Sekuel (Mommy untuk baby Arsha)
Pricillia Myliarno Ricardo gadis cantik berusia 24 tahun.Dibuang ibu kandung saat kecil dan di rawat oleh wanita yang ia anggap adalah ibu kandungnya.
Dan jatuh cinta pada seorang pria tampan namun semua yang ia rasakan harus sirna setelah kejadian satu malam yang merubah hidupnya.
Yuk simak ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8. Mulai mencari
Emily melewati hari-harinya dengan begitu bahagia, segala beban kehidupannya ia berusaha melupakannya dan mencoba menerima takdir yang telah digariskan kepadanya. Ada Grace yang menggantikan sosok Ibu untuknya di sini. Grace memang bukan pemilik dari perusahaan tapi dia adalah orang yang didapuk untuk menjadi CEO dari perusahaan yang saat ini tempat ia bekerja. Beberapa bulan bekerja di sini Emily belum pernah bertemu dengan pemilik perusahaan yang Grace bilang merupakan orang Indonesia.
"Emily kandungan kamu sudah memasuki bulan ke-7 mengajukan cuti kerjamu satu bulan lagi,"ucap Grace saat itu ketika keduanya sedang makan siang bersama di sebuah restoran.
"Rencananya saya tidak akan mengambil cuti sekarang Bu, tapi setelah saya melahirkan saja. Lagian pekerjaan saya tidak terlalu berat jadi tidak masalah jika saya masih bekerja," jawab Emily.
"Kamu yakin?,"tanya Grace menatap Emily yang tampak serius.
"Iya Bu,"jawab Emily tersenyum tipis meyakinkan Grace.
"Kamu udah menang wanita yang hebat Emily. Saya yakin jika anak kamu sudah lahir kelak akan menjadi anak yang hebat sama seperti ibunya ini," ucap Grace dengan tulus.
"Oh ya untuk desain kamu yang sudah kita kirim ke Dirgantara Group sudah disetujui oleh Tuan Dion. Mereka setuju dengan desain kamu dan meraka akan memakai desain dari kamu untuk perusahaaan barunya. Kamu tahu Emily ini adalah pertama kalinya perusahaan kita bekerja sama dengan Dirgantara Group. Itu berkat kamu, selama ini Dirgantara group sangat selektif dalam memilih perusahaan yang akan bekerja sama dengannya. Dan sudah berapa kali perusahaan kita gagal bekerja sama dengan perusahaan besar itu. Kamu benar-benar membawa keberuntungan untuk perusahaaan ini Emily,"ucap Grace. Meski perusahaan yang ia pegang sering melupakan perusahaan besar tapi perusahaan Dirgantara merupakan perusahaan yang cukup diperhitungkan dalam dunia bisnis.
"Mungkin sudah rezeki perusahaan ini Bu," jawab Emily.
"Tidak Emily, Saya sangat mengenal Tuan Dion. Saya sudah beberapa kali mengajukan kerjasama dengannya tapi selalu di tolak. Dan sepertinya kalian cukup dekat karena pertemuan kita dengan Tuan Dion tiga bulan yang lalu itu,"ucap Grace.
Emily hanya tersenyum tipis tidak menjawab ucapan Grace. Lagian tidak ada yang perlu ia katakan tentang kedekatannya dengan Dion. Dia dan Dion hanya sebatas pelayan dan majikan dulunya.
"Emily..."
Emily menoleh saat seorang pria menghampirinya dan Grace. Wanita itu tersenyum tipis pada pria yang merupakan keponakan Grace.
"Diego kamu kenapa bisa disini?," tanya Grace kepada keponakan satu-satunya itu.
"Iya Bibi... kebetulan baru saja selesai meeting,"jawab Diego dengan tatapan lurus pada Emily.
"Oh..."
"Emily... bagaimana dengan kehamilan kamu?,"tanya Diego perhatian.
"Alhamdulillah baik baik saja Tuan Diego,"jawab Emily.
"Emily sudah berapa kali aku katakan berhenti memanggilku dengan sebutan Tuan,"ujar Diego yang kesal dengan Emily yang selalu saja memanggilnya dengan sebutan Tuan.
Grace terkekeh melihat keponakannya itu yang terlihat kesal. Ia tahu sebenarnya keponakannya ini menyukai Emily tapi sayangnya Emily malah terlihat biasa saja.
"Tapi saya tidak pantas jika harus sebut nama saja,"jawab Emily.
"Sudahlah Diego, biarkan saja apa yang membuat Emily merasa nyaman,"ucap Grace.
