Dibenci keluarga karna di anggap pembawa sial, Azeeyra Briliant aksara di usia 17 tahun harus hidup menderita dalam caci maki keluarganya.
zee adalah pangilan gadis berpenampilan cupu itu dengan rambut kuncir dua, kaca mata bulat nan tebal serta baju dan rok kebesaran dari tubuhnya, zee kerap kali di bully oleh teman sekolahnya, meski memiliki otak yang pintar tak membuat ayah dan kakak kandung zee bangga atas prestasi yang didapatkan, ia di benci karna dianggap sebagai pembunuh mamanya yang meninggal sewaktu melahirkan zee karna pendarahan, sejak saat itu ayah zee tak pernah menggangap gadis kecil itu sebagai putrinya, ia di rawat oleh seorang pengasuh bernama bi jum, hanya dari pengasuh itulah zee mendapat kasih sayang, pun dengan kakak kandung zee daniel aksara juga membencinya, daniel kecil mengira zee sudah menyedot darah sang mama sehingga mengakibatkan mamanya meninggal, rasa benci terus berlanjut hingga mereka dewasa.
lantas apa zee akan bertahan di keluarga itu,?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gebi salvina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
UNGKAPAN HATI
Satu bulan sudah papa daren menikah dengan bunda risa, dan juga sudah satu bulan zee tidak bertemu daren dan daniel. Sejak kejadian heboh pagi itu, zee sengaja menghindari mereka berdua. Setiap kali mereka pulang kerja, zee akan langsung mengurung diri di kamar.
Pagi ini zee bangun agak siang, karena memang sekarang hari minggu.
Zee sudah rapi dengan pakaiannya, kaos putih bermotif kucing, dan celana pendek di atas lutut, masih menggunakan sendal rumah ia akan menuruni tangga, namun tangan nya di cekal seorang laki-laki.
Zee berbalik, dan mengerutkan kening nya bingung.
"ada masalah, " tanya zee.
"kenapa lo ngehindarin gue? " tutur laki-laki yang tak lain adalah daniel. Ia menatap sang adik dengan tatapan sendu.
"tunggu bentar deh... " zee melepaskan tangannya dari cekalan daniel. "oke, maksud lo gimana tadi, gue ngak paham, " sambung zee dengan wajah di buat sepolos mungkin.
Daniel menarik nafasnya kasar, kemudian menatap zee. "jangan menghindar dari gue. " pinta daniel. "gue tau lo sengaja, tiap kali gue dan papa pulang dari kantor lo langsung masuk kamar, dan akan keluar ketika kita ngak ada. " lanjutnya dengan mata yang memerah.
"apa itu jadi masalah buat lo dan tuan daren, " zee berjalan menuruni tangga, malas meladeni laki-laki itu. daniel mengejar zee kelantai bawah.
"apa sulitnya minta maaf sama papa, lo ngak boleh egois zee, " ucap daniel yang sudah berhenti tepat di depan zee.
"kenapa ngak kalian aja yang minta maaf,? "
"kenapa kami harus minta maaf sama lo, " tanya daniel tanpa rasa bersalah.
"karena lo dan bokap lo udah nampar gue, karena lo dan bokap lo udah ngehindarin gue hampir 18 tahun, masih kurang jelas,? " zee menatap daniel dengan bersedekap dada.
Daniel terdiam mendengar ucapan zee. laki-laki itu teringat beberapa kali dia memang menampar zee.
Dari pintu utama masuk daren dan bunda risa, dibelakangnya ada kakek haris.
"ada apa dengan kalian berdua, pagi-pagi sudah membuat keributan? " tanya daren yang sudah duduk di sofa ruang tamu. Nada bicaranya seolah mereka keluarga bahagia, membuat zee merasa mual.
kakek haris yang duduk disamping pah daren hanya diam menatap zee dengan tajam, tumben sekali pria tua itu tidak memaki zee. 'Mungkin dia lagi sariawan.'batin zee.
Zee melangkahkan kakinya hendak keluar rumah, lagi-lagi daniel menghentikan langkahnya.
"minta maaf lah zee, " daniel masih belum menyerah, dia hanya ingin zee minta maaf, apa susahnya mengakui kesalahan, namun gadis ini begitu keras kepala.
"lo tuli ya, udah gue bilang kalian yang minta maaf bukan gue, " ucap zee geram dengan kelakuan daniel yang ngak sadar diri itu.
"apa kau gila, menyuruh orang tua meminta maaf pada anaknya, " teriak daren keras hingga suaranya menggema keseluruh rumah.
Zee berjalan ke arah pah daren, ia berdiri tepat di depan pria itu.
"minta maaflah jika kita melakukan kesalahan, tidak peduli, tua atau muda, laki-laki atau perempuan, berbuat dosa yang di sengaja bukan perkara umur tuan. " jelas zee tak berkedip.
"anda tau, aku menghindari anda dan putra anda selama satu bulan ini, lalu dia datang dan memarahiku, memintaku untuk tidak menghindarinya lagi, juga menyuruhku meminta maaf kepada papanya yang sudah ku sakiti hatinya pagi itu, lalu aku harus mengikuti perkataannya? Apa aku harus patuh kepadanya? " tanya zee menatap pah daren dan daniel secara bergantian.
Daren hanya diam mendengar ucapan zee, karena tidak ada yang membantah, zee melanjutkan ucapan nya.
"lalu aku meminta kalian untuk minta maaf atas dasar... Kalian yang sudah menamparku, kalian sudah menghindari ku selama bertahun-tahun, ingat... Bukan satu bulan tuan daren, tapi bertahun-tahun. " ucap zee lirih, matanya sudah berkabut menahan tangis.
Mereka semua masih bergeming tak ada bantahan.
"aku sendirian, saat malam hujan dan petir, aku ketakutan... Hiks... Hiks... " pecah. Tangis yang dari tadi ditahan akhirnya menerobos paksa untuk keluar. Gadis itu terisak. "aku takut petir, hiks.. Sementara papa dan kakak ku tidak memedulikan aku, disaat pertama kali aku di bully di sekolah, orang tua nya datang dan langsung menamparku untuk membela putrinya, padahal anaknya yang salah. Sementara aku yang jadi korban, bukannya dapat pembelaan, malah dapat tamparan dari orang tuaku. " zee menangis sejadi-jadinya. Bunda risa yang ada di dapur sudah sesegukan mendengar cerita zee, daniel pun terlihat menangis.
"aku juga ingin bermain dengan ayah ku seperti anak yang lain, ingin di manja, diantar sekolah, makan malam sambil bercanda, dan aku juga ingin di bela kakak ku saat ada orang yang menggangguku, " tangis zee terdengar menyayat hati siapa pun yang mendengar. Daniel semakin terisak dengan rasa bersalahnya, dia sudah gagal menjadi seorang kakak.
"tuan daren yang terhormat, sebesar apa kesalahan yang sudah putri mu ini lakukan, sehingga hampir 18 tahun lamanya, anda masih saja membencinya. ? " zee menatap daren yang menunduk dengan pipi yang sudah basah dengan air mata.
"bayi yang baru lahir, masih merah, bahkan untuk sekedar membuka matanya saja dia masih bersusah payah, bagaimana dia bisa jadi seorang pembunuh, hiks... Hiks. "
"jika harus mencari kambing hitam atas kematian istri anda, salahkan orang yang sudah membuat ku hadir. Bagaimana bisa anda menyalahkan hasil dari perbuatan anda sendiri. "
Zee mengusap air matanya, kemudian menatap pah daren yang masih menunduk.
"lihat aku tuan daren. "Ucap zee dengan suara tegas, daren mengangkat wajahnya, pertama kalinya, pria tua itu menatap wajah putrinya sedekat ini. Air mata terus mengalir di matanya.
" sebagai orang tua, anda lah yang menginginkan kehadiran seorang anak, tapi sebagai seorang anak, dia tidak bisa memilih dari rahim siapa ia terlahir, anak itu tidak pernah ingin hadir tuan daren, andalah yang memanggilnya. " zee menatap papa daren yang sudah tergugu, seluruh tubuhnya bergetar karena tangis.
Papa daren berdiri dari duduknya, tanpa aba-aba pria itu langsung bersujud di kaki zee.
Bruk
"maaf, maafkan papa nak, " ucap daren lirih. Panggilan nak itu membuat zee tersenyum getir. Panggilan yang dia nantikan selama ini, sudah didengarnya sekarang, namun tak membuat zee merasa bahagia, justru seperti pisau yang menusuk jantung. Sakit.
bunda risa menghampiri suaminya, dia juga ikut menangis mendengar kisah pilu itu.
"berdirilah, mungkin anda lupa, aku sering kali melakukan ini, memohon agar anda menyayangi ku. Jadi yang anda lakukan hari ini, tidak berarti apa pun bagiku. " ucap zee tanpa perasaan.
Daniel mendekat dan memeluk zee, tubuhnya bergetar.
"jangan menyentuhku, sial*n." zee mendorong bahu daniel dengan kuat.
"dek, " panggil daniel sesegukan.
"kita tidak akrab dan sedekat itu untuk lo manggil gue adek. " ucap zee mengejek daniel.
Zee melangkahkan kakinya, keinginan nya untuk bersantai sudah hilang, zee memilih kembali ke kamarnya. Sebelum menaiki tangga, ia menoleh ke belakang. "jika ingin mendapat maaf dariku, jagalah kesehatan kalian, karena maaf ku akan turun... " zee sengaja menghentikan kalimatnya, ia melihat papa daren dan daniel menatapnya penuh harap. Bahkan kakek haris terlihat cemas di wajah keriputnya. Ah, dia menangis rupanya. Sayang sekali.
"setelah 18 tahun kemudian, " lanjut zee datar lalu melanjutkan langkahnya menuju kamar.
Sementara daren dan daniel melongok tak percaya mendengar ucapan zee, mereka hanya berfikir, apakah mereka akan dapat kesempatan itu nanti nya.
Berbeda dengan daren dan daniel, kakek haris sudah bersandar di kursi sofa, ia mengelus dadanya, '18 tahun... Bahkan esok pagi saja dia belum yakin apa masih hidup atau tidak'batin nya pasrah.
GIMANA GUYS, SEBAIKNYA DI MAAFKAN AJA ATAU TIDAK NIH!
KOMEN DONG!😊😊😊😊