Karina Yuika seorang gadis yatim piatu, gadis SMK biasa dari Akademi TKJ, gadis yang optimis terhadap hidupnya dan selalu memancarkan aura positif ke orang sekitarnya dan tergantung orangnya se-frekuensi hayuk, sengaja gelud siap adu jotos wkwk. Gadis yang hidup sederhana, bisa mendapatkan perhatian dari seseorang....? Seorang gadis cantik, sederhana, kuat dan kadang-kadang sedikit nakal.
Seorang gadis cantik, didalam hidupnya hanya ada 3 kegemaran: mencari uang, mendapatkan uang, dan mengumpulkan uang! Karina Yuika, gadis yang dijuluki "Si Gadis Cantik"
Kisah seorang gadis cantik dan seorang lelaki yang memiliki watak kejam dan seorang dari masa lalu.
Alfist Anderta Eckart sosok direktur yang dingin!!! dan memandang rendah semua orang;
"Hei, kamu tidak akan bisa kabur lagi!"
'Apa yang harus gw lakukan jika seorang dari keluarga besar mengejarku! Mengapa tidak bisa menjauh?'
"Dengan adanya tanda ini, kamu sudah jadi milikku!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon koeceng_olen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemesraan ini janganlah cepat berlalu
Di kantor polisi
Bertemu lah Andira dengan perempuan ashu di dalam ruangan di dalam penjara yang sudah di izinkan dari polisi, dan dibatasi oleh kaca jendela, anak Andira 'Sakura' dititipkan sebentar pada ibu polisi di kantor polisi.
"Kenapa kau disini" ucap pelakor tak tahu diri dengan nada marah ketus merasa tersakiti dan tak merasa bersalah ckck ternyata ada manusia kek gini ygy suka cari masalah, bikin malu aje
"Apa kamu puas?, Ayahnya Sakura sekarang berada di penjara, apa kamu tidak berpikir bagaimana, kelak, masa depan nya tanpa di dampingi oleh ayahnya?" Ucap Andira pelan tapi ada penekanan, marah bercampur aduk dengan kesedihan
"Heh... Aku gak peduli, aku beritahu kau yah, selama apa yang aku inginkan maka harus aku dapat kan, bahkan jika aku tidak bisa mendapatkan nya, aku akan menghancurkan nya" ucap pelakor otak setan gila, tersenyum ngeri
"Tak kusangka spek mas Damian, Perempuan sinting seperti kamu" ucap Andira Sambil geleng-geleng kepala
"Kau...." teriak jalang itu, tapi berhenti karena di pelototi oleh pak polisi
"Baru ku katakan sinting sudah kepanasan, asal kamu tahu kamu itu perempuan murahan spek Dajjal gak waras yang pertama kali aku temukan di dunia ini" ucap Andira sengaja membuat makin kepanasan dan mengeluarkan apa yang dia rasakan
"Heh.... Aku beritahu kau, sebenarnya dari awal mas Damian Memang tidak pernah suka sama kau, hanya bersimpati dengan kau saja" ejek balik pelakor itu
"Saya tidak peduli, saya harap kelak jangan buat masalah, kasihan sama mereka yang sudah bahagia bersama keluarga kecilnya dan diganggu oleh ashu seperti anda, dan saya akan menyingkir, jadi hidup lah bahagia berdua di penjara wahai jalang, ambil lah pria brengsek itu, saya membuangnya" ucap Andira sedikit sarkas untuk terakhir kalinya, dan perempuan itu mencaci maki balik tapi tidak di pedulikan dari Andira.
Jujur Andira bingung kenapa dia bisa merasakan cinta yang sedemikian sakit, apa Andira seorang yang mencintai dan tak terbalas?, apa Damian bisa sekejam itu, apa dari awal dia tidak mendapatkan cinta dan sayang yang tulus dari Damian dan Andira Hanya mainan?, padahal selama ini Andira selalu baik dan tulus, selalu menjalankan kewajiban seorang istri, apa sejahat itu pria yang sedari dulu yang sangat dia cintai.
