NovelToon NovelToon
Mengandung Benih Sang Presdir

Mengandung Benih Sang Presdir

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Lari Saat Hamil / Single Mom / Anak Genius / Hamil di luar nikah / Romansa
Popularitas:3.1M
Nilai: 4.6
Nama Author: Miss Yune

Walau hanya sebatas wanita simpanan bagi James, Silvia sangat mencintai pria itu. Namun, Silvia harus menelan pil pahit ketika James memutuskan mengakhiri hubungan mereka. Akhirnya, Silvia pergi meninggalkan James karena banyak tekanan yang memintanya menjauh dari pria yang amat dicintainya. Dia pergi dan menyembunyikan kehamilannya dari James.

Akankah Silvia dan James bertemu dan bersatu kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Yune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

"Sebaiknya, kami pulang terlebih dahulu. Aku harus memberitahukan pada asisten dan karyawanku bila kita memang akan ke Jakarta," ucap Silvia pada saat mereka makan malam.

"Tidak bisakah kalian menginap? Kalau kamu keberatan kita tidur bersama. Aku akan memesankan kamar untukmu," balas James tidak ingin kebersamaan mereka cepat berakhir.

"Aku..."

"Aku ingin tidur bersama Papa!" tukas Nathan ditengah perbincangan Silvia dan James.

Silvia menatap Nathan yang sangat antusias atas kehadiran James. Sosok yang selama ini dia cari akhirnya berada di hadapannya, tentu saja Nathan tidak ingin melewatkan satu kesempatan pun untuk bersama dengan Nathan.

"Kalau begitu, aku akan tidur di kamar lain. Kamu bisa tidur di kamarmu bersama dengan Nathan." Silvia tidak ingin memupuskan harapan Nathan. Sudah lama dia menyembunyikan tentang kehadiran James.

"Kenapa Mama tidak tidur bersama kami! Kan Papa sudah berada di antara kita. Seharusnya Mama dan Papa tidur bersamaku!" protes Nathan pada ucapan Silvia.

Kedua orang yang pernah menjalin hubungan itu saling melirik. Silvia tersenyum canggung menanggapi ucapan Nathan. Bingung menjelaskan kalau hubungannya dan James tidak seperti orang tua kebanyakan. Mereka belum memiliki ikatan yang sah.

Kesalahan Silvia di masa lalu merupakan hal yang tabu untuk dibicarakan. Mungkin pada saatnya nanti, dia akan membuat pengakuan atas semua kesalahannya. Akan tetapi, Silvia pastikan kalau kehadiran Nathan di dunia ini bukanlah sebuah kesalahan. Yang salah adalah dirinya bukan anaknya.

"Ehm, kita belum bisa tidur bersama, Nathan. Nanti, Mama..."

"Sudahlah, jangan terlalu kaku. Aku tidak mungkin melakukan apa pun padamu ketika Nathan berasa di antara kita. Menginaplah dan tidur di kamarku. Aku janji tidak akan melakukan hal yang tidak kamu inginkan," ucap James yang terlalu frontal di depan anaknya.

"Bisakah kamu tidak membahasnya di depan Nathan," balas Silvia dengan berbisik.

Mungkin Nathan masih berumur tujuh tahun. Akan tetapi, Silvia tahu dengan jelas kecerdasan Nathan di atas rata-rata. Dengan cepat, lelaki kesayangannya itu menerima James. Padahal, selama ini Silvia selalu merahasiakan keberadaan James. Nathan seolah tahu kalau sang papa masih hidup dan entah di mana.

"Iya, Ma. Kita tidur bersama saja, aku sangat ingin seperti teman-temanku yang tidur bersama kedua orang tuanya."

Ucapan Nathan membuat Silvia menggigit bibirnya sendiri. Sebuah keputusan yang sulit, tadi saja dia hampir melakukan hubungan terlarang itu dengan James. Bila dia tidak menangis dan memohon pada pria itu dapat dipastikan James akan menuntaskan hasratnya.

