Dante Witama sang mafia kelas kakap, pria cuek dan berdarah dingin ini. Tidak akan pernah segan-segan, untuk menghakimi seseorang yang telah berbuat salah kepadanya. Beliau akan menghormati orang yang medikasikan, untuk bekerja sama dengan cara baik dengannya.
Putri seseorang rekan kerjanya Andika, harus siap menelan pil pahit dalam hidupnya. Karena kedua Orang tuanya, telah dibunuh oleh Dante Witama. Karena telah menggelapkan uang perusahaan senilai 30 triliun, untuk dipakai bersenang-senang.
Pada akhirnya putri Andika, bernama Jeslin, harus siap menjadi istri dari mafia kejam itu, sebagai balasan perbuatan ayahnya, telah menggelapkan uang perusahaan. Jeslin berada dalam jeruji penderitaan, tidak pernah merasakan bahagia, semenjak menikah dengan Dante. Karena Dante menjadikan dirinya layaknya budak.
Apakah suatu hari ini Jeslin, akan mampu meluluhkan hati mafia kelas kakap yang dingin dan kejam ini? Yuk ikuti kisah keduanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Imut Manis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jahat
Setelah ditinggal Ina ingin mengeluh akan beban yang dipikulnya. Namun, ada CCTV yang memantaunya. Sehingga Ina harus bersikap patuh pada bosnya. Ina menoleh kepada Jeslin. Wanita itu merapatkan kedua tangannya, memohon maaf kepada Jeslin. Jika wanita itu ada salah dalam perilaku.
"Mbak saya mohon maaf. Siapa pun nama mbak, tolong ikuti apa yang saya katakan. Ini demi kebaikan kita bersama Mbak. Jadi Mbak harus dandan cantik. Nanti, saya akan panggil perias terkenal untuk mendandani Mbak. Jadi saya mohon supaya Mbak mau! Jika Mbak menolak maka saya akan kehilangan pekerjaan!" ucap Ina memohon maaf kepada Jeslin.
"Gunanya saya didandani untuk apa, Mbak?" tanya Jeslin balik pandangan wajahnya lesu dan matanya masih berkaca-kaca habis menangis.
Ina sempat terdiam tak berani bercerita. Bukan urusan wanita ini untuk bercerita tentang bosnya. Namun, jika Ina tidak menyampaikan semua ini kepada Jeslin. Wanita ini akan dianggap sebagai wanita paling jahat nantinya. Sesama perempuan dan karena hati nurani, Ina menyampaikan hal ini.
"Begini, Mbak. Jangan pernah bercerita kepada siapa pun. Jika saya cerita tentang bos menyuruh Mbak didandan cantik."
"Iya. Saya janji tidak akan bercerita kepada siapa pun!" jawab Jeslin dengan wajah penasaran.
"Begini, Mbak ...." Ina menghela nafas sejenak.
"Ada apa, Mbak. Tolong cerita kepada saya." Jeslin memegang kedua pundak Ina dengan kedua tangannya.
"Begini, Mbak! Pak Dante itu, kan, mafia kelas kakap. Jadi dia tak akan pernah membebaskan para penghianat hidup senang. Jadi! Bagi perempuan yang berkhianat, bos akan menjadikan wanita itu sebagai penghiburnya jika malam tiba. Bukan hanya itu Pak Dante juga akan melakukan malam hangat bersama wanita!" ucap Ina berterus terang.
Sontak saja Jeslin langsung kaget! Sehingga wanita itu sudah tahu, apa yang menjadi tujuan sang mafia itu. Jeslin tak akan sudi bersama mafia itu, tidur dalam ranjang yang sama ketika malam tiba. Jeslin tidak akan pernah melakukan malam panas itu.
"Hah, masa sih, Mbak? Aku tidak akan mau melakukan malam panas.Aku tidak sudi disentuh oleh pria itu," jawab Jeslin ingin berteriak.
"Mau gimana lagi, Mbak. Jadi Mbak harus patuh dulu. Jika Mbak ingin selamat, hanya itu jalan satu-satunya," ucap Ina hanya bisa melakukan itu sebagai jalan satu-satunya selamat.
"Gak ada jalan lagi, Mbak? Apa Mbak mempunyai ide?" tanya Jeslin dengan polos.
"Begini, Mbak. Menurut saya tidak ada jalan lagi. Kalau boleh tahu apa kasus mbak? Sehingga sampai berhadapan dengan Pak Dante saat ini ...?" tanya Ina penasaran dengan kasus Jeslin.
Jeslin terdiam sulit untuk bercerita dengan orang baru kenal. Wanita itu lalu menghela nafas, mencoba untuk menceritakan semua. Walaupun sulit untuk menerima kenyataan ini, dirinya harus siap untuk bercerita.