Flashback bentar ke masa Andira dan Damian
"Andira.... Andira...." Teriak Damian Dan mereka bertemu di sebuah taman, di tepi danau
"Iya" ucap Andira tersenyum manis, mereka sudah janjian ketemuan di taman, ada hal penting yang perlu dibicarakan dari sepasang kekasih ini
"Mas pernah berjanji bukan jika mas mendapatkan pekerjaan yang tetap, mas akan menikahi mu" dan diangguk kan dari Andira dengan senyuman yang sangat maniss, Siapa pun yang melihat akan jantungan karena semanis madu Wkwk
"Andira, jadilah istri ku dan ibu dari anak-anakku" ucap Damian sambil berjongkok dan menyodorkan sebuah cincin emas.
"Iya, aku mau mas" sambil tersenyum bahagia.
"Mas akan membahagiakan kalian" sambil mencium kening Andira.
Sudah, cukup lah flashback nya
Kemudian Andira ke penjara Damian, dia tidak ingin menyusahkan Sandra adik kandung yang sangat dia sayang dan Karin yang sedari dulu sudah dianggap keluarga. Dan di izinkan lagi bertemu langsung tanpa pembatasan karena Andira ingin melihat langsung tanpa embel-embel batas ini batas itu.
"Sayang..." Ujar Damian dengan muka mimik wajah sedih dan menyesal
"Kau telah melupakan dengan ucapanmu sendiri, mas" ucap Andira menahan kesedihannya
"Maaf kan mas, Andira" ucap Damian sambil bermohon dan memegang tangan Andira, dan Andira membiarkan nya.
"yang pernah kau ucapkan sebelum nya, membahagiakan aku dan sakura, janji itu kemana hehh?" Mata Andira yang berembun dari tadi akhirnya menetas, menatap lekat ke arah Damian, dengan cepat Damian menghapus airmata Andira
"sekarang.... Hidupku dengan cinta mu .... telah terkubur...., Karena perasaanku bukan lagi cinta melainkan benci, kesal dan muak" ucap Andira yang mengeluarkan apa yang dia rasakan selama ini
"Aku jatuh cinta pada mu seperti orang bodoh, sampai akhirnya kau bersama wanita itu dari pada keluarga mu sendiri, apa aku melakukan kesalahan?" Menangis lah Andira dalam mengucapkan yang dia rasakan
"Maaf kan mas, Andira, mas khilaf, mas merasa nyaman bersama dia dari semua kehidupan kita sehari-hari yang melelahkan, dia ingin tinggal dirumah kita, mas waktu itu tidak bisa berpikir lagi dia mendesak mas terus Andira, mohon mengerti lah." ujar Damian jujur, menjelaskan semuanya dan menunduk merasa bersalah
"A.... aku pikir....aku bisa bertahan mas, tapi mas menurutinya dan aku melihat kau bercumbu mesra di pantai Kelayang, saat itu lah seluruh perasaanku sirna, sebenarnya aku mempertahankan pernikahan ini demi Sakura anak kita satu-satunya dan aku sungguh mencintai mu, ternyata usaha ku itu sia-sia ya, aku menyangkal semuanya atas nama cinta ku padamu mas" ucap Andira lagi sambil mengeluarkan buliran air mata kesedihan
"Kau nyaman bersama nya? Kalau itu yang kau mau, kita bercerai saja, tinggal lah bersama dia jangan ganggu aku dan sakura" ucap Andira lagi
"Apa?" Ucap Damian melongo, Dengan cepat Andira 'sett' melepaskan cincin perkawinan nya, dan membuang nya asal 'tingg'
"Andira" Damian tercengang, biasa nya Andira akan memaafkan segala sesuatu tapi ini sungguh diluar dugaan nya
"Apa maksudmu, mas tidak mau bercerai dengan mu, mas memang salah tapi berikan mas kesempatan, mas akan berubah" bantah Damian pelan sambil mengusap pipi Andira Damian takut mendekam di penjara
"Kenapa aku begini karena ulah mas sendiri" berusaha melepaskan tangan Damian dari pipi nya.