Sebenarnya, tubuh Silvia pun tidak menolak perlakuan James. Dia hanya takut bila James kembali mengatakan hal yang membuatnya sakit. Dicap sebagai wanita mur*Han ketika terakhir kali bertemu dengan James membuat wanita itu trauma.

"Apa yang kamu pikirkan, Sayang? Bila kamu tidak menginginkannya tidak apa. Kita tidak boleh memaksa Mama, Nathan. Pasti Mama masih belum memaafkan Papa," ujar James dengan wajah memelas.

Silvia meringis mendengar ucapan James. Pria itu sungguh manipulatif, menggunakan anak mereka untuk keinginannya. Menghela napas karena tahu berikutnya Nathan akan merengek. Silvia memutuskan untuk menginap dan tidur bersama kedua pria yang berarti dalam hidupnya.

"Baiklah, Mama menyerah. Kita akan menginap malam ini. Akan tetapi, besok aku harus segera kembali. Aku akan mengurus beberapa hal sebelum kita ke Jakarta," ujar Silvia yang memikirkan usahanya.

"Yey, kita akan tidur bersama, ya?" Nathan bersorak ketika Silvia menyetujui keinginannya.

"Ya, tapi sekarang kamu bisa pergi terlebih dahulu dengan Paman Daren. Ada yang ingin Papa bicarakan dengan mamamu. Bagaimana?" Nathan menganggukkan kepala, anak lelaki tampan itu pergi bersama Daren ke kamar yang ditempati oleh James. Sedangkan, kedua orang tuanya masih berada di restoran untuk makan malam.

"Berapa cabang toko yang kamu miliki?" tanya James dengan wajah serius.

Dari dulu, James tidak meragukan kecerdasan Silvia. Pria itu yakin bila dulu Silvia bertahan berada di sampingnya karena perasan cinta yang dimiliki. Bila tidak, Silvia mungkin sudah pergi semenjak sang Ibu meninggal.

"Baru ada lima, itulah alasan aku menjalin kerja sama dengan perusahaanmu. Aku pikir Starfood tidak ada hubungannya denganmu. Jujur aku terkejut melihatmu ketika rapat kita kemarin," jawab Silvia.

"Aku terus bekerja ketika kamu meninggalkanku. Tidak ada hariku untuk istirahat. Baru kali ini aku menghadiri rapat di luar kota. Aku terus berharap kamu akan kembali padaku, selama ini aku juga tinggal di apartemen kita. Soal kerja sama kamu tidak perlu khawatir. Daren dan asistenmu telah menghandlenya. Aku harap kita bisa langsung menuju Jakarta untuk meminta restu pada mamaku. Aku juga ingin sekolah Nathan segera pindah di Jakarta," ucap James sambil menggenggam tangan Silvia.

James seolah tidak memberikan celah pada Silvia untuk melarikan diri. Sekali dia sudah bertemu dengan wanita pujaannya itu, tidak akan dia lepaskan. Setelah bertemu dengan Silvia, dengan cepat dia meminta Daren untuk mencari tahu semua kehidupan Silvia selama di Kota S. Dia ingin tahu bagaimana kehidupan yang dilalui Silvia seorang diri.

"Baiklah, secepatnya kita akan kembali ke Jakarta setelah semua urusanku selesai. Ehm... soal kepindahan sekolah Nathan, aku ingin kita memastikan dulu hubungan kita baru aku akan mengurusnya," ujar Silvia.

"Tenang saja, itu adalah hal yang mudah untuk di urus. Persiapkan saja dirimu dengan baik untuk menjadi pendampingku, Nyonya Davis." Pipi Silvia merona ketika James memanggilnya dengan sebutan Nyonya Davis.

Dalam benaknya, tidak pernah terpikir dia akan kembali pada James. Pikirannya hanya tertuju pada Nathan dan ingin membesarkan anaknya seorang diri. Impiannya bersama James yang telah pupus kini kembali merekah. Hanya satu yang dia inginkan adalah mendapat restu dari Sonia.

