Mengulik kehidupan selebriti di belakang layar. Novel ini menceritakan tentang, Kayla Aruna, selebriti kurang terkenal yang sudah lama berkecimpung di industri dunia hiburan itu harus menerima kritikan pedas dari netizen setelah dia tampil di salah satu program variety show bersama Thaniel Hanggono.
Namun di tengah kontroversi yang menimpa Kayla, tawaran untuk bermain film bersama Thaniel justru datang dari salah satu production house dengan bayaran yang cukup mahal. Kayla yang menerima tawaran itu karena tertarik dengan naskahnya pun semakin banyak menerima hate comment karena dianggap panjat sosial menggunakan nama Thaniel.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yourlukey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
(Bukan) Tetangga baru
Selepas membeli kebutuhan di minimarket terdekat, Kayla lantas kembali ke gedung apartemennya. Dia lalu membuka hoodie dan masker yang senantiasa menutupi wajahnya. Bukan apa-apa, Kayla hanya malas jika ada orang yang melihatnya berkeliaran padahal gosip buruk tentangnya sedang dibicarakan di internet. Tapi dia tidak menyangka kalau dirinya akan bertemu dengan Thaniel Hanggono di depan lift.
Setelah pertemuan menyebalkan itu, Kayla lantas cepat-cepat masuk ke apartemennya. Dia tidak ingin lama-lama berinteraksi dengan orang yang dibencinya.
"Kenapa sih gue selalu ketemu itu orang? Dia nggak beneran pindah di samping apartemen gue, kan? Males banget kalau ketemu setiap hari." Kayla lantas meletakkan belanjaannya di meja dapur, balik melenggang ke depan pintu lalu mengintip melalui lubang kunci pintu untuk memastikan bahwa orang yang sedang pindahan adalah Thaniel Hanggono.
Kayla mendengus sebal saat melihat beberapa orang datang dengan membawa barang pindahan ke rumah itu. Dari cara Thaniel mengawasi orang-orang itu, Kayla sangat yakin jika Thaniel benar-benar pindah ke apartemen samping apartemennya.
"Dia kan anak orang kaya, kenapa pindah ke apartemen ini, sih? Di samping gue lagi. Dia nggak punya niat jahat ke gue, kan? Bentar, jangan-jangan dia mau lihat dari dekat gimana menderitanya gue gara-gara gosip itu. Beneran psyco itu orang. Satu keluarga nggak ada yang bener." Kayla menggerutu panjang lebar. Dia lantas kembali ke dapur untuk merapikan barang belanjaannya.
...***...
"Lo udah tahu belum siapa orang yang tinggal di apartemen sebelah?" Thaniel bertanya. Dia duduk di sofa sambil melipat kedua tangannya. Sementara itu, Nando sedang menata barang-barang ke tempat yang seharusnya.
"Di apartemen sebelah? Kurang tahu. Emang siapa?"
"Kayla."
"Kayla?" Nando menghentikan aktivitasnya sebentar kemudian melanjutkan. "Kayla artis itu?"
Thaniel menganggukan kepala.
"Jadi dia tinggal di sini." Kata Nando. Laki-laki itu pindah tempat, menuju rak dan menata miniaturnya dengan rapi.
"Dia jadi besar kepala gara-gara gue minta dia buat jadi guru akting. Gue nggak tahu kalau tawaran itu bikin orang jadi sombongnya minta ampun." Lanjut Thaniel.
"Mas Thaniel minta Kayla buat jadi guru akting Mas Thaniel?" Nando bertanya dengan nada tidak percaya. "Kenapa?"
"Apa?"
"Iya, kenapa Mas Thaniel minta Kayla buat jadi guru akting? Mas Thaniel nggak betah sama guru akting yang baru? Bulan ini udah ganti dua kali, Mas." Nando protes. "Terus kenapa milih Kayla?"
Thaniel berdeham. Salah tingkah. "Emang gue ngomong apaan? Gue nggak ngomong minta Kayla buat jadi guru akting. Kapan gue ngomong gitu?"
Nando mendengus. "Iya, Mas Thaniel tadi ngomong gitu."
"Gue? Kapan? Salah denger kali, lo."
Nando menggelengkan kepala. "Mas Thaniel kenapa, sih? kayaknya tertarik banget sama masalah Kayla. Kepikiran pas Kayla dihujat, bahkan sekarang minta jadi guru aktingnya. Mas Thaniel punya hubungan sama Kayla?"
Thaniel tersentak mendengar ucapan Manajernya. "Punya hubungan? Gila kali, lo. Gue ketemu dia aja baru beberapa kali. Gue cuma enggak enak aja karena video viral itu, tapi pas gue minta maaf karena banyak fans gue yang ngehujat dia, dia malah ngeselin, besar kepala. Soal jadi guru akting itu kan emang aktingnya bagus, ya kenapa nggak kalau bisa belajar dari dia. Tapi dianya malah ngeselin. Besar kepala."
Nando mangut-mangut. Berusaha mempercayai Thaniel, padahal sebenarnya tidak.
"Reaksi lo kenapa begitu?" Thaniel bertanya. Memperhatikan reaksi Nando.
"Emangnya reaksi saya, kenapa?" Nando pura-pura tidak mengerti.
Thaniel mendengus, dia lalu beranjak dari tempat duduknya, menuju dapur dan mengambil sebotol air mineral dari dalam kulkas. "Gue jabarin juga lo nggak bakal jawab jujur."