"Seperti yang ku katakan, kita bercerai mas, karena itu besok aku akan mengirimkan surat cerai kita, Berani berbuat, berani juga bertanggung jawab" ucap Andira tegas, dengan cepat Damian memegang tangan Andira tapi di tepisnya, dengan cepat Andira pergi dengan Damian yang sudah disuruh masuk penjara dari pak polisi.
'bisa-bisa nya aku mencintai pria busuk dari pada sampah'
~
Dengan cepat Karin mendorong pria aneh itu, pria itu terdorong 2 langkah ke belakang saking terkejutnya dan sedikit kuat nya tenaga Karin.
"Ada apa dengan lu, ah?" Berteriak tapi gak begitu bagas, bingung dan jengah kenapa pria aneh ini tiba-tiba mendekat dan ingin merebut jeruk yang separuh dimakan, apa belum makan dan lapar atau pria ini ada kelainan, itu yang sedang dipikirkan oleh Karin, Karin gara-gara gak pernah pacaran jadi agak laen ygy, itu mah tingkah orang mesum ygy.
"Aku hanya ingin hidup dengan mu" ucap pria itu kalem to the poin, biarpun sudah ditolak mentah-mentah tapi muka nya tidak merasa bersalah dan malu.
"Hahaha....!!" Tertawa sebentar kemudian terbit lah senyum sinis dari Karin
"Tuan menyukaiku?, gw rasa lu tau dan dengar gw ini gadis biasa dari keluarga miskin.... yang cantik, cerdas bahkan punya kepribadian baik, kalau lu ingin bersama nona ini, akan menjadi nyonya keluarga apa hem??" Ucap Karin lagi, dan bertanya tanya, dan sengaja ingin meremehkan pria didepannya, dia merasa harus bertindak dan bersikap yang membuat pria itu tidak suka, menghancurkan dan menjatuhkan keinginan nya, Karin masih ingin bebas tanpa dibatasi siapa pun, terkecuali Marsel yang sudah dianggap keluarga dari nya jadi no problem, dann biasanya laki-laki anti yang namanya cewek matre.
'terserah lu berpikir gw gadis kotor dan hina, gw gak peduli' ucap batin Karin yang ingin segera berakhir dengan permasalahan yang dihadapi nya.
Pria itu menyeringai dan menampilkan sikap arogan (angkuh)
"Burung kenari ku, kamu akan kembali padaku kalau tahu kebenarannya" ucap pria itu mendekat, dan membelai lembut pipi Karin, dan berkerut lah kening Karin mendengar ucapan tersebut. Masih menyangkal yang ada dipikirannya apa benar Marselino anak dia dan pria itu, tapi alam sadar dan logika mengatakan tidak, dia tidak pernah berbuat tidak senonoh seperti itu.
"Pria bodoh dengan ambisi, ckck gw tahu pria-pria jenis seperti lu, yang ingin segala nya ada di cengkraman tangannya, tapi dengar baik-baik, hal itu tidak pernah terjadi dan kedepannya tidak akan ada hal seperti itu" ucap Karin tegas dan yakin sambil memandang lurus kearah mata pria itu.
"Sayang, aku merasa kita ditakdirkan bersama saat pertama kali melihat kamu di hari itu" pria itu mendominasi ingin menguasai pikiran Karin yang masih berpikir panjang dan mengingat apa pernah terjadi.
Deg, 'hari itu' dari mimik wajah Karin yang tegang tapi terlihat sangat menggemaskan dari sudut pandang pria tersebut.
"Puf" pria itu sedikit tertawa dengan keadaan sekarang yang membuat nya merasa lucu sama ekspresi wajah Karina.
"Gw bukan buah catur yang mudah dikendalikan" ucap Karin yang merasa dipojokkan dan dipermainkan tapi masih terdengar kuat
Tanpa aba-aba pria itu, menelan seliva nya (btw seliva kan emang tanpa aba-aba ya kan? Hadehh mulai oleng), memancing perasaan yang dari dulu dia ingin kan, untuk memiliki gadis yang cantik ini seutuhnya dan selamanya, dan mengekang kebebasan Karin yang selalu hangat, tersenyum manis di depan orang banyak.