Sementara itu, di sebuah Mansion Keluarga Davis. Sonia telah menerima pesan teks dari James yang mengatakan bila pria itu akan membawa Silvia dan meminta restu untuk pernikahan mereka. Pikiran Sonia berkecamuk, dia masih belum bisa menerima kehadiran Silvia dalam hidup sang putra.

"Bianca, apa menurutmu Silvia adalah wanita terbaik untuk kakakmu?" tanya Sonia pada putri bungsunya.

"Tentu saja, Ma. Kak Silvia adalah wanita pilihan Kak James. Tentunya hanya Kak Silvia wanita terbaik yang dapat mendampinginya. Apa lagi yang Mama khawatirkan?" jawab Bianca yang saat itu sedang menginap di Mansion Davis.

"Kamu saja memilih Liam, tetapi pernah hampir bercerai. Mama hanya takut bila Silvia hanya memanfaatkan James untuk mendapatkan harta keluarga kita," balas Sonia menyindir pernikahan Bianca dan Liam yang pernah hampir kandas. (Nanti aku buatkan novel sendiri tentang Bianca dan Liam, ya. Hehe)

"Buktinya aku dan Liam dapat bertahan sampai saat ini. Lagi pula bila Kak Silvia hanya menginginkan Kak James, untuk apa dia bersembunyi selama delapan tahun? Bukankah lebih baik meminta pertanggung jawaban dari Kak James sejak awal. Sudahlah, Ma. Biarkan Kak James bahagia dengan wanita pilihannya. Apa Mama ingin Kak James kembali depresi seperti dulu?" tukas Bianca sambil mengelus perutnya yang membuncit.

Wanita itu tersenyum menatap Liam yang menegang ketika Sonia menyindir tentang pernikahan mereka. Tatapan bersalah Liam ditangkap oleh Bianca. "Kami ke kamar dulu, Ma. Aku sudah lelah dan ingin beristirahat," pamit Bianca pada Sonia yang masih merenungi ucapan putri bungsunya.

"Ya, baiklah. Mama masih ingin di sini," ucap Sonia kembali membaca pesan dari James yang sangat senang dapat menemukan Silvia.

***

Bersambung...

Terima kasih telah membaca. ❣️

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan like dan komentarnya ya, kakak. Ditunggu juga rate bintang limanya agar aku makin semangat untuk update. ❤️

1
Sweet Girl
Semoga hamil...🤭
Sweet Girl
Ditengdang, kali ya...?🤔
Sweet Girl
ya Ndak papa klo memang kamu sudah mulai cinta, sama Silvia.
H Lyn
Luar biasa
vivi
lama amat thor 8 taun,james nya keburu tuir 😂
Wahyu Kasep
sayur tanpa garam itu hambar
rumah tangga tampa goncangan itu luar biasa
Wahyu Kasep
emang duit pemberian dari jams dak halal kah
Rahma Putri
Luar biasa
Merica Bubuk
Bener bgt Silvia, cw tuh kudu mandiri, Ntar si James ky Baim Wong, kepiye 😁😁
Merica Bubuk
Laah... ternyata kau jg dr kelas bawah tp gegayaan ga suka sm Silvia
Merica Bubuk
Eehmm... mampoos kao
Aurora
Luar biasa
Siti Aminah
trm ksh thor...sdh menyuguhkan ceeita yg bagus dn menarik tuk d baca. cerita ny seru wlw ada intrik tp ringan . semangat trs tuk berkarya ...
Siti Aminah
pepet trs Bang ...jgn ksh kendor
Siti Aminah
ternyata ulet bulu ny hilang satu...tumbuh lg yg satu ny
Siti Aminah
itulah wanita...klo sdh tersakiti dia akan sulit dan lama untuk dpt melupakan nya.
Siti Aminah
semangat thor...
Fahlevi Umi
bagusssssss
Siti Aminah
hhmmm...jd ingat lagu ny bang Rhoma....kalau sdh tiada...baru terasa...
Siti Aminah
good bianca...km msh kcl katany tapi pemikiran mu tdk sedangkal dn sebodoh kakak dn mami mu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!