Benua Naga Hitam

Babak kedua akhirnya dimulai dengan menyisakan sekitar 30 orang Pendekar muda yang lolos dari babak pertama, dibabak kedua mereka harus menyingkirkan 26 orang lainnya dengan cara apapun di dalam arena pertarungan, dimana arena pertarungan kini berubah menjadi hutan belantara (Hutan Tempah Bintang), sementara para penonton boleh menonton secara langsung atau menonton melalui layar proyeksi yang di dapatkan dari item sihir yang menampilkan gambar para peserta.

"Lalu kegunaan panggung itu apa?" Tanya Zero tak habis pikir.

"Tentu saja sebagai podium untuk pemenang gladi Kanuragan." Balas Augreen dengan malas, lalu mengibaskan tangan mengusir lalat yang terbuat dari tulang monster, dimana lalat itu adalah item sihir yang merekam mereka untuk para penonton yang tidak bisa menonton langsung di hutan tempat babak kedua dilaksanakan.

"Mereka penuh persiapan." Gumam Augreen sembari melihat layar besar yang menampilkan para pendekar muda.

Setelah menunggu beberapa detik tiba-tiba seseorang muncul diatas panggung dengan diawali debu yang berputar-putar membentuk tubuh manusia. Orang itu terlihat memiliki jenggot putih dengan kumis panjang yang menghiasi bibirnya, dia tersenyum dan menyapa semua tamu dan peserta yang hadir dalam gladi kanuragan.

"Salam untuk para tamu undangan, pendekar muda klan Ran, dan para penonton Gladi kanuragan yang saya hormati. Perkenalkan saya tetua ketiga klan Ran yang akan bertugas menjadi pengawas babak kedua kali ini." Pria tua itu memperkenalkan dirinya sebagai tetua ketiga klan Ran.

"Di babak kedua kali ini, para peserta harus menyingkirkan peserta lain hingga tersisa 4 peserta saja atau kurang dengan waktu 4 jam seleksi. Peserta boleh menggunakan apapun, baik itu pedang, panah, tombak, gada, palu, bahkan senjata dewa sekalipun. Hanya ada satu aturan di babak kedua ini, yaitu peserta dilarang membunuh." Tetua ketiga menjelaskan aturan babak kedua dengan suara berat.

"Tanpa basa-basi lagi, mari kita mulai babak kedua, babak hutan Tempah Bintang." Ucap tetua ketiga memulai babak kedua dengan tegas dan melakukan gerakan menulis di udara kosong.

"Aktif!" Pekik tetua ketiga setelah menyelesaikan tulisan rune dan seketika tulisan itu berputar dengan sangat cepat hingga berubah menjadi sebuah pintu.

"Silahkan!" Tetua membuka pintu itu dan mempersilahkan para peserta untuk masuk ke dalam pintu, dimana dibalik pintu itu adalah hutan Tempah Bintang milik keluarga Ran. Hutan Tempah Bintang adalah hutan yang sangat berbahaya, karena banyak binatang buas mematikan di dalam hutan, bahkan ada beberapa binatang sihir yang ada di sana.

Peserta gladi kanuragan dengan tertib masuk ke dalam pintu, namun ada juga yang tergesa-gesa dan mulai bertarung menyingkirkan peserta lain padahal belum masuk ke dalam hutan.

"Waktu kalian tersisa 15 detik lagi untuk masuk, kalian akan gagal jika tidak masuk tepat waktu." Ucap tetua ketiga kemudian dan membuat para peserta langsung bergerak memasuki pintu tak terkecuali Augreen dan Zero yang sebelumnya terlihat santai menunggu antrian.

"Sialan tetua ketiga tidak mengatakan diawal bahwa ada batas waktu untuk memasuki pintu menuju hutan." Umpat Zero memasuki pintu dengan kecepatan suara, menariknya Augreen menukar posisinya dengan Troy di detik-detik terakhir dan membuat Troy dinyatakan gagal di babak kedua.

"Tetua! Augreen melakukan kecurangan, dia menukar posisiku dan posisinya dengan teknik anehnya." Protes Troy, namun tetua ketiga tidak peduli dan tetap menyatakan Troy gagal.

"Teknik aneh? Haha, itu bukan teknik aneh tapi teknik tingkat tinggi yang mampu menukar dua objek, dalam hal ini menukar pengguna teknik dengan musuhnya." Lao Aidan tertawa terbahak-bahak mendengar Troy menyebut teknik keterampilan Augreen adalah teknik aneh.

