Semua terjadi begitu saja, karena ibu yang menjodohkannya maka Hasyim terpaksa menikahi karena menurutnya Cinta akan tumbuh karena terbiasa bersama. Sedangkan Hana menerima pernikahan tersebut karena sudah istikharah, dialah jodohnya!
Penasaran? yuk ikuti cerita Hani_Hany hanya di noveltoon ♤♤♤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32
"Diana, akhirnya kamu datang juga! Aku dah tunggu² kamu tau!" ujar Hana cemas.
"Emang kenapa sih?" tanya Diana.
"Aku harus segera kesana, mau cek persiapan disana Diana!"
"Kamu gak perlu khawatir Hana, itu kan sudah tugas staf!" jelas Diana.
"Tetap saja aku harus cek langsung." ujar Hana kekeh.
"Baiklah. Ayo kita jalan!" ajak Diana, akhirnya mereka menuju kampus untuk melihat persiapan ujian akhir.
"AlhamduLillah sudah beres Diana." ucap Hana lega.
"Itu kan. Aku bilang juga apa! Ngos²an aku ikuti kamu buru² Hana." ujar Diana kesal.
"Maaf ya!" sesal Hana.
"Kamu itu terlalu perfect sih!" gumam Diana pelan.
"Aku biasa saja Diana, hanya ingin yang terbaik apalagi mertuaku akan hadir." ucap Hana pelan.
"Pada patah hati dong nanti, karena suami kamu hadir!" ujar Diana.
"Patah hati kenapa?" tanya Hana polos.
"Iya kalau suami kamu datang mereka kalah telak karena mereka yang suka kamu hanya bisa mencintai dalam diam." ledek Diana.
"Kamu ada² saja! Memang bukan jodoh mau di apa!" ujar Hana pasrah.
"Kamu tau Hana? Itu pembimbing dua kamu yang biasa dibilang dosen cakep tau! Itu yang disuka Ni'mah sama Hikma hingga mereka berseteru." jelas Diana.
"Ha? Iya kah? Ku kira pak Kaprodi yang dibilang dosen cakep Diana? Salah sangka dong aku!" ujar Hana kaget.
"Iya Hana. Kamu selama ini kemana saja Hana?" bisik² mereka berdua menunggu waktu Hana ujian malah bergosip biar gak stres.
"Aku gak tau! Jadi yang dibilang Hasbi dosen suka sama aku itu pembimbingku?" tanya Hana tidak percaya.
"Betul banget! Kamu ini pintar, cerdas, cepat tanggap soal pelajaran tapi kalau beginian gak paham!" ujar Diana seraya ngeledek.
"Ish. Ngapain juga aku sibuk urusin gituan, aku kesini kan mau kuliah dan kalau ada yang serius ya aku ok." jujur Hana.
"Udah sana ke meja kamu Hana, mau dimulai ujiannya sebentar lagi." usir Diana secara halus. Tidak berselang lama masuklah Hasna, ibu Setia, dan Hasyim. Hana datang menjabat tangan mereka lalu kembali ke mejanya.
"Sudah siap Hana?" tanya Direktur Pascasarjana sebagai Ketua Sidang.
"Insya Allah pak Dir." ucapnya sambil mengangguk.
Ujian dimulai dan sementara berproses, Hana mampu menjawab dengan tepat! Hasil ujian pun akan diumumkan.
"Bismillah. Saya selaku Sekretaris Sidang akan membacakan hasil perolehan nilai ujian dan nilai akhir selama kuliah disini.
Nama : Hana Putri Ahmad
Tempat Tanggal Lahir : Malili, 30 Januari 1994
Ibu : Ramlah Zubair (almarhumah)
Ayah : Ahmad Sholeh
Kuliah di Pascasarjana IAIN Palopo selama 1 tahun 8 bulan hingga menyelesaikan Program Studi Manajemen Pendidikan Islam dengan nilai ujian A+ dengan nilai 3,96, dan nilai Indeks Prestasi Kumulatif atau IPK dengan nilai 3,85 Cumlaude. Silahkan tepuk tangan, baik! Saya kembalikan kepada pimpinan sidang." Jelasnya.
"Alhamdulillah, ayah ibu ♡♡♡. Terima kasih." batin Hana seraya sujud syukur disamping podium.
"Selamat buat Hana, semoga makin sukses! Diharapkan untuk mengabdikan diri di kampus tercinta supaya bisa membagikan ilmu yang dimiliki kepada orang lain khususnya mahasiswa." ucap Direktur Pasca.
"Terima kasih pak Dir, terima kasih semuanya." ucap Hana lantang.
Usai ujian, jabat tangan lalu foto bersama.
"Hana selamat." ujar teman² Hana, turun dari podium langsung diserbu dengan bersalaman bahkan ada yang minta peluk.
"Hana selamat." ujar Zain mendekat lalu minta peluk.