"Begini, Mbak. Ayah saya menggelapkan uang bisnis bersama Pak Dante. Sehingga Pak Dante mengetahui hal ini. Pak Dante memberikan hukuman kepada ayah saya, karena telah berkhianat. Yaitu dengan membunuh ayah dan ibu saya. Sehingga saya tidak mempunyai siapa-siapa. Saya takut mengarungi dunia ini sendirian," jawab wanita itu, lalu mengusap air matanya yang jatuh.
Pernyatan Jeslin membuat Ina terkejut. Namun, apa yang mau dikatakan lagi! Semua telah terjadi dan tertinggal hanya sebuah penyesalan yang begitu besar. Jeslin harus siap menerima semua takdir ini dalam hidupnya.
"Malang sekali nasib kamu, Mbak. Menjadi korban mafia itu. Begitulah Pak Dante sejak dulu Mbak. Dia akan menghabisi siapa saja yang berkhianat kepadanya. Sehingga dia merasa yang paling hebat dan kuat," seru Mbak Ina saat itu.
"Bagaimana ini Mbak saya tidak mau menjadi korban? Saya tidak mau hidup bersama pria itu. Saya juga tidak mau mahkota saya direbut oleh pria itu." Jeslin merasa pria itu tidak pantas untuk meniduri dirinya.
"Bagaimana mau cari solusi lagi mbak? Gak ada jalan lagi, selain menuruti semua keinginan, Pak Dante. Jika Mbak berani keluarga dari sini pun. Dante akan mengerahkan para pengawalnya, untuk mencari Mbak. Lalu, Mbak disiksa lebih dulu dan dimasukan ke kandang harimau yang dipelihara oleh Dante. Mbak mau seperti itu hidupnya ...?" tanya Mbak Ina bukan menakuti Jeslin. Melainkan itulah kenyataan selama ini, sehingga membuat banyak orang takut pada Dante.
Jeslin semakin takut mendengarnya, apalagi mengetahui pria itu mempunyai harimau di kandang. Sehingga Jeslin sudah kepikiran lalu membayangkan, jika dia sampai berkhianat. Maka dia akan dimasukan ke kandang harimau. Sehingga membuat Jeslin semakin down dan mengacak rambutnya saat itu.
"Hah, dia punya kandang harimau, Mbak?" tanya Jeslin.
"Jangankan kandang harimau. Pak Dante juga mempunyai kandang singa. Jadi gak ada yang bisa macam-macam kepadanya."
Pernyataan Mbak Ina semakin membuatnya sangat takut saat itu. Sehingga membuat Jeslin tidak ingin hidupnya sia-sia. Sehingga wanita itu semakin merasa dilema. Saat dirinya sudah berniat ingin kabur dari rumah itu. Sesuai fakta mengejutkan datang menghampiri dirinya.
"Hah, serius, Mbak?" tanya Jeslin tidak percaya.
"Serius, Mbak. Buat apa sih saya bohong kepada Mbak. Bapak Dante itu mempunyai banyak peliharaan."
Sehingga Jeslin mengurungkan niatnya untuk kabur dari rumah itu. Dia tidak ingin menyerahkan hidupnya dengan mati sia-sia. Jeslin akhirnya berusaha menuruti semua permintaan pria itu lebih dulu. Walaupun dalam hatinya dilema, ingin berusaha kabur dari situ.
Mbak Ina telah memanggil penata rias rambut terkenal. Untuk membat Jeslin semakin lebih anggun. Karena nanti malam Jeslin akan melakukan Diner bersama Dante. Sehingga Dante meminta Jeslin untuk make-up cantik. Diawasi ketat oleh Mbak Ina pada saat itu.
"Mbak Jeslin penata rias rambutnya sudah datang. Mari ke ruang make-up sekarang, supaya mbak nanti malam tampil menawan dan anggun di depan, Pak Dante." Mbak Ina menganjurkan Jeslin untuk masuk ke ruang make-up saat itu.
"Terima kasih, Mbak."
Jeslin akhirnya melangkahkan kaki menuju ruangan make-up. Tatapan wanita itu begitu sedih, membayangkan nanti malam Dante akan merenggut mahkotanya. Jeslin tak rela menyerahkan mahkota itu kepada Dante.
"Tidak! Aku tidak akan mungkin menyerahkan mahkota aku kepadanya," gumam Jeslin didalam hati terlihat murung dan tak terima.
"Mbak ayo kita salon. Saya diperintah oleh Bapak Dante, untuk make-up Mbak Jeslin supaya cantik. Nanti malam Pak Dante akan membawa Mbak ke rumahnya satu lagi. Rumah itu sangat mewah, indah dan cantik Mbak. Jadi Mbak nanti malam harus melayani Pak Dante dengan sungguh-sungguh. Saya ingatkan kepada Mbak! Jangan pernah tampakkan wajah murung Mbak, kepada Pak Dante. Dia paling tidak suka melihat orang lain cemberut," anjuran penata rias bernama Sasa saat itu.