NovelToon NovelToon
[1] 5th Avenue Brotherhood

[1] 5th Avenue Brotherhood

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:12.8k
Nilai: 5
Nama Author: BellaBiyah

5 anggota geng pembuli baru saja lulus SMP dan kini mereka berulah lagi di SMK!

Novel ini merupakan serial pertama dari "5th Avenue Brotherhood". 5th Avenue Brotherhood atau yang sering dikenal dengan FAB adalah geng motor yang terdiri dari 5 orang remaja dengan latar belakang yang berbeda-beda.

Jesika. Seorang gadis yang merupakan anak kandung dari kepala sekolah dan adik dari pendiri FAB itu sendiri. Sayangnya, Jesika tidak suka berteman sehingga tidak ada yang mengetahui latar belakang gadis ini, sampai-sampai para member FAB menjadikannya target bulian di sekolah.

Gimana keseruan ceritanya? Silakan baca sampai bab terakhir 🙆🏻‍♀️ Yang setuju buat bikin sekuel atau lanjut vote di grup chat author ya 🙏 masih berlaku untuk hadiah saldo Dana untuk gift terbanyak bulanan. bisa gift lewat iklan juga ya 🥰 maksimal 10 iklan/hari = 100 dukungan. Hadiah akan diberikan pada dukungan terbanyak dalam setiap bulan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BellaBiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8. Hutang

Jesika keluar kelas sebagai murid terakhir dan dipaksa guru untuk membawa buku tulis ke ruangan beliau.

Tolol banget sih nggak ngotak! Udah jelas-jelas tangan gue tuh baru sembuh. Ini aja masih pegel, sakit, linu! Malah disuruh bawa buku seberat ini!

Jesika terus mengumpat di dalam otaknya sembari berjalan membawa tumpukan buku dan menahan rasa sakit di tangannya.

Tiba-tiba Toleh menyetarai jalan gadis itu dan mengambil alih buku-buku tersebut.

"Eh, lo belum balik?" tanya Jesika.

"Mending lo jangan mau dideketin Wandra," balas Toleh.

"Kok Wandra? Gue nanya kenapa lo belum balik."

"Wandra itu lagi ngincer lo buat dijadiin mantan ke 50. Dia juga taruhan sama Haris. Kalo dia berhasil pacaran sama lo, Haris bakalan biayain Wandra buat modif motor."

"Iuew! Naj*s! Gue nggak pernah kepikiran buat pacaran sama temen lo! Gue cuma respek aja soalnya dia pinter. Gue jadi nggak susah buat ngerjain tugas. Gue bisa nyontek punya dia," ucap Jesika.

"Kali aja lo suka sama dia. Secara Wandra emang ganteng."

"Seganteng apapun manusia, kalo dia join FAB dan jadi anggota 5th Avenue Brotherhood, gue nggak bakalan mau sama dia!"

Toleh menghentikan langkahnya dan membuat Jesika ikut berhenti. Mata mereka bertemu di koridor sepi siang ini.

"Gue mau minta maaf sama lo. Sorry waktu itu gue nggak sengaja nyium lo," ucap Jesika pelan sambil celingukan demi memastikan tidak ada orang yang mendengarnya selain Toleh.

Toleh yang tadinya berdiam diri, tiba-tiba tersenyum.

"Sorry banget! Gue nggak sengaja." Jesika menyatukan telapak tangan sebagai permohonan maaf.

"Nggak sengaja dua kali?" tanya Toleh berusaha menahan diri untuk tidak tersenyum lebih lebar.

Dahi Jesika mengernyit. "Iya, kan tangan gue nggak bisa gerak!"

"Dua kali?" tanya Toleh lagi.

"Iyaa, tangan gue keseleo. Jadi gue nggak bisa berdiri. Jadi, gue noleh ke samping aja biar kita nggak lama ... ciumannya," bisik Jesika pada kata terakhir.

"Dua kali?" tanya Toleh lagi dan lagi.

Akhirnya Jesika tak mampu berkata-kata dan hanya tertunduk. Ia mengangguk lebih dalam.

Toleh melepaskan senyumnya sebentar sebelum Jesika mengangkat pandangan.

"Tapi kan lo juga meluk gue!" Kalimat Jesika membuat Toleh kelabakan mengubah ekspresi.

"Lo juga meluk gue di motor pas ketemu Zaki," balas Toleh.

"I—itu kan—kan lo yang narik tangan gue biar gue meluk lo!" bantah Jesika.

"Oke, soal lo meluk gue, gue anggap impas karena gue juga pernah meluk lo. Tapi soal ciuman itu ...." Toleh berjalan mendahului dengan menggantung kalimatnya.

"Hah?! Maksudnya? Kok jadi hutang? Gue kan nggak sengaja. Harusnya dengan maaf aja kelar dong!" Jesika mengejar langkah pria pendiam itu.

"Tol!" panggil Jesika dengan menghadangnya. "Gue nggak mau ada hutang! Gue nggak suka hutang! Hutang duit aja gue ogah, apalagi ini hutang ...." Jesika tak melanjutkan.

