“Ale, kakek cuma minta satu permintaan kekamu. Menikahlah dengan gadis yang difoto ini, namanya Olivia Gumolily dia gadis baik, dia anak teman Papa Mama mu dulu. Kakek titip Olivia ke kamu sayangi dia” - Wasiat kakek Axel Caprice Alessandro Caprice merupakan pewaris kerajaan bisnis yang memiliki campuran darah Italia, dia merupakan boss dari mafia besar de’Mons yang terkenal dengan keganasannya. Ale adalah seorang dengan wajah tegas dan dingin, tidak ada kata perempuan dihidupnya selain mediang ibunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Savana Yolanda JM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LA-Bab 11 Bermalam Di Rumah Tuan Ale
Olivia masih dengan wajah polosnya memperhatikan wajah Ale yang masih tertidur, hampir saja dia meraba wajah Ale hingga dikagetnya oleh sang empu yang terbangun
“Sudah puas mengamati wajahku nona” – Ale bersuara dengan mata tertutup
“ehhh” – kaget Olivia hingga dia langsung memposisikan tubuhnya untuk menjauh dari Ale
“Maaf tuan” – cici Olivia
Ale merubah posisinya yang awalnya sebagai bantal Olivia sekarang Ale meringsek mendekati Olivia memeluk Olivia dengan erat mencium bau Olivia yang sangat nyaman
“Tuan apa yang anda lakukan” – Olivia yang ingin menjauh tapi apa daya
‘deg deg deg deg’ kondisi jantung Olivia saat ini sangat-sangat tidak terkondisikan, degupnya sangat cepat
“Diamlah tidurlah beberapa menit lagi” – Ale masih dengan gaya bossynya
“Saya mau pulang tuan” – Olivia dengan nada yang sangat kecil
“Sudah malam menginaplah, cuaca diluar juga tidak bagus” – Ale dengan posisi yang sama
Olivia yang mendengar itu melihat kondisi cuaca yang sedikit menyeramkan dari balik tirai dikamar Ale. Tapi dia tidak suka bermalam ditempat asing, apalagi ini adalah rumah orang yang tidak dia kenal sebelumnya.
“Tidak masalah tuan, saya akan pulang saja” – Olivia dengan kekehnya
Ale yang tidak suka dibantah akhirnya menjauh dari Olivia dengan wajah sangarnya “menginaplah” – kalimat Ale yang benar-benar tidak dibantah
Ale menjauh dari Olivia turun dari kasur dan membuka lemarinya mencari suatu baju dengan ukuran yang lebih kecil dari dirinya
“Bersihkan dirimu dan pakailah” – Ale menyerahkan kaos untuk dipakai oleh Olivia
“Terima kasih tuan” – Olivia tidak bisa membantah lagi dan langusung menerimanya
“Kau bisa gunakan kamar ini” – Ale dengan singkatnya dan keluar dari kamarnya, Ale menuju ruang kerjanya
Olivia masih memandangi baju yang dia peganga ‘Kenapa aku harus berakhir disini?’ -pikirnya
Olivia akhirnya menuju kamar mandi, melakukan ritual mandi dan bersih-bersih, dia menikmati harus sabun dan sampo yang dia kenakan saat ini, dan pastinya itu semua milik Ale. Setelah dia keluar dari kamar mandi, dia membandang pantulan dirinya yang emmakai kaos putih kebesaran milik Ale dan celana piyama yang kebesaran juga.
Kriuukkk kriikkk …. Suara perut Olivia yang minta diisi
Akhirnya dia memutuskan untuk keluar kamar, dia menuju dapur selama perjalanan menuju daput ‘Apa aku tak tahu malu meminta makanan? Biarlah salah sendiri suruh siapa aku tidka boleh pulang’ – bergelut dengan pemikirannya sendiri.
Setelah sampai didapur dia memeriksa bahan yang ada dikulkas
“Maaf nona bisa saya bantu?” – Pelayan rumah Ale
“Oh maaf aku lancang, aku hanya memeriksa bahan makanan, mungkin ada yang bisa aku masak, karna aku sangat lapar” – Olivia yang tidak enak
“Anda ingin makan apa nona? Biar saya yang masakkan” – pelayan rumah dengan ramah
“tidak, tidak, aku bisa sendiri, kamu istirahatlah, maaf aku mengganggumu malam-malam” – Olivia menolak dengan lembut
“Tak apa nona biar kami saja, nanti tuan marah kalau melihat nona didapur” – pelayan yang sedikit ketakutan, pasalnya tuannya tidak pernah membawa perempuan untuk masuk ke rumahnya, pelayan tersebut menyimpulkan bahwa nona yang ada dihadapannya saat ini perempuan istimewa untuk tuannya.
“Aku tidak se spesial itu tenanglah aku bisa masak makananku sendiri ok” – perkataan Olivia yang terkesan memaksa
“Tapi nona..” – Pelayan yang masih tak mau kalah
“sudah biarkan aku saja” – Olivia memenangkan perdebatan ini
Beberapa pelayan masih melihat ke arah Olivia, dia melihat secara sembunyi-sembunyi apa yang dilakukan oleh nona itu.
