EZELLA KESAYANGAN SAGARA

drettttt

dretttt

getar dari ponsel yang berada di sakunya membuat Ezella mengalihkan sedikit perhatiannya. wanita cantik itu sedikit memicingkan mata saat mendapati nomor yang menelponnya adalah nomor baru. dengan ragu Ezella mengangkat telepon tersebut hendak memastikan siapa itu.

"iya halo!!" sapa Ezella, sangat jelas terdengar di seberang sana cukup ramai.

"maaf, apa benar ini nomor keluarga dari pasien bernama Cassie?" tidak langsung menjawab, Ezella masih mencerna apa maksud dari kalimat itu, pasien? apa maksud mereka.

"halo, ada orang disana?" kembali suara perempuan terdengar dari seberang sana, jantung Ezella berpacu dengan cepat, rasa takut menyerangnya seketika.

"iya benar, maaf ini siapa ya?" sudah lama ngelamun pada akhirnya Ezella bersuara.

seketika lutut Ezella melemas, tubuhnya jatuh begitu saja saat mendengar info yang di sampaikan oleh pihak rumah sakit barusan.

"ada apa nona??" tanya Abian yang bengong sendiri melihat Ezella, ada raut ketakutan jika di lihat dsri wajahnya, dengan cepat Abian memapah tubuh Ezella untuk di dudukan di sofa.

"ayo ke rumah sakit Dominic hospital...." Ezella berusaha bangun, air matanya keluar tak bisa dia hentikan, Abian yang tidak tahu apa apa menuruti perintah Ezella dan membawa gadis itu ke mobil.

☆☆

"bertahanlah sayang..." Ezella berlari di lorong rumah sakit, kabar kecelakaan Cassie begitu meruntuhkan dunianya, tidak ada yang lebih berharga di hidupnya selain gadis kecil yang dia lahirkan dari rahimnya.hingga sampailah Ezella di depan ruang IGD, disanalah Cassie, putrinya berada sekarang. Ezella berdiri tidak tenang di depan ruang IGD, petugas medis yang menangani anaknya belum keluar sedari tadi.

"keluarga pasien" Ezella langsung menghampiri dokter saat mendengar suaranya, berbagai pertanyaan dia lontarkan.

"saya mommynya dok, bagaimana keadaan putri saya??" tanya Ezella sembari menatap dokter dengan wajah sendunya.

"pasien dalam masa kritis nona, dan saat ini pasien membutuhkan beberapa kantong darah, kecelakaan yang begitu serius membuatnya kehilangan darah yang banyak" jawaban dari dokter itu membuat Ezella mematung.

"ambil darah saya dokter,, ambil berapapun yang dia butuhkan asalkan anak saya selamat hikss,, cepat dokter selamatkan anak saya!"

"baiklah, kita ke ruang pemeriksaan dulu, kita cek golongan darah nona apakah cocok dengan gadis kecil itu" Ezella dengan perasaan cemas mengikuti langkah dokter, dalam hatinya wanita itu selalu merapalkan doa untuk kesembuhan putri kecilnya.

proses pemeriksaan telah Ezella lakukan, tapi darah wanita itu tidak cocok dengan darah Cassie. golongan darah Cassie adalah AB+ sementara Ezella sendiri O.

"golongan darah anda tidak sama dengan anak anda nona, dia memiliki golongan darah yang langka, dan untuk stok sudah tidak ada lagi, kami sangat menghimbau untuk mendapatkan darahnya dalam waktu yang cepat, karena kita juga harus memikirkan beberapa kemungkinan terburuk jika itu tidak ada" mendengar hal itu lagi lagi membuat Ezella menangis, otaknya serasa buntu.

"dokter kira kira jangka waktunya sampai berapa hari? aku akan mencari darah yang sama dengan anakku" Ezella kembali bersuara, dalam hatinya dia tetap harus menjadi wanita tangguh, dia harus kuat karena anaknya membutuhkan perjuangan Ezella saat ini.

"tiga hari nona, anda harus mendapatkan darah tersebut paling lama tiga hari ke depan, lebih cepat juga sangat baik,, kami dari pihak rumah sakit juga akan berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan darah tersebut, tapi itu hanya kemungkinan kecil" Ezella mengangguk lemah, dia kembali ke depan ruangan Cassie, sudah dapat terlihat disana keluarganya berkumpul.

"apa kata dokter Ella??" mama Aisya langsung mececarnya dengar pertanyaan. Ezella dengan wajah lesunya memandang mereka.

"Cassie butuh darah mam, golongan darahnya AB+, golongan darah aku sama dia berbeda mam, di rumah sakit ini juga tidak ada lagi stok darah yang sma dengannya,, Giselle golongan darah kamu apa??" Ezella menatap Giselle dengan penuh harap, tapi melihat gelengan kecil dari Giselle membuat Ezella kembali menundukkan kepalanya.

"aku golongan darah O kak, " mereka disana tidak ada satupun yang sama dengan golongan darah Cassie. Ezella menelpon Abian, menanyakan pada pria itu apakah ada di antara mereka yang mempunyai golongan darah yang sama dengan putrinya, tapi jawaban dari seberang sana sama saja.

"hiksss aku harus mencari dimana hiks,, apa aku harus keluar negeri lagi!"

"mam tolong jaga Cassie, aku akan kembali secepatnya!" Ezella berdiri, langkahnya dengan cepat berlalu dari sana. saking terburu burunya Ezella harus menabrak seorang dokter yang berjalan dari arah berlawanan.

bughhhh

"maaf dok, aku tidak sengaja!" ujar Ezella sembari membungkuk badannya, tanpa menunggu jawaban dari sang dokter, Ezella berlalu begitu saja dan berlari kecil ke luar rumah sakit.

"kayak familiar!" dokter Elio, memandang dengan rasa penasaran, dia masih melihat punggung Ezella sampai gadis itu menghilang dan masuk ke dalam mobilnya.

"tapi siapa ya?? mana wajahnya tertutup masker lagi, suaranya sih kayak___ ah enggak mungkin, yang pasti bukan dia, suara mereka hanya mirip" dokter Elio mengeleng sendiri memikirkan hal yang sedikit mustahil dalam pikirannya, dokter tampan itu melanjutkan langkahnya ke ruang rawat pasien.

.

.

Ezella langsung mengabarkan Elgino dan Celine tentang apa yang terjadi pada putri kecilnya, wanita itu juga meminta bantuan pada Elgino untuk mencari golongan darah yang sama dengan putrinya.

"bentar, golongan darah kamu sama Cassie berbeda??" suara lembut Celine terdengar dari seberang sana, tidak terdengar panik sama sekali.

"iya kak, Cassie memiliki golongan darah yang langka. kak El bisa tolong cariin di setiap rumah sakit disana nggak? ntar aku nyusul kesana!" Ezella sendiri sedari tadi tidak merubah raut wajahnya, kepanikan melanda gadis itu sampai dia melupakan seseorang yang besar kemungkinan memiliki darah yang sama dengan sang anak.

"nggak perlu kesini Ella, itu hanya membuang waktumu,, lagian kalau darah kamu tidak sama dengan Cassie berarti besar kemungkinan darah Ayahnya sama" Celine berujar dengan gamblang tetapi mampu membuat Ezella menepuk jidatnya sendiri.

iya, Sagara! kenapa dia tidak memikirkan hal itu sejak tadi? otak pintarnya sedikit bergeser sampai melupakan fakta tersebut. Ezella menarik nafas sejenak lalu membuangnya dengan kasar, Ezella merubah raut wajahnya sedikit tenang, wanita cantik itu berharap banyak pada mantan kekasihnya itu.

"hallo,, Ella kamu masih disana kan?? gimana kamu sudah sadar sekarang? "Ezella tersadar, dia ingin kembali ke rumah sakit sekarang.

"baiklah kak, aku tutup dulu teleponnya ya"

"hmmm baiklah, jangan lupa memberi kabarnya pada kami, oh iya mungkin El lusa kesana!"

"hmm baiklah, kami menunggu kedatangannya, byee kak!!" beberapa saat kemudian Ezella mematikan sambungan telponnya, setelah itu dia langsung menghubungi Abian lagi.

kali ini saja aku berharap kau ada untuk putriku, Ezella berguman lirih lalu melajukan mobilnya kembali ke rumah sakit.