Pria itu memegang tangan kiri Karin dan sedikit membelai tangan yang saling bersentuhan, yang membuat Karin menelan seliva nya dengan keadaan tegang dan merinding, dengan secepat kilat sudah ada cincin menggelantung di jari manis Karin, kemudian mencium mesra jari Karin 'cup', cincin itu terlihat elegan yang terbuat dari berlian merah muda, yang membuat Karin sangat terkejut, tingkah laku pria itu yang membuat risih dan berujung menampilkan cincin yang melingkar di jari manis nya yang menurut nya cincin paling indah yang pernah dia lihat.
"Aku memakai kan cincin ini sebagai tanda cinta untuk Nyonya Eckart, aku ingin cepat-cepat bercinta dengan Nyonya seperti dulu" ucap pria itu sambil kaki kanannya bergerak di tengah-tengah kaki Karin tapi masih belum sampai ygy ke it* nya dan Karin makin tegang dan merasa aneh sama yang dia rasa dibawah, dan menatap lekat tapi di bagian kalimat 'cepat-cepat bercinta dengan Nyonya seperti dulu' itu sangat dekat dengan daun telinga Karin, yang membuat Karin bergidik geli karena hembusan nafas nya itu, sekaligus takut. Dan posisi Karin terpojok di dinding dan pria itu menahan sisi kiri kanan Karin dengan tangan nya,
"Nyonya tidak perlu cemas karena tuan Eckart mu ini adalah orang yang akan memuaskan Nyonya penuh ambisi" lanjut ucapan pria itu yang masih sangat dekat dengan telinga Karin yang seperti ingin mencium sisi sebelah kanan telinga Karin, yang makin-makin membuat Karin merinding.
"Hati, tubuh, bahkan hidup mu akan masuk ke genggamanku" ujar pria itu lagi, hdehhh banyak cakap juga nih cowok.
"Ya, ya ampun, a astaga.... Kebiasaan buruk tuan Eckart sangat menakutkan" ucap Karin pelan yang sedikit takut dan sedang berpikir untuk kabur dari kengerian ini.
"Kebiasaan.... Buruk, huemm" ucap pria itu dingin sambil mencium rambut harum Karin disebelah kanan Karin
"G.... Gw sambil berdoa dalam hati karena takut dengan ucapan mu itu tu.... tuan, a.... apa sebelumnya tuan jatuh tersandung di got?" Ucap Karin, dan di tatap lekat dari pria itu, sambil memegang kedua tangan pria yang menahannya untuk melepaskan sisi kiri dan kanan Karin yang dikungkung pria itu, tidak lama berapa detik Karin mengatakan itu, malah pria itu menarik tubuh Karin menggunakan tangan kiri nya dan memeluk erat, menempel kan hidung mereka yang mancung-mancung itu
"Iya aku tersandung senyuman manis mu itu Nyonya Eckart" ucap pria itu yang hampir menyatukan bibir nya ke bibir mungil Karin, dengan cepat Karin menahan dada bidang pria itu, sebenarnya Karin ingin menampar keras ke wajah pria itu seperti di film-film 'plaakkk' tapi otak nya berpikir itu malah akan membuat suasana yang suram makin menyeramkan.
"Aha...ha...ha bisa aja lo tuan" berusaha menjauh kan tubuh yang memeluk erat itu.