Olivia dengan cekatannya menyiapkan bahan masakan untuk membuat nasi goreng dengan ayam katsu, dia dengan lihatnya memotong dan melakukan semua kegiatan memasak sendiri hingga suara mengagetkanya
“Apa yang kau lakukan?” – Ale mengagetkannya
“Maaf tuan lancang menggunakan dapurmu dan bahan masakanmu. Tapi aku lapar sekali” – Olivia yang ketakutan
“Pelayan” – teriak Ale
“iya tuan” – Pelayan yang datang tergopoh-gopoh takut dengan raut wajah Ale saat ini
“Kalian tidak bisa bekerja? Sudah tidak mau bekerja lagi? Kenapa membiarkan tamuku memasak” – Ale dengan nada menyeramkan dan menusuk
Olivia yang tau hal itu langsung menyelah dan membela pelayan
“Aku yang mau memasak sendiri makananku tuan, jangan salahkan mereka” – Olivia yang langsung pasang badan untuk pelayan tersebut
“Pergilah” – Ale mengusir pelayan itu untuk pergi
“Maaf tuan” – Olivia menundukkan kepalanya
“Eh gosong ayamku” – Olivia dengan kocaknya melonjat kaget karna melupakan ayam yang sedang digoreng
Masih dengan posisi membelakangi Ale dia bertanya ke Ale
“Tuan sudah makan? Tuan mau makan ini?” – Olivia mencoba menawari makanan yang dia masak
Ale masih diam saya memperhatikan Olivia dengan lincahnya kesana kemari memasukkan bahan masakan penggorengan
“Siappp” – Olivia dengan piring yang berisi makanan di tangannya
“Anda mau?” – Olivia masih berusaha menawari Ale
Ale menatap makanan yang Olivia buat, dia familiar dengan ayam katsu tersebut tapi tidak dengan nasinya. Mereka sekarang dimeja makan dengan jarak yang dekat
“Cobalah tuan” – Olivia menyodorkan piring dan sendok ke arah tuanya
Ale menerima sendok itu dan menyuapkan makanan ke mulutnya, begitu pula dengan Olivia, dia menyendokkan nasi dan ayam katsu ke multnya.
Ale tidak mau berhenti makan, Olivia yang didekatnya cukup heran, dia berhenti makan di suapan kedua dan semua kandas dengan Ale yang memakannya. ‘kenapa ini enak sekali’ – pikir Ale
“Enak?” – Olivia dengan sendok di bibirnya
“Hem” – respon Ale
“Anda menghabiskan semuanya tuan” – Olivia dengan polosnya menunjuk piring yang kosong
“Kau bisa membuatnya lagi” – Ale yang berjalan menjauhi Olivia menuju ruangan yang Olivia tidak tau itu ruangan apa
“Aku masih lapar” – rengek Olivia di meja makan
Olivia akhirnya makan roti dan susu untuk mengganjal perut kecilnya. Dia memutuskann untuk kembali kekamar yang dia tempati tadi. Dia mengeluarkan ponsel pintar miliknya, mencoba menghubungi Willy tapi tidak ada sahutan. Hingga tiba-tiba ponsel berbunyi dengan nama ‘Anna’
“Halo Ann” – Olivia dengan posisi tidur terlentang di kasur milik Ale
“halo Liv, Aku udah diapart, besok aku akan kerja” – Anna menginformasikan
“Kau sudah disini? Bukannya 1 minggu kamu ke rumah orang tuamu?” – Olivia keheranan
“Tidak aku memutuskan kembali kemari, aku tidak betah” – Anna dengan mode temannya
“Oh aku tunggu ceritamu besok, kamu masih membawa kunci cadangan tokoku, besok aku akan masuk sedikit terlambat” – Olivia menginformasikan
“Kamu akan dirumah rusun?” – Anna bertanya
“Iya” – singkat Olivia
Olivia tidak bisa menjelaskan keadaan saat ini ke Anna, sedikit rumit tapi dia akan jelaskan saat mereka bertemu. Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Tidak ada tanda-tanda kehadiran Ale untuk kembali kekamar ini.
“Mungkin dia tidur dikamar lain” – gumam Olivia yang merasa lega
Olivia akhirnya tertidur dengan posisi miring disalah satu sisi kasur Ale
Jam 1 malam Ale keluar dari ruang kerjanya menuju kamar milikinya, pandangannya saat ini langsuung menuju ke seorang perempuan yang membelakanginya tidur posisi miring, dia langsung naik keatas ranjang dan tidur disebelah perempuan tersebut yaitu Olivia, dia membenarkan posisi Olivia untuk masuk kedalam pelukakannya. Mereka masuk kedalam alam mimpi mereka sendiri-sendiri ‘selamat malam Lily tidur nyenyak’