NovelToon NovelToon
Kisah Cinta Tak Terduga

Kisah Cinta Tak Terduga

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta pada Pandangan Pertama / Wanita Karir / Cinta Murni
Popularitas:27.8k
Nilai: 5
Nama Author: FT.Zira

Bintang panggung dan penulis misterius bertemu dalam pertemuan tak terduga.

Rory Ace Jordan, penyanyi terkenal sekaligus sosok Leader dalam sebuah grup musik, terpikat pada pesona Nayrela Louise, penulis berbakat yang identitasnya tersembunyi.

Namun, cinta mereka yang tumbuh subur terancam ketika kebenaran tentang Nayrela terungkap.


Ikuti kisah mereka....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FT.Zira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8. KCTT 8.

# Sore hari..

'Brakk,,,?!?'

Suara dentuman pintu terdengar nyaring setelah Rose membuka pintu ruangan Nayla dengan kasar dan mendapati sahabatnya tengah duduk tenang menikmati sandwich yang ia beli siang ini saat Nayla tiba-tiba mendapatkan panggilan dari atasan mereka. Ia bahkan tidak yakin dengan rasa sandwich itu lantaran sudah dibiarkan dalam waktu lama. Namun, Nayla tetap mengunyah sandwich itu dengan wajah datar khas yang dimiliki wanita itu.

"Dari mana saja kau?" geram Rose dengan suara keras, namun tidak meninggalkan rasa khawatir yang wanita itu rasakan.

"Pelankan suaramu, Rose!" sambut Nayla tenang tanpa menoleh.

"Jawab pertanyaanku, Nay!" sergah Rose berjalan mendekat setelah menutup pintu.

"Seperti yang kau lihat, aku di sini, dan sejak tadi di sini," jawab Nayla tenang.

"Setidaknya setelah selesai rapat," imbuhnya.

"Jangan konyol! Ini adalah keempat kalinya aku datang ke ruanganmu. Aku bahkan mencarimu ke Apartemen, tapi kamu tidak di sana!" hardik Rose kesal.

"Kau juga mematikan ponsel yang membuatku kesulitan untuk menghubungimu,"

Nayla mengarahkan pandangan pada Rose dalam diam, sementara pikirannya kembali kebeberapa waktu lalu di mana dirinya berada di ruang atasannya.

# Flashback On.... #

"Rose akan digantikan," Darwin berkata tegas.

"A-apa? Ke-napa?" tanya Nayla terbata.

"Aku akan mengirim dia ke kota A. Tapi, kau tenang saja, orang yang menggantikan Rose tidak lebih buruk darinya. Bisa dikatakan mereka memiliki pola pikir dan sikap yang hampir sama, dia yang akan menjadi asistenmu. Bahkan, Rose sendiri yang merekrutnya secara pribadi dan dia yakin kau akan menyukainya," kata Darwin tenang.

"Ini bukan tentang ada pengganti atau tidak, tapi mengapa?" sergah Nayla tanpa sadar meninggikan suaranya.

"Dan mengapa harus di negara berbeda?" Nayla menambahkan dengan sorot tidak rela atas keputusan yang atasannya buat.

"Aku tahu ini terasa sulit bagimu mengingat Rose begitu dekat denganmu, bahkan Rose sudah bersamamu selama beberapa tahun. Tetapi, ini juga untuk kebaikannya," jawab Darwin.

"Apa maksudnya itu?" tanya Nayla dengan alis terangkat.

"Rose sudah bekerja di sini dalam waktu lama, bahkan sebelum dia menikah dan sebelum bertemu denganmu. Kinerjanya yang sangat baik membuatku tidak mungkin melepaskan orang sepertinya,"

"Suami Rose dipindah rawat ke kota A karena di sana memiliki peralatan medis yang jauh lebih baik, dan Rose harus mendampinginya. Jadi, aku mengirim dia ke sana agar dia tetap bekerja tanpa keluar dari perusahaan ini sekaligus menemani suaminya dan itu perlu tanda tangan serta persetujuan darimu karena dia masih terikat kontrak denganmu," Darwin menjelaskan.

Nayla terdiam, meninggalkan jeda keheningan yang begitu panjang sampai sebuah ketukan pintu terdengar.

"Masuk!" seru Darwin.

Seorang wanita membuka pintu dan mengatakan ada yang harus ditandatangani.

"Kalau begitu, saya permisi," ucap Nayla.

Nayla beranjak dari duduknya, melangkah menuju pintu dan bersiap untuk keluar. Namun, suara Darwin kembali terdengar tepat ketika Nayla menyentuh knop pintu.

