NovelToon NovelToon
PEMBURU DIMENSI : "SISTEM" Pembalasan

PEMBURU DIMENSI : "SISTEM" Pembalasan

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Sistem / Pemain Terhebat / Epik Petualangan / Perperangan / Solo Leveling / Toko Interdimensi
Popularitas:315
Nilai: 5
Nama Author: Baby samuel

setelah suatu insiden tragis yang menewaskan keluarganya, seorang pemuda bernama arka tiba - tiba di hadiahi sebuah "Sistem" oleh makhluk misterius. sistem ini memberikan arka misi-misi untuk mengeliminasi makhluk supranatural dari berbagai dimensi.
setiap kali ia berhasil menyelesaikan misi, ia mendapatkan poin untuk membeli kemampuan baru atau memperkuat dirinya. Namun, setiap misi beresiko, dan jika ia gagal, ia harus membayar "hukuman", yaitu kehilangan bagian tubuh atau ingatan tertentu. Akankah arka bertahan hidup dan membalas dendam, atau malah terjerat kekuatan sistem yang lebih besar dari dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Baby samuel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ujian keteguhan hati

Arka menatap bayangan-bayangan itu dengan penuh tekad. Mereka terus muncul satu per satu dari cermin-cermin di sepanjang lorong gelap, masing-masing membawa emosi yang pernah meracuni pikirannya. Bayangan pertama adalah sosok Arka dengan wajah penuh amarah, menggenggam kedua tangan seakan siap menerjang.

"Aku adalah kemarahanmu, Arka," ucap bayangan itu dengan suara yang dalam dan berat. "Kemarahan yang pernah kau pendam saat kehilangan keluargamu, ketika dunia mengkhianatimu dan membuatmu tersiksa sendirian. Kau tahu bahwa kemarahan itu masih ada di dalam dirimu, siap meledak kapan saja."

Arka mengepalkan tangan, merasakan panas yang membara di dadanya. Ia ingat betapa amarah pernah menguasainya, membuatnya kehilangan kendali di masa lalu. Namun kali ini ia tak akan membiarkan dirinya terseret dalam perasaan itu lagi.

"Aku memang pernah marah, tapi aku bukanlah budak kemarahan," katanya, menatap bayangan itu dengan sorot tajam. "Aku belajar dari amarahku, bukan hidup di dalamnya!"

Arka maju dan mengangkat tangan kanannya, memfokuskan energi pada serangan kuat yang ia arahkan ke bayangan itu. Bayangan itu mencoba menangkis, namun kekuatan Arka lebih besar dari yang ia kira. Dengan satu hantaman kuat, bayangan kemarahan itu hancur berkeping-keping, menghilang menjadi asap hitam yang terserap kembali ke dalam cermin.

Namun, sebelum Arka sempat mengambil napas, cermin lain bergetar, dan keluar sosok bayangan berikutnya, kali ini dengan senyum yang mengejek. Mata bayangan itu berkilat penuh kebencian, tatapan yang membuat Arka teringat pada saat-saat ia merasa putus asa dengan semua hal yang ia hadapi.

"Aku adalah keputusasaanmu," kata bayangan itu sambil mendekat, gerakannya lambat namun penuh tekanan. "Berapa kali kau ingin menyerah, Arka? Berapa kali kau merasa bahwa hidup ini hanya memberi kesulitan yang tak pernah berakhir?"

Arka merasakan sesuatu mencengkeram hatinya, kenangan-kenangan saat ia meragukan dirinya sendiri bermunculan dalam pikirannya. Ia teringat momen-momen ketika ia merasa tak berdaya, ketika ia mempertanyakan apakah perjuangannya memiliki tujuan. Namun, kali ini, ia menggenggam keyakinan yang telah ia bangun selama ini.

"Benar, aku pernah putus asa," jawab Arka, mencoba menenangkan napasnya. "Namun, keputusasaan itu yang membuatku bangkit. Aku tak akan membiarkan perasaan itu menghentikanku lagi!"

Dengan tekad yang bulat, Arka melancarkan serangan bertubi-tubi ke arah bayangan itu. Kali ini ia menggunakan kombinasi teknik bayangan dan kecepatan yang ia kuasai. Bayangan itu terus berusaha melawan, namun akhirnya tersudut. Arka menghantamnya sekali lagi dengan serangan yang penuh kekuatan, dan bayangan itu pun lenyap.

Di tengah kemenangan kecil itu, cermin-cermin lain mulai menunjukkan bayangan berikutnya. Kali ini, muncul tiga sosok sekaligus – kebencian, rasa bersalah, dan ketakutan. Ketiganya berdiri dengan ekspresi masing-masing, seolah bersiap untuk menggempur Arka dari segala sisi.

