NovelToon NovelToon
Unforgotten Night

Unforgotten Night

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Crazy Rich/Konglomerat / Romansa
Popularitas:362.1k
Nilai: 5
Nama Author: Rifani

Ailen kaget setengah mati saat menyadari tengah berbaring di ranjang bersama seorang pria asing. Dan yang lebih mengejutkan lagi, tubuh mereka tidak mengenakan PAKAIAN! Whaatt?? Apa yang terjadi? Bukankah semalam dia sedang berpesta bersama teman-temannya? Dan ... siapakah laki-laki ini? Kenapa mereka berdua bisa terjebak di atas ranjang yang sama? Oh God, ini petaka!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

~ 8

"Dibagian sini rasanya tidak nyaman."

"Ah, dadaku juga sering terasa sesak tanpa sebab. Apa aku mengidap gejala sakit jantung?"

"Tengah malam aku sering mengalami kram. Apa karena aku terlalu over olahraga?"

"Jadwal tidurku berantakan."

"Pola makanku sedikit kacau belakangan ini. Terlalu sibuk bekerja membuatku tak berselera makan. Tolong resepkan vitamin terbaik versimu."

"Buatkan daftar makanan yang memenuhi gizi."

"Aku juga sering tidak fokus. Suplemen apa yang harus diminum agar aku tetap fit dan fokus saat mengerjakan sesuatu?"

Ingin rasanya Ailen melakban mulut Derren yang tak henti mengeluhkan ini dan itu. Setelah membuatnya hampir mati karena kehabisan napas, dengan santainya pria ini memaksa agar diperiksa. Yang katanya sakit jantunglah, gejala malarialah, demam di jam-jam tertentulah, pokoknya keluhan yang menurut Ailen sangat tidak masuk akal. Dan sialnya Ailen tak dapat menolak setelah tahu kalau Derren ternyata adalah pemilik rumah sakit tempat dia mencari nafkah.

(Kalau tak takut kelaparan, sudah ku suntikkan racun ke dalam tubuhmu, Derren. Astaga, orang ini benar-benar menyusahkan. Huh)

"Tidak baik memaki orang di dalam hati," sindir Derren sambil tersenyum tipis. Tentu saja dia tahu kalau Ailen sedang kesal.

"M-memangnya siapa yang sedang memaki orang?" sahut Ailen gugup.

"Entah siapa orangnya. Aku hanya asal bicara saja,"

Sial! Lagi-lagi Ailen mengumpat. Derren sangat menyebalkan. Sayangnya dia tak punya keberanian untuk meluapkan kekesalan tersebut. Ailen cukup tahu diri kalau dia masih membutuhkan pekerjaan di rumah sakit ini.

"Kau hamil tidak?"

"YAKKK!!"

Juria yang sedang menguping bersama teman-temannya, terlonjak kaget saat Ailen tiba-tiba berteriak. Mereka saling memandang, penasaran apa yang membuat dokter satu itu berteriak begitu kencang.

"Apa kalian mendengar yang dikatakan oleh Tuan Derren?" tanya Juria. Raut wajahnya terlihat serius sekali.

"Tidak. Aku hanya mendengar suara teriakan dokter Ailen saja,"

"Sama, aku juga begitu. Apa jangan-jangan Tuan Derren memaksanya melakukan sesuatu ya? Makanya dia berteriak."

"Itu tidak mungkin." Juria menghela napas. "Kita sama-sama tahu seperti apa watak Ailen. Dia pasti akan langsung menyuntikkan racun ke tubuh Tuan Derren jika benar beliau melakukan sesuatu yang tidak senonoh. Kalian seperti tidak tahu perangainya saja."

Dari kejauhan, terlihat Julian yang tengah menatap jengah ke arah segerombolan dokter yang berjongkok di depan pintu ruang bedah. Heran, kenapa para dokter suka sekali ikut campur urusan orang lain? Apa mereka tidak punya pekerjaan?

