Dewi Eka Arshila, seorang gadis cantik yang sangat berperangai buruk.
Perangainya yang seperti ini terjadi karena ulah sang kekasih yang sudah mengkhianatinya. Ditambah pula ia yang baru kehilangan sosok ayah yang tega meninggalkan sang ibu dan juga dirinya. Suatu hari, Arshilla bertemu dengan Bima, pria tampan yang selalu memperhatikan dirinya. Berkat usaha gigih Bima dalam meraih cinta gadis pujaannya, Arshilla menerima lamaran Bima dengan setulus hati. Namun sesuatu terjadi yang membuat hati Arshilla terguncang. Kejadian apa yang membuat hati Arshilla seperti ini? Lalu bagaimana kelanjutan kehidupan Arshilla selanjutnya?
Terus ikuti The End Of Our Love.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanna Agustiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8
Mereka kini berpencar menelusuri luasnya perkebunan teh, mereka membuat kelompok yang berisikan 6 orang pada kelompoknya.
Bima merasa kesal kerena tak berada di kelompok Arshilla, sedangkan Arshilla nampak cuek saja. Berbeda dengan Adi yang bahagia bisa satu kelompok dengan Kirana.
"Arshilla, maafin gue ya. Gue harus masuk ke grup lo dan Bima di grup sebelah," ucap Deni
"Santai aja!" seru Arshilla
Sedangkan Fitri merasa senang karena Bima berada di kelompoknya
"Bim, gue seneng deh lo ada di kelompok kita!" seru Fitri.
Namun Bima hanya cuek sambil memainkan ponselnya. Fitri tak kehilangan akal, ia pun duduk di samping Bima yang membuat Melati merasa was-was
"Lo sibuk apa Bim?" tanya Fitri
"Chat Arshilla!" jawabnya
Fitri mendengus kesal, ia sedang bersama Bima namun laki-laki itu masih saja memikirkan Arshilla
Fitri mengintip layar ponsel Bima dan di wallpapernya adalah Arshilla yang sedang tersenyum di sebuah danau
"Mereka udah sedekat itu ternyata!" gumamnya dalam hati.
Fitri menatap kesal pada Arshilla yang berada jauh dari pandangannya.
"Apa sih istimewanya dia!" dengus Fitri pada Bima
Bima menolehkan kepalanya lalu mengerutkan kening "Masalah lo apa? Gue cinta sama dia karena dari hati!" ucap Bima ia pun lalu pergi begitu saja.
Fitri nampak semakin kesal, Melati pun mendekati Fitri
"Lo mending nggak usah ngarepin Bima deh, Bima itu udah cinta mati sama Arshilla!" ucap Melati memperingati
Fitri semakin kesal, bagaimana bisa sahabatnya malah meminta dirinya berhenti mengharapkan Bima.
Bima menelusuri perkebunan seorang diri, Riyan pun datang menemani Bima
"Lo kenapa si?" tanya Riyan
"Bete gue!" dengusnya
Riyan terkekeh "Noh Arshi ada di sekitar sini. nggak usah bete-bete ah!"
Bima melihat Arshilla yang sedang duduk di sebuah tempat duduk yang berbentuk jamur bersama kelompoknya. Ia terlihat cuek saja meskipun teman-temannya sedang bercanda
"Dahlah lo samperin aja sono! Suntuk gue liat muka lo yang kusut!" ucap Riyan.
Atas usulan Riyan, Bima pun menghampiri tempat itu
"Boleh gabung nggak?" tanya Bima
"Boleh dong! Sini aja!" seru Deni.
Bima duduk berhadapan dengan Arshilla, entah kenapa wanita itu hanya diam saja dengan kedatangan Bima, dan dia malah asik bermain ponsel.
"Arshilla, itu ada Bima," ucap Kirana
"Heum!" jawabnya.
"Dia cemburu kayaknya. Lo kan tadi didekati sama Fitri, tadi dia liat lo duduk berdampingan soalnya," bisik Adi
Bima menghela nafasnya, ia pun duduk di samping Arshilla lalu menarik tangan wanita itu hingga jatuh ke pelukannya
"Kenapa?" tanya Bima
"Lepasin gue!" ucap Arshilla
"Gue bakal lepasin lo kalau lo udah ngga marah-marah lagi," ucap Bima.
"Gue nggak marah!" jawab Arshilla dengan setengah membentak.
Kirana yang mengerti situasi itu memberikan kode kepada kelompoknya untuk meninggalkan mereka berdua. Bima bersyukur mereka mengerti situasi itu.
"Lepasin ah!" ucap Arshilla
Bima mengecup kening Arshilla "Maafin gue yaa, gue nggak ngobrolin apa-apa kok sama Fitri,"
Arshilla memutar bola matanya "Gue nggak nanya!"
Sepertinya Bima harus berguru tentang membujuk wanita.
"Sayang,"
"Hei," Bima meraih dagu Arshilla hingga membuat wanita itu mendongak menatap Bima.
"Gue cuma cinta sama lo," Bima mengatakan itu sambil menatap dalam kedua bola mata Arshilla
"Beneran?" tanya Arshilla penuh selidik
Bima tersenyum lalu mengangguk "Di hati gue cuma ada lo, nggak ada wanita lain selain lo," Bima langsung mencium bibir Arshilla. Setelah lama berciuman Arshilla tersenyum tipis, ia pun memeluk Bima dengan erat.
**********
Suasana malam hari sangat dingin karena malam itu sedang turun hujan dengan lebat. Arshilla terbangun karena merasakan dingin, ia membuka tasnya untuk mengambil selimut yang sudah dipersiapkan oleh Bima dan kembali berbaring
"Dingin banget," gumamnya pelan
Tak berapa lama ia merasakan tubuhnya dipeluk dari belakang, ternyata itu adalah Kirana. Wanita itu juga mengalami hal yang serupa.
"Lo dingin juga ya," ucap Arshilla
"Iya, dingin banget!" ucap Kirana.
"Aku bikin cokelat panas aja kali ya biar kita nggak terlalu dingin," saran Kirana
"Boleh juga!"
Keduanya turun dari ranjang lalu menuju dapur. Di sana mereka melihat Adi dan Riyan sedang membuat kopi
"Loh ada apa?" tanya Adi
"Aku sama Arshilla mau bikin cokelat panas. Kita berdua kedinginan," ucap Kirana
Dari belakang tubuh kekar memeluk Arshilla dari belakang, Arshilla tau siapa orangnya. Mereka yang ada di sana pura-pura tak melihat semua itu dan kembali melanjutkan aktivitasnya membuat kopi.
"Dingin banget, sayang," bisik Bima
"Lo mau kopi? Nanti gue buatin," ucap Arshilla
"Ngga, gue cuma mau peluk lo aja," bisiknya lagi.
Arshilla membiarkan Bima memeluk dirinya, sementara ia sibuk membuat cokelat panas.
"Kita pergi dulu ya!" pamit Riyan dan diikuti oleh Adi serta Kirana. Mereka membiarkan Bima dan Arshilla berdua saja.
"Masih dingin?" tanya Arshilla
"Udah nggak kok,"
'"Ya udah lepasin!" seru Arshilla.
Bima terkekeh kecil lalu melepaskan pelukannya, ia membalikkan tubuh Arshilla dan mengangkatnya ke atas meja
"Apaan sih! Gue mau turun ah!" Arshilla hendak turun namun Bima mencegahnya.
"Hei," Bima menyelipkan anak rambut panjang Arshilla
"Setelah pulang dari sini gue mau melamar lo!"
"What?!" Arshilla menutupi mulutnya secara spontan mendengar ucapan Bima
"Lo ngomong apa sih?" bisik Arshilla
"Gue serius! Gue mau lo jadi istri gue!"
"Ngaco kamu ah! Udah ah aku mau turun!" ucap Arshilla.
Bima tersenyum senang dan kembali menahan Arshilla agar tak turun
"Aku serius, sayang," Bima meraih tengkuk Arshilla dan menciumnya. Entah kenapa semenjak ciuman pertama mereka di rumah sakit membuat mereka merasakan candu dengan kegiatan itu. Apalagi Bima yang selalu ingin mencium bibir Arshilla. Kini ciuman Bima berpindah ke leher jenjang Arshilla. Dengan lembut Bima mengecup kecil dan perlahan di leher Arshilla.
"Udah ih!" seru Arshilla namun Bima masih saja melakukan aksinya
"Bima,, udah ah! Nanti ada yang liat!"
Bima masih asik dan turun ke bagian dada, ia melepaskan satu kancing baju Arshilla. Bima terus menciumi dan memberikan tanda kepemilikan di dada Arshilla.
"Sayaang, udah ah!" ucap Arshilla
Bima menatap Arshilla dengan tatapan dalam, terdapat gairah yang tak dapat diartikan.
"Bima, jangan gitu, ah!"
Bima tertawa kecil lalu memeluk wanita itu dengan erat "Gue sayang banget sama lo,"
Arshilla membalas pelukan Bima "Gue juga sayang sama lo,"
Bima terus menciumi kening Arshilla dan tentunya kejadian itu disaksikan langsung oleh tiga orang tadi yang bersembunyi dibalik lemari besar.
"Ya kan mereka udah jadian!" seru Riyan
"Iyaa gue masih nggak nyangka! Gila Bima keren banget dah!" seru Adi.