matanya fokus pada pemandangan di kejauhan.
"Maka kita akan menyambut mereka," jawab Kael. "Kita akan menunjukkan kepada mereka bahwa dunia ini tidak lagi sama."
Saat pasukan dari timur memasuki wilayah kota, mereka disambut oleh barisan penjaga yang telah dilatih dengan baik. Ledakan pertama terdengar ketika senjata plasma mereka mengenai perisai energi kota. Cahaya berkilau, membentuk pola sihir di udara yang menyerap energi serangan itu dan mengubahnya menjadi kekuatan yang memperkuat pertahanan mereka.
Di medan pertempuran, Kael memimpin serangan dengan kekuatan kristalnya, memanipulasi medan energi untuk membingungkan pasukan musuh. Ia mengarahkan energi biru dari kristalnya ke dalam mesin-mesin lawan, mengacaukan sistem mereka dan membuatnya tidak berfungsi.
Ceryn, di jantung kota, mengatur pertahanan melalui jaringan komunikasi telepati, memberi arahan kepada setiap kelompok penjaga yang tersebar di sekitar. Dengan menggunakan sistem ini, mereka bisa bergerak seperti satu kesatuan yang tak terpisahkan, memanfaatkan setiap sudut kota yang kini menjadi labirin pertahanan.
Namun, musuh tidak mudah menyerah. Mereka mulai mengeluarkan senjata eksperimental yang dirancang khusus untuk menghancurkan apa pun yang berkaitan dengan sihir. Ledakan besar terdengar saat salah satu menara pertahanan mereka terkena serangan langsung, menghancurkannya dalam sekejap.
"Kael!" teriak Ceryn, berkomunikasi melalui pikiran. "Mereka memiliki senjata yang bisa menembus perisai kita!"
Kael mengangguk, menyadari situasi kritis yang mereka hadapi. Ia tahu mereka tidak bisa hanya bertahan. Mereka harus menghentikan serangan di sumbernya—mereka harus menghadapi pemimpin pasukan musuh yang membawa teknologi destruktif itu.
Di pusat medan pertempuran, Kael berhadapan langsung dengan pemimpin pasukan musuh, seorang teknokrat yang mengenakan armor mekanik canggih yang bersinar dengan energi merah. Duel mereka dimulai dengan ledakan besar, energi biru dari kristal Kael bertemu dengan cahaya merah plasma musuhnya.
Pertarungan mereka bukan hanya pertarungan kekuatan fisik, tetapi juga pertarungan keyakinan. Teknokrat itu percaya bahwa teknologi murni adalah satu-satunya jalan menuju masa depan yang teratur dan terkendali, sementara Kael memegang teguh keyakinannya bahwa hanya dengan keseimbangan antara sihir dan teknologi, dunia ini bisa bertahan.
"Ini adalah takdir!" teriak teknokrat itu saat ia menyerang dengan kekuatan penuh. "Dunia tidak butuh sihir, hanya keteraturan yang diberikan oleh mesin!"
"Tidak!" balas Kael, memusatkan energinya. "Dunia butuh lebih dari sekadar keteraturan. Dunia butuh kebebasan, keragaman, dan hidup!"
Pertarungan mereka mencapai puncaknya ketika Kael merasakan kristalnya memancarkan kekuatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Cahaya biru menyebar, menutupi tubuhnya dalam aura energi yang semakin terang. Dengan satu serangan tegas, ia menembus pertahanan lawannya, menghancurkan armor teknologi itu dan menghentikan serangan mereka.
Teknokrat itu jatuh berlutut, matanya penuh ketidakpercayaan saat ia melihat kekuatan yang dimiliki oleh Kael. "Bagaimana mungkin... kau bisa mengalahkan teknologi ini... dengan sesuatu yang tidak bisa diukur...?"
Kael menatapnya dengan penuh belas kasihan. "Karena bukan teknologi atau sihir yang penting, tetapi cara kita menggunakannya untuk kebaikan."
Dengan kekalahan pemimpin mereka, pasukan musuh mundur, tidak lagi memiliki kekuatan untuk melanjutkan serangan. Kota baru mereka selamat, dan kemenangan kali ini adalah pesan yang jelas kepada dunia: bahwa ada cara lain untuk hidup, sebuah cara yang menghormati kekuatan alam dan teknologi tanpa harus mengorbankan salah satunya.
Kael berdiri di tengah medan pertempuran yang sunyi, cahaya biru dari kristalnya perlahan meredup. Ceryn mendekat, senyum di wajahnya penuh harapan.
"Kita berhasil," kata Ceryn, suaranya lembut tapi penuh kemenangan.
"Ini baru permulaan," jawab Kael. "Kita telah menunjukkan bahwa dunia ini bisa berubah, tetapi perjuangan kita belum selesai. Kita harus terus maju, membangun fondasi yang lebih kuat, dan memastikan bahwa generasi selanjutnya mengerti pentingnya keseimbangan ini."
Dan dengan itu, mereka melanjutkan perjalanan mereka, menatap masa depan yang belum pasti, tetapi kini penuh dengan kemungkinan yang tak terbatas. Mereka tahu bahwa apa yang mereka mulai di kota ini hanyalah awal dari perubahan besar yang akan datang.