"Kau sudah bisa pulang sekarang," ucap Ailen. Dia lalu menatap datar pria cabul yang masih betah berbaring di ranjang pemeriksaan. "Semua tanda vital di tubuhmu normal. Termasuk jantungmu juga."

"Kau belum menjawab pertanyaanku, sayang,"

"Berhenti memanggilku sayang. Aku bukan kekasihmu."

"Kalau begitu ... istri?"

"Apa kau sudah gila?"

"Benar sekali." Tanpa tahu malu Derren mengiyakan sindiran Ailen. Setelah itu dia duduk. "Aku gila. Gila dengan tubuhmu yang candu itu. Kau membuatku tergila-gila, Ailen."

Reaksi Ailen datar-datar saja saat mendengar perkataan Derren. Perlukah dia membuat rujukan ke rumah sakit jiwa? Sepertinya pria ini butuh penanganan dari seorang psikiater.

"Pulanglah. Tugasku di sini bukan untuk merawat orang yang pura-pura sakit. Jadi tolong bijaklah dalam bersikap. Kau normal dan kau bisa pulang detik ini juga," tandas Ailen sembari merapikan peralatan. Dia mencoba abai akan keberadaan Derren yang terus menatapnya. Padahal kakinya sangat lemas karena malu dan juga gugup. Bayangkan saja! Ditatap langsung oleh pemilik rumah sakit, siapa yang tidak gugup coba.

"Apa kau hamil?"

"Please, Derren. Tolong jangan mengatakan sesuatu yang bisa menimbulkan fitnah. Aku tidak hamil dan tidak akan pernah hamil anakmu sampai kapan pun juga. Oke?"

Tatapan Derren seketika menggelap setelah mendengar jawaban cetus Ailen. Tidak akan pernah mengandung anaknya sampai kapan pun? Hmm, wanita ini sedang mencari masalah. Perlu diberi pelajaran tambahan.

"Ahh, hei, apa yang kau lakukan. Lepaskan!" pekik Ailen syok sekali saat tubuhnya tiba-tiba didorong hingga jatuh telentang ke atas meja.

"Kau bilang tidak mau mengandung anakku?" Derren mengendurkan ikatan dasi di leher. Setelah itu dia mengurung tubuh Ailen dengan kedua tangannya yang kekar. Dengan jarak yang begitu dekat, dia bisa mencium jelas aroma wangi dari tubuh wanita ini. Dan itu membuat pikirannya melayang. Derren lalu memejamkan mata, berusaha mengumpulkan fokus sebelum memberi pelajaran pada wanita lancang ini. "Ailen, percaya tidak aku akan membuatmu hamil dalam bulan ini, hm? Catatan kesehatanku menyebutkan kalau aku mempunyai benih berkualitas terbaik dan juga subur. Itu artinya ada kemungkinan hubungan kita malam itu akan menghasilkan keturunan. Yakin tidak mau mengandung anakku?"

Glukkk

Ailen membatu. Hamil? Subur?

"Jangan khawatir. Hidup dengan pria sesempurna diriku tidaklah merugikan. Aku tampan, aku kaya, dan yang pasti aku perkasa. Kau sudah membuktikan sendiri bukan seperti apa kehebatan juniorku?" ucap Derren dengan penuh percaya diri. Mati-matian dia menahan tawa menyaksikan ekspresi Ailen yang sangat lucu. Wanita ini terlihat seperti anak kucing yang sedang ketakutan karena ketahuan mencuri ikan.

Braakkk

Tanpa dinyana, pintu ruangan tiba-tiba terbuka lebar. Disusul dengan jatuhnya beberapa orang yang saling tindih akibat pintu yang terbuka.

"J-Juria, ka-kalian ... menguping?" tanya Ailen syok. Dia tak sadar kalau Derren masih mengungkung tubuhnya.

Derren acuh akan kegaduhan yang terjadi. Fokusnya hanya tertuju pada bibir Ailen yang sedikit membengkak akibat ulahnya saat di lift tadi. Mendadak tenggorokannya jadi terasa kering sekali. Dia butuh air dari sumbernya langsung.