"Hutang apa?" Toleh memancing agar gadis itu menyebutkan apa yang terjadi di antara mereka.

"Hutang itu!"

"Iya hutang apa?"

"Ishhh! Gue tampol ya lo lama-lama! Hutang ciuman!" tegas Jesika.

"Oh, lo mau nyium gue lagi? Hutang lo jadi tiga," balas Toleh.

"Dih dih diiih! Gue nggak sengaja Tol!"

***

Di jalanan, Jesika dibonceng Toleh menuju markas FAB.

"Hutang anterin lo balik jadi dua kali," ucap Toleh.

"Diihh, perhitungan amat sih lo jadi orang! Kalo rumah gue deket juga gue nggak bakalan mau dibonceng lo! Lagian kan lo yang nawarin buat anterin gue balik!" omel Jesika.

"Ya kenapa lo mau?"

"Soalnya jam segini udah nggak ada Angkot, gue mesti balik naik apa? Mumpung lo nawarin, ya udah gue mauin. Lagian motor gue diservis."

"Atau cuma akal-akalan lo doang biar bisa gue bonceng sambil meluk gue?"

Jesika menoleh pada tangannya yang melingkar di perut Toleh. Dengan cepat ia melepasnya.

"Sorry-sorry. Gue refleks," ucap Jesika.

"Satu hutang peluk," ucap Toleh.

"Diihh apaan sih?! Semuanya jadi hutang! Anak rentenir ya lo?! Ga sekalian itu peluknya pake bunga? Biar semakin lama ga dibayar, semakin banyak peluknya? Ciuman yang kemaren juga?! Lama-lama jadi ciuman sama pelukan seumur hidup! Tapi kan belum tentu juga kita hidupnya panjang. Kalo tiba-tibanya besok lo mati, gimana? Gimana caranya gue bayar hutang? Ya kali arwah lo ke rumah gue terus meluk gue! Horor banget!"

Toleh tak memberikan jawaban sebab senyuman terukir di bibirnya.

"Iya kalo lo yang mati duluan. Kalo gue yang mati duluan gimana? Lo harus meluk waris gue gitu?"

Kalo gue yang mati duluan gimana? Kalimat itu menembus otak Toleh.

Ia kembali menarik tangan Jesika untuk melingkar di perutnya.

"Diihh! Nggak mau! Ntar lo hitung hutang lagi! Padahal lo yang maksa!" bantah Jesika.

Dengan sengaja Toleh memainkan kopling motor agar mendapat efek kejut. Sambil kaget Jesika langsung memeluknya dengan erat.

"Oke, hutang peluk lo jadi dua," ucap Toleh.

"Gue nggak suka punya hutang, tapi gue nggak mau jatoh!"

Toleh kembali tersenyum dan melajukan motornya lebih kencang.

***

Sesampainya di markas FAB, Jesika sudah ditunggu oleh anggota FAB yang lain.

"Gue kira lo ngeprank, Leh," ucap Zaki.

Jesika tanpa rasa bersalah malah ikut masuk ke dalam markas dengan membuntuti Toleh.

"Lo nggak takut sendirian di sini?" tanya Wandra.

Belum sempat Jesika menjawab, ia malah melihat sebuah foto yang terdapat begitu banyak orang. Tapi Jesika mengenali satu sosok di sana.

"Ini foto apaan?" tanyanya.

"Itu ex member 5th Avenue Brotherhood." Angga menghampiri gadis itu dan ikut memperhatikan.

"Ini siapa?" tanya Jesika lagi sambil menunjuk foto pria yang menggunakan jaket berbeda dari yang lain.

"Itu pendiri 5th Avenue Brotherhood," jawab Zaki.

"Kok mirip abang gue. Bang Rian."

Semua saling melirik tak percaya. "Lo adeknya Bang Rian?!"

"Nama abang gue Rian."

"Anjirr!" pekik mereka bersama kecuali Toleh.

Jesika mengambil ponselnya dan menelepon sang abang.

"Halo! Abang di mana? Tolong ke sini! Gue diculik!" Jesika mengirim lokasi dan langsung menyalakan mode pesawat agar abangnya tak bisa dihubungi.

"Ngapain lo bilang diculik?!" teriak Angga.

"Biar abang gue ke sini."

Tak lama kemudian, Rian datang dengan sebilah senjata tajam dan mendobrak pintu markas FAB.

Melihat sosok pria yang datang bak gengster, semua anggota FAB menyalami pria tersebut. Bahkan mencium punggung tangannya.

"Mau lo apain adek gue?" tanya Rian.

"Nggak Bang, Jesika bohong," jawab Angga.

"Ini adek lo, Bang?" tanya Haris.

"Ini adek gue! Sekali aja salah satu dari lo semua nyentuh dia, gue bisa pastiin mati di jalan!" tegas Rian.

Hah?! Anjir! Jesika anak kepala sekolah, adeknya Bang Rian? Hancur dah reputasi gue. Batin Haris.

1
Iam-aam
Haris pawang ngadem
Iam-aam
tolol lo yg tolol bjir
Iam-aam
Berapa bang* kasar bjir le
Ciret
next kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!