NovelToon NovelToon
My Toxic Boyfriend AIDEN

My Toxic Boyfriend AIDEN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos
Popularitas:68.5k
Nilai: 5
Nama Author: Yutantia 10

Spin off DELMAR

Gadis baik-baik, bertemu dengan badboy sekolah. Sepuluh kali putus, sepuluh kali juga balikan. Seperti itulah hubungan cinta antara Naomi dan Aiden. Perbedaan diantara mereka sangar besar, akankah cinta mampu mempersatukan mereka?

"Naomi hanya milik Aiden. Tidak ada yang boleh miliki Naomi selain Aiden. Janji," Aiden mengangkat kelingkingnya.

"Janji." Tanpa fikir panjang, Naomi menautkan kelingkingnya pada kelingking Aiden.

Janji gila itu, membuat Naomi selalu gagal move on.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BUCIN

Aiden berlari tunggang langgang menuju UKS saat Cella bilang, Naomi ada disana. Padahal dia sudah bawa susu coklat, keripik dan siomay, mau ngajak Naomi makan di berdua di halaman belakang karena di kantin terlalu ramai. Tapi bukannya mendapati Naomi di kelas, dia malah diberi tahu jika cewek itu ada di UKS.

Brukk

Saking buru-burunya, dia menabrak seorang siswa yang tengah membawa tumpukan buku. Buku yang akan dibawa ke ruang guru tersebut, jatuh berantakan, alih-alih membantu merapikan, Aiden malah mengumpati cowok tersebut.

"Jalan itu pakai mata!" maki Aiden.

Cowok itu hanya diam sambil memunguti buku, tak berani menjawab apalagi membela diri. Dia memilih cari aman.

"Nom, Naomi," Aiden berteriak di depan UKS.

Naomi yang sedang rebahan, langsung bangun mendengar suara Aiden. Dia melirik seorang cewek yang juga sakit, rebahan di brankar sebelahnya. Kelihatannya cewek itu kesal tidurnya terganggu karena suara Aiden.

"Mana Naomi?"

Naomi bisa mendengar suara Aiden yang bertanya pada anak PMR yang sedang menjaga UKS.

"Ada di_"

Baru saja cewek itu menunjuk, Aiden langsung kearah tersebut dan membuka tirai. Di dalam sana, ada Naomi dan seorang cewek lagi.

"Yang, kamu baik-baik sajakan?" Aiden langsung menghampiri Naomi. Tadi sebelum Cella menjelaskan sakitnya Naomi, dia sudah pergi lebih dulu. Raut cemas, tergambar jelas diwajahnya, apalagi saat melihat wajah pucat Naomi. "Mana yang sakit?"

"Perut aku," Naomi mengusap perutnya.

"Magh kamu kambuh? Kamu gak sarapan tadi pagi?"

"Bukan magh, ta_"

"Diare?" potong Aiden cepat. "Kamu keracunan makanan? Muntah juga gak?"

"Enggak. Aku i_"

"Mual? Ada pusingnya juga gak? Atau.... enggak, gak mungkin," dia menggeleng cepat. "Gak mungkin sakit parahkan?" wajahnya terlihat makin cemas. "Bukan kanker kan?"

"Kak Aiden!" pekik Naomi yang kesal karena dari tadi, Aiden terus memotong ucapannya. "Aku itu period, datang bulan. Bukan diare apalagi kanker," dia mendelik kesal.

Mulut Aiden terlihat sedikit menganga. Dia garukin tengkuk, sambil tersenyum absurd.

"Perut aku sakit karena datang bulan," lanjut Naomi. "Emang kayak gini kalau pas awal datang bulan."

"Gak bahayakan, Yang?" Aiden menggenggam tangan Naomi.

Malu pada cewek di sebelah yang sejak tadi memperhatikan, Naomi langsung menarik tangannya. "Enggaklah."

"Terus, udah dikasih obat?"

Naomi mengangguk. Tadi karena gak kuat dengan sakitnya, dia diberi pereda nyeri oleh dokter yang bertugas di UKS. Untung saja dokter tersebut sedang keluar sekarang, kalau enggak, dia pasti malu disamperin pacar di sini.

