Sejak awal pernikahan,kehadiran Deandra tak pernah di anggap oleh suaminya, bagi athar dia hanyalah istri di atas kertas, terlebih statusnya hanya sebagai "pengganti" kakaknya yang seharusnya menikah dengan athar namun menghilang di hari pernikahan dan Dea lah yang akhirnya menjadi istrinya athar.
Berbagai usaha telah Deandra lakukan untuk meluluhkan hati sang suami, namun tak pernah terlihat sama sekali di mata athar.
Hingga akhirnya kesabaran Deandra mulai terkikis dan dia memilih untuk menyerah lalu mulai merubah sikapnya sama seperti sikap athar padanya, hal itu membuat athar merasa kehilangan, seperti ada sesuatu yang kurang yang selalu mengisi kesehariannya.
Perlahan sikap athar mulai berubah untuk meluluhkan sikap deandra kembali, di tambah persaingan cinta yang tanpa diduga muncul, membuat keduanya mulai menyadari perasaan masing-masing, lalu bagaimana kah akhirnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18
"Apa?! "
Perkataan Kevin barusan dengan cepat menyadarkan athar, lelaki itu luruh ke lantai dengan hatinya yang di penuhi dengan penyesalan, kenapa dia tidak terpikirkan untuk ijin terlebih dahulu pada deandra sebelumnya? kenapa hatinya mudah terpengaruh dengan perangkap yang di buat Ranty?
Setiap detak jantung nya kini hanya menyeruak kan nama Deandra dan dalam hatinya ia selalu berucap penyesalan.
Kevin menatap athar dengan pandangan lurus, terdengar helaan nafas kasar darinya. "Sejak dulu lo selalu begini athar, susah untuk mengekspresikan perasaan lo. "
Kevin menggelengkan kepala, dia sudah mengenal athar semenjak masa putih abu- abu. Tentang hubungan athar bersama ranty pun kevin sangat mengetahuinya.
Sebenarnya athar sendiri tidak mengetahui dia mencintai ranty atau tidak, sejak dulu hati pria itu selalu mudah untuk di pengaruhi hingga dia tidak bisa membedakan antara cinta atau hanya kasihan.
Tapi bersama deandra, mengamati bagaimana athar selalu bersemangat saat menceritakan wanita itu, kevin bisa melihat athar yang akhirnya menemukan cinta sejatinya.
Namun lagi- lagi hati athar itu mudah di pengaruhi hingga dia tanpa sadar melakukan kesalahan fatal seperti ini.
Athar bangkit. "Di mana deandra sekarang? gue harus ngomong sama dia secepatnya, Vin! gue harus menjelaskan kesalahpahaman ini. "
Kevin diam, wajahnya datar. "enggak tahu. "
"Apanya yang enggak tahu? jelas- jelas lo pergi sama dia! " Athar mulai larut dalam emosi.
Kevin teringat akan wajah Dea yang memohon agar dia tidak memberitahukan keberadaannya pada athar, jadi meski kini melihat athar yang sangat frustasi tapi kevin tetap memilih membungkam mulutnya.
Biarlah athar menyadari kesalahannya sendiri dan menemukan caranya untuk bersama kembali bersama deandra dengan usahanya sendiri.
"Gue memang pergi sama Dea, dia bilang ingin pulang jadi gue mengantar nya, tapi di tengah jalan dia memilih turun, jadi gue gak tahu sekarang dia di mana! "
Bugh! satu pukulan kembali mendarat di wajah kevin, athar menatap tajam dengan nafas memburu.
"Gila lo! kenapa nurunin dia sendirian di jalan! kenapa lo malah tinggalin dia! "
"Lebih gila mana dari lo yang ninggalin dia demi wanita lain!"
Balasan dari Kevin membuat athar langsung terdiam, wajahnya berubah redup.
"Gue harus gimana vin? di mana dia sekarang? pasti dia sendirian di luar sana. "
"Baru nyesel lo sekarang? " kevin geleng-geleng kepala.
"Lo gak pengen tahu gimana deandra bisa tau lo pergi menemui ranty? "
Athar baru tersadar, kepalanya mendongak menatap Kevin.
"Iya bagaimana dia bisa tau?"
"Semuanya gara-gara wanita itu, dia mengirimkan pesan pada deandra dengan menyertai foto lo dan memberikan kata- kata yang menyudutkan. "
Seketika hati athar di penuhi amarah, wanita itu memang harus di beri pelajaran agar tak semakin semena- mena nantinya.
"Sekarang lo sendiri yang harus nyari keberadaan deandra dan minta maaf padanya. "
"Lo serius gak tau keberadaan isteri gue? "
Kevin menggelengkan kepala. "Walaupun gue tau, gue gak akan kasih tau di mana Dea. Karena lo emang pantas mendapatkan ini, yang lo butuhin itu emang penyesalan, " ucapnya bersama jari telunjuknya yang mengarah ke dada athar, seolah memberikan peringatan pada pria itu.
"Gue kalo jadi Dea pun bakal ngelakuin hal yang sama, bahkan gue bakal ninggalin lo untuk selama- selamanya. "
Athar membisu, mendengar setiap perkataan kevin laksana anak panah yang menancap dan semakin memperdalam luka dan penyesalan nya.
"kalo lo butuh bantuan gue bisa bantu, asal lo emang bener- bener mau berubah jadi suami yang lebih baik. "
Kevin memberikan tepukan pelan di bahu athar, seakan pria itu memberikan semangat untuk temannya tersebut.
"Masih ada satu kesempatan, gue tau lo udah mulai nyaman dan cinta sama istri lo. "
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Athar melangkah kan kakinya gontai masuk ke dalam rumah, bella yang melihat nya segera menghampiri.
"Eh abang udah pulang? kak Dea mana? kok gak pulang bareng?!" Bella nampak celingukan mencari keberadaan kakak iparnya yang tak ikut bersama abangnya.
"Dera udah pergi, bell. " lirih athar dengan wajah muram.
"Apa maksud abang? " Bella tak mengerti.
"Ini semua karena kesalahan abang, yang bikin dia pergi ninggalin kita."
Mata Bella menyorot curiga. "Sepertinya ada sesuatu yang telah terjadi yang aku tak tau, bisa abang cerita? "
Athar mengangguk pelan, mereka duduk di kursi ruang tamu dan athar mulai menceritakan semuanya yang terjadi pada saat dinner berlangsung pada sang adik.
"Tuhkan aku udah curiga dari awal pasti ada hubungannya sama kak ranty! " mata Bella seperti akan keluar saking emosinya, amarahnya terlihat jelas.
"Abang sendiri kenapa pake segala nurutin perkataan dia? apa gak curiga dari awal?!"
"Abang pikir dia beneran lagi kesusahan karena dia sempat menangis, bell. gak abang sangka ternyata itu memang rencana liciknya untuk menjebak abang. "
"Tapi selama abang di hotel itu sama dia, abang dan dia gak ngelakuin sesuatu kan?"
Athar langsung paham dengan arah pembicaraan Bella. "Tentu saja tidak, jangankan berfikir untuk melakukan sesuatu seperti itu setelah tahu ranty ternyata menipu abang, abang langsung muak dan ingin cepat pergi dari situ! "
Bella menghela nafas lega. "Baguslah, karena yang ku tahu kak ranty itu tipe orang yang nekat."
"Sekarang gimana abang harus mencari keberadaan Dea, bell? " terdengar helaan nafas yang sangat frustasi dari Athar. "dia benar-benar tak mengizinkan abang untuk mencarinya, lihat bahkan WA dan nomor telepon abang di blok sama dia. "
Bella menatap prihatin.
"Bell, kamu kan sudah berbaikan dengannya, pasti kamu punya wa Dea kan? kamu bisa menghubungi nya bell. "
Bella baru menyadari hal itu. "aku coba bang. "
Bella mulai menghubungi Dea melalui aplikasi WA, tanpa di duga kakak ipar nya itu langsung menjawab panggilan WA nya.
Bella menaruh telunjuk ke depan bibir, isyarat agar athar tak mengeluarkan suara saat ia mulai bicara dengan Dea.
"Halo kak Dea, kakak di mana kok belum pulang? "
("Halo Bella, sebelumnya apa athar ada di rumah saat ini? ")
Bella langsung bisa menyadari seperti nya Dea tak akan bicara jika dia katakan athar ada di rumah.
" Tidak ada kak, bang athar juga belum pulang jadi aku bertanya pada mu. "
Terdengar helaan nafas di seberang sana.
Sedetik, dua detik baik Bella ataupun athar kini sama-sama menanti apa yang akan di katakan Dea selanjutnya.
(Bella, sepertinya aku memilih menyerah.)
Deg! seolah dunianya runtuh, jantung athar seakan berhenti berdetak saat itu juga, raut wajahnya langsung menegang ketika Dea mengucapkan kata-kata itu..
"Maksud kakak? " tak seperti athar yang sudah kelabakan di tempat nya, Bella masih berusaha untuk tetap tenang.
(" jujur, aku tak bisa lagi bersama kakak mu, Bella. nyatanya sekuat apapun aku berusaha untuk mengambil hatinya, namun nama yang tetap ada di sana adalah kak Ranty. ")
" Kak, sepertinya aku masih belum mengerti dengan apa yang kakak katakan, bisakah kita bertemu agar kakak bisa menceritakan semuanya? "
(" Bisa, tapi tidak sekarang Bella. aku butuh ketenangan dulu, dan kau tidak perlu khawatir karena aku berada di tempat yang aman.)
"Baiklah aku mengerti kak. Tolong jaga diri kakak baik- baik, " ucap Bella.
("Hum, terimakasih Bella karena sudah berada di samping ku selama ini, nanti jika aku sudah siap kita akan bertemu. ")
Tut! panggilan di putuskan sepihak oleh Dea, Bella mengesah nafas pelan.
" Apa kakak sudah mendengar nya? sepertinya kak Dea sudah berada di ujung batas kesabarannya. "
Athar menundukkan kepala. "Aku mendengar nya bell, aku sudah sangat menyakiti nya, dia tidak percaya lagi pada ku. "
Tapi di satu sisi juga athar merasa tenang karena Dea mengatakan dia berada di tempat yang aman.
Bella menepuk-nepuk pundak athar, pelan. "yang sabar bang, pasti ada jalan untuk semua masalah ini, yang pasti kak Dea saat ini butuh ketenangan dulu. "
*
*
*
Bersambung
dan awalan nya sy langsung suka