NovelToon NovelToon
Takdir Di Balik Duka

Takdir Di Balik Duka

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / CEO / One Night Stand / Janda / Ibu Pengganti / Diam-Diam Cinta / Menikah Karena Anak
Popularitas:471.3k
Nilai: 4.9
Nama Author: Mommy Ghina

“Silakan pergi dari mansion ini jika itu keputusanmu, tapi jangan membawa Aqila.” ~ Wira Hadinata Brawijaya.

***

Chaca Ayunda, usia 21 tahun, baru saja selesai masa iddahnya di mana suaminya meninggal dunia karena kecelakaan. Kini, ia dihadapi dengan permintaan mertuanya untuk menikah dengan Wira Hadinata Brawijaya, usia 35 tahun, kakak iparnya yang sudah lama menikah dengan ancaman Aqila—anaknya yang baru menginjak usia dua tahun akan diambil hak asuhnya oleh keluarga Brawijaya, jika Chaca menolak menjadi istri kedua Wira.

“Chaca, tolong menikahlah dengan suamiku, aku ikhlas kamu maduku. Dan ... berikanlah satu anak kandung dari suamiku untuk kami. Kamu tahukan kalau rahimku bermasalah. Sudah tujuh tahun kami menikah, tapi aku tak kunjung hamil,” pinta Adelia, istri Wira.

Duka belum usai Chaca rasakan, tapi Chaca dihadapi lagi dengan kenyataan baru, kalau anaknya adalah ....



Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3. Jadilah Maduku

Chaca kembali merapikan barang-barang ke dalam koper, dan ada beberapa barang penting ia masukkan ke dalam tas bayi sesuai saran Bik Rahma, usai ia mencurahkan isi hatinya ada bibinya.

Keputusannya sudah bulat jika ia akan pergi hari ini juga dari mansion keluarga almarhum suaminya, entah di sore atau malam hari sesuai pantauan keadaan bibinya.

Aqila sudah bangun dari tidur siangnya, dan kini sedang menikmati susu botolnya. Koper yang tidak terlalu besar Chaca taruh di sudut kamarnya agar tidak terlalu mencolok jika ada yang masuk ke kamarnya.

“Aqila, maafin Mama ya kalau kita harus pergi dari sini. InsyaAllah Mama akan merawat dan membesarkanmu, kita akan hidup bahagia, Nak,” ujar Chaca mengajak anaknya berbicara seraya mengusap kening putri kecilnya. Balita itu hanya bisa mendelikkan bola mata mungilnya, tanpa memahami apa yang dibicarakan mamanya.

“Chaca!” Pintu kamarnya terketuk bersamaan dengan namanya dipanggil.

“Ya, tunggu sebentar,” sahut Chaca bergegas beranjak dari atas ranjang, lalu menuju pintu.

“Bu Adelia.” Chacha terkesiap dengan sosok wanita yang begitu anggun dan cantik penampilan, berbeda dengannya yang sangat sederhana walau suaminya anak orang kaya.

“Aku ingin bicara denganmu, Cha. Bisa, ‘kan?” Ini sebenarnya bukan pertanyaan tapi perintah yang terlontar dari Adelia.

“Bisa Bu, silakan masuk,” jawab Chaca dengan sikap formalnya, ia menepi dan memberi ruang untuk Adelia masuk ke dalam.

Ya, Chaca amat tahu diri dengan kakak iparnya yang merupakan anak dari salah satu pengusaha kaya. Sementara ia dulu hanya seorang maid yang terangkat derajatnya karena menikah dengan keluarga yang memiliki rumah sakit terbesar di Jakarta dan Bandung, meski tetap saja ia dipandang sebelah mata oleh keluarga suaminya. Aqila'lah keberuntungan bagi Chaca sehingga mereka terpaksa menerima wanita dengan status sosial yang rendah.

Dengan anggunnya Adelia duduk di sofa single, dan dari kejauhan melirik ke arah ranjang di mana Aqila berada. Chaca sebelum menyusul duduk bersama-sama, ia memastikan anaknya terlebih dahulu, kalau keadaannya aman di atas ranjang.