Aiden teringat makanan yang dia bawa tadi, semuanya tertinggal di meja Naomi. "Mau sesuatu gak, nanti aku beliin?" tawarnya.

"Beliin roti sama air mineral aja."

"Pembalut?"

Naomi langsung melotot mendengar Aiden menyebut itu. Dia melirik cewek yang ada di brankar sebelah, mungkinkah dia juga sedang tertawa sekarang?

"Kenapa?" Aiden malah mengernyit. "Bukannya cewek pakai itu ya, kalau lagi datang bulan? Mau aku belikan sekalian gak, di koperasi ada kan?" Darimana dia tahu, karena pernah melihat siswi membeli itu disana.

"Emang kamu gak malu?" Naomi menutup mulut, menahan tawa.

"Enggaklah. Apa sih yang enggak buat kamu?" Aiden menatap Naomi sambil senyum-senyum. "Jangankan cuma pembalut, kamu minta dunia seisinya, juga aku jabanin."

"Yakin?" Naomi mencebikkan bibir.

"Tapi bohong," Aiden terkekeh pelan sambil mengusap puncak kepala Naomi. "Ya udah, aku beliin dulu. Roti, air mineral, sama pembalut doang?"

Naomi mengeleng sambil tersenyum. "Pembalutnya gak usah. Udah disediain kok di UKS."

...----------------...

"Kak, buku tugasku tertinggal di rumah," Naomi yang panik, mengadu pada Aiden yang datang ke kelasnya saat istirahat. "Tugasnya harus dikumpulkan hari ini, gimana?"

"Aku ambilin. Suruh aja ART atau mama kamu nganter ke depan rumah."

Tak hanya sekali itu, berkali-kali Naomi merepotkan Aiden, tapi cowok itu tak keberatan sama sekali.

"Kenapa sedih?" tanya Aiden saat mereka mau pulang.

"Aku kehabisan tiket konsernya Ed sheeran."

"Gampang, nanti aku cariin."

"Gimana mau nyari, udah habis."

"Serahin aja ke aku."

Dan Aiden bisa membuktikannya. Dia mendapatkan 2 buah tiket konser untuk Naomi dan papanya. Bukan dengan Aiden dia pergi, karena izin nonton hanya diberikan jika pergi ditemani papanya. Bagi Aiden, tak masalah membali tiket orang lain dengan harga berkali-kali lipat, asal dapat tiket itu.

Dan pernah juga, Naomi telepon malam-malam

"Aku lupa belum beli kertas crepe, besok disuruh bawa." Sekarang sudah pukul 11 malam, bisa dipastikan jika banyak toko yang sudah tutup. Papanya sedang ke luar kota, jadi tak ada yang bisa dimintai tolong.

"Emang di koperasi gak ada?"

"Kosong."

"Mana gurunya galak. Besok, aku pasti kena marah." Suara Naomi terdengar seperti orang mau nangis.

"Udah, jangan nangis, tidur gih."

"Kak Aiden!" rengek Naomi. "Mana bisa aku tidur."

"Kertas crepe, urusan aku, kamu bobok aja. Besok pagi, aku bawain ke sekolah."

"Tapi_"

"Udah, gak ada tapi atau apapun. Tidur gih, udah malam. Ingat, ada masalah apapun, ngomong sama aku."

Dua bulan pacaran, Aiden benar-benar mentreat Naomi like a princess. Dia melakukan apapun untuk gadis itu, sampai Naomi benar-benar baper, dan benih-benih cinta mulai tumbuh di hatinya. Hubungan mereka tak lagi seperti hubungan terpaksa. Naomi bahkan sudah tidak malu untuk mengakui jika dia juga mencintai Aiden.

"Jadi nih, kita ke pantai?" Aiden menoleh pada Naomi yang duduk di boncengannya.

"Jadi dong. Aku pengen lihat sunset," sahutnya di dekat telinga Aiden. Tadi malam, mereka mamang sudah merencakan ini, pergi ke pantai sepulang sekolah.

Di jalan yang tak ramai, Naomi bahkan sudah tidak canggung lagi untuk melingkarkan kedua lengan di pinggang Aiden, juga meletakkan dagu di bahu cowok itu.

