NovelToon NovelToon
Black Love

Black Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Reinkarnasi / Time Travel / Sistem / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Dwika Suci Tifani

Celsi harus menjalankan misi yang mengharuskannya berhadapan dengan pria berhati iblis—gelap seperti malam dan dingin bak es. Namun, semakin jauh langkahnya, ia terseret dalam pusaran dilema antara sang protagonis yang menarik perhatian dan sang antagonis yang selalu bermain cantik dalam kepalsuan. Terjebak dalam permainan yang berbahaya, Celsi mulai kehilangan kendali atas pilihannya, dan kenyataan semakin buram di tengah kebohongan dan hasrat tersembunyi

#rekomendasi viral
#kamu adalah milikku!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwika Suci Tifani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kembali

Xaviar duduk di depan jendela setelah melakukan rapat untuk menyerang kediaman Zikra.

Namun entah kenapa hatinya merasa gelisah seolah ada sesuatu hal yang akan terjadi. Ini tidak pernah Xaviar rasakan selama ini namun perasaan ini datang sekarang yang bahkan Xaviar tidak tau arti dari apa yang Xaviar rasakan saat ini.

Xaviar menatap awan yang terlihat cerah, tidak dengan hatinya.

Kembali ke Celsi yang kini berjalan ketaman belakang yang sangatlah hijau dengan banyaknya pepohonan di sana, tanpa ada bunga.

Iris mata Celsi menatap punggung kokoh yang sepertinya milik Zikra, langsung saja Celsi mendekati Zikra.

Celsi duduk disamping Zikra lalu mengikuti padangan Zikra yang melihat hamparan rumput.

Zikra menatap Celsi sebentar sebelum akhirnya menyenderkan kepalanya di pundak Celsi.

" Jangan benci gue " gumam Zikra dengan suara kecil namun masih bisa didengar Celsi.

" Gue nggak akan benci Lo, gue tau Lo melakukan segala hal pasti ada sebab dan akibatnya " ucap Celsi lalu mengelus rambut Zikra yang terasa sangat lembut seperti mengelus bulu kucing.

Celsi menatap Zikra yang menatap hamparan rumput itu dengan tatapan kosong membuat hati Celsi meringis ditambah Celsi mengetahui masa kelam yang dilalui Zikra. 

" Gue saranin lebih baik Lo melupakan segala hal tentang masa lalu Lo, biasakanlah walaupun pada akhirnya kejadian besoknya Lo akan lupa jika Lo membiasakan melupakan masa lalu bahkan akibatnya juga Lo akan lupa hari bahagia Lo, tapi ada manfaatnya juga Lo bisa melupakan hal-hal yang tidak ingin Lo ingat, itu juga membuat diri Lo bahagia, tidak lagi akan terbayang-bayang oleh masa lalu. Lo tau gue memakai cara itu, makanya gue saranin itu, namun itu tidaklah permanen karena setiap Lo sedih, terpuruk Lo akan mengingat masa-masa kelam yang telah Lo lupakan " saran Celsi masih mengelus-elus rambut Zikra.

" Satu lagi gue tau Lo lelah, tapi itu adalah bukti nyata Lo telah berjuang dengan baik. Perjuangan Lo selama ini, itu hal yang sangat mengagumkan yang membuktikan Lo kuat sampai bisa bertahan sampai saat ini dan semua hal yang telah Lo perjuangkan akan mendapatkan balasannya, so jangan menyerah " 

Zikra tertegun saat mendengar seseorang yang menghiburnya, ini pertama kali dalam hidupnya ada orang yang menyemangatinya, memberikan dukungan dan motivasi untuk hidupnya.

Padahal jelas-jelas Zikra telah merencanakan hal buruk untuk Celsi namun Celsi sendiri menghiburnya. Hati Zikra goyah, apa harus melakukannya? Atau berhenti?.

Zikra menutup matanya , namun bayangan penderitaan itu membuat Zikra kembali kuat, untuk tetap melakukan rencananya, menghancurkan Xaviar.

" Maaf " bisik Zikra yang tidak didengar Celsi.

Zikra kembali memejamkan matanya sambil bersender di pundak Celsi.

" Lo suka melihat pemandangan alamnya, soalnya setiap ketemu Lo, Lo selalu berada dalam suasana alam seperti danau misalnya " tanya Celsi basa basi agar tidak terlalu hening.

