NovelToon NovelToon
Permainan Terlarang

Permainan Terlarang

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Pembantu / Pembaca Pikiran
Popularitas:15.6k
Nilai: 5
Nama Author: Alim farid

**Sinopsis:**

Luna selalu mengagumi hubungan sempurna kakaknya, Elise, dengan suaminya, Damon. Namun, ketika Luna tanpa sengaja menemukan bahwa mereka tidur di kamar terpisah, dia tak bisa lagi mengabaikan firasat buruknya. Saat mencoba mengungkap rahasia di balik senyum palsu mereka, Damon memergoki Luna dan memintanya mendengar kisah yang tak pernah ia bayangkan. Rahasia kelam yang terungkap mengancam untuk menghancurkan segalanya, dan Luna kini terjebak dalam dilema: Haruskah dia membuka kebenaran yang akan merusak keluarga mereka, atau membiarkan rahasia ini terkubur selamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alim farid, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22

damon melayangkan pandangannya ke seluruh sudut ruangan dengan sorot mata penuh bara amarah. Berkas-berkas yang semula tertata rapi dalam genggamannya kini dilemparkan dengan kasar ke atas meja, membuat kertas-kertas tersebut berhamburan tanpa arah. “Apa yang sebenarnya terjadi di sini? Aku membayar kalian untuk bekerja dengan maksimal, bukan untuk memperlihatkan ketidakmampuan semacam ini!” suaranya menggelegar, bergema di seluruh ruangan yang seketika diselimuti ketakutan. Para karyawan yang awalnya sibuk dengan pekerjaan masing-masing kini hanya bisa menunduk, terdiam dalam kepanikan saat menyadari betapa mengerikannya amarah damon.

Bagi damon, kerugian finansial perusahaan bukanlah hal yang signifikan, terutama mengingat ia memiliki beragam sumber pendapatan dari berbagai perusahaan dan investasi yang mengalirkan keuntungan tanpa henti. Namun, satu hal yang benar-benar tak bisa ia toleransi adalah kinerja setengah-setengah dari orang-orang yang digajinya, terutama jika kelalaian mereka menyebabkan kesalahan fatal seperti yang terjadi saat ini.

"Bagaimana mungkin kalian bisa mengacaukan ini?" pikir damon sambil merasakan darahnya mendidih. Pembatalan kerja sama dari salah satu mitra strategis merupakan pukulan yang tak terduga. Keluhan dari pihak mitra bahwa tim pemasaran gagal menjalankan tugas dengan baik membuat kepalanya semakin pusing. Produk andalan yang seharusnya menjadi primadona di kalangan anak muda kini hanya menempati posisi sepuluh besar, jauh dari ekspektasi yang telah dipasang tinggi. Kecewa, perusahaan AM yang awalnya begitu antusias kini bahkan mengancam akan menarik diri dari kesepakatan.

Dengan amarah yang masih membara, damon meraih dasi di lehernya dan menariknya dengan kasar, seolah berharap itu bisa meredakan sedikit ketegangan yang ada. Matanya menyapu tajam ke arah para karyawan yang berada di ruangan itu, menuntut jawaban atas kekacauan ini. “Siapa yang bertanggung jawab atas proyek ini?” tanyanya, suaranya rendah tapi penuh dengan ancaman yang tak bisa disembunyikan.

Beberapa karyawan dengan gemetar mengangkat tangan mereka, menyadari sepenuhnya bahwa kesalahan ini bisa menghancurkan karier mereka. Bekerja di perusahaan sebesar ini adalah impian banyak orang, dan kehilangan pekerjaan di sini mungkin akan menjadi akhir dari impian mereka untuk selamanya.

"Siapa yang memimpin tim ini?" damon melanjutkan pertanyaannya dengan nada yang semakin mendalam. Salah satu karyawan, mencoba memberanikan diri, menjawab dengan suara bergetar, “Ibu leona yang bertanggung jawab, Pak, tetapi Miss angel yang mengambil alih proyek ini.”

