Banyak wanita muda yang menghilang secara misterius. Ditambah lagi, sudah tiga mayat ditemukan dengan kondisi mengenaskan.
Selidik punya selidik, ternyata semuanya bermula dari sebuah aplikasi kencan.
Parahnya, aparat penegak hukum menutup mata. Seolah melindungi tersangka.
Bella, detektif yang dimutasi dan pindah tugas ke kota tersebut sebagai kapten, segera menyelidiki kasus tersebut.
Dengan tim baru nya, Bella bertekad akan meringkus pelaku.
Dapatkah Bella dan anggotanya menguak segala kebenaran dan menangkap telak sang pelaku?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dae_Hwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DYD8
Dua orang anggota Tim 1 menurunkan Nenek Rani yang sudah tak bernyawa, tergantung dengan seutas tali tambang.
Abirama berdiri di luar pintu, wajahnya masih tampak shock. Sedangkan Rinol dan Taufik, fokus memeriksa TKP.
Bella pun ikut memeriksa. Wanita muda itu memperhatikan dataran lantai yang tak sejajar, lalu mendekati sebuah jendela. Dengan kedua tangan yang sudah terbungkus dengan sarung tangan nitril hitam, Bella menyentuh grendel jendela yang tak terkunci.
"Taufik!" panggil Bella.
Taufik yang berdiri tak jauh dari sana, lekas menghampiri.
"Ya! Kapt!"
"Potret grendel jendela itu!" perintah Bella tegas.
"Siap, Kapt!"
Taufik lekas mengeluarkan ponsel dan memotret sesuai yang diperintahkan.
"Apa pendapat mu, Fik?" Bella menelisik dengan tatapan.
"Saya belum berani menyimpulkan, Kapt!" gumam Taufik.
Rinol mendekati Bella dan Taufik.
"Kapt, saya menemukan ini." Rinol memberikan sepotong kue tradisional basi yang sudah berbekas gigitan.
"Dan juga ini." Rinol kembali menyodorkan sehelai kain yang masih lembab.
Bella menatap dengan cermat. "Daftarkan untuk pemeriksaan DNA yang menempel pada kue itu. Amankan semua barang bukti. Tutup semua pintu, jangan biarkan ada cahaya masuk!"
Abirama yang mendengar perintah Bella, lekas masuk ke ruangan. Tak lupa ia menutup pintu dan memadamkan lampu. Ruangan seketika menjadi gelap.
"Semprot Luminol ke segala ruangan!" perintah Bella yang memegang ponsel dengan flash.
Anggota Tim 1 lekas bergerak sesuai perintah. Dengan teliti mereka menyemprotkan zat kimia yang merupakan piranti esensial bagi para petugas untuk mendeteksi jejak darah di tempat perkara.
Beberapa menit kemudian, seisi ruangan terbelalak. Jejak darah ditemukan pada area lantai yang tak sama rata tingginya. Dalam cahaya temaram, semua mata memandang Bella.
"Kapt ...," Abirama bergumam.
Bella tertegun sejenak. "Hubungi Dokter Forensik!"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Berdasarkan hasil autopsi, apa penyebab kematian korban?" tanya Bella pada Dokter Forensik.
"Berdasarkan penyelidikan, saat kami melakukan pindai CT Scan dan MRI (Magnetic Resonance Imaging), organ lain dalam kondisi baik-baik saja. Korban tidak memiliki cidera lain, selain patahnya beberapa tulang." Jelas Dokter sembari menunjuk leher korban.
"Patah tulang?" Bella mengernyit.
Dokter mengangguk. "Tulang rawan tiroid kanan korban, patah."
"Maksudnya?" Bella menelisik.
"Tulang rawan tiroid menutupi area pita suara seperti ini." Sang Dokter mengarahkan telapak tangan pada lehernya sendiri, dengan posisi tangan seolah mencekik.
"Tulang itu patah, saat seseorang dicekik," lanjutnya.