Rasa letih mulai merayapi tubuh Arka. Perjuangan melawan sisi gelap dirinya sendiri terasa lebih menguras tenaga daripada pertarungan fisik dengan monster atau makhluk lainnya. Tetapi ia tahu, jika ia ingin menyelesaikan misi ini, ia harus menaklukkan setiap bagian dari dirinya yang mengekangnya.

"Arka, kau tahu kau tak bisa menghapus masa lalumu," kata bayangan rasa bersalah. "Kau telah melakukan hal-hal yang tak bisa kau lupakan, dan mereka akan selalu membuntutimu!"

"Benar, dan aku akan selalu ada di sini untuk mengingatkanmu bahwa kau tak pantas merasa damai!" tambah bayangan kebencian, menatap Arka dengan mata yang berapi-api.

Sedangkan bayangan ketakutan hanya menatapnya dengan tatapan nanar, suara bergetar saat berbicara. "Apa yang kau kejar, Arka? Apa kau yakin semua ini layak kau pertaruhkan? Jika gagal, kau hanya akan kehilangan lebih banyak lagi."

Arka merasakan dadanya semakin sesak. Kenangan tentang kesalahan yang pernah ia lakukan, kebencian pada mereka yang pernah menyakitinya, dan ketakutan akan kehilangan kembali – semua perasaan itu menghantui pikirannya. Tapi kali ini, ia sudah tak sama seperti dulu. Pengalamannya selama menjalani misi, setiap pertarungan, setiap kehilangan, telah membentuknya menjadi lebih kuat.

"Tidak, kalian salah," katanya dengan suara tenang namun penuh ketegasan. "Aku menerima masa laluku, aku menerima rasa bersalahku, dan aku menerima ketakutanku. Tapi aku tak akan membiarkan mereka mengendalikanku."

Dengan gerakan cepat, Arka menerjang ketiga bayangan itu sekaligus. Ia menggabungkan teknik-teknik bertarung yang ia pelajari, setiap serangan membawa tekadnya yang tak tergoyahkan. Meskipun ketiganya mencoba melawan, namun perlahan satu per satu bayangan itu mulai melemah. Hingga akhirnya, hanya tersisa asap hitam yang melayang di udara sebelum sepenuhnya lenyap.

Arka terengah-engah, tubuhnya basah oleh keringat. Namun, sebelum ia sempat menikmati kemenangan itu, suasana ruangan berubah. Cermin-cermin di sekelilingnya kini hancur, menyisakan kegelapan total. Tiba-tiba, dari kegelapan, terdengar suara yang berbeda. Suara yang lebih dalam, namun penuh dengan kehangatan yang aneh.

"Arka... kau telah berhasil melalui ujian ini. Namun, perjalananmu baru saja dimulai."

Sosok bercahaya muncul di hadapan Arka, tampak seperti refleksi dirinya yang lebih dewasa dan tenang. Cahaya di tubuh sosok itu memancarkan aura yang menenangkan, membuat Arka merasa damai untuk pertama kalinya setelah sekian lama.

"Aku adalah jiwamu yang sejati, Arka. Aku adalah hasil dari semua usahamu melawan kegelapan, setiap langkah yang kau ambil untuk menjadi lebih kuat. Kau telah menaklukkan sisi gelap dirimu, dan kini kau layak untuk mengetahui kebenaran di balik Sistem Pembalasan ini."

Arka menatap sosok bercahaya itu dengan rasa kagum dan hormat. "Apakah ini berarti aku akan menemukan jawaban dari semua pertanyaanku?"

Sosok bercahaya itu mengangguk, tersenyum tipis. "Ya, tapi ingat, setiap kebenaran memiliki harga yang harus dibayar. Kau telah membuktikan keteguhan hatimu, namun perjalanan ini akan membawa beban yang lebih berat. Kau harus siap mengorbankan lebih banyak lagi, baik dari dirimu maupun dari orang-orang yang kau sayangi."

Dengan tangan yang terulur, sosok bercahaya itu memberi isyarat kepada Arka untuk mengikutinya. "Mari kita lanjutkan perjalanan ini, Arka. Di depan, ada kebenaran yang lebih besar yang menantimu."

Arka mengikuti langkah sosok tersebut dengan penuh keyakinan, berjalan memasuki cahaya yang semakin terang. Di dalam hatinya, ia merasakan kelegaan yang mendalam. Semua ketakutan, kebencian, dan rasa bersalah yang pernah menghantuinya kini telah ia lampaui, dan ia merasa siap untuk menghadapi apa pun yang menantinya di masa depan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!