Ketiganya membubarkan diri setelah jam istirahat selesai. Diego juga harus kembali ke tempat kerjanya. Begitu juga dengan Emily dan Grace kembali ke kantor
***
Di tanah air Yovan baru saja memasuki ruangannya diikuti Karin dari belakang. Ingatan pria itu sudah kembali beberapa hari yang lalu sepenuhnya. Namun ia belum mengatakannya pada Mamanya yang saat ini mendiamkannya karena tidak kunjung menemukan Emily.
Dan sudah dua hari ini Yovan meminta orang kepercayaannya untuk mencari keberadaan Emily. Dia sudah mengingat semua bahkan kejadian malam itu sebelum kecelakaan itu terjadi. Yovan sungguh sangat menyesali perbuatannya yang sudah menyakiti Emily sedemikian rupa. Kata kata kasarnya membuat Emily meninggalkannya.
Yovan masih mengalami couvade sindrom meski tidak lagi separah yang dulu. Ia hanya mengalami mual jika di pagi hari saja dan juga beberapa makanan tertentu. Dan ia yakin saat ini Emily tengah mengandung anaknya dan oleh karena itu ia ingin secepatnya bisa bertemu dengan Emily dan bertanggungjawab atas semua perbuatannya.
"Karin tolong kamu hubungi sekretaris dari Dion Dirgantara dan atur pertemuanku dengannya,"ujar Yovan lada Karin setelah wanita itu membacakan jadwalnya hari ini. Ia akan memulai pencarian Emily melalui Dion Dirgantara karena Emily pernah bekerja pada Dion dan ia yakin jika pria itu pasti tau kemana Emily pergi.
"Baik Pak...,"jawab Karin lalu beranjak dari ruangan Yovan.
Yovan mengeluarkan kotak cincin dari saku jasnya. Pria itu menatap cincin bertahtakan berlian yang ia persiapkan tujuh bulan yang lalu untuk melamar Emily. Tapi kecelakaan yang terjadi saat itu membuatnya gagal mempersunting sang kekasih dan malah menyakitinya hingga Emily pergi meninggalkannya.
"Maafkan aku baby. Maaf,"lirih Yovan. Emily hamil anaknya saat ini dan ia yakin tidak mudah hamil tanpa seorang suami.
Yovan menghubungi orang kepercayaan dan menanyakan hasil penyelidikan. Yovan pernah memberikan Emily sebuah kalung dan di lengkapi dengan GPS dan semoga saja orang kepercayaannya bisa melacaknya dan ia berharap Emily masih memakai kalung itu.
Orang kepercayaan Yovan masih berusaha untuk menemukan keberadaan Emily. Dan Yovan benar benar tidak sabar ingin segera bertemu dengan Emily.
Yovan menghubungi Bastian, Daddy dari Emily berharap pria paruh baya itu sudah menemukan keberadaan Emily namun hasilnya sama Bastian juga kehilangan jejak Emily.
"Dimana kamu sayang, sedalam itukah luka yang aku berikan sehingga kamu pergi jauh dariku membawa anak kita,"lirih Yovan dengan mata berkaca-kaca.
"Karin..,"teriak Yovan.
Tidak lama pintu ruang Yovan terbuka, tampak Karin berjalan masuk dengan langkah lebarnya."Iya Pak...,"jawab Karin.
"Bagaimana? apakah kamu sudah menghubungi sekertaris Dion Dirgantara?,"tanya Yovan dengan tatapan dinginnya.
"Su-sudah Pak. Dan Pak Dion sekretaris dari Pak Dion mengatakan jika siang ini Pak Dion bisa ditemui di perusahaannya,"jawab Karin.
"Kamu kosongkan jadwalku siang ini dan batalkan kunjungan kita ke Valencia,"ujar Yovan yang memang memiliki anak cabang perusahaan di Valencia.
"Baik Pak,"angguk Karin. Ia harus mengatur ulang jadwal Yovan yang sudah mengacaukan jadwal yang ia susun. Karin heran kenapa Yovan memintanya untuk mengatur pertemuannya dengan Dion Dirgantara padahal perusahaaan mereka tidak memiliki hubungan kerja. Semakin kesini ia semakin kepo saja dengan urusan Yovan terutama beberapa hari ini ia melihat perubahan sikap Yovan. Padahal Yovan sudah merencanakan kunjungannya ke Valencia sejak lama tapi baru saja pria itu membatalkan perjalanannya membuatnya benar-benar kelabakan mengatur ulang keberangkatan Yovan dan memberitahu perusahaaan cabang jika Yovan membatalkan kedatangannya.
...****************...
begitulah kalau ada duit semua boleh disogok kalau berduit tapi jangan terlena dulu Dian kamu salah mencari sasaran max orang yang menyeramkan jangan pernah minta diampuni nanti