Kesalahan satu malam yang mengubah hidup Hanum, dimana di malam itu seseorang datang dan merenggut kehormatan yang selama ini Hanum jaga. Steven Nicholas Dirgantara adalah lelaki yang telah memperkosa Hanum, Steven adalah aktor terkenal juga seorang pengusaha, keluarganya juga adalah keluarga paling kaya di kota ini. Hingga hari dimana Hanum mengandung anak dari Steven dan Hanum harus melahirkan anak itu karena bagi keluarganya dia adalah pewaris selanjutnya dari keluarga Dirgantara. Akan tetapi kejadian tidak terduga terjadi dimana Hanum mengalami keguguran hingga membuat keluarga Steven merasa kecewa dengan Hanum karena tidak bisa menjaga anak itu dengan baik.
Saat itu juga Hanum memutuskan untuk pergi dari kehidupan Steven di saat benih cinta mulai tubuh.
Bagaimana kelanjutan cerita nya, apakah Steven akan mencari Hanum atau membiarkan cinta itu pudar seiring berjalannya waktu simak terus kelanjutan ceritanya dalam novel Kesalahan Satu Malam..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikromatul Fasila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Saat ini Ayu dan juga keluarga Hanum tampak tersenyum bahagia sambil memakan makanan yang di bawa oleh Ayu. Ayu sangat bahagia melihat bagaimana senyum di wajah mereka yang terlihat tulus.
Hari demi hari berlalu begitu cepat, selama ini Ayu selalu datang ke rumah Hanum hanya untuk makan malam bersama dengan mereka karena entah mengapa Ayu merasa cukup kasihan melihat bagaimana keadaan Hanum bahkan Hanum harus bekerja siang dan malam untuk memenuhi kebutuhan nya.
Seperti saat ini, jam sudah menunjukkan pukul 10 malam tapi Hanum belum juga pulang dari rumah salah satu tetangga nya.
"Assalamualaikum," salam Hanum dan betapa terkejutnya Hanum saat dia melihat Ayu masih berada di dalam rumah nya.
"Waalaikumsalam," jawab Ayu sambil melihat ke arah Hanum.
"Ayu? Kenapa kamu masih berada di rumah ku? kamu gak khawatir apa jika nanti keluarga kamu mengkhawatirkan karena kamu tidak pulang?" kata Hanum langsung menghampiri Ayu yang masih duduk di kursi di ruang tamu rumah nya.
"Tidak apa-apa, Hanum. Tadi aku sudah bilang sama Abah juga Umi bahwa aku akan menginap di sini," jawab Ayu sambil tersenyum pada nya.
Ayu yang merasa kasihan kepada Hanum langsung menggenggam tangan nya, Ayu bisa melihat bagaimana wajah lelah Hanum.
"Hanum, aku benar-benar tidak tega melihat bagaimana kamu harus bekerja keras seperti ini. Bahkan dari pagi sampai malam seperti ini kamu masih harus bekerja. Hanum, lihat tubuh kamu yang terlihat kurus ini, bahkan wajah kamu juga tidak bisa di bohongi bahwa kamu saat ini pasti sedang kelelahan, kamu bahkan masih mau mengerjakan untuk menyetrika semua baju ini? Hanum, bagaimana bisa kamu tidak memikirkan diri kamu sendiri," kata Ayu dengan menatap sedih ke arah Hanum.
Hanum menundukkan kepala nya, kini rasa nya Hanum ingin mengatakan semua keluh kesah yang selama ini hanya Hanum pendam sendiri. Sebenarnya Hanum ingin beristirahat tapi melihat bagaimana keadaan keluarga nya yang serba kekurangan membuat Hanum harus bersemangat untuk mencari rizki meskipun sebenarnya badan nya terasa lelah.
"Ayu, bagaimana aku bisa beristirahat sedangkan untuk makan buat besok pun aku tidak tau aku masih bisa membeli nya atau tidak. Aku juga ingin beristirahat seperti apa yang kamu katakan tapi bagaimana jika nanti saat obat Ibu habis aku malah tidak bisa membeli nya? Bagaimana jika nanti kalau Rika butuh sesuatu di sekolahan nya aku tidak bisa membayar nya dan bagaimana jika aku beristirahat mereka berdua akan kelaparan? Itu yang selalu ada di pikiran ku, aku tidak ingin mereka berdua merasa kesusahan meskipun sebenarnya keadaan kita memang sederhana. Sekarang aku lah yang bertanggung jawab buat keluarga aku, aku harus bekerja keras demi kesehatan Ibu dan juga demi masa depan Rika," jawab Hanum sambil meneteskan air mata nya saat dia menceritakan bagaimana keadaan diri nya.
Ayu langsung memeluk Hanum untuk memberikan ketenangan pada diri nya, Ayu tau bagaimana keadaan keluarga Hanum saat ini, Ayu juga mengerti bagaimana susah nya hidup Hanum saat dia harus berjuang sendiri untuk keluarga nya.
Tiba-tiba Ayu teringat akan perkataan teman nya yang mengatakan bahwa dia sedang butuh seorang karyawan untuk bekerja di hotel nya.
"Ayu, kamu mau gak ikut aku kerja di kota? Kebetulan salah satu teman aku ada yang sedang butuh seorang karyawan di hotel nya. Bayaran nya juga lumayan kok, kamu juga tidak perlu kerja dari pagi sampai malam karena waktu kerja di hotel itu bergantian. Gimana? kamu mau kan ikut aku ke kota?" tanya Ayu menatap ke dua mata Hanum.
Hanum sedikit ragu saat mendengar apa yang di katakan oleh Ayu, meskipun sebenarnya dia ingin sekali pergi untuk mencari pekerjaan yang lebih baik tapi bagaimana dengan Ibu dan juga adik nya nanti di sini. Selama ini Hanum tidak pernah meninggalkan mereka berdua.
"Ayu, sebenarnya aku sangat tertarik dengan pekerjaan itu tapi selama ini aku tidak pernah meninggalkan Ibu dan juga Rika, aku merasa sangat khawatir jika harus meninggalkan mereka berdua," jawab Hanum sedikit ragu dengan ajakan Ayu.
"Hanum, kamu tidak perlu khawatir dengan Ibu dan juga Rika. Aku juga akan meminta Umi ku buat sering-sering lihat mereka berdua di sini. Hanum, benar-benar merasa kasihan sama kamu karena kamu harus bekerja siang dan malam tapi bayaran kamu itu tidak sesuai dengan kerja keras kamu,"
"Aku pikir-pikir dulu ya Ayu, aku juga mau minta ijin dulu sama Ibu aku,"
"Ya sudah, kalau kamu sesudah memutuskan kabari aku ya karena dua hari lagi aku bakalan kembali ke kota,"
"Iya," jawab Hanum. Saat ini Ibu dan juga adik nya sudah tidur jadi mungkin Hanum akan membicarakan masalah ini kepada Ibu nya besok pagi saja.
Pagi hari pun kembali menyapa, saat ini Hanum, Ayu, Ibu dan juga Rika sedang duduk di meja makan untuk sarapan bersama.
"Ibu, ada sesuatu yang ingin aku katakan sama Ibu. Ayu mengajak Hanum untuk bekerja di kota Bu," kata Hanum memulai percakapan.
"Di kota?" Ibu Hanum langsung melihat ke arah Hanum dan juga Ayu.
"Iya Bu, ada salah satu teman Ayu yang sedang membutuhkan seorang karyawan di hotel nya. Jika Hanum bersedia maka dua hari lagi Hanum akan ikut Ayu untuk pergi ke kota. Bu, aku mengajak Hanum untuk bekerja di kota supaya dia bisa mendapatkan penghasilan yang lebih besar. Aku benar-benar merasa kasihan melihat bagaimana Hanum harus bekerja siang dan malam dengan bayaran yang menurut ku tidak sesuai dengan kerja nya. Jadi aku meminta ijin sama Ibu untuk mengajak Hanum ikut bersama ku di kota?"
Ibu Hanum langsung terdiam, dia melihat ke arah Hanum rasa bersalah kembali terasa di dalam hati nya melihat bagaimana anak nya harus berjuang untuk diri nya dan juga adik nya.
"Hanum, maafkan Ibu ya Nak gara-gara Ibu kamu harus menanggung beban keluarga kita. Ibu benar-benar merasa sangat bersalah sama kamu, seharusnya kamu tidak memiliki kehidupan yang lebih baik tapi karena Ibu yang sakit-sakitan ini kamu harus menanggung beban keluarga kita, maafkan Ibu Hanum," tangis Ibu Hanum merasa bersalah kepada Hanum.
"Ibu, jangan pernah bilang seperti itu. Sekarang kalian berdua adalah tanggung jawab Hanum. Apapun akan Hanum lakukan untuk kalian berdua jadi jangan pernah bilang seperti itu lagi Bu. Hanum sudah sangat bahagia melihat kalian berdua masih bersama dengan Hanum," jawab Hanum sambil memeluk Ibu nya.