Para penonton juga tertawa dan membuat Troy merasa sangat terhina dan semakin membenci Augreen.

"Tetua ketiga Augreen melakukan..." Troy masih ingin protes.

"Sudah cukup!!!" Potong tetua ketiga membentak Troy yang protes.

Troy terdiam sesaat, lalu berbalik menatap para tetua di panggung kehormatan.

"Ayah, sampah itu... maksudku tuan muda Augreen melakukan sebuah kecurangan, dia menggunakan teknik aneh untuk menyingkirkan ku dengan cara yang tidak benar. Ayah berikan aku keadilan." Troy ingin meminta pendapat ayahnya yang merupakan tetua pertama sekaligus penanggung jawab Gladi kanuragan.

"Troy tidak ada yang namanya curang dan adil dalam sebuah persaingan. Terima saja kegagalanmu dan jangan menyalahkan orang lain." Balas tetua pertama sembari menggeleng kecewa bahwa anak yang paling dia banggakan gagal diawal babak kedua.

"Tapi ayah..."

"Pendekar sejati adalah pendekar yang mengakui kekalahannya dan memperbaiki dirinya agar lebih baik di masa depan. Lupakan hari ini dan teruslah melangkah ke depan, lalu kalahkan sampah... tuan muda di kesempatan lainnya." Sela tetua pertama tetap tidak memberi Troy kesempatan menyelesaikan protesnya.

Semua orang mulai berbisik satu sama lain menanggapi kegagalan Troy diawal babak kedua oleh teknik tingkat tinggi Augreen. Mereka semua tahu betul bahwa Troy Ran cukup diunggulkan sebagai pemenang Gladi Kanuragan kali ini jika saja Augreen tidak cukup cerdas dengan menukar posisi tubuhnya dan Troy diakhir waktu, dan membuat Troy tidak memiliki kesempatan untuk menyusul karena kehabisan waktu.

"Si sampah klan Ran itu cukup cerdas, dia tahu Troy adalah ancaman dan melakukan cara licik agar Troy gagal di babak kedua." Ucap salah satu penonton.

"Sampah itu selain memiliki sifat mesum, tidak disangka dia juga licik." Tanggap yang lainnya.

"Aku curiga ranah langit tingkat awal yang dia tunjukkan di babak pertama adalah sebuah ilusi. Sungguh licik." Tanggap yang lainnya menyinggung babak pertama.

"Aku merasa kasian kepada tuan muda Troy, dia dicurangi oleh seorang sampah dari babak pertama." Tanggap lainnya menanggapi tentang penonton tersebut.

Berbagai komentar para penonton menanggapi kejadian penukaran yang Augreen lakukan hingga membuat Troy gagal, bahkan para penjudi yang menjagokan Troy sampai-sampai membanting meja hingga membuat kopi dan berbagai makanan berhamburan karenanya.

Hutan Tempah Bintang.

Para peserta berkumpul di depan pintu teleportasi yang hilang sejak waktu habis. Lama berkumpul dan mulai kesal, akhirnya tetua ketiga muncul dengan momentum yang sama saat di panggung gladi kanuragan.

"Silahkan berpencar, waktu kalian hanya 20 menit untuk berpencar dan mencari posisi untuk memulai babak kedua ini. Jika dalam waktu 20 menit keberadaan kalian dapat aku rasakan, maka kalian akan gagal saat itu juga" Tetua ketiga menyebarkan auranya yang mencakup hingga 3 kilometer.

Dimana menurut aturan ketika sampai di hutan mereka harus berpencar hingga tetua ketiga tidak dapat merasakan keberadaan mereka lagi, jika tetua ketiga dapat merasakan keberadaan mereka maka mereka dipastikan gagal.

Dalam sekejap 29 peserta itu langsung berlari ke berbagai arah sejauh yang mereka bisa agar tidak dapat dirasakan oleh tetua ketiga. Baru saja mulai terjadi beberapa pertarungan kecil di beberapa tempat, bahkan ada peserta yang diseruduk banteng hingga terpental.

"Hehe..." Tetua ketiga tertawa kecil melihat jam tangannya yang sudah lewat 20 menit yang ditentukan dalam aturan.

Tetua ketiga menyebarkan dan menghempaskan auranya.

"Angga Ran, Nia Ran, Deras Ran, Kato Ran, Shella Ran, dan Gemaka Ran kalian semua gagal." Tetua ketiga mengumumkan 6 orang gagal karena keberadaan mereka masih dapat dirasakan oleh tetua ketiga.