" Iya, karena alam membuat pikiran gue sedikit jernih "

" Sama kaya gue dong, gue juga suka alam walaupun gue sering berada di kamar, namun tidak memungkiri jika mata gue sangat menyukai alam " 

Keadaan kembali hening, Zikra tidak seperti biasa berusaha mencari topik baru agar orang disekitarnya tidak jenuh bahkan hebatnya dapat membuat orang disekitarnya menjadi tersenyum ataupun kesal, yah... begitu lah Zikra.

" Minjam handphone Lo ?" Pinta Celsi lalu mengulurkan tangannya.

Zikra kembali duduk dengan tegap setelah itu menatap Celsi.

" Untuk..."

" Berfoto, gue nggak tau kapan lagi foto sama Lo ataupun bertemu dengan Lo ? "

Zikra mengeluarkan handphonenya lalu menyerahkan ke Celsi.

Segara Celsi mengambil handphone itu lalu membuka aplikasi foto.

" Ayo tersenyum..."

Zikra tersenyum lebar dengan pandangan mata ke kamera.

Setelah berfoto dengan beberapa gaya Celsi melihat hasil foto mereka yang cukup bagus karena mereka memperlihatkan wajah bahagia.

Zikra tidur di atas pangkuan Celsi yang membuat Celsi kaget.

" Sebentar..." Ucap Zikra menatap Celsi setelah itu melipat kedua tangannya dengan mata terpejam.

" Hah.... sudahlah "

Celsi menghela nafas pasrah setelah itu mengelus-elus Zikra sambil menatap wajah tampan Zikra yang sayangnya hanyalah wajah oplas bukan wajah asli. Sebenarnya Celsi sedikit penasaran dengan wajah aslinya Zikra yang mungkin tidak akan bisa kembali, namun wajah ini juga bagus.

1 jam kemudian....

Sungguh pantat Celsi kebas dibuat nya, karena sejak tadi tidak ada pergerakan yang Celsi lakukan agar tidur Zikra tidak terganggu.

" Ini nih yang namanya sebentar..." Batin Celsi menatap Zikra kesal.

Celsi mantap Zikra lalu mengelus pipi Zikra.

" Lo tau gue sudah menangis dua kali saat mengetahui kisah kelam Lo, jujur gue salut sama Lo, dulu gue benci saat membaca cerita Lo yang mengorbankan banyak orang untuk membuat Xaviar menderita dan Lo main cantik dibelakang namun saat mendengar kisah kelam Lo yang Lo alami selama ini, ekspetasi gue tetang Lo berubah, Lo hanyalah manusia yang ingin balas dendam yang sebenarnya itu bukan jalan yang baik, ke ikhlaskan itu adalah jalan yang baik, gue harap kisah hidup Lo mendapatkan kebahagiaan, gue juga nggak tau gimana akhir hidup Lo, karena tidak dijelaskan dalam novel Balck Love, namun gue selalu berdoa untuk kebahagiaan Lo, gue juga berharap agar hati kabut Lo akan dendam hilang menjadi keikhlasan " ucap Celsi sambil mengelus pipi Zikra dengan lembut, namun Celsi tidak sadar jika Zikra mendengar semua apa yang dikatakan Celsi.

Sebenarnya Zikra tadi terbagun saat mendapatkan pergerakan seseorang yang memegang pipinya, saat Zikra ingin membuka mata, Celsi membuka suara, membuat Zikra mengulurkan niatnya untuk membuka matanya lebih memilih mendengar perkataan Celsi.

Satu fakta yang tidak dimengerti Zikra adalah kisah, novel Balck Love, apa maksud perkataan yang dikatakan Celsi.

Namun beberapa saat bunyi tembakan membuat mata terpejam Zikra kembali terbuka. Begitupula Celsi yang tersentak kaget.

" Sudah saatnya "

" Maaf..." Bisik Zikra ditelinga Celsi lalu menyeret lengan tangan Celsi menuju asal suara tembakan.

" Ow... Xaviar pergerakan Lo cepat juga teryata, gue pikir besok atau lusa teryata siangnya Lo sudah bergerak " seru Zikra menghentikan aksi tembakan- tembakan dari kedua belah pihak.

" Serahkan Celsi " perintah Xaviar dengan dingin.

" Tidak gratis " 

Zikra memandang Celsi dengan senyum sedikit kepalanya di merengkan.

" Apa mau Lo ?" Tanya Xaviar.