"Stop! Bukan muhrim." ujar Diana cepat.
"Kalian jodoh deh!" ujar kak Eka dan kak Sandra tiba² kompak. Semua memandang ke arah mereka sehingga jadi pusat perhatian.
"Ogah!" jawab Zain.
"Gak mungkin." jawab Diana bersamaan.
"Tuh kan jawabnya barengan!" ledek Hana, lalu diketawai semua orang.
"Kenapa jadi aku yang diperhatiin? Kan Hana yang sudah ujian. Semua gara² Zain." gerutu Diana dalam hati.
"Udah gak usah mengumpat dalam hati!" seru Hana kepada Diana.
"Kok kamu tau?" tanya Diana heran.
"Tau dari tatapan wajah kamu." Hana meninggalkan kerumunan tersebut menuju suaminya.
"Makasih yank sudah hadir." ujarnya tulus lalu menyalami suaminya dengan khidmat. Begitu juga dengan ibu mertuanya.
"Terima kasih ibu sudah sempat hadir." ucap Hana tulus.
"Adikku." gumam Hana sambil merentangkan tangan bersiap memeluk Hasna.
"Selamat kakakku yang pintar, cerdas, kebanggaan ibu dan ayah. Aku hadir tapi hanya bawa doa." ucapnya jujur.
"Kamu ini. Justru itu yang kakak harapkan, kamu bisa hadir menyaksikan kakak ujian. Kamu kalau sudah selesai lanjut juga ya?" tanya Hana sekaligus memberi semangat.
"Insya Allah kak. S1 saja belum kelar jadi belum kepikiran lanjut S2." jawab Hasna jujur.
"Ya sudah. Ayo ikut makan²!" ajak Hana. Hasna hanya mengangguk mengikuti langkah kaki kakaknya menuju suami dan mertuanya duduk.
"Ayo makan malam diluar sekalian." ajak Hasyim.
"Boleh. Kita yang traktir yank?" tanya Hana.
"Iya. Ajak sahabatmu yank." ajak Hasyim dan Hana hanya tersenyum bangga.
"Diana, dan kawan²ku semua ayo kita makan malam bersama." ajak Hana.
"Aku pamit pulang ya?" tanya Zain seraya pamit.
"Jangan dulu kak, ayo makan² sama² dulu kak." ucap Hana memohon.
"Baiklah." ucap Zain pasrah.
"Maaf Hana, kami langsung pulang." ujar yang lain.
"Makasih ya semua atas doa dan dukungannya sudah hadir!" ucap Hana tulus. Mereka hanya mengangguk lalu pulang ke rumah atau pun kos masing².
"Hanya ini yang ikut Hana?" tanya Hasyim heran.
"Iya kak. Tadi sebagian pamit pulang waktu kakak sudah menuju mobil bersama ibu." jelas Hana. Yang ikut hanya ada Hana, Hasyim, ibu Setia, Hasna, Diana, Zain, Ni'mah, kak Sandra, dan kak Eka.
"Kita makan disini saja ya?" tanya Hana.
"Iya Hana, ini lebih dari cukup." ucap Kak Sandra dan kak Eka, yang lain hanya mengangguk. Usai shalat mereka makan malam bersama dengan obrolan ringan.
"Disini sudah ada yang menikah selain Hana?" tanya ibu Setia membuka obrolan.
"Saya bu, saya sudah nikah sekitar dua tahun lebih bu." jawab Kak Eka.
"Oh saya pikir baru Hana yang sudah nikah. Kalau Kamu sudah punya pacar?" tanya bu Setia lagi. Hana dan Hasyim hanya saling melirik.
"Belum bu, suka sama cewek tapi dah dinikahin orang." ucapnya memelas. Semua orang jadi tertawa karena menganggap lucu.
"Kasihan. Sabar ya nak! Bagaimana kalau sama anak saya, mau?" tanya ibu Setia.
Hana dan Hasyim langsung keselek bersamaan.
Uhuk uhuk uhuk
"Pelan² Hasyim, Hana, gak ada yang minta kok!" ujarnya enteng.
"Ibu, jangan bikin malu deh!" bisik Hasyim pada ibunya.
"Ngomong apa sih Hasyim?" tanyanya merasa tidak bersalah. Hasyim hanya geleng² kepala saja lalu melanjutkan makan.
"Mertua Hana punya anak cewek? Oh. Apa adik ipar atau kakak ipar Hana ya? Masak aku harus jadi iparnya Hana?" batin Zain bertanya².
"Gimana nak. Mau gak ibu kenalin dengan anak ibu?" tanya ibu Setia.
"Untuk saat ini aku belum siap nikah bu." tolaknya sopan.
"Oh sayang sekali padahal anak ibu cantik, anak yang baik." bangga ibu Setia pada putrinya.
...----------------...
Bersambung ☆☆☆