"Babak kedua resmi dimulai." Teriaknya lantang setelah mengumumkan 6 orang gagal, lalu menghilang dan memulai tugasnya sebagai pengawas ujian bersama 6 orang lainnya yang juga ditunjuk sebagai pengawas babak kedua.

"Kalian selesaikan tugas kalian." Tetua pertama sebagai penanggung jawab acara segera memerintahkan beberapa orang untuk menjemput 6 orang yang gagal karena posisi mereka dapat dirasakan tetua ketiga tersebut.

"Baik!" Balas 17 orang bawahan tersebut dan menghilang.

Setelah memberikan perintah, tetua pertama izin untuk pergi ke ruang pengawas dan kontrol proyeksi layar. Hanzo mengangguk mengerti dan mengizinkannya, begitu juga tetua lainnya yang memang tahu tugas tetua pertama.

Baru saja sampai di ruang kontrol, tetua pertama langsung bertemu dengan Troy yang sudah menunggunya lama.

"Ayah, aku..." Troy masih tidak menerima apa yang Augreen lakukan kepadanya, namun tetua pertama hanya menatapnya dingin.

"Ayah sampah itu..." Troy memberanikan diri berbicara untuk protes.

"Terima saja kekalahan mu, Troy!!!" Bentak tetua pertama hingga menggetarkan ruang kontrol item sihir dan siaran proyeksi langsung, kejadian itu sampai membuat siaran langsung terputus dan mengundang protes para penonton.

"Lihatlah, akibat ulahmu ayah di caci maki orang-orang, dasar anak Dajjal." Bentak tetua pertama kesal dan mulai memerintahkan semua orang yang bertugas sebagai kontrol item sihir mata dunia dan siaran langsung untuk segera memperbaiki siaran langsung tersebut.

"Apa yang terjadi? kenapa siaran langsungnya tiba-tiba menghilang?" Cecar Hanzo kesal dan marah melalui teknik telepati.

"Maaf kepala keluarga, ada masalah kecil yang terjadi di ruang kontrol." Tetua pertama meminta maaf dengan nada sangat memohon, lalu mengusir Troy dari ruang kontrol.

Hutan Tempah Bintang.

Zero menggunakan sebuah perisai sebagai alat transportasinya dan tentunya perisai itu dipakaikan sihir agar bisa bergerak cepat melewati pohon-pohon yang menghalangi jalannya. Zero meliuk-liuk di hutan seperti berselancar di lautan sembari mencari lawannya hingga akhirnya berhenti tepat dibelakang Augreen yang saat itu sedang melihat dan memperhatikan sebuah pesawat tempur di depannya.

Zero terkejut bukan main melihat senjata kuno tersebut.

"Kak Augreen, kamu seharusnya tahu senjata itu ilegal dan tidak ada yang boleh menggunakannya lagi apapun alasannya. Siapapun yang menggunakan senjata kuno ini, artinya melanggar aturan 1000 tahun kemanusiaan." Ujar Zero menegur Augreen.

Augreen tersenyum kecil dan berkata dengan nada berat. "Aturan itu sudah hilang semenjak ras iblis menyerang benua Naga Hitam dan aliansi kemanusiaan (Pemerintah Dunia) tidak pernah membantu kita."

Augreen berbalik melihat adiknya dan berkata. "Lagipula aku tidak berencana menggunakan senjata kuno ini, aku malah penasaran siapa yang meletak senjata kuno ini di disini dan kenapa ada senjata kuno padahal senjata ini dimusnahkan 1000 tahun lalu."

Bersambung.

Note:

Aliansi kemanusiaan adalah aliansi yang dibuat oleh para raja dunia untuk menghapus semua senjata kuno yang dinilai lebih berbahaya daripada sihir, karena meninggalkan sebuah masalah lingkungan serius ketika senjata ini digunakan.

Ini hanyalah gambaran perang dunia 1000 tahun lalu dalam cerita, saya tidak berencana menggabungkan teknologi dan sihir, jadi jangan khawatir atau berharap cerita ini memiliki genre teknologi dan sihir :).

Selanjutnya monster, binatang buas, dan binatang sihir.

Monster merujuk binatang buas atau binatang sihir (sebutan umum).

Binatang buas merujuk binatang yang memiliki fisik luar biasa dan daya penyembuhan yang mengesankan.

Binatang sihir merujuk binatang yang memiliki sihir bawaan, dan ada beberapa yang memiliki sihir bawaan dan regenerasi, dan beberapa lainnya memiliki klan sendiri.