" Sebelum itu perintahkan pasukan Lo untuk menyerahkan senjata mereka pada pasukan gue dan juga senjata lo, kalau lo masih mau wanita ini hidup " 

Zikra menatap pasukan Xaviar yang yang mengelilinginya dengan senjata yang diarahkannya padanya.

" Pasukan gue bisa menembak Lo, tanpa mengenai Celsi, so gue nggak perlu khawatir tanpa perlu menuruti perintah basi Lo " ucap Xaviar yang mengejek Zikra.

" Oow, oke sebelum itu peluru ini telah menghantam jantung wanita ini"

Zikra mengeluarkan pistolnya lalu mengarahkannya pada dada Celsi.

" Lo yakin nggak akan meleset saat pasukan gue yang mengelilingi Lo menembak Lo? " tanya Xaviar dengan satu alis yang terangkat.

" Gue yakin tentu saja " jawab Zikra dengan wajah seriusnya.

" Kalian kenapa sih berantem melulu, padahal dulu kalian teman seperjuangan ? " Tanya Celsi dengan aneh dan juga geleng-geleng kepala.

" Darimana Lo tau?" Tanya Zikra yang menekan pelatuk pistol itu di dada Celsi.

" Nah Lo kan ngakui kalau Xaviar teman seperjuangan Lo, jadinya kalian harus berbaikan, lupakan dah masa lalu. Kalau soal gue kenapa tau? Itu karena gue bidadari " jawab enteng Celsi yang lupa dengan situasi yang kini sedang terjadi.

Xaviar terkekeh kecil saat mendengar jawaban asal Celsi, padahal Xaviar telah menghawatirkan Celsi.

" Mudah di mulut, tapi kenyataannya tidak " 

Tuturan Zikra membuat Celsi cemberut.

" Ya udah buktikan saja dulu dengan kalian berdua satu atap tanpa berantem ataupun saling membunuh, jaminannya gue, jika bisa bertahan selama seminggu maka gue akan tinggal bersama orang itu selama-lamanya gimana?" Saran Celsi menatap Xaviar dan Zikra yang berada di sampingnya.

" Untungnya bagi gue apa?" Tanya Zikra yang membuat Celsi kesal setengah mati.

'Gue lupa Zikra itukan orangnya tidak akan melakukan apapun tanpa ada keuntungan yang didapatkan, tapi kan rencana gue itu untung juga kan' batin Celsi sambil menatap Zikra sinis.

Zikra kembali menatap Xaviar dengan senyum liciknya, Zikra tau cepat atau lambat pasukannya akan tumbang oleh pergerakan diam-diam dari pasukan Xaviar yang pastinya telah dipersiapkan dan direncanakan.

" Lo membuang waktu gue cepat pilih..."

"1"

"2"

"Ti- " 

Zikra menekan pelatuknya tanpa melihat ekspresi wajah Celsi hanya fokus ke Xaviar.

" Oke..." Pasrah Xaviar....

Namun rencananya tatap akan dijalankan sesuai rencana yang telah dibuatnya.

Xaviar menatap pasukannya dengan isyarat tangan agar memberikan senjata mereka pada pasukan Zikra, setelah akhirnya membuka suara.

" Berikan " perintah Xaviar.

" Tapi..."

" Serahkan " teriak Xaviar lagi.

Setelah itu para pasukan dengan pasrah menyerahkan senjata mereka.

" Ow sangat penurut..." 

Pistol kini diarahkan ke kepala Celsi.

" Apa manfaat kalian melakukan ini semua, gue tau kalian punya dendam satu sama lain, tapi apa dengan membalas dendam akan membuat segala hal yang telah hilang akan kembali atau masa lalu kelam itu akan hilang, TIDAK bukan, kalian akan mempersulit diri kalian sendiri " ujar Celsi yang memberikan pencerahan pada Zikra dan Xaviar.

" Lo nggak tau apapun " ujar Zikra dengan suara dinginnya.

" Yah gue nggak tau banyak hal tentang lo ataupun lainnya, tapi bagi gue balas dendam yang Lo ataupun Lo Xaviar adalah hal sia-sia karena tidak akan merubah segala nya yang telah terjadi yang ada hanya mempersulit keadaan " 

" Gue puas, apa itu hal sia-sia ?" Tanya Zikra dengan alis terangkat, menatap tajam Celsi.

" Itu adalah kepuasan sesaat " jawab Celsi.

" Gue nggak peduli " ujar Zikra asal.

Zikra kembali menatap Xaviar.

