Hai ketemu lagi sama karya terbaru mommy, yang suka bisa lanjut baca ya, kalau memang tidak suka dan lainnya kasih komentar ya, jangan di rate terima kasih.
Pernikahan akbar anak keluarga terkaya dan terpandang namun nyatanya tidak menjanjikan akan berjalan lancar. Tepat di hari H Galih di tinggalkan oleh calon istrinya.
"Tidak ada, kak," ucap Gina adik dan juga sahabat calon istrinya setelah mencari ke ruangan make up.
"Bagaimana ini, Lih! Acara satu jam lagi!" Bingung dan panik Mulan sebagai orang tua.
"Cepat cari sekali lagi! Jika memang tidak ada terpaksa kita batalkan!" perintah Galang sang Papa pada asisten dan anak buahnya disana.
Setelah 30 menit tidak ada hasil, Galih yang sudah sangat kacau saat ini. Melihat seorang gadis yang masuk dari pintu samping bertepatan dengan matanya mengarah padanya.
"Tidak akan ku biarkan dia menghancurkan dan mempermalukan keluargaku! Dia akan menjadi istriku!" tekad Galih yang menuju ke arah wanita itu.
"Maukah kamu menikah dengan ku?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
"Kenapa Ros?" tanya Galih saat melihat istrinya menatap ke arah pintu utama restoran. Ternyata menatap dan saling pandang keduanya dalam diam.
Apakah pacar, Rosa? Batin Galih.
"Ros," tegur lagi Galih.
Semakin dekat lelaki itu pada Rosa dan Galih.
"Hai, Ros." sapanya.
"Dr. Panji," sapa Rosa.
Pandangannya kini beralih pada Galih yang pengenalnya, karena Galih adalah CEO muda yang sangat terkenal akan sepak terjang di dunia bisnis.
"Bukankah ini Tuan Galih," sapa Panji.
"Ya benar. Maaf anda?" Tanya Galih.
"Duduklah dulu, Dr." pinta Rosa.
"Oh, aku Panji teman Rosa yang bekerja bersama di rumah kota," terang Panji.
"Oh," lega rasanya ternyata bukan pacarnya, tapi sedetik kemudian seakan penuh tanya lagi Galih. Pandangan menyelidik dari mata Panji sangat tajam menatap Rosa.
"Kalian sudah lama?" Tanya Panji.
"Baru Dok," jawab Rosa keceplosan.
Itu artinya kalian datang bersama dengan sengaja. Ada hubungan apa mereka? Sepertinya dekat, apakah Dirga tahu? Batin Panji.
"Hai, Ros, kamu disini juga. Apakah dengan-" terputus kata kata wanita yang baru saja menghampiri mereka.
Dia adalah Dr Irna istri dari Dr panji spesialis anak atau dengan kata lain Rosa asistennya.
"Sayang, sudah selesai?" Panji yang mengalihkan pembicaraanya. Takut tidak semudah urusannya jika karena tidak bisa menjaga mulut istrinya itu.
"Sudah Sayang," duduk Irna di samping Panji.
"Oh, Dokter juga datang. Aku kira sendirian kesini dokter Panji. Oh ya Dok, maafkan aku yang mengambil cuti dadakan. Jadi tidak enak dengan yang lainnya, aku ada keperluan mendesak," jelas Rosa yang sangat tidak enak.
"Jangan terlalu formal, Ros. Kan sudah aku katakan, cuti juga itu ada hakmu juga. Selama berkerja disana kamu tidak pernah mengambilnya, jadi wajar jika kali ini kamu melakukannya. Jadi santai saja, dan sekarang kita di luar rumah sakit. Harusnya tidak terlalu kaku seperti ini. Biasa saja seperti biasanya dengan-" Terputus juga kali ini ucapan Irna.
"Sayang, ayo pesan dulu nanti bisa di lanjut. Aku sudah lapar," pinta Panji yang sangat paham mata Pebisnis yang penuh tanda tanya dan bingung dengan obrolan istrinya itu.
