Xavier Zibrano, CEO muda yang selalu di paksa menikah oleh ibunya. Akan tetapi ia selalu menolak karena masih ingin menikmati masa mudanya.
Divana Veronika, gadis cantik yang rela meninggalkan orang tuanya dan lebih memilih kekasihnya.
Namun siapa sangka, kekasih yang ia bela mati-matian justru menghianatinya. Divana memergoki kekasihnya sedang berhubungan intim dengan sahabatnya sendiri di sebuah kamar hotel.
Dengan perasaan hancur, tak sengaja Divana di pertemukan dengan Xavier yang baru saja selesai menghadiri acara gala diner di hotel yang sama.
Divana yang sedang kalut akhirnya menawarkan sejumlah uang kepada Xavier untuk menghabiskan malam bersamanya.
Akankah Xavier menerima penawaran tersebut?
Yuk simak cerita selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23
Sementara di tempat lain Lauren sedang melayani pelanggannya di sebuah kamar hotel. Tubuhnya bergerak lincah di atas tubuh pria paruh baya itu. Pria paruh baya itu sampai merem melek di buatnya. Suara desahan saling bersahutan memenuhi kamar hotel.
"Akhh....bergeraklah lebih cepat baby" perintah pria itu sambil terus mendesah.
"Baik tuan... Milik mu sungguh besar tuan, membuat milikku terasa penuh" ucap Lauren tanpa malu.
Mereka berdua bermandikan peluh, tubuhnya basah oleh keringat, Ac di kamar itu seolah tidak berfungsi dengan benar.
Dua manusia beda jenis itu terus bergerak saling memuaskan satu sama lain. Hingga akhirnya mereka berdua mencapai klim*ks.
"Akhhh..... " pekik mereka berdua secara bersamaan.
Lauren turun dari atas tubuh pria tua itu dan merebahkan tubuhnya di sisi pria itu.
"Kamu sangat hebat nona, saya puas dengan service mu" ucap pria.
Lauren hanya menganggukkan kepalanya pelan, tubuhnya terasa lemas.
Lelaki itu beranjak dari atas ranjang dan berjalan masuk kedalam kamar mandi.
Setelah membersihkan tubuhnya pria itu keluar dari kamar mandi lalu mengenakan bajunya, di ambilnya dompet dari dalam sakunya dan menuliskan cek senilai dua ratus juta.
"Ini untukmu, lain kali aku akan menghubungimu lagi" ucap pria itu dan melempar cek tersebut diatas tubuh Lauren yang tertutup selimut.
"Terima kasih tuan, senang bekerjasama dengan anda." ucap Lauren tersenyum manis sambil mengerlingkan matanya nakal.
Setelah melihat lelaki itu keluar dari kamar hotel, Lauren bergegas membersihkan tubuhnya.
Setelah memakai semua pakaiannya, Lauren cek out dan kembali ke apartemennya dengan mengendari mobilnya.
Hanya membutuhkan waktu dua puluh menit mobil yang di kendarai Lauren sudah sampai di apartemen miliknya. Dia memarkirkan mobilnya dan naik ke lantai tiga puluh menuju unit kamarnya.
Ting
Lift sampai di lantai tiga puluh, Lauren keluar dari dalam lift dan menuju ke kamarnya.
Bip
Pintu terbuka setelah Lauren memencet password pintunya.
"Kamu sudah pulang? Bagaiman kamu dapat uang berapa" tanya Samuel tanpa basa basi.
Lauren merotasi bola matanya malas. "Dapat sedikit" jawabnya cuek sambil menjatuhkan tubuhnya di sofa, tubuhnya terasa remuk redam seperti digebukin orang.
"Aku minta uang, aku mau minum sama teman-temanku" pinta Samuel.
"Aku baru pulang Sam, setidaknya kamu kasih aku minum dulu bukan malah minta uang. Lagian kalau kau butuh uang itu kerja, jangan terus terusan bergantung padaku, cari pekerjaan lain yang mau menerimamu" muak Lauren.
Semenjak nama Samuel di blacklist dari seluruh perusahaan, membuat lelaki itu menggantungkan hidupnya kepada Lauren, wanita selingkuhannya yang kini telah resmi menjadi kekasihnya.
Samuel tidak tahu apa kesalahannya sampai membuat namanya di blacklist dari semua perusahaan, bahkan dia dipecat secara sepihak tanpa ada pemberitahuan yang jelas dari perusahaan. Padahal selama ini Samuel tidak pernah merasa melakukan kesalahan apapun.
Tidak hanya Samuel yang di blacklist dari perusahaan, Lauren juga sama. Dia yang sebelumnya berprofesi sebagai model tiba-tiba namanya di blacklist dari semua agency, banyak brand membatalkan kerjasama dengannya.
Lauren dan Samuel tidak tahu siapa yang membuat namanya di blacklist dari dunia kerja.
Hingga sekarang Lauren hanya bisa mengandalkan tubuhnya untuk mendapatkan uang.
****
Malam mulai merangkak naik, keluarga kecil Xavier sedang berkumpul di ruang keluarga menghabiskan waktu bersama. Si kecil Noel sedang bergelayut manja di pangkuan papanya sambil menonton film kartun kesukaannya.
"Sayang, sudah malam kalian harus tidur" ucap Divana karena waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam.
"Nanti mama, Noel belum ngantuk macih mau nonton" ucap Noel.
"Tinggal aja ma, biarkan saja dia nonton tv sendirian" sela Noah sambil menutup buku bacaannya yang di belikan oleh papanya.
"Jangan mama, Noel takut kalau cendilian" seru Noel tidak mau ditinggal.
"Kita harus tidur sekarang boy, besok kita harus cari sekolah baru untuk kalian. Jangan sampai kamu bangun terlambat atau kami akan meninggalkan mu sendirian dengan nenek" ucap Xavier sedikit memberikan ancaman kepada putranya.
"Tapi Noel mau tidul cama papa" pinta Noel sambil mendongakkan wajahnya melihat sang papa.
Xavier menatap Divana seolah sedang bertanya dengan perempuan itu.
"Terserah kamu saja" ucap Divana yang mengerti maksud tatapan Xavier.
"Kamu tidak apa-apa? Ini kan malam pertama kita... Eh, salah, malam kedua maksudnya, apa kau tidak ingin menghabiskan malam pertama dengan ku hmm" tanya Xavier.
Hal itu membuat wajah Divana merah merona, ia menatap tajam suaminya, suaminya itu benar-benar tidak punya akhlak, kenapa dia bertanya seperti itu di depan putrinya.
"Aku hanya bertanya kenapa kau melihatku seperti itu, memangnya apa salahnya dengan pertanyaanku" tanya Xavier.
"Pertanyaanmu tidak salah, tapi otak mu yang salah" jawab Divana malas.
Dia bangkit dari tempat duduknya dan meraih tangan Noah. Divana melarikan diri dari Xavier sambil menyembunyikan wajahnya yang merah merona. Ia sungguh tak habis pikir dengan pikiran suaminya itu.
Xavier menggelengkan kepalanya melihat tingkah malu-malu Divana.
"Sangat menggemaskan" ucap Xavier.
Lalu Xavier beranjak dari tempat duduknya sambil menggendong Noel, mereka menyusul Divana dan Noah yang sudah lebih dulu menaiki tangga.
Ceklek.....
Divana membuka pintu kamar putranya, Noah masuk kedalam kamar dan di susul Xavier dan juga Noel.
Xavier menurunkan tubuh Noel dari gendongannya. Seperti biasa sebelum tidur Noel dan Noah akan cuci kaki dulu dan juga gosok gigi.
Setelah menyelesaikan kegiatannya kembar keluar dari kamar mandi dan melangkahkan kakinya menuju ranjang, mereka berdua merangkak naik keatas ranjang dengan di bantu oleh Xavier.
"Noel mau tidul dekat mama" pinta Noel.
"Iya, mama di tengah biar kalian bisa peluk seperti biasa" ucap Divan dan memposisikan tubuhnya berbaring di tengah-tengah, antara Noel dan Noah.
Sementara Xavier di pinggir di samping Noah. dia sengaja memberikan ranjang besar di kamar anaknya supaya bisa buat tidur berempat.
"Puk puk papa" pinta Noah.
"Aku juga mau puk puk" seru Noel.
"Tangan papa tidak sampai sayang, Noel minta puk puk mama aja ya" ucap Xavier.
"Yaudah Noel cama mama aja, bial Noah cama papa" ucapnya.
Noah memeluk tubuh papanya, Xavier memeluk tubuh bocah kecil itu sambil menepuk nepuk bokongnya pelan. ini kali pertama Noah tidur sambil memeluk papanya. Tak lama mereka terlelap kecuali Xavier.
Ia melihat wajah Divana yang tampak lelah, setelah acara pernikahan tadi pagi istrinya itu masih harus menyapa semua tamu undangan yang seluruhnya berasal dari kalangan kerabat.
Dengan perlahan melepaskan pelukan putranya pada tubuhnya, setelah itu ia turun dari atas ranjang.
Dengan gerakan pelan Xavier mengangkat tubuh istrinya dan membawanya keluar dari kamar putranya.
Xavier memindahkan Divana kedalam kamarnya, di rebahkannya tubuh wanita itu dengan pelan supaya tidak mengusik tidurnya.
"Ini malam pertama kita sayang, aku tidak akan membiarkan mu di kuasa oleh dua kurcaci itu" lirih Xavier sambil tersenyum licik.
Dia melepas kaosnya dan juga celananya, kebiasaannya Xavier kalau tidur hanya mengenakan boxer ketatnya saja.
Xavier naik keatas ranjang dan merebahkan tubuhnya di samping sang istri, di tariknya selimut untuk menutupi tubuh mereka berdua. dia memejamkan matanya sambil memeluk sang istri.