“Chaca, aku tidak mau berbasa basi lagi. Kedatangan aku ke sini pasti kamu sudah tahu, kan maksudnya?” Adelia langsung to the point saat mereka sudah berhadapan.

Chaca mengangguk paham.

“Chaca, tolong menikahlah dengan suamiku, aku ikhlas kamu jadi maduku. Dan ... berikanlah satu anak kandung dari suamiku untuk kami. Kamu tahukan kalau rahimku bermasalah. Sudah tujuh tahun kami menikah, tapi aku tak kunjung hamil,” pinta Adelia dengan tenangnya, seakan benar-benar sudah siap.

“Aku sudah putus asa melakukan inseminasi dan bayi tabung berulang-ulang, tapi selalu gagal. Sedangkan kamu hanya sekali bikin langsung bisa kasih cucu untuk keluarga Brawijaya. Tolong bantu aku, Chaca. Selain aku menerimamu sebagai madu, aku akan memberikan sejumlah uang jika kamu bisa memberikan anak keturunan Mas Wira, berapa pun yang kamu pinta,” lanjut kata Adelia tampak memohon.

Hati Chaca semakin mencelos mendengar permintaan Adelia dibalik mertuanya meminta menikah dengan Wira, seakan-akan ia adalah mesin pencetak anak, dan tidak memikirkan bagaimana perasaannya.

“Apa inikah alasan yang sesungguhnya agar aku menikah dengan Pak Wira?” batin Chaca menebak.

“Boleh aku bertanya, Bu Adel?” tanya Chaca sangat berhati-hati.

“Tanyalah, apa yang ingin kamu tanyakan padaku.”

“Apa Bu Adel siap berbagi suami denganku? Apa Bu Adel siap jika suatu hari Pak Wira tiba-tiba sikapnya berubah pada Bu Adel? Berpaling dari Bu Adel? Punya madu butuh kekuatan mental yang kuat Bu, bukan hanya sekedar ikhlas,” tanya Chaca pelan.

Sejenak Adelia terdiam, pandangannya terpaku menatap adik iparnya.

“Jika Bu Adel tidak siap dengan segala kemungkinannya, jangan pernah meminta suami menikah dengan wanita lain, hanya karena ingin memiliki anak. Coba lebih sabar menunggu, dan kembali berikhtiar. Siapa tahu doa Bu Adel dan Pak Wira terkabulkan,” lanjut kata Chaca dengan seulas senyum getirnya.

“Aku siap karena madunya itu adalah kamu. Wanita yang tidak mungkin membuat suamiku berpaling dariku. Karena aku sangat tahu jika suamiku sangat mencintaiku, dan aku amat yakin dia tidak akan mencintaimu. Pernikahan kamu dengan suamiku juga ada batas waktunya, Chaca. Di saat kamu berhasil mengandung dan melahirkan anak Mas Wira, maka pernikahan kamu telah usai. Kamu dapat uang dariku dan suamiku, dan anak itu menjadi anakku dan anak Mas Wira,” jawab Adelia dengan lembut tapi ada tarikan tegasnya.

Chaca menggigit bibir bawahnya, lagi-lagi ia tertampar dengan kenyataan baru yang ada di depan matanya. Hati tersayat, amat sakit bagaikan diiris oleh sebilah belati. Pelan tapi membuat goresan luka yang amat perih.

“Bu Adelia, bagaimana kalau aku tidak akan pernah mau menikah dengan Pak Wira? Bagiku cukup sekali aku merasakan apa itu menikah, dan berumah tangga.”

Wanita itu mengangkat dagunya dengan angkuh, lirikan matanya agak menyipit. “Chaca, jangan jadi wanita yang bodoh. Uang yang ditawarkan oleh suamiku cukup fantastis jika kamu mau menikah dengannya, satu milyar. Kamu bisa memperolehnya dan bisa menjadi modal setelah kamu bercerai dengan Mas Wira. Hidup ini apa-apa itu butuh uang, jadi jangan munafik kamu. Kalau kamu pun mau cari kerja jadi pembantu lagi mana mungkin dapat uang sebanyak satu milyar dalam waktu cepat,” seloroh Adelia, secara tidak langsung mencemoohkan Chaca.

Chaca menyunggingkan senyum tipisnya. “Ya, memang segala sesuatu di dunia itu pakai uang. Tapi sebaiknya Bu Adelia pikirkan kembali. Uang satu milyar tidak akan ada artinya jika hati sakit setiap hari melihat suami berdekatan dengan wanita lain, meski wanita itu adalah istrinya juga. Amat sakit Bu, dan tidak ada obatnya, walau kita mencoba menyibukkan diri,” ungkap Chaca yang sudah terlebih dahulu merasakannya.

Wanita itu berdecih pelan, lalu mencondongkan tubuhnya ke depan. “Chaca, aku tidak butuh nasehatmu. Aku sudah rela merendahkan diri di sini meminta kamu menikah dengan suamiku. Itu saja! Kalau kamu tidak setuju dan bersikukuh karena harga diri. Berarti—“ Jeda sejenak.

Adelia bangkit dari duduknya, lalu melangkah menuju ranjang, kemudian mengendong Aqila.

Sontak saja Chaca langsung berdiri dengan debaran jantung tak menentu.

“Putrimu ini memiliki wajah yang mirip dengan Mas Azzer dan Mas Wira, karena mereka kakak beradik. Jadi jangan salahkan aku, kalau pada akhirnya anak ini akan kami ambil darimu, dan diasuh oleh keluarga Brawijaya!” ancam Adelia dengan senyum sinisnya.

 

Bersambung ... ✍️

1
anonim
nah lo perang Nitizen mau percaya yang mana mau ikut kubu Adelia atau Chaca
anonim
duuuuhhhh Wira...akibat ulahmu tiga tahun yang lalu menjadikan runyam semua pada heboh
Rieya Yanie
kasin cacha yang selalu disalahkan..wira pengecut gak berani jujur
Rieya Yanie
kayanya aqila anak pak wira
Rieya Yanie
qila ngegemesin
Rieya Yanie
gemesin bangil.desek.qila
Ila Lee
terima lh apa yg kau tui itu lh hasil nya sekarang malu sendiri wira akan bahagia bersama chaca dan Akila kau yg kena karma nya Adelia
anonim
mimpi trio benalu ketinggian gak sih....mosok minta harta gono gini rumah sakit segala aneh bin tak tahu diri bin tak paham hukum ini parasit
Inooy
dengan ada nya sinyal dari Chaca utk memberikan Wira kesempatan,,siap2 aq d bikin baper ma WirCha 🤭..dn bisa d pastikan pasangan ini bakalan bucin abiiis 😁
Mulaini
Mama Paula percuma kamu histeris dan memukul Adelia sampai² kamu mengharapkan Adelia mati nama keluarga mu sudah hancur dan menyesal pun sudah terlambat dan seharusnya kalian bertobat dan memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik lagi.
Azda Syafril
alhmdlh Wira bisa melewati msa kritis ny... .semngat Wira tuk menjalankan tugas mu SBG suami sekaligus papa tuk Aqila... perjuangan mu g sia2...
selamat dn semangat dok Wira tuk menuju SAMAWA bersama ChaCha dn Aqila....
Kimmy Doankz
kebahagiaan akan kembali pda kluar ga kecil wira,dan semoga Adelia n ortunya menerima karma yg setimpal
Wirda Wati
lanjuut
anonim
berani-beraninya trio parasit bikin masalah.
pak Brawijaya tidak tinggal diam
anonim
sukses bikin heboh trio parasit ini tapi pak Brawijaya tidak akan tinggal diam pastinya
anonim
Adelia ini bodoh bin o'on mau-maunya menuruti ambisi kedua orang tuanya.
alih-alih berhasil aksi licik mereka bertiga, pastinya malah semakin malu nantinya
anonim
trio parasit ini masih tidak puas dengan keadaan yang sesungguhnya. Semakin terpuruk baru nyesel kalian bertiga
Ais
emang gila orang tua adel ini jahat kejam iblis berkedok orangtua kasihan adel
jadinya toh adel bgitu juga karena tekanan dr ortunya supaya bs jd perayu ulung buat manfaatin hartanya wira
Anonymous
Gk sabar menunggu kelanjutannya Thor..
Yuni Say
Buruk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!