Sore itu, pantai tak begitu ramai, tapi justru seperti itu yang Naomi suka. Dengan begitu, dia bisa lebih bebas bergaya apapun saat difoto, tak perlu malu.

Aiden menuliskan namanya dan Naomi di pasir, lalu membuat gambar love mengelilingi. Memotret gambar tersebut untuk diunggah di sosial media.

"Fans kamu pasti patah hati liat ini," Naomi tersenyum melihat postingan Aiden.

"Lebih patah hati lagi, kalau lihat ini." Aiden merangkul pinggang Naomi, mengarahkan kamera pada mereka.

Banyak sekali foto yang mereka ambil disana. Aiden seperti tak bosan-bosan mengambil foto Naomi.

"Sunsetnya indah banget." Naomi tak bosan-bosan menatap indahnya matahari yang tampak bergerak mendekati permukaan laut. Semburat warna jingga, sungguh memanjakan indra penglihatnnya.

"Jangan jatuh cinta pada sunset ya, nanti aku cemburu," Aiden memeluk pinggang Naomi dari belakang.

Naomi terkekeh pelan. Apa tak ada hal lain yang bisa dicemburui, kenapa juga harus sunset?

"Secinta apa kamu sama aku, Ai?" Naomi juga sudah punya panggilan spesial untuk Aiden, yakni Ai. Jatuh cinta untuk pertama kalinya, membawa dampak yang sangat besar di kehidupan Naomi. Kehidupan yang dulunya terasa agak monoton, sekarang menjadi lebih berwarna.

"Sangat, sangat cinta." Aiden melepas pelukannya, berjalan ke arah laut, lalu berteriak sekencang-kencangnya. "NAOMI, AKU CINTA KAMU."

...----------------...

Tiga bulan ini, Naomi benar-benar dibuat bahagia oleh Aiden. Tidak ada seorangpun wanita yang akan akan baper saat dibucinin ugal-ugalan. Tapi kebahagiaan itu, harus dihancurkan saat seseorang yang tidak dia ketahui siapa, mengirim video Aiden yang sedang berciuman dengan seorang cewek di club.

1
Magichand01 86
100 bab jg ak bacaaa
༺SMB•panji༻ gaming
bagus
Mrs.Riozelino Fernandez
gpp kk Thor...justru jelas gimana cerita sebenarnya diantara mereka...
dyah EkaPratiwi
naomi kog msh mau SMA Aiden
Esther Lestari
Ternyata emang Sasa lebih bodoh dari Naomi, bodoh karena cinta dan mau2 nya hanya dijadikan budak napsu sama Aiden.
Susi Akbarini
mkasi kak buat triple up hari ini
❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
duuhhhh..
sampai segitunya cinta sasa ...
cinta segi 4..
segi rumit..
❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
yaa ammpuuunnn..
deg2an..
kasihan banget Aiden kalao gini
❤❤❤❤
ummah intan
semoga Istiqomah ai
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
suka kok thor ama flashbacknya.. kan jd tau alur ceritanya gimana. makasih up nya
mili
satu hal yang selalu ku suka dari author ini,cerita nya gak berbelit²...jd gak bosan bacanya
Nurhidayati
tuh kan nyambung lg..eh sbtr lg putus yaaa🫢 tetap semangat Thor💪💪🙏
airhy_10
cinta remaja memang bodoh...
Sari Kumala
lanjut ka penasaran aku
Wiwin Al Razhaf
bener nom salsa lebih bodoh mencintai Aiden... terlalu baik sih kalau Aiden dapat nomnom... sedangkan Aiden dah rusak luar dalem...
L i l y ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈💦
Kalau mmg jalan ceritanya hrs begitu teruskan aja thor😊👌
L i l y ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈💦
Sasa cinta butaaaaa sampai mau menyerahkan tubuhnya.
Bener kata Naomi Sasa lebih bodoh dari Naomi tapi Naomi.dpt Cintanya Aiden dan masih suci
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
gak apa2..suka kok ceritanya
L i l y ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈💦
Akhirnya nyambung lagi tali percintaan mu Naomi. Semoga Aiden g bikin ulah lagi
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
Akhirnya jadian lagi tapi berakhir putus karena Aiden nya nikah sama si Salsa..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!