"Pikirkanlah dengan baik, Nay. Dan serahkan padaku surat-suratnya sebelum akhir bulan depan," ucap Darwin.

"Baik." jawab Nayla sembari membungkuk hormat, merubah sikap santainya mengingat ada orang lain diantara mereka.

Nayla keluar dari ruangan dengan wajah lesu, melangkahkan kakinya menuju rooftop dengan tujuan menenangkan pikiran sekaligus menghabiskan waktu sebelum rapat dimulai.

# Flashback Off... #

'Kenapa dia tidak mengatakan padaku sejak awal? Mengapa dia diam saja? Jika Mr. Darwin sudah mengeluarkan surat pemindahan yang diberikan padaku, itu artinya Rose sudah menerima kabar ini lebih dulu,' batin Nayla.

'Tapi mengapa dia diam saja? Dia bahkan sudah merekrut orang lain sebagai penggantinya. Kenapa aku harus mendengar ini dari orang lain?'

"Hei,,,hei,,,, Nay,,," Rose memanggil sembari mengibaskan tangan di depan wajah Nayla.

Lamunan Nayla terputus, menarik wanita itu kembali pada kenyataan yang tengah ia hadapi.

"Apa yang sudah terjadi," tanya Rose.

"Tak ada," kilah Nayla.

"Apa maksud_,,,"

'Tok,,, Tok,,, Tok,,,'

Pertanyaan Rose terhenti ketika suara ketukan pintu terdengar.

"Masuk!" sambut Nayla.

Seorang pria dengan setelan petugas kebersihan membuka pintu dan menunduk hormat.

"Maaf, Nona, saya mengganggu waktu Anda sebentar," ujarnya sopan.

"Ada apa?" sambut Nayla bertanya.

"Ada dua orang dari jasa kirim barang datang untuk mengambil barang Anda," ucapnya.

"Ah,,, sudah datang? Biarkan mereka masuk! Terima kasih sudah memberitahu saya," sahut Nayla.

Pria itu mengangguk, mempersilakan dua orang pria dengan pakaian khas jasa kirim barang untuk masuk, lalu pergi meninggalkan ruangan Nayla.

"Maaf jika kami datang terlambat, Nona. Barang apa yang Anda ingin kami kirim?" satu dari mereka bertanya ramah.

"Di sana!" Nayla menjawab seraya menujuk sudut ruangan di mana tumpukan hadiah yang dia terima tersusun rapi.

"Antarkan barang-barang itu ke Apartemen saya, letakkan ditempat seperti biasa saja," ucap Nayla.

"Baik!" mereka menjawab serempak, lalu segera bergerak melakukan tugas mereka seperti yang biasa mereka berdua lakukan.

"Apa ini?" tanya Rose.

"Apa?" Nayla balas bertanya dengan alis terangkat.

"Memanggil jasa kirim itu bukan hal yang biasa kamu lakukan, Nay!" ucap Rose.

"Apa yang sudah terjadi?"

"Salahkah jika aku sesekali melakukan hal yang biasa kamu lakukan, Rose?" Nayla balas bertanya.

"Sama sekali tidak. Tapi, melakukan hal seperti ini benar-benar bukan dirimu. Kamu justru sedang menunjukkan sesuatu yang salah sudah terjadi, katakan padaku apa itu!" ucap Rose mulai putus asa.

"Tidak ada, dan sekarang aku ingin pulang." jawab Nayla seraya berdiri.

"Apakah kau menyembunyikan sesuatu dariku, Nay?" Rose bertanya lirih ketika melihat sahabatnya melewati dirinya tanpa memberikan jawaban pasti.

"Aku akan mengembalikan pertanyaan itu untuk kamu jawab," sahut Nayla tanpa menoleh.

Rose menundukkan kepala, merasa sahabatnya telah mengetahui sesuatu yang sudah ia tutupi hanya karena ingin membahas hal itu di waktu yang tepat namun terlambat ia lakukan.

"Aku tidak bermaksud menyembunyikan hal itu darimu Nay, sungguh!" ucap Rose lirih.

"Aku ingin memberitahukan ini padamu, hanya saja waktunya belum tepat. Aku tidak ingin mengacaukan semua yang sedang kamu dapatkan," lanjutnya.

"Aku tahu persis apa yang kamu rasakan, Rose," jawab Nayla.