"Bang, kenalkan ini atasanku Dr. Irna, yang merupakan istri dokter Panji," ucap Rosa yang mau tidak mau mengatakan sebisa dia saja.
"Oh, kenalkan Aku-" ucap Galih.
"Tuan Galih Ginanjar benar," ucap Irna dan di angguki oleh Galih dan senyuman.
"Selamat atas pernikahan Tuan, maaf kami tidak bisa hadir dalam acara Tuan karena ada operasi di rumah sakit," jelas Irna.
"Tidak apa apa, Dokter. Kami memaklumi hal itu," jelas Galih.
Lalu berhenti pembicaraan mereka karena pelayan datang dengan membawa pesanan tambahan mereka.
"Silahkan di nikmati," lanjut Galih.
Ke empatnya memakan dengan tenang, dan setelah itu selesai barulah obrolan akan dilanjutkan.
"Rosa kenal dengan Tuan Galih?" Selidik Irna yang penasaran keduanya bersama.
Namun sayangnya saat akan menjawab, Irna sudah mendapatkan telp dari rumah sakit.
"Sayang, ini buatmu," ucap Irna yang memberikan hpnya pada Panji.
"Oh, baiklah. Aku akan segera kesana," ucapnya.
"Kenapa Sayang?" Tanya Irna.
"Aku diminta menggantikan Dokter Sinta operasi, satu jam lagi. Dia sedang sakit," jelas Panji.
"Tuan Galih dan Ros, kami harus pergi lebih dulu karena jadwal operasi dadakan," pamit Panji.
"Iya, Dokter Panji silahkan. Biarkan aku saja yang membayarkannya itung itung merayakan pesta pernikahanku," pinta Galih.
"Terima kasih Tuan, lain waktu pasti bergantian." ucap Panji.
"Ros aku duluan," pamit Irna yang akhirnya keluar bersama suaminya.
"Iya, Dok." jawabnya.
Setelah kepergian dua dokter dari mereka. Rosa yang sangat nikmat dengan masakan kesukaannya itu tampak mulai mengantuk.
"Ros, kamu sudah mengantuk?" tanya Galih.
"Hem, Bang. Ayo kita pulang," pintanya.
"Baiklah," di ikuti kemauan istrinya itu.
Setelah membayar bon dan berdua keluar dari sana masuk kedalam mobilnya. Kembali menuju hotel tempat menginapnya. Sepanjang perjalanan Rosa tampak sedikit memejamkan matanya namun terbuka lagi.
"Tidur saja, nanti aku bangunkan jika sudah sampai," sadar jika istrinya saat ini tidak bisa menahan rasa kantuknya.
"Boleh, Bang?" tanya Rosa.
"Iya," jawab Galih.
Benar saja tidak menunggu lama sudah terpejam matanya saat ini. Galih yang sesekali menoleh istrinya yang tengah tertidur, ada sedikit kejutan buat istrinya itu.
"Apa aku berangkat malam ini saja? Semoga tidurnya sangat lelap jadi tidak akan sadar sampe di tujuan." lirih Galih.
"Dion. Kami berangkat sekarang juga! Atur secepatnya! Barang kami juga! Aku menuju bandara sekarang!" perintah Galih.
Sudah pasti Dion mempunyai persiapan penuh dengan perintah dadakan menjadi tidak masalah. Menggunakan pesawat pribadi bos besarnya itu, dan keperluan lainnya sudah di bantu oleh karyawannya juga. Sangat mudah di atasi jika hanya untuk mempercepat jadwal keberangkatannya saja. Karena memang sudah sering terjadi.
"Baik. Tuan. Aku akan ke bandara dalam setengah jam sampai di tempat," jawab Dion.
Memang Dion si asisten yang cepat, tepat, tanggap, cerdas yang mampu mengimbangi segudang pekerjaan yang terus diberikan oleh Galih.
Galih tidak pernah kecewa dengan Dion, semuanya sangat percaya yang memang bisa memenuhi setiap keinganan dan pekerjaannya.
Dion sahabat dari masa kuliahnya, karena kebaikan Galih yang akhirnya memilih terus ikut sampai saat ini. Banyak jasