Kehidupan Weni semakin memburuk semenjak dia menikah dengan Aldi Wijaya. Weni mengira dia akan bahagia dengan pernikahan nya dengan Aldi, tetapi semua nya salah.
Hingga Weni memutuskan untuk pergi karena sudah lelah dengan semua nya.
"Maaf aku menyerah, dan aku akan pergi sesuai keinginan kamu"
Weni Widjadja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hnislstiwti., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Weni dan Anggara
1 bulan berlalu sejak meninggal nya Ayah dan Bunda Weni.
Kehidupan Weni pun benar-benar berubah, ia merasa sangat di hargai dan di cintai oleh Anggara.
Seperti saat ini, Weni sudah di tunggu oleh Angga di depan kampus nya.
"Mas" panggil Weni dengan tersenyum.
"Sudah selesai?" tanya Angga
"Sudah, ayo pulang" ajak Weni semangat.
"Ada apa ini semangat sekali?" tanya Angga sambil membukakan pintu mobil untuk Weni.
"Gak ada apa-apa, aku akan membuat makanan untuk makan malam kita" jawab Weni tersenyum.
Angga menganggukan kepala dan melajukan mobil nya ke mansion mereka.
Ya Angga memilih tinggal di mansion nya sendiri dari pada bersama dengan Mommy dan Daddy nya.
Angga ingin mereka terbiasa berdua dan akan lebih membuat mereka dekat.
Sedangkan Hana, Vio dan Dise tetap tinggal bersama Mom dan Daddy Angga atas perintah Angga.
Dan untuk Amar, Diki dan Zidan mereka menempati Rumah bekas Weni.
Mereka bekerja dengan ke ahlian mereka masing-masing.
Hana dan Vio bekerja di The'W Group, sedangkan Amar dan Dise di TR Group dan untuk Zidan dan Diki di Restoran mewah milik Rega.
Mereka memulai semua nya dengan senyuman dan semangat, mereka juga selalu berkumpul di akhir pekan di mansion utama.
***
Sesampai nya di mansion, Weni dan Angga langsung masuk saja, mereka di sambut oleh Bi Atin.
"Selamat sore, Tuan dan Nyonya" sapa Bi Atin.
"Sore Bi" balas Weni ramah.
Sedangkan Angga hanya menganggukan kepala nya saja.
Mereka langsung saja masuk ke kamar.
"Mas, besok kita jadwal berkumpul ya di mansion Daddy?" tanya Weni sambil membantu Angga membuka jas nya.
"Iyaa sayang, apa mau menginap disana?" tanya Angga balik.
"Boleh, sekalian kita makan malam disana" jawab Weni.
"Tadi katanya mau masakin aku" ucap Angga dengan menoel hidung Weni yang mancung
"Hehe, nanti masak nya di Mansion Mom" balas Weni dengan senyum yang sangat manis.
"Yasudah aku mandi dulu ya, takut khilaf kalau terus deket kamu" goda Angga dengan tersenyum.
Deg.
Weni langsung terdiam, dia memang belum melakukan kewajiban nya pada Angga.
Angga sendiri pun tidak pernah membahas atau meminta nya, tetapi Weni sekarang terpikirkan tentang itu.
"Maafkan aku, Mas" lirih Weni dengan menatap pintu kamar mandi yang sudah tertutup.
Lalu Weni menyiapkan pakaian untuk Angga dan diri nya.
Setelah selesai, Weni langsung keluar kamar, dia akan membuatkan teh hangat untuk Angga, suami nya.
Sesampai nya di dapur, Weni melihat Bi Atin yang sedang menyiapkan makan malam untuk para pekerja.
"Nyonya butuh apa?" tanya Bi Atin.
"Tidak ada Bi, saya hanya akan membuat teh untuk Mas Angga. Dan tolong siapkan bahan-bahan untuk aku masak ya, Bi. Gak papa kan?" tanya Weni ramah.
"Tidak dong, Nyonya. Mau masak makanan kesukaan Tuan kan" tebak Bi Atin tersenyum.
"Iyaa Bi, siapkan ya aku akan mandi dulu" jawab Weni terkekeh.
"Oke" ucap Bi Atin.
Lalu Weni membawa teh tersebut ke kamar nya, terlihat Angga yang sudah rapih.
"Ini, Mas" ucap Weni memberikan Teh pada Angga.
"Wah terimakasih ya, mandi sana" balas Angga lembut.
"Mas, kita makan malam disini saja ya dan tak usah menginap di mansion Daddy, minggu besok saja menginap nya" ucap Weni.
"Terserah kamu saja, sayang" balas Angga.
Sebenarnya Angga bingung melihat Weni yang agak berbeda, tetapi ia memilih diam dan akan bertanya nanti saja.
Angga melangkah kan kaki nya ke arah balkon kamar.
Dia akan bersantai disana sambil menunggu Weni selesai mandi
"Ada apa dengan nya? Perasaan tadi masih baik-baik saja" gumam Angga dengan bingung.
Angga menyesap teh buatan Weni, ia selalu saja di buat tersenyum dengan semua perlakuan Weni yang tak pernah menolak apapun yang di lakukan Angga.
"Mas" panggil Weni
"Ehh sayang, kemarilah" ucap Angga melambaikan tangannya
Lalu Weni duduk di samping Angga , ia menatap langit sore yang begitu indah.
"Ada apa?" tanya Angga lembut
Weni berbalik dan menatap manik mata Angga yang begitu tajam tetapi menyejukan bagi diri nya
"Maafkan aku" ucap Weni menundukan kepala nya.
Angga mengeryit dengan tatapan bingung nya, lalu ia meraih dagu Weni dan mengangkat nya dengan lembut.
"Emang nya kamu salah apa hingga meminta maaf?" tanya Angga tersenyum.
"Maaf karena aku aku belum bisa memberikan kamu hak sebagai suami ku" jawab Weni lirih.
Angga tersenyum dan menangkup ke dua pipi Weni dengan lembut.
"Aku tidak apa, asalkan kamu nyaman dan tenang pun aku bahagia.
Aku tidak ingin melakukan nya karena kamu terpaksa, sayang. Memang jujur saja aku pria normal dan kadang na*su itu ada, tetapi aku memilih menahan nya daripada harus memaksa kamu" ucap Angga lembut.
Weni semakin merasa bersalah dengan ucapan Angga, ia menatap Angga dengan berkaca-kaca.
"No Cry, sayang" ucap Angga cepat.
Lalu Angga beranjak dari duduk nya dan membawa Weni ke pelukannya.
"Aku akan sabar menunggu saat kamu siap, sayang" ucap Angga kembali.
"Aku siap, kok" balas Weni pelan.
Angga terkesima dan langsung melepaskan pelukannya. Ia menatap Weni dengan dalam.
"Aku siap, kamu bisa melakukannya nanti malam" ucap Weni dengan malu dan langsung berlari keluar kamar.
"Bener ya, awas kalau kau bohong sayang" teriak Angga dengan bahagia.
Angga lalu mengikuti Weni keluar dari kamar, tercetak jelas senyum di wajah yang biasa nya dingin dan datar itu.
Terlihat dari ujung tangga kalau Weni sedang memasak, lalu Angga memilih untuk menonton televisi saja.
Sedangkan di dapur, Weni memasak dengan wajah yang merona merah bak tomat yang siap panen.
Bahkan Weni merasakan jantung nya yang berdegup lebih cepat.
"Nyonya, anda kenapa?" tanya Bi Atin.
"Tidak apa, Bi" jawab Weni tersenyum.
Bi Atin hanya mengangguk saja dan berlalu dari sana, dia akan menata makan malam untuk para penjaga disana.
Mansion tersebut memang tidak terlalu besar tetapi sangat elegant dan mewah.
Setiap sudut nya banyak penjaga yang menyamar, bahkan tukang kebun, sopir dan satpam pun adalah orang-orang handal.
Sedangkan Art hanya ada Bi Atin dan Yuli, mereka adalah orang kepercayaan Angga sejak dulu.
Weni kembali fokus dengan masakannya, ia akan membuat makanan kesukaan Angga malam ini.
Setelah selesai dan menata makanan nya, Weni langsung mencuci semua barang yang ia pakai.
Hingga ia sendiri tidak sadar bahwa Angga sudah berada di belakang nya.
Grep.
"Ehh ya ampun" kaget Weni lalu menoleh siapa yang memeluk nya.
"Mas, bikin kaget saja" gerutu Weni dengan wajah yang kembali memerah.
"Kenapa wajah kamu sayang? Apa kamu sakit?" goda Angga dengan mengecup pipi Weni.
"Mas, aku lagi nyuci piring" omel Weni.
Tetapi Angga tidak menanggapi nya dan malahan ia semakin erat memeluk tubuh Weni.
.
.
.
yg gak baik itu bram sama Weni dan keluarga nya
kalo orang jahat pasti saling mendukung sesama penjahat