Seakan menjawab panggilan, pintu ruangan terbuka dan angel masuk dengan langkah yang tak tergesa-gesa. Sikapnya yang santai seolah menunjukkan keyakinan bahwa damon tidak akan berani menghinanya di depan umum, terutama karena ibunya adalah salah satu tokoh yang cukup disegani di perusahaan.

“Kenapa terlambat? Sudah jelas aku melarang siapa pun datang terlambat ke pertemuan seperti ini!” sergah damon, suaranya dipenuhi nada ancaman yang semakin tajam. Dia sudah terlalu muak dengan sikap angel yang selalu berlindung di balik kekuasaan ibunya.

angel, dengan nada yang tetap tenang, menjawab, “Maaf, Pak, saya tadi menemani mama kamu ke salon.” Jawaban yang dilontarkannya dengan nada bercanda itu seketika membuat kemarahan damon mencapai puncaknya. Tanpa berpikir panjang, ia menghantam meja di depannya dengan tinjunya, menciptakan bunyi yang mengejutkan semua orang di ruangan itu.

BRAKK!!!

angel terlonjak kaget, tak pernah menyangka bahwa damon akan berani menunjukkan amarahnya di depan umum. Perasaan malu bercampur takut mulai menjalar di wajahnya. “Lihat ini!” damon melemparkan berkas-berkas itu ke wajah angel, membuat kertas-kertas itu berhamburan di sekitar kakinya. “Karena kelalaianmu, perusahaan ini mengalami kerugian yang signifikan. Aku pastikan, kau akan bertanggung jawab jika kerja sama ini benar-benar dibatalkan!”

angel yang awalnya penuh percaya diri kini berusaha menahan air mata yang mulai menggenang di pelupuk matanya. Tangannya yang gemetar mengambil map yang dilemparkan damon dan mulai membacanya dengan cermat. Tatapannya yang sebelumnya kosong kini berubah serius ketika menyadari kesalahan fatal yang telah terjadi. “Produk nomor empat? Siapa yang mengetik laporan ini?” tanyanya dengan nada bergetar, kemarahannya kini dialihkan pada tim pemasaran yang berada di bawahnya. Para anggota tim tersebut saling memandang dengan cemas, rasa takut yang mereka rasakan semakin mendalam.

“L... luna, Miss,” sahut Ester, suaranya nyaris tidak terdengar. Nama itu membuat damon merasa semakin frustasi. Tentu saja, ini bukan kesalahan yang ia harapkan, terutama karena luna hanyalah seorang mahasiswi magang yang baru bergabung beberapa bulan lalu.

damon memandang tajam ke arah leona dan angel, bergantian, seakan meminta penjelasan dari mereka. “Bagaimana mungkin kalian membiarkan seorang mahasiswi magang mengurus tugas sepenting ini? Berapa kali harus kuingatkan bahwa proyek sekelas ini harus dikerjakan dengan tangan kalian sendiri dan diperiksa olehku sebelum diserahkan kepada pihak lain? Atau apakah kalian sengaja bermalas-malasan?”

Meskipun damon merasa sedikit lega karena yang melakukan kesalahan hanyalah luna, seorang mahasiswi magang, ia tetap harus menegur para mentornya dengan tegas. angel, yang mulai menyadari bahwa damon cenderung melindungi luna, merasa bahwa ini adalah ketidakadilan. “Aku tidak peduli bagaimana caranya, kalian harus memperbaiki kesalahan ini malam ini juga, dan jangan lupa meminta maaf kepada pihak AM. Jika mereka tetap memutuskan untuk membatalkan kerja sama, maka bersiaplah untuk menerima surat pemecatan,” tegas damon, suaranya dipenuhi dengan nada ancaman yang tak terbantahkan.

“sandra,” damon memanggil sandra yang sedari tadi berdiri diam di sampingnya. “Iya, Pak?” jawab sandra cepat. “Hubungi luna. Jelaskan situasinya dan pastikan dia datang ke kantor sekarang juga untuk membantu tim memperbaiki kesalahan ini.” “Baik, Pak,” jawab sandra tanpa ragu.