"G.... Gw tau tuan ini mau manfaatkan gw, g.... Gw siap jadi ibu nya Marsel tapi mohon jangan memaksa kehendak tuan" ucap Karin lagi sambil bermimik bermohon
'tapi gw kira usaha tadi akan membuat nya berpaling tapi ini sebaliknya, oh God' ucap Karin dalam hati
Tak tok tak tok tak tok, Karin dan pria itu mendengar langkah kaki yang sama-sama tertuju ke pintu yang tidak menggunakan pintu, ada seseorang yang menuju ruangan kecil yang sedang ditempat kan dari mereka berdua yang seperti nya tempat gudang untuk peralatan makanan
"Heh...." Ucap seorang pekerja yang terkejut ada seorang laki-laki dan seorang perempuan di tempat pojokan, dan ditatap tajam setajam silet dari pria yang masih memeluk Karina
"Ma.... Maaf, silahkan dilanjutkan" sambil menunduk kebawah, dengan cepat pekerja itu pergi
'dasar manusia yang tidak membantu' ucap Karin dalam hati
"Tuan, gw minta maaf, mohon lepaskan aku" ucap Karin sambil bermohon lagi
" tidak perlu minta maaf, tuan mu ini tidak keberatan"
"Justru gw yang keberatan"
"Begitu....ya"
"Bukankah sebaiknya kita membicarakan tentang Marsel"
"Sekarang kita sedang membicarakan, memastikan pilihan terbaik untuk Marsel dan yang perlu diwujudkan"
"A.... Aku sudah memastikan nya, kehendak baik tuan itu tidak membawa hasil yang bagus, mungkin niat buruk ku malah bisa membuat hasil yang bagus" Ucap Karin sedang menawar.
"Hah.... Niat buruk mu itu apa" bicara sambil memeluk erat dan mengerutkan keningnya
"Pertama mohon lepaskan diriku yang kecil ini tuan" tapi tidak dikabulkan oleh pria itu
"Hah niat buruk gw cukup tuan jauh-jauh dari gw dan gw siap sebagai keluarga bagi Marsel yang lainnya lupakan saja" ucap Karin lagi sambil tersenyum yang mengeluarkan gigi putih nya.
"Pfft" dan kening Karin pun mengerut juga dengar ketawa nya pria itu, dengan muka jutek yang sekarang tidak begitu takut tegang merinding Karin pun
"Lu gak bisa maksain kehendak dengan perempuan yang dibawah umur, omong-omong gw gak suka sama lu sama sekali" ucap Karin jujur skakmat
"Melihat mu berkicau merdu membuat ku ingin menyesap bibir manis mu itu sayang" yang tidak peduli dengan tolakan dari Karin
"Ahh gw bilang lepassss" teriak Karin yang sudah geram
Tringgggggggggggggggggggggggg suara ponsel Karin berbunyi
"Lepasssssss, ini yang nelpon pasti Sandra" melihat muka jutek Karin yang dari sudut pandang pria itu malah mengemaskan, tidak mau membuat makin kesal dia melepaskan pelukannya, dan diangkat dari Karin
""Kar, lu dimana? Dia gak macem-macem kan?"" Karin langsung menoleh ke arah pria yang sedari tadi melihat nya
""Bentar gw, otw, kesana, Marsel sudah siuman gak"" tanya Karin mengalihkan pertanyaan Sandra, ini salah Nya mencari ruangan yang sepi dan dalam dan di kejadian ini Karin benar-benar dirugikan tapi sudahlah.
""Sudah, dia langsung nyari in Lo, ini neneknya lagi tenangin Marsel"" mendengar itu Karin langsung, menarik tangan pria itu
"Ayo cepat kita keruangan Marsel" drap drap berjalan cepat
""Oke kami kesana"" langsung dimatikan ponsel dari Karin
Dan dilihat dari petugas yang merogoki Karin dan pria itu, yang sedang berjalan bersama temannya
"Apa wanita itu pacarnya?" tanya petugas yang merogoki Karin dan pria itu
"Bukan mungkin iya, lu nanya gw, emang gw bapak Mereka" ujar teman nya apa adanya
"Benar-benar mengerikan anak jaman sekarang, masa tempat pacaran mereka gak ber modal" tatap iba petugas yang merogoki Karin dan pria itu, dan Mereka ghibah in Karin dan pria itu
"Pokok nya begitu, ho ho" ucap petugas yang merogoki Karin dan pria itu.