Darra Smith adalah seorang anak yatim piatu yang menikah muda dengan suaminya Raynard Walt. Di tahun kedua pernikahannya, semuanya berubah. Mertua dan kakak iparnya kerap ikut campur dengan rumah tangganya. Di tambah perusahaan yang dibangun suaminya mengalami masalah keuangan dan terancam bangkrut. Situasi kacau tersebut membuat Raynard selalu melampiaskan kemarahannya kepada Darra. Ditambah lagi Darra tak kunjung hamil membuat Raynard murka dan menganggap Darra adalah pembawa sial.
"Aku sudah tidak sanggup hidup denganmu, Darra. Aku ingin bercerai!"
Kalimat itu seperti suara gelegar petir menghantam Darra.
Setelah kejadian pertengkaran hebat itu, kehidupan Darra berubah. Bagaimana kisah selanjutnya
ikuti terus ya....
Happy Reading 😊😊😊
Update hanya hari senin sampai jumat 😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ani.hendra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PENGARUH OBAT
💌 POSESIF SETELAH BERCERAI 💌
🍀 HAPPY READING 🍀
.
.
"Hei....kau mencintai siapa? Kenapa aku tidak tahu?" Tanya Helena begitu antusias. Ia menyembunyikan senyuman puasnya saat melihat obat itu mulai bekerja.
"Aku mencintaimu, Helena."
"Apa?" Kata Helena dengan suara terbata. Ia begitu terkejut saat mendengar perkataan Raynard.
Raynard sudah tidak tahan lagi. Ia membuka beberapa kancing kemejanya dan mengipasi wajahnya yang memerah dengan telapak tangan. Keringat membasahi lehernya, namun panasnya tidak berasal dari situ. Sensasinya begitu berbeda. Ray berusaha untuk menahan hasrat yang tiba-tiba menyerang dirinya. Ray meremas sofa dan sesekali mend*sah karena ia berusaha menahan hasratnya.
Helena tersenyum nakal. Ia merasa menang telah membuat Ray seperti ini. "Apa yang kau rasakan, Ray?"
"Aku menginginkanmu, Helena!"
Mendengar perkataan Ray, Helena tersenyum. Ia langsung berdiri dan membawa tangan Ray ke dalam kamar. Saat pintu tertutup Helena memajukan wajahnya. Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia langsung mencium bibir Ray dan melahap bibir itu dengan napsu. Mendapat serangan itu Ray menyambut bibir Helena. Ia sudah tidak bisa menahan hasratnya lagi. Ray memainkan bibir ranum Helena dan melupakan istrinya yang di rumah. Bibir mereka bertautan dengan Lmatan yang dalam. Helena perlahan memejamkan matanya dan mengikuti permainan Ray. Ia juga begitu menginginkan lelaki itu. Dia tidak perduli jika Ray sudah menikah. Ciuman itu semakin dalam, semakin menuntut lebih dalam lagi.
Sementara Ray semakin mencengkram pundak Helena agar tubuh mereka semakin rapat. Ciuman itu semakin membara. Ia terus mengecup dan terus mengejarnya sampai harus membuatnya membungkuk.
Mereka sesekali memberi sela untuk menghirup udara dan kemudian Ray melanjutkan aksinya. Hasratnya semakin menggebu-gebu. Ia terus menjelajahi bibir wanita yang pernah di cintainya itu. Mereka saling membelit memberikan sensasi kenikmatan. Tangan Ray terus meraba punggung Helena dari atas sampai ke bawah. Mereka seperti pasangan suami istri yang saling merindukan. Jantung Mereka sama-sama terpukul begitu cepat. Karena rasa ini benar-benar berbeda. Semua bergejolak sampai tak bisa digambarkan dengan kata-kata.
Ray melepaskan tautannya. Napas mereka masih saling memburu. Ia mengunci Helena dengan tatapannya. "Aku sudah tidak tahan lagi, Helena. Aku ingin menyalurkan hasrat inu." ucapnya dengan mata berkabut.
Helena tidak menjawab, dia hanya bisa mengangguk pelan dan tangannya dengan pelan membuka kancing baju Ray. Saat Helena membuka kemejanya. Ia merasakan sensasi yang berbeda sampai Ray memejamkan matanya.
Napas Ray semakin berat, ketika Helena berhasil melepaskan kemejanya dan melemparnya dengan asal. Sampai membuat tubuh Ray bergetar. Helena menahan napasnya saat melihat tubuh Ray begitu putih bersih tanpa baju. Tubuh Ray yang begitu maskulin menggetarkan jiwanya. Otot dadanya membusung dengan otot-otot kecilnya. Mata Helena mengedip cepat, seakan tidak mau melewatkan pemandangan itu. Sungguh ini baru pertama kali untuknya, tapi hari ini serasa berbeda. Helena memainkan tangannya di sana. Ia seperti melukis sesuatu di dada bidang itu. Setiap Helena menyentuhnya Ray mengeluarkan d*sahan-d*sahan dari mulutnya. Ia tidak pernah merasakan hal itu dari istrinya.
Ray sudah tidak tahan lagi. Ia membuka kancing dress yang digunakan Helena. Kali ini ia mengecup bagian-bagian tubuh Helena yang masih berbalut bra itu. Dengan jelas Ray bisa melihat lekuk tubuh Helena membuatnya benar-benar terbakar. Ray terus menjalar, naik turun mencium bagian bahu Helena. Semua sangat indah dan sayang untuk dilewatkan.
