Amara Calista seorang gadis berbadan bongsor, yang mempunyai hobi main basket, jatuh cinta pada seniornya yang bernama Altaf Alfarizi. Altaf yang mempunyai banyak fans, awalnya hanya memandang sebelah mata pada Amara. Amara berusaha sungguh-sungguh untuk merubah penampilannya demi mendapatkan hati Altaf. Dan dengan kekuasaan sang papa Amara bisa mendapatkan Altaf melalui sebuah perjodohan. Namun sebuah musibah membuat Amara pupus harapan dan memilih berpisah dengan sang suami tercinta. Bagaimana kisah cinta Amara dan Altaf? Ikuti kisah lengkapnya dalam "Asmara Ke Dua".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marsia Niqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terjebak Suasana
Sudah hampir setahun Ara menjadi siswa di sekolah papanya. Banyak prestasi diraih Ara, hubungannya dengan Altaf pun hanya sekedar adik dan kakak tingkat walaupun saling mengagumi. Sering Ara melihat Altaf membonceng Rena. Rena sering ikut pulang Altaf untuk bertemu dengan Alfin. Ada rasa cemburu pada diri Ara, namun tak Bisa diungkapkan. Altaf bukan siapa-siapanya.
Akhir tahun di adakan acara pelepasan siswa kelas dua belas. Ara membawakan buket bunga untuk Altaf sebagai ucapan selamat karena Altaf berhasil menjadi yang lulusan terbaik.
"Selamat ya kak, kak Al mendapatkan nilai terbaik!" Kata Ara semangat dengan senyumnya.
"Terima kasih Rara, kamu juga bisa seperti kakak, semangat belajarnya!" Kata Altaf.
"Iya kak, oh ya kak tapi pap, eh pak kepala me meminta kakak ke ruang beliau!" Kata Ara yang hampir keceplosan lagi dan membuat Altaf mengerutkan alisnya.
"Sekarang? Ara mau nemenin kakak?" Tanya Altaf.
"Boleh, ayok!" Kata Ara dan mereka langsung berjalan menuju ruang Kepala sekolah.
Di ruang kepala sekolah ternyata beliau sedang menerima tamu. Pak kepala berbincang dengan tamunya yang nampaknya begitu akrab.
Altaf mengetuk pintu lalu dipersilahkan masuk. Altaf masuk diikuti Ara.
"Maaf pak, bapak memanggil saya? Loh kok mama sama papa belum pulang?" Tanya Altaf pada pak kepala sekolah dan pada mama papanya yang juga ada diruang kepala sekolah.
"Iya Altaf, silahkan kalian duduk dulu!" Kata pak kepala mempersilahkan Altaf dan Ara duduk.
"Begini Altaf, bapak sama papa kamu bersahabat sejak SMA. Dan sekarang kami ada hubungan kerja sama karna semua buku dan perlengkapan kantor di sekolah ini papa kamu yang suplay. Ya cuma bapak jarang datang kerumah, biasanya kami bertemu di luar, jadi nggak ketemu kamu." Pak David menjelaskan dan orang yang juga sangat kaget adalah Ara.
"Iya Al, nggak usah kaget gitu, loh ini siapa?" Tanya papa Aldi, papanya Altaf pada Ara.
"Ini Amara pa, tadi Rara yang ngasih tahu Al kalau Al dipanggil pak David." Kata Altaf mengenalkan Ara pada papa mamanya, dan Ara mencium tangan kedua orang tua Altaf dengan takzim.
Pertemuan mereka menjadi obrolan yang hangat.
***
Hubungan Rena dan Alfin semakin dekat, malam ini Rena datang kerumah Alfin. Namun rumah nampak sepi. Alfin berada di kamarnya, bik Tini pembantu di rumah itu sedang masak di dapur. Pak Joko sopir sekaligus satpam sedang menjemput pak Aldi dan bu Fifi ke airport yang baru pulang dari luar kota. Rena datang dengan sempoyongan, lalu mengetuk pintu. Bik Tini yang membuka pintu terkejut dengan keadaan Rena.
"Ya Allah non Rena, non Rena kenapa?" Tanya bik Tini panik, lalu memapah Rena masuk dan membawanya duduk di ruang tamu. Bik Tini berjalan menuju kamar Alfin yang berada di lantai dua. Dengan tak sabar bik Tini mengetuk pintu.
Tok....tok...tok....
"Mas Alfin, di bawah ada non Rena!" Teriaknya waktu pintu tak kunjung di buka.
"Ada apa sih bik, teriak-teriak!" Tanya Alfin kesal.
"Itu mas, di bawah ada non Rena, non Rena lagi mabuk berat!" Kata bik Tini, Alfin yang kaget langsung turun setengah berlari. Melihat Rena yang terbaring di sofa ruang tamu dengan menggunakan dress seksi Alfin begitu kaget.
"Rena kamu kenapa? Kenapa datang kesini?" Tanya Alfin beruntun. Namun Rena tak mampu menjawab.
"Bik tolong bantu aku bawa Rena ke kamar tamu, biar dia istirahat di kamar tamu!" Kata Alfin pada bik Tini dan dengan sigap bik tini membantu Alfin memapah Rena.
Setelah menidurkan Rena di ranjang kamar tamu bil Tini berpamitan untuk melanjutkan acara masaknya, takut majikannya sampai rumah dan makan malam belum siap.
Alfin mengambil selimut dan menutup tubuh Rena. Baru Alfin akan beranjak pergi Rena yang setengah sadar menarik tangan Alfin.
"Al bantu gua Al, gua nggak kuat!" Rancu Rena mengira Alfin adalah Altaf.
"Sadar Ren, aku Alfin bukan Altaf, kamu kenapa sih sampai mabuk berat begini!" Tanya Alfin.
"Al, plis bantu gua Al, gua udah nggak tahan!" Kembali Rena merancu sambil membuka kancing bajunya.
"Gila kamu Ren, kamu bukan cuma mabuk, tapi kamu dalam oengaruh obat per****ng!" Kata Alfin semakin panik.
"Al......plis......!" Kata Rena lagi yang hampir polos. Mata Alfin tak berkedip melihat pemandangan di depannya. Alfin bukan pria lugu yang tak tahu maksud kata-kata Rena. Jiwa lelakinya terpancing juga. Alfin melepas kaos ketatnya dan sekarang hanya mengenakan celana pendek. Tanpa sadar tangannya sudah menyentuh tubuh Rena. Alfin menciumi Rena dan sudah berada di atas tubuh Rena. Dan tiba-tiba.....
BUKKKKKK
Satu pukulan mendarat di wajah Alfin setelah tubuh Alfin di tarik dengan kasar.
Dengan cepat Altaf menutup tubuh Rena dengan selimut.
"Baj***an lo mas, apa yang lo lakukan sama Rena hah!" Marah Altaf sambil terus memukul tubuh Alfin. Alfin yang tak sempat menghindar tak mampu membalas. Badan Altaf yang lebih tinggi besar di banding Alfin membuat Alfin hanya mampu memohon.
"Al, dengerin gua dulu, ini tak seperti yang li lihat!" Kata Alfin membela diri.
"Mau jelasin apa, udah jelas lo mau lakuin itu ke Rena, kenapa lo bawa Rena pulang hah! Dasar baj***an!" Maki Altaf tak dapat menahan emosi dan terus memukuli Alfin.
"Ada apa ini, kenapa kalian berkelahi?! Tanya Mama Fifi yang tiba-tiba masuk kamar dengan papa Aldi karena mendengar keributan saat baru sampai rumah.
"Itu, anak kesayangan mama mau berbuat mesum pada Rena ma!" Kata Altaf emosi setelah papanya melerai pertengkaran itu.
"Nggak ma, Al lo salah faham!" Kembali Alfin membela diri.
"Salah paham gimana, gua lihat dengan mata kepala gua sendiri mas!" Jawab Altaf ngegas.
"Udah nggak usah gaduh, bik Tini benerin pakaian Rena, dan kamu Alfin ganti baju antarkan Rena pulang, mama nggak mau dia bermalam di sini, bisa rusak nama baik keluarga. Minta pak Joko sopirin dan kamu duduk di depan, jaga jarak dengan Rena!" Perintah mama Fifi tegas.