NovelToon NovelToon
Trapped In Forbidden Desire

Trapped In Forbidden Desire

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Saudara palsu
Popularitas:136.3k
Nilai: 4.9
Nama Author: Mutzaquarius

Axeline tumbuh dengan perasaan yang tidak terelakkan pada kakak sepupunya sendiri, Keynan. Namun, kebersamaan mereka terputus saat Keynan pergi ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikannya.

Lima tahun berlalu, tapi tidak membuat perasaan Axeline berubah. Tapi, saat Keynan kembali, ia bukan lagi sosok yang sama. Sikapnya dingin, seolah memberi jarak di antara mereka.

Namun, semua berubah saat sebuah insiden membuat mereka terjebak dalam hubungan yang tidak seharusnya terjadi.

Sikap Keynan membuat Axeline memilih untuk menjauh, dan menjaga jarak dengan Keynan. Terlebih saat tahu, Keynan mempunyai kekasih. Dia ingin melupakan segalanya, tanpa mencari tahu kebenarannya, tanpa menyadari fakta yang sesungguhnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

Axeline melempar tasnya ke tempat tidur begitu saja. Langkahnya terasa berat saat ia berjalan menuju tempat tidur, lalu membiarkan tubuhnya jatuh begitu saja di atasnya. Ia menatap langit-langit dengan napas yang masih sedikit bergetar sebelum akhirnya menghela napas panjang.

"Aku lelah sekali," gumamnya lirih.

Kelopak matanya perlahan terpejam, berharap bisa mengistirahatkan pikirannya meski sejenak. Namun, belum sempat benar-benar terlelap, suara ponselnya berdering, memecah keheningan. Axeline mengerjap malas, enggan membuka mata.

"Siapa yang menelepon malam-malam begini?" gerutunya pelan.

Dengan enggan, ia menarik tali tasnya agar lebih dekat, lalu merogoh ke dalam tas untuk mengambil ponselnya. Namun, saat matanya menangkap nama yang tertera di layar, tubuhnya langsung menegang.

Jemarinya menggenggam erat ponsel, tapi ia tidak segera menjawab. Sebaliknya, ia memejamkan mata dan membiarkan panggilan itu berlalu begitu saja. Namun, si penelepon tampaknya tidak berniat berhenti. Dering ponselnya kembali memenuhi ruangan, membuat Axeline mendesah kesal.

Dengan gerakan cepat, ia menekan tombol tolak panggilan dan membalikkan tubuhnya, kembali mencoba untuk tidur. Namun kali ini, suara notifikasi pesan masuk terdengar menggema di kamarnya yang sunyi.

Axeline mengerutkan kening dan perlahan mengangkat ponselnya. Begitu membaca isi pesannya, gerakan tangannya terhenti sejenak.

"Angkat!"

Satu kata. Singkat, tapi cukup untuk membuatnya terdiam.

Ponselnya kembali berdering. Kali ini, Axeline tidak punya pilihan selain menjawabnya. Dengan enggan, ia menekan tombol hijau dan membawa ponsel ke telinganya.

"Ada apa?" tanyanya tanpa basa-basi. Suaranya terdengar dingin, nyaris tanpa emosi.

Dari seberang, suara Keynan terdengar jelas, sedikit tajam. "Kenapa kau tidak mengangkat telepon dariku, hah?"

Axeline tertawa kecil, namun tidak ada kehangatan dalam tawanya. Ia tidak berniat menjawab pertanyaan yang menurutnya tidak penting.

"Jika tidak ada yang ingin kau bicarakan, aku tutup teleponnya."

Namun, sebelum ia sempat melakukannya, suara Keynan kembali terdengar, lebih cepat dari gerak jarinya.

"Dia hanya teman, tidak lebih."

Axeline terdiam sejenak. Tapi kemudian, senyum sinis terukir di wajahnya, diikuti dengan tawa pelan.

"Astaga, Kak," nada suara Axeline terdengar penuh sarkasme. "Kenapa kau harus mengatakan hal itu padaku, hah? Apa kau pikir aku peduli?"

Suasana hening sejenak setelah itu. Namun, di dalam dadanya, Axeline bisa merasakan sesuatu yang kembali menggores luka yang sudah susah payah ia tutupi.

Axeline menekan ponselnya lebih erat, berusaha menjaga nada suaranya tetap datar meski hatinya terasa sesak. "Mau dia kekasihmu atau bukan, aku tidak peduli. Jadi, kau tidak perlu repot-repot menjelaskannya padaku," ujarnya dengan nada dingin.

Di seberang telepon, Keynan terdengar menghela napas berat, seolah menimbang-nimbang kata-kata yang ingin ia ucapkan, hingga akhirnya ia berkata, "Baiklah, besok aku akan datang menjemputmu."

Axeline langsung menepis tawaran itu tanpa ragu. "Tidak perlu. Aku bisa berangkat ke kantor sendiri. Lagipula, aku tidak mau diperlakukan istimewa saat aku magang di sana."

"Tapi ..."

"Sudahlah, Kak. Jangan menggangguku lagi. Aku mau tidur." Tanpa menunggu jawaban, Axeline langsung memutus sambungan telepon. Tangannya masih menggenggam erat ponsel, jari-jarinya sedikit gemetar. Sejenak, dia hanya menatap layar yang kini gelap, sebelum akhirnya memejamkan mata dan menarik napas panjang, menahan gelombang emosi yang hampir pecah.

"Cukup, Axeline. Kau harus bisa melupakan perasaanmu," gumamnya lirih pada dirinya sendiri. Tapi, sekeras apa pun ia mencoba, hatinya tetap terasa berat.

Tidak jauh berbeda dengan Axeline, Keynan juga merasakan hal yang sama. Ia ingin melupakan perasaan yang seharusnya tidak pernah ada. Namun, semakin ia berusaha menekan rasa itu, semakin kuat perasaan itu mencengkeramnya. Terlebih setelah malam itu, malam panjang yang mengubah segalanya.

Sebuah kesalahan yang fatal, yang tidak termaafkan.

"Sial! Apa yang harus aku lakukan sekarang?" umpat Keynan. Ia mengusap wajahnya dengan frustrasi, lalu duduk di tepi tempat tidur, tubuhnya terasa berat oleh beban yang tidak bisa ia bagi pada siapa pun. Namun, sebelum ia bisa tenggelam dalam pikirannya, suara ketukan di pintu membuatnya tersentak.

"Keynan!" panggil suara yang begitu ia kenal.

Ia menghela napas panjang sebelum akhirnya beranjak dan membuka pintu dengan enggan. "Ada apa, Mom?" tanyanya malas.

"Ada apa kau bilang?" Nada Nayya terdengar kesal. "Agnes ada di bawah, tapi kau justru meninggalkannya begitu saja."

Keynan mendesah kasar. "Suruh dia pulang saja, Mom. Aku mau istirahat." Tanpa menunggu reaksi dari ibunya, ia langsung menutup pintu dan menguncinya.

"Astaga, anak ini," gerutu Nayya sebelum akhirnya melangkah pergi untuk menemui Agnes.

Keynan kembali ke tempat tidur, merebahkan tubuhnya yang lelah, tapi pikirannya terus berputar. Dengan gerakan perlahan, ia merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah kalung dengan liontin kecil yang pernah ia berikan pada Axeline.

Ia menatapnya lama, sebelum meraih satu lagi kalung yang tergantung di lehernya dengan Liontin yang sama.

Perlahan, ia menyatukan keduanya. Dua potongan yang membentuk satu hati yang utuh.

"Dulu, aku tidak pernah memikirkan akibat dari perasaan yang aku rasakan. Aku hanya membiarkannya ada dan tumbuh diam-diam tanpa pernah berani mengakuinya. Tapi sekarang, semuanya terasa berbeda karena aku mulai mengerti."

"Itu sebabnya aku memilih untuk menghindar," bisiknya pada diri sendiri. "Tapi semuanya menjadi runyam setelah kita ..."

Keynan tidak sanggup melanjutkan ucapannya. Hanya genggaman tangannya yang semakin erat pada liontin itu, seolah berharap bisa menghentikan waktu dan menghapus segala konsekuensi dari perasaan yang seharusnya tidak ada.

Di sisi lain, dengan sedikit rasa tidak enak, Nayya mencoba mencari cara untuk menyampaikan sesuatu yang mungkin tidak ingin didengar oleh Agnes.

Nayya berdeham pelan setelah kembali duduk di depan Agnes dan berkata, "maaf, Agnes. Sepertinya Keynan sangat lelah dan tidak ingin diganggu. Jadi, mungkin lebih baik kau kembali lagi besok," ucap Nayya dengan nada sehalus mungkin.

Agnes, yang sejak tadi duduk dengan tenang, langsung bersiap untuk bangkit. "Oh, kalau begitu biar aku lihat, Aunty," ucapnya, berniat menuju kamar Keynan.

Namun, Nayya buru-buru menahannya sebelum ia sempat bergerak lebih jauh. "Dia sudah tidur," ucapnya cepat. "Lagipula, tidak baik seorang wanita masuk ke kamar pria. Lebih baik kau pulang dulu saja. Kalian masih bisa bertemu besok."