"Dicekik?" kedua alis Bella bertaut.
"Ya, itu penyebab utama nya patah," jawab Dokter.
"Apa ada kemungkinan lain yang bisa menyebabkan hal itu? Misalnya, korban terjatuh dan menghantam sesuatu?" Bella semakin penasaran.
"Tulang tiroid tak akan mudah patah hanya karena jatuh." Sang Dokter menatap Bella.
"Tapi, misalnya, misalnya memang tulang tiroid korban patah karena terjatuh dan membentur sesuatu? Atau dihantam benda keras, apa bisa terjadi kemungkinan seperti itu?" Bella menatap balik.
"Maka patahnya harus terjadi dengan patahnya rahang dan tulang belakang leher. Namun, pada korban, hal itu tidak terjadi."
Bella manggut-manggut. Abirama yang berdiri di belakang Bella, hanya terdiam sejak tadi.
"Jadi, jika saya berkesimpulan bahwa korban dicekik lalu digantung, apakah itu terdengar masuk akal?" tanya Bella kemudian.
"Pendapat anda lah yang terdengar sangat masuk akal."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Taufik, Rinol, kunjungi Dokter Tommy dan ajukan beberapa pertanyaan dan lakukan penyelidikan!" perintah Bella.
"Siap, Kapt!" seru Rinol dan Taufik.
Bella menatap Abirama yang bersembunyi di balik meja.
"Kau ikut dengan ku untuk kembali menyelidiki beberapa TKP, Abirama!" Bella menatap tajam.
"Siap, Kapt ...," sahut Abirama lemah.
"Yang lain, berjaga-jaga saja di kantor. Jika ada hal penting yang mendesak, langsung segera hubungi!"
"Siap, Kapt!" seru dua orang lainnya.
Taufik dan Rinol berangkat menggunakan mobil Tim 1. Sedangkan Abirama berangkat menggunakan mobil Bella.
Abirama menyetir dengan canggung, sesekali ia mencuri pandang pada Bella yang duduk di kursi samping kemudi.
"Ada yang ingin kau tanyakan?" Bella yang sejak tadi fokus dengan lembaran kertas di tangannya, kini menatap Abirama. Meskipun ia fokus membaca hasil laporan-laporan, ia tetap sadar pria itu mencuri-curi pandang sejak tadi.
"I-itu ... bagaimana bisa anda mendapatkan izin untuk melakukan penyelidikan?" Abirama tergagap, dan Bella terkekeh.
"Jangan panggil namaku Bella, jika aku tidak bisa menerobos masuk dinding-dinding para kaum elite!" Bella tersenyum smirk.
"Wah, anda sombong sekali ya," cibir Abirama sembari tersenyum.
Ia tak menyangka, gender yang selalu ia anggap lemah, justru maju lebih unggul ketimbang dirinya.
"Menurut anda, apa kita bisa memecahkan misteri kasus ini, Kapt?" tanya Abirama.
Bella menghela napas, lalu membenarkan posisi duduknya. Sejenak ia memandang pepohonan yang mereka lewati.
"Kau tenang saja, aku tidak akan mengejarnya sampai kemari, jika aku tidak yakin bisa menangkapnya!" gumam Bella.
"Me--ngejar? Kemari?" satu alis Abirama terangkat.
"Apa kau kira kepindahan ku ke kantor ini karena kehendak atasan? Aku meminta secara khusus untuk dipindahkan kemari!"
"A-apa?!" Abirama mengerem mendadak.
CIIIITTTT!
BRUGH!
*
*
*
Edwin psikopat yang udah ... entahlah sulit menjelaskannya 😀
Keren kamu Kak❤️
tolong triple up 🤭
jantungku kicep tor 😩
udah kyk nonton film Hollywood.
sama film horor korea, yg cowoknya jatuh ke dalam peti yg ada pakunya itu looo, lgsg nancep ke muka 😩