"Tuan Derren, kita harus segera kembali ke perusahaan. Ada sesuatu yang terjadi di sana," ucap Julian seraya melewati Juria dan teman-temannya yang masih berada di posisi jatuh.

(Berdoalah semoga Tuan Derren tidak marah. Jika itu terjadi, maka tamatlah karir kalian. Heumm)

"Aku sibuk." Singkat, padat dan jelas. Sibuk. Padahal, kesibukan yang Derren maksud adalah memandangi bibir Ailen. Dia juga sedang mencari kesempatan agar bisa menikmati bibir itu kembali.

"Media memberitakan sesuatu yang buruk tentang Anda. Jika tak segera kembali, takutnya berita semakin melebar ke mana-mana. Tuan dan Nyonya bisa marah. Apa Anda sudah siap berhadapan dengan mereka?"

Sh*TT!! Demian mengumpat. Dengan penuh kekesalan dia beranjak dari atas tubuh Ailen kemudian berjalan keluar tanpa mengatakan sepatah kata pun. Melihat hal itu Julian pun segera menyusul. Tak lupa dia melemparkan lirikan tajam pada segerombol dokter yang telah mengganggu kesenangan bosnya.

"Ailen, barusan apa yang sedang kau lakukan dengan Tuan Derren?" Juria buru-buru bangun dan langsung menghampiri Ailen. Dia lalu mengguncang bahunya pelan. "Katakan apa yang terjadi. Dia memperk*samu apa bagaimana? Kenapa tadi posisi kalian begitu intim?"

"Bisa tidak kalau bicara itu jangan ngawur?" protes Ailen jengkel.

"Ngawur bagaimana. Aku melihat jelas adegan kalian berdua. Benar tidak teman-teman?"

"Iya benar. Kami melihatnya secara nyata."

Alih-alih menjawab, Ailen malah melenggang pergi dari sana. Dia enggan menanggapi cecaran Juria. Malas. Juga karena ingin menenangkan diri setelah kejutan bertubi-tubi yang membuatnya sesak napas.

"Jadi Derren adalah pemilik rumah sakit sekaligus Presdir dari JK Grup? Ini gila. Apa yang harus aku lakukan agar tidak terlibat lagi dengannya?"

***

1
Juryati
thorrr kok ngk di up jgn²di tangguhkan lagi ya,,,novel nya kaya seperti sblm nya,,,😬😬
Dj Xm
Luar biasa
Jordin Yanti
saya tau ini hanya novel, tapi si JURIA ini manusia yang benar benar sakit jiwa,
Fahmi Ardiansyah
apa mungkin juria jodohnya dokter Fredy bukan Julian Thor
ipunk wati
Luar biasa
Siti Marwah
soal keenan
Siti Marwah
muak dngn perangai keenan ngga pantas disebut temen..matiin aja laah karakternya..ngga asik dibacanya
Nur Adam
lnjut
Anonymous
bukannya juria sama julian ya
Silvia Andriyanie
juria pusing sendiri padahal yg ngalamin sahabat nya😅😅dilema
Fahmi Ardiansyah
ooh apa jgn jgn dokter Fredy beneran jatuh cinta Ama juria.
Nur Adam
lnjut
Yuli a
jangan suka sama juria sainganku sekretaris nya papa brokoli Lo... kemarin kalah kan sama papa brokoli... takutnya nanti kalah lagi sama sekretaris papa brokoli... kan jadi sad...😢
Hua mulan
cieeee dokter fredy naksir ma juria
🏵 ( SI USIL )🏵
asatagaaa tokek hitam😆🤣🤣🤣
Gracia Grace
Luar biasa
Anita Rahayu
mana thor upnya
Susi Yanti
yg salah pengarangnya....
Divi Bilqis
Luar biasa
Susi Yanti
ailen bener2 super...bikin bacanya nggak berhenti ketawa...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!