"Itulah mengapa aku tidak mempertanyakan apapun padamu. Kamu bukan hanya sebagai asisten bagiku. Tapi, sahabatku. Aku akan menunggumu menceritakan semuanya padaku. Ceritakanlah hanya saat kau siap,"

"Tolong simpankan berkas di meja untukku! Aku pulang dulu, dan sebaiknya kamu juga pulang setelah ini," imbuhnya.

Rose mengangkat wajah, menatap nanar kepergian sahabatnya seraya berkata lirih.

"Aku memang seharusnya mengatakan semuanya sejak awal. Tapi, aku tidak ingin membebani pikiranmu disaat aku mendapatkan kabar pemindahan mendekati karyamu diterbitkan. Kamu sudah melakukan banyak hal untukku, sedangkan aku belum melakukan apapun untukmu,"

...%%%%%%%%%%%...

Untuk kesekian kalinya Rory memeriksa ponselnya, menantikan pesan dari seseorang yang menemukan dompet miliknya setelah wanita itu mengatakan akan memberinya kabar tentang tempat untuk bertemu.

"Kontrak sudah di tangan kita. Kabar apa lagi yang kau tunggu hingga membuatmu gelisah, Rory?" Martin bertanya ketika menangkap kegelisahan yang dirasakan Rory.

"Tentu saja dari yang menemukan dompet," celetuk Thomas.

"Dia mengirim pesan, tapi belum mendapat balasannya" imbuhnya.

"Kurasa dia berbohong," sambut Martin skeptis.

"Kalaupun benar dia menemukannya, dia tidak berniat untuk mengembalikannya. Jelas, dia menginginkan lebih banyak keuntungan untuk dirinya sendiri," imbuhnya.

"Ini baru setengah jam sejak dia mengirim pesan, Martin! Jangan menilai seseorang yang belum kamu kenal terlalu cepat, mungkin saja dia sibuk dengan pekerjaan," ucap Thomas.

"Aku setuju," Nathan yang biasanya pendiam membuka suara.

"Jika benar dia menginginkan keuntungan seperti yang kamu sebutkan, dia sudah memintanya sejak awal atau bahkan tidak menghubungi nomormu sama sekali," imbuhnya.

Martin mengangkat bahunya acuh.

"Benar,,, Lagipula, ternyata Rory tidak seterkenal yang kita bayangkan. Bahkan kita sudah bertemu dengan orang yang tidak mengenal kita sama sekali," Ethan menimpali saudara kembarnya.

Tawa mereka seketika menggema ketika teringat dengan wanita yang baru saja mereka temui di kantor redaksi. Sementara Rory tersenyum tipis ketika teringat wanita yang belum ia ketahui namanya, namun mampu menghangatkan hatinya.

'Jika aku datang ke cafe di dekat tempat dia bekerja, akankah aku bisa melihatnya lagi?' batin Rory.

Suara tawa mereka terhenti ketika suara notif pesan dari ponsel Rory terdengar, membuat seluruh perhatian mereka tertuju pada Rory yang segera membuka pesan di ponselnya dengan nama 'Nona Nayrela' sebagai pengirim pesan.

[[ "Maafkan saya karena terlambat membalas pesan, Anda. Saya memiliki beberapa pekerjaan yang tidak bisa saya tinggalkan," isi pesan Nayla.

Rory tersenyum tipis sementara jarinya mengetik pesan balasan.

"Sayalah yang seharusnya meminta maaf karena telah mengganggu Anda, Nona," balas Rory.

"Bukan masalah, saya bisa mengerti. Saya akan melakukan hal yang sama jika berada diposisi, Anda," jawab Nayla.

"Ah,,, Mengenai dompet Anda, bisakah Anda menemui saya di kedai kopi dekat taman kota besok malam? Saya akan mereservasi tempatnya jika Anda tidak keberatan dengan tempatnya,"

Rory terdiam sejenak dan berpikir. Kedai kopi yang dimaksudkan Nayla adalah kedai kopi yang tidak begitu banyak dikunjungi orang, bahkan beberapa kali dirinya melewati kedai itu, tempat selalu kosong.

'Sempurna,' batin Rory.

"Saya tidak keberatan dengan itu, terima kasih banyak, Nona," Rory kembali membalas pesan.

"Anda bisa mengatakannya setelah mendapatkan dompet Anda kembali," jawab Nayla.

"Selamat malam,"

"Baiklah, selamat malam," balas Rory. ]]

Rory tersenyum puas, memperlihatkan isi pesan yang dikirim Nayla kepada semua temannya termasuk Martin.

