Prolog.
Seorang artis populer tiba-tiba saja berpindah ke tubuh seorang perempuan yang gemuk dan selalu hidup dengan penghinaan hingga mengejutkan semua orang dengan perubahannya.
"Kenapa dia tiba-tiba jadi pandai?"
"Kemana perempuan bodoh yang selama ini mereka kenal?"
"Dia jadi cantik? Kalau begini, tuan muda pertama akan jatuh cinta padanya! Padahal akulah yang harusnya dicintai oleh Tuan Muda pertama!"
Gawat, banyak orang merasa terancam.
Tetapi Diana tidak akan berhenti sampai semua orang mendapatkan balasan atas semua perbuatan mereka selama ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8. Hutang Michella dan Gideon
"Sayang!" Diana Langsung berseru menghampiri suaminya.
Diana Langsung memeluk Adrian dengan erat.
"Kenapa tidak memberitahuku kalau kau mau datang?" Tanya Diana yang berpikir akan menolak siapapun yang berkunjung ke rumah mereka apabila mengetahui suaminya akan datang.
Suaminya sangat tidak pantas untuk bertemu dengan orang-orang menjijikan dari keluarga ayahnya.
sementara Michella yang melihat Adrian sama sekali tidak bergeming saat dipeluk oleh Diana, perempuan itu merasa rahangnya hendak lepas dari tempatnya.
'Bagaimana bisa? jadi hubungan mereka tidak seperti yang terlihat selama ini?' ucap Michella dalam hati kini merasa akan nasib mereka kalau sampai ketahuan mereka telah memperlakukan Diana dan ibunya dengan sangat buruk.
"Adrian, Ibu terkejut kau datang tiba-tiba, duduklah di sini," ucap Naomi.
"Benar, duduklah dulu, Kau pasti lelah setelah perjalanan yang panjang sampai ke sini," ucap Diana melepaskan pelukan dari suaminya dan membiarkan suaminya berjalan ke arah sofa lalu duduk di sana.
Diana pun menatap tante dan pamannya serta kedua sepupunya yang langsung kikuk setelah kedatangan Adrian.
Melihat Adrian hanya diam saja, maka Michella pun langsung mengambil kesempatan dengan berkata, "Ad,, adrian, Apa kau masih mengingatku? Aku bibinya Diana, Michella. Dan ini Putraku, namanya--"
"Aku tidak perlu mengingat orang yang berniat menyakiti istriku dan ibu mertuaku!" Ucap Adrian menyela ucapan Michella membuat semua orang terkejut.
Termasuk Diana juga sangat terkejut, 'kenapa sikapnya tiba-tiba berubah? Maksudku, waktu menikah dulu dia terus mengabaikan Diana, tapi sekarang tampaknya Dia sangat nyaman denganku. Apa aku melewatkan sebuah ingatan di kepala perempuan ini?' gerutu Diana dalam hati.
Sementara Michella yang mendengar ucapan Adrian, wajah perempuan itu berubah pucat, "apa yang kau katakan? Tidak mungkin aku melakukan itu, keluarga kami baru saja mengalami duka, Jadi kami semua harus saling menguatkan satu sama lain, bukannya saling menjatuhkan," kata Michella.
"Benar, hubungan diantara keluarga akan menjadi semakin erat saat mengalami sebuah duka, bukan begitu Naomi?" Ucap Gideon sambil menatap adik iparnya.
Dia yakin kalau Naomi yang berhati lemah tidak akan mengatakan sesuatu yang buruk tentang keluarga mereka.
Tetapi pria itu sangat terkejut ketika Diana lah yang berkata, "benar sekali, sebenarnya paman dan bibi datang kemari untuk membicarakan beberapa utang mereka terhadap Ayah, katanya Mereka tidak enak untuk tidak melunasi hutang itu setelah ayah meninggal. " ucap diana mata Michella dan Gideon melotot sempurna.
'Anak gila sialan ini!' geram Michella dalam hati.
Gideon yang cemas dengan cepat berkata, "Aduh, Diana, Kenapa kau membicarakan sesuatu yang tidak-tidak? Aku tidak pernah--"
"Tunggu sebentar paman dan bibi, aku akan segera mengambil surat hutangnya," ucap Diana Soraya berdiri dan segera naik ke lantai atas.
Michella dan Gideon yang melihat kepergian perempuan itu langsung menjadi kaku.
Michella ingin sekali menghentikan perempuan itu, tetapi melihat Adrian yang duduk di antara mereka, maka dia tidak bisa bertindak sembarangan.
Kalau mereka sampai salah-salah bertindak, bisa-bisa pria dihadapan mereka ini akan membuat perhitungan dengan mereka.
Sementara Diana yang naik ke lantai atas, dia kini membuka brankas milik ayahnya yang hanya bisa dibuka menggunakan sidik jari milik ayahnya dan sidik jari miliknya.
Di dalam brankas itu tersimpan uang tunai, surat-surat berharga seperti sertifikat tanah, surat perjanjian konter, dan juga beberapa surat perjanjian hutang yang disimpan dengan rapi.
Setelah Diana mengambil dua surat hutang yang ada di sana, perempuan itu tersenyum, 'Sebenarnya aku bingung bagaimana caraku membuat mereka membayar surat utang ini, tapi untungnya sekarang ada suamiku. Mereka tidak akan berkutik kalau aku membahas surat hutang ini di hadapan suamiku,' ucap Diana dalam hati sambil tersenyum membereskan surat-surat itu.