Meskipun damon merasa tidak nyaman harus memanggil luna kembali ke kantor pada jam selarut ini, ia tidak ingin gadis itu menjadi korban perlakuan buruk dari timnya, terutama dari angel yang mulai curiga bahwa ada perlakuan istimewa terhadap luna.

“Satu hal lagi,” damon menahan sandra sebelum wanita itu sempat menelpon luna. “Aku akan mencoba bicara dengan pihak AM. Awasi pekerjaan mereka, dan kalau ada sesuatu yang mencurigakan atau terjadi kesalahan lagi, segera hubungi aku. Aku akan berada di ruang kerjaku,” katanya sebelum berbalik dan meninggalkan ruangan dengan langkah tegas.

Begitu damon keluar, suasana tegang di ruangan itu sedikit mereda, dan para karyawan akhirnya bisa bernapas lega. Namun, kemarahan angel belum sepenuhnya padam. “Kenapa kalian masih berdiri saja? Cepat kembali bekerja!” bentaknya, nadanya sarat dengan rasa frustrasi yang ia pendam.

***

Tak butuh waktu lama bagi luna untuk mendengar kabar tentang kesalahan besar yang terjadi dan bagaimana dirinya menjadi penyebabnya. Panggilan telepon dari Kak sandra terdengar begitu mendesak dan serius, membuat hati luna semakin tenggelam dalam kecemasan.

Sesampainya di kantor, ia mendapati semua orang tengah bekerja keras memperbaiki kekacauan yang terjadi. “Ester,” panggil luna pelan saat ia mendekati Ester yang tengah serius bekerja di depan komputer. Indy, yang duduk di sebelah Ester, menatapnya dengan pandangan penuh rasa tidak suka.

“Dia yang bikin masalah, tapi malah datang terlambat. Seharusnya dia yang dimarahi habis-habisan oleh Pak damon tadi, bukan Miss angel,” Indy berkomentar dengan nada ketus. Mendengar itu, luna merasa semakin bersalah.

“M... Maafkan aku...” ucapnya lirih, menyadari sepenuhnya bahwa ini memang salahnya dan bahwa ia pantas disalahkan.

“Sudahlah, jangan dibahas lagi. Fokus saja, cepat kerja,” ujar Ester singkat.

“Kamu yang namanya luna, kan?” Suara dingin angel tiba-tiba terdengar di belakangnya. luna berbalik dan mendapati angel berdiri dengan sikap angkuh, tangannya bertolak pinggang dan ekspresi wajahnya penuh ketidaksukaan. Ia menatap luna dengan pandangan penuh penilaian, seolah menunggu alasan yang pantas untuk menghukumnya.

“I... Iya, Miss,” jawab luna, mencoba menahan kegugupan yang merayap di dirinya.

“Jangan panggil aku ibu, aku belum setua itu. Panggil aku Miss,” tukas angel dengan nada jengkel. Menurutnya, dengan penampilannya yang masih segar dan cantik seperti anak remaja, tidak ada alasan bagi siapa pun untuk memanggilnya dengan sebutan yang merendahkan.

“Sekarang, ikut aku!” perintah angel,

1
Endang Yusiani
mirip-mirip
Alim Farid: apanya mirip"kak
total 1 replies
Debby Tewu
lanjut ceritanya
Debby Tewu
lanjut dong veritanya
Divana Mareta
lanjut thor...
Subrianti Subrianti
Luar biasa
Alim Farid: makasih kakak 🙏🙏🙂
total 1 replies
bb_yang_yang
Yuk, thor, update secepatnya! Pembaca mu sudah tidak sabar lagi. 😍
Jock◯△□
Ganti tanggal jadi sekarang ya thor!
Asnisa Amallia
Gimana ceritanya bisa sehebat ini? 😮
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!