Tubuh Helena seperti serasa tersetrum hebat, ia mulai merespon dengan mengeluarkan d*sahan-d*sahan kecil. Sensasi yang luar biasa. Tubuhnya sampai bergetar. Mata Raynard begitu bergairah.
Perlahan Ray menyingkirkan rambut Helena ke samping. Ia mengecup lagi leher Helena dan membuat tanda stempel merah di sana. Ray pun membuka tali bra yang berwarna merah itu. Melucutinya dan menjatuhkan begitu saja ke lantai. Ia memeluk Helena dari belakang dengan posesif. Lalu membawa tubuh Helena ke kiri, dimana ada cermin cukup besar di sana. Menampakkan seluruh tubuh mereka dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Ray tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Apalagi saat ini hasratnya ingin segera dilepas. Ray mulai menggerakkan tangannya dengan sensual menyentuh perut Helena dengan lembut, mengusap sambil menekan. Ia terus menjalarkan usapannya hingga ke arah dada Helena.
Helena langsung melepaskan napas terbata-bata. Ia memejamkan matanya dengan erat. Ray kembali mengendus tubuh Helena. Seirama dengan seperti memacu adrenalin. Membuat gadis cantik itu tak berdaya. Menahan setiap aliran listrik yang menjalar di setiap sentuhan tangan Ray. Mereka tahu ini adalah salah. Tapi Helena sangat menginginkan tubuh lelaki kekar itu memasukinya.
Dengan posisi masih berdiri, Ray semakin terbuai dengan situasi yang memabukkan ini. Ia meninggalkan salivanya di sana. Terus menciumnya dengan penuh hasrat. Ray sudah lama tidak merasakan sensasi seperti ini dari istrinya. Setiap Darra melayaninya, yang ada Darra hanya berekpresi seperti batu.
Ray sudah tidak tahan lagi dan segera membalikkan tubuh Helena yang kini posisi Helena menghadap ke arahnya. Ia langsung mengangkat tubuh Helena ke atas ranjang. Lalu dengan cepat merayap lagi hingga wajah mereka saling berhadapan. Mata mereka kembali bertemu dan terus saling menatap, seakan meminta lebih. Napas mereka masih terdengar naik turun.
"Aku sudah tidak tahan lagi." Ucap Ray dengan suara berat.
Helena tak menjawab, wajahnya sudah merah seperti kepiting rebus. Napasnya berembus cepat.
Mata Ray mengedip. Saat ini ia tidak lagi memikirkan istrinya, yang ia inginkan hanyalah Helena saat ini. Ia mengusap rambut Helena ke atas. Lalu mencium bibirnya kembali. Dengan Lmatan dan jelajah lingual yang dalam.
Helena menyambut ciuman dari Ray. Mereka melakukannya dengan tempo cepat, saling mlumat dan menarik bibir.
Tak ingin menunggu lama, Ray memposisikan dirinya di atas. Lalu menyatukan tubuh dengan Helena.
"Aaaahhhh...." Helena ikut mengerang dan merasakan sakit pada dirinya. Dagunya terangkat ke atas. Punggungnya melengkung menjauhi dari kasur. Rasa keram yang berakar menjalar ke seluruh tubuhnya. Helena mencengkram lengan Ray dengan erat. Sulit bernapas dan matanya tertutup rapat.
Raynard memulai irama penuh gelombang. Membuat Helena mengencangkan rahangnya. Otot tubuhnya mengejang setiap kali terjadi dorongan. Begitu nikmat sampai ia tidak bisa mengungkapkan dengan kata-kata. Helena benar-benar tidak bisa keluar dari jerat penuh kenikmatan ini.
Keringat mulai keluar dari pori-pori tubuh mereka. Mata Ray terus menatap Helena. Helena membuka mulut agar bisa mengeluarkan suara. Hingga seluruh tubuhnya bergetar merasakan kenikmatan. Gelora asmara terlarang itu semakin cepat. Membuat tubuh Helena berayun tiada henti. Hingga saatnya tuntutan itu pun terlepas. Raynard mencengkram tangan Helena, ia melepaskan semuanya.
Helena mengepalkan tangannya. Bagian dalam tubuhnya merespon. Tubuhnya merinding empat kali lipat, hingga semua getaran itu terlepas. Ia membuang napas panjang. Namun tidak menghentikan napas terengah-engahnya. Ray menurunkan tubuhnya ke kasur dengan posisi telentang.
Lima belas menit kemudian.
Karena pengaruh obat itu belum habis. Ia kembali menginginkan tubuh Helena. Hasratnya masih bergejolak dan tidak bisa diajak kompromi. Ray kembali menciumi bibir Helena sampai meninggalkan ruam merah. Helena semakin tidak berdaya. Ia sampai mengacak rambut Ray dengan napas terbata-bata dan menutup matanya dengan rapat. Menggeliat merasa geli tapi menyenangkan. Ray kembali bermain-main di bagian dada Helena.
Kemudian tubuh kekar Ray menindih Helena. Setiap gerakan tubuhnya, gadis itu menerimanya dengan baik. Gelora asmara ini semakin cepat dan menuntut. Hingga saatnya tuntunan itupun terlepas. Mereka sama-sama mengeluarkan keringat yang membasahi tubuh. Mereka mengeluarkan napas panjang karena begitu lelah. Hingga akhirnya mereka tertidur di sana.
BERSAMBUNG....
^_^
Tolong dukung ya my readers tersayang. Ini Novel ke sepuluh aku 😍
Salam sehat selalu, dari author yang cantik buat my readers yang paling cantik.
^_^
jangan Senin 🤪🤪🤪🤪🤪🤪
/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/