" Sekarang keinginan gue adalah memukul Lo, mencambuk dan lainnya Lo mau atau wanita ini yang mengantikan " 

" Baik biar gue " jawab Xaviar dengan rahang mengeras.

" Oh bagus sekali anjing penurut, pengawal lakukan " 

Segara para pengawal melakukan perintah Zikra.

Zikra tersenyum puas yang melihat Xaviar menderita.

" Berhenti Zikra " perintah Celsi yang tidak sanggup melihat Xaviar yang dipukul, dicambuk hal itu membuat kenangan masa lalu Celsi kembali teringat.

" Ok berhenti, tuan putri kita yang memintanya " perintah Zikra pada bawahannya.

Kemeja putih Xaviar kini dipenuhi bercak darah, hidung yang mengeluarkan darah, pipi kanannya yang lebam, sudut bibirnya yang robek dan baju yang robek akibat cambukan yang diterima Xaviar secara bertubi-tubi.

" Sekarang tahan tubuh Xaviar agar tidak memberontak" perintah Zikra lagi.

Segera para bawahan melakukan perintah atasan mereka.

" Sekarang Lo lihat gue bermain dengan wanita ini " 

Zikra memeluk Celsi lalu menarik dagunya, setelah itu melirik Xaviar dengan senyum miringnya saat Xaviar menatapnya dengan penuh amarah.

Zikra menatap Celsi sebelum akhirnya mencium Celsi dengan kasar tanpa memberikan jeda hanya memberikan waktu Celsi bernafas sebentar setelah itu kembali mencium bibir Celsi.

"Eumm..."

Zikra melepaskan ciuman itu setelah mencium Celsi cukup lama. Zikra tersenyum kecil melihat wajah Celsi yang memerah dengan nafas yang tidak beraturan sebelum akhirnya menatap Xaviar yang meronta- ronta yang kini diberikan rantai dan di tahan oleh lebih sepuluh orang karena Xaviar kini sungguh telah terlihat marah besar.

" Oow...memanas, maka dari itu akan lebih baik kembali dipanaskan " 

Setelah mengatakan itu Zikra merobek bagian atas baju Celsi hingga memperlihatkan beha Celsi.

" Tutup mata kalian jika ketahuan melihatnya secara diam-diam maka pisau ini akan langsung menancap di mata kalian " 

Zikra mempermainkan pisau nya menatap seluruh orang yang berada di sekitarnya seterah melihat mereka menutup mata semua Zikra menatap Xaviar.

" Lo bermasalah sama gue maka Lo berurusan sama gue, bukan Celsi " 

Suara dingin bercampur amarah milik Xaviar membuat suasana menjadi dingin dan mencekam.

" Tapi wanita ini titik kehancuran Lo, jadinya gue berurusan juga dengan wanita ini " balas Zikra dengan santai.

Lalu kembali ke aktivitas ya mengecup bahkan menjilat leher Celsi, membuat banyak tanda di sana.

"Ah..."

" Zikra tolong berhenti..."

"AH...am..."

Celsi meronta-ronta bahkan memukul-mukul dada bidang Zikra namun tidak ada reaksi dari Zikra.

" Lepaskan Celsi " teriak Xaviar yang berusaha dengan sekuat tenaga melepaskan diri dari kedua rantai di kaki dan tangannya yang juga di tahan oleh bawahan Zikra membuat Xaviar tidak bisa bergerak ataupun berlari menghajar Zikra.

" Satu fakta lagi wanita Lo ini sepertinya tidak cocok di katakan wanita soalnya sepertinya dia masih perawan, tapi sayang gue sudah menjebolnya, gue yang pertama" bohong Zikra agar menyalut emosi Xaviar.

" Tak...."

Tepat emosi Xaviar terpancing.

" Tuan jangan sampai membuat pemeran utama laki-lakinya marah besar, jika tidak itu akan berpengaruh pada jantungnya"

Perkataan System yang entah dimana pun membuat Celsi takut, sungguh perasaan takut melanda Celsi.

" Xaviar tenang, Lo harus tenang Xaviar jangan terpancing emosi, ingat Lo yang berhati batu " teriak Celsi yang berusaha melepaskan diri dari pelukan Zikra.

" Tuan anda sangat bodoh menangani seseorang, anda tidak cocok untuk kuliah di jurusan psikologi "

Celsi tidak memedulikan perkataan System, memang benar jika Celsi itu bodoh, masuk kuliah di jurusan itu saja hanya menginginkan bertemu Psikopat.

" Sepertinya Lo banyak rahasia Celsi" bisik Zikra di telinga Celsi, setelah itu meremas payudara Celsi.

Xaviar yang melihat Zikra lengah pun mengeluarkan pisau lipat secara diam-diam lalu melemparkannya yang mengenai legan kanan Zikra.

"Ah..." Rintih Zikra lalu memengang lengannya lalu mencabut pisau lipat itu.

Celsi yang mendapatkan kesempatan langsung berlari menuju Xaviar, namun sayang bahunya di pegang Zikra, membuat Celsi tidak bisa berlari kearah Xaviar.

Tampa sadar bawahan Zikra telah tumbang oleh pergerakan diam-diam bawahan Xaviar.

Dalam keadaan lengahnya Zikra, Xaviar menyerang bawahan Xaviar dengan pisau lipat yang di simpan di ikat pinggangnya, setelah itu menghancurkan rantai itu dengan sekuat tenaga.

" Dor..."

" Ah..."

" Zikra..." Teriak Celsi...

" Jangan lukain dia Xaviar " bentak Celsi lalu berjongkok, membantu Zikra yang masih terlihat kuat.

Zikra tersenyum miring saat Celsi lebih memilihnya dari pada berlari menuju Xaviar, ada rasa bahagia dan senang sendiri dalam dirinya.

"Sit...."

" Lo nggak papa? " Tanya Celsi dengan khawatir.

Xaviar mengempalkan tangannya dengan rahang mengeras.

" Gue nggak suka dengan kalian yang saling menyerang untuk membalas dendam. Gue benci orang- orang yang memiliki hati pendendam seperti kalian, karena secara tidak sadar kalian melukai banyak orang, bahkan membuat orang menderita. Seharusnya kalian yang memiliki masa kelam yang begitu kejam, harusnya memiliki hati untuk merubah nasib orang lain bukannya membuat orang lain merasakan apa yang telah kalian rasakan dan orang- orang yang tidak bersalah lainnya " ucap Celsi yang menasehati Xaviar dan juga Zikra agar merubah pikiran mereka.

" Celsi Lo pilih gue atau dia " tanya Zikra dengan tatapan mengharap.

" Tuan ingat tujuan anda "

Perkataan System membuat Celsi harus memilih Xaviar namun emang dalam hatinya lebih memilih Xaviar sih tapi bimbang juga karena Celsi juga ingin memilih Zikra.

Celsi akhirnya memilih tujuannya untuk dapat menyelesaikan misi setelah itu beranjak dari duduknya lalu berjalan menuju tempat Xaviar berdiri.

" Maka gue akan menghancurkan pusat kehancuran Lo " gumam Zikra yang mengarahkan pistolnya ke arah Celsi.

" Dor...."

Celsi menegang lalu menatap perutnya yang mengeluarkan darah. Celsi terjatuh.

" CELSI...." Teriak Xaviar lalu menangkap tubuh Celsi yang akan terjatuh.

" Jangan balas dendam ataupun membunuh Zikra, karena dia telah menderita selama ini, janji sama gue" pinta Celsi dengan tangan yang berdarah mengelus pipi Xaviar.

" Kalian harus saling bersama dan lupakan dendam kalian, kalian harus janji sama gue?" Celsi memberikan jari kelingkingnya dengan tangan bergetar kearah wajah Xaviar.

Xaviar juga memberikan jari kelilingnya, hingga jari mereka saling bertaut. Setelah itu Celsi melepaskannya.

" Jujur gue suka sama Lo Xaviar entah sejak kapan perasaan itu muncul, tapi aneh gue juga memiliki rasa entah rasa apa itu pada Zikra? Sepertinya gue cocok membuka Harem hehehe...uhuk...."

" Selamat tinggal, semoga gue bisa balik ke dunia gue, walaupun sepertinya gue tidak melakukan banyak hal untuk merubah alur saking begonya dan bodohnya gue, gue akuin itu soalnya nilai pas sekolah gue rata² semua hehehe..."

Kekeh Celsi lagi. Sebelum akhirnya menutup matanya dan tangan yang mengelus pipi Xaviar terlepas.

" Jangan menutup mata Celsi, gue mencintai Lo, so jangan tutup mata Lo demi gue "

Namun sayang setelah kata-kata yang secara tidak sadar disebut Xaviar membuat cahaya terang yang memenuhi mansion.

Setelah cahaya itu hilang Celsi telah menghilang yang hanya menyiksa kan darah bekas tembakan tadi yang berasal dari perut Celsi.

" Misi selesai, selamat pada tuan yang telah berhasil menyelesaikan misi "

"Kata cinta yang tulus adalah jalan keluar dari konflik "

" Misi saya selesai, walaupun masalah belum terselesaikan, namun perjanjian telah selesai, mengungkapkan perasaan itu adalah misinya yang diberikan atasan"

Ucap System tepat di mana kejadian penembakan itu berada namun tidak ada yang bisa melihatnya.

" Hadiah untuk tuan rumah berupa masa depan yang terjamin kaya dan kebahagiaan yang di idam-idamkan oleh tuan rumah begitupun dengan kisah cinta segitiga yang tuan inginkankan "

Setelah perkataan itu, layar menjadi retak hingga kaca-kaca berterbangan di susul oleh hujan yang langsung deras sesuai perasaan Xaviar dan juga Zikra yang baru sadar akan perasaannya.

" Lo lepas karena janji gue sama Celsi "

Setelah mengatakan itu Xaviar pergi dari Mansion Zikra.

Tampa disadari orang-orang air mata Xaviar menetes, pertama kali setelah sekian lamanya tidak meneteskan air mata.

" Gue berjanji akan mencari Lo kemanapun Lo berada, walaupun diujung dunia manapun " tekad Xaviar.

Zikra menjatuhkan lututnya, dengan meneteskan air mata.

"Kenapa gue merasa kehilangan? Kenapa cinta datang saat semuanya sudah berakhir?, Kenapa gue baru menyadari akan perasaan gue setelah semuanya berakhir ? KENAPA?" Jerit batin Zikra yang memukul tangannya ke tanah, dimana tangan kanannya yang telah menembak Celsi.

" Lo dimana?, kenapa Lo menghilang? Apa Lo bidadari? Sepertinya Lo bidadari Celsi, setiap bersama Lo gue merasa tenang, seperti ada aura positif dalam diri Lo, namun tangan SIALAN gue telah menembak Lo, bahkan membuat Lo pergi. Tapi tenang saja akan gue cari dimana pun Lo berada. Tunggu kedatangan gue Celsi" gumam Zikra

Setelah itu Zikra menatap langit yang gelap dengan petir yang menyambar dengan mata yang tertutup.

" Gue berjanji akan menemukan Lo walaupun Lo berada di alam lainpun " tekad Zikra yang mengepalkan tangannya.

...

" Hiks...mas gimana keadaan anak kita mas " tanya wanita paruh baya yang bernama Risma yang merupakan Mamanya Celsi.

"Mama yang sabarnya tapi saat menemukan Celsi ada luka tembakan dan sepertinya anak kita diperkosa, soalnya saat menemukannya baju atasnya robek dengan bekas gigitan kecil yang memenuhi lehernya, selebihnya serehkan kedokternya "

" Gimana mau sabar mas, anak kita telah hilang lebih setengah tahun hiks...bahkan Mama tidak bisa membayangi apa saja yang telah anak kita lalui hiks.....hiks...."

Pria paruh baya yang bernama Gio yang merupakan istri dari Risma yang kini sedang mengelus Risma yang menangis di pelukan nya.

Setelah menunggu dua jam , pintu tempat operasi terbuka menampilkan dokter yang berpakaian putih dengan masker hijau di wajahnya.

" Dok gimana keadaan anak saya dok ?" Tanya Risma yang sejak tadi menangis.

1
Jihan Hwang
Hai kak aku mampir...mampir juga dikaryaku ya/Smile//Pray/
Cevineine
Salam kenal, mampi ya ke lapak aku😊
Evrensya
tuan? apa Celsi ini cowok? atau robot nya yg salah sebut.
🎲ايتاشي
parfum baru lagi/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
🎲ايتاشي
mantap lanjutkan/Good//Good//Good//Good/
🎲ايتاشي
ngomong nya kasar benar/Sweat//Sweat//Sweat/ gimana nanti cara sopan nya/Scare//Scare//Scare/
🎲ايتاشي
tak bahaya tah?
🎲ايتاشي
mantap/Good//Good//Good//Good/
🎲ايتاشي
yaelah kalo pusing pulang saja dulu nanti yang nyetir tambah kecelakaan/Sweat//Sweat//Sweat/
🎲ايتاشي
Saia sudah hampir/Hey//Hey//Hey//Hey/
🎲ايتاشي
mantap lanjutkan/Good//Good//Good//Good/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!