"Besok dia sepakat mengembalikan dompetnya. Seperti yang dikatakan Thomas, dia sibuk dengan pekerjaan," ucap Rory sembari melirik Martin.

"Apakah besok malam aku memiliki waktu bebas, Martin?" imbuh Rory bertanya.

"Ya, jadwalmu kosong untuk besok malam," jawab Martin.

Rory mengangguk singkat, beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan ruangan di mana teman-temannya masih berada di sana.

...%%%%%%%%%%%...

. . . . . .

. . . . ..

To be continued...

1
💫0m@~ga0eL🔱
si nylose pasti gemoy banget y
Dewi Payang
Semoga Nayla bisa mengungkapnya dengan cepat
F.T Zira: semogaa😌😔
total 1 replies
Dewi Payang
Aku sependapat sama Thomas
F.T Zira: aku punn...
pokoknya banyak yg kecewa ma rory/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Zenun
Semangat kak, episode seru ini. Pen liat cara Nay
F.T Zira: cari ide... mana aku buat Nay punya pentakitt..tambah syulitt kan/Facepalm//Facepalm/
Zenun: Gak perlu pakai aksi kak, cukup pakai trik dan kecerdasan biar bisa membuat Martin dan Rory menelan ludah😄
total 3 replies
Zenun
Penisirin sama cara Nay menyelesaikan masalah ini, tanpa membuka identitas
F.T Zira: /Proud//Proud//Proud/
Zenun: justru aku penisirin 😄
total 3 replies
Zenun
Good job Ethan
F.T Zira: ganti judul jadi cinta segitiga aja kali ya/Facepalm//Facepalm/
Zenun: mantep pokoknya Dahlah Nay jodohin sama Ethan😄
total 3 replies
Zenun
Kalo mereka putus, Nay jangan dikasih balikan sama Rory kak. Ya walaupun aku intip mereka berakhir bersatu hehehe
F.T Zira: di judul sebelh penulisanku kacau banget kak... malu aku judul itu di baca🫣🙈🙈🙈🙈
Zenun: iya, ngintip dikit xixixixi
total 3 replies
Zenun
Iya senang banget, emangnya kenapa? /Whimper/
F.T Zira: perlu di getok dulu yg nanya😖
total 1 replies
Zenun
Tetep Rory salah. Laki-laki kan selalu salah😄
F.T Zira: /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Zenun: Nah ini baru benar
total 3 replies
Zenun
Hanya Thomas yang bisa berfikir jernih😁
Zenun
Hentikan Rory, aku kecewa padamu
Zenun: 😄😄😄😄😄😄
F.T Zira: pada kecewa semua ma Rory/Facepalm//Facepalm/
total 2 replies
Zenun
Abaikan omongan Martin
〈⎳ Moms TZ
gak like sama Rory
F.T Zira: pada kesel ma Rory semua/Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
💫0m@~ga0eL🔱
smoga secangkir /Coffee/ bisa ikut menyertai kebahagiaan mereka.
F.T Zira: terima kasih banyak kaka
total 1 replies
💫0m@~ga0eL🔱
setidaknya ada satu orang yg menyayangi mu nylose
F.T Zira: he em.. betul
💫0m@~ga0eL🔱: sulit menemukan yg begitu /Sleep/
total 3 replies
💫0m@~ga0eL🔱
terharuuu aku tuh, Louise dan Nick /Sob//Sob//Sob/
💫0m@~ga0eL🔱
jangan salahkan anakmu jadi begini bapak ibuk /Proud/
F.T Zira: iya sih😅
💫0m@~ga0eL🔱: ya, bukan salah anaknya kalau begini mah.
total 3 replies
💫0m@~ga0eL🔱
klo kalian gak mau asuh, ya udah kirim anak nya kepadang, aku yg ngasuh 😤
💫0m@~ga0eL🔱: enggak beda jauh malah.
F.T Zira: ohh gitu ya,,, aku kirain bahasnya sama..
seperti yg di gunain judika gitu..
seneng denger bahasanya🤭. tapi gak gitu paham. mana punya cengkok nya tersendiri
total 8 replies
💫0m@~ga0eL🔱
itu orang tua nya kurasa pernikahan dini, asal nikah kagak mikir terpukulnya anak karena ulah mereka..
💫0m@~ga0eL🔱
mulutku yang gak ada remnya. apalagi ketemu orang yg satu frekuensi, oalaahh rame jadinya /Facepalm/
💫0m@~ga0eL🔱: /Joyful//Joyful//Joyful/
F.T Zira: setujuuuuuuu/Sneer//Sneer//Joyful//Joyful/
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!