Agnes terdiam sejenak, seolah mempertimbangkan kata-kata itu. Matanya tampak meneliti wajah Nayya, mencari sesuatu, sebelum akhirnya dia tersenyum dan mengangguk setuju.

"Baiklah kalau begitu. Aku akan menemuinya lagi besok," ujarnya santai. Tanpa berkata lebih banyak, ia bangkit dari duduknya dan pergi begitu saja.

Nayya memperhatikannya hingga sosok Agnes menghilang dari pandangan. Ada sesuatu dalam sikap wanita itu yang membuatnya merasa tidak nyaman. Perlahan, ia menghela napas dan menggeleng pelan sebelum akhirnya beranjak dari tempatnya.

"Entahlah, aku jadi tidak yakin dengan wanita itu. Tapi, aku merasa ada sesuatu antara Keynan dan Axeline. Atau, semua hanya perasaanku saja?" gumamnya lirih, sebelum akhirnya masuk ke kamarnya sendiri, mencoba mengusir perasaan risih dengan sikap Agnes dan rasa penasaran yang tiba-tiba muncul di hatinya setelah melihat gelagat aneh Keynan dan Axeline.

1
jaran goyang
𝘮𝘮 𝘱𝘦𝘯𝘢𝘴𝘢𝘳𝘢𝘢𝘯 𝘢𝘲
Dwi Winarni Wina
Arga dan axeline kayak ada ikatan bathin dan bagi axeline sangat sangat familiar skl....
kemungkinan arga ayah kandung axeline..

keyvan dan axelio diam2 akan melakukan test dna membuktikan arga adalah ayah kandung axeline...

lanjut thor.....
Sleepyhead
Woah puzzle nya mulai membentuk
ayo semangat thor..
Nar Sih
ada teka teki lgi nih siapa risa ,jgn,,bnran ibu nya axeline nih ,hnya kak thor yg tahu
hansen
bagi ku ada 2, 1 Celine memang anak kandung Arga atau mungkin anak saudara nya yg terpisah
Dwi Winarni Wina
Filling akuhnya arga adalah ayah kandung axeline dan ikatan bathin ayah dan anak sangat kuat axeline memandang arga kayak ada getaran aneh didalam hati..

lanjut thor...
kalea rizuky
pergi jauh lah tolol cm di jadiin lacur aja bangga kali kau lin hadeh
kalea rizuky
g masuk akal sepupu bs nikah kali
Nar Sih
semoga sgra terungkap siapa arga yg sebnr nys
DC
Luar biasa
jaran goyang
𝘤𝘱 𝘬𝘢𝘩 𝘢𝘳𝘨𝘢 𝘯𝘪
Sleepyhead
Humm sweet banget Alinku sayang
Sleepyhead
melihat Alin bakal pnya anak, apa kabar nya Celine thor...
Jeng Ining
justru menikahkan dg Keynan itu mengikat Axeline selamanya dg kluarga kalian meskipun jika bner Arga adl ayah kandungnya
Nar Sih
sabarr keyra dan alexio ngk usah kwatir ,alin akan tetep jdi putri kalian walau suatu saat nanti bertemu ortu kandung nya
Dwi Winarni Wina
Filling akuh arga itu ayah kandung axeline banyak kemiripannya...
Axelio tenang aja axeline tidak akan meninggalkanmu krn sudah dianggap orgtua sendiri dan telah merawat dr Bayi....

Keyvan dan axelio diam2 akan menyelidiki arga itu ayah kandung axeline bukan....

lanjut thor💪💪💪💪💪
Dwi Winarni Wina
Akhirnya keynan dan axeline dah menjadi suami istri dan sangat bahagia skl...
akuhnya jd penasaran sm arga jgn2 arga itu ayah kandung axeline kemungkinan.....
Waktu axeline terluka dan dirawat di rumah sakit arga sangat paknik dan khawatir skl....

lanjut thor💪💪💪💪💪
Nelita Nopitasari
tuan Arga apakah ayah kandung Axeline ?
✯Fᴀᴋᴇ 𝐅✯ʰⁱᵃᵗᵘˢ: Dia adalah ...........
total 1 replies
Nar Sih
selamat ya keynan dan alin ahir nya sah juga,masih penasaran nih kak thorr dgn siapa arga ,
✯Fᴀᴋᴇ 𝐅✯ʰⁱᵃᵗᵘˢ: Mana amplop nya, kak/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
ArlettaByanca
kalau ada cinta ya gitu...seolah2 sll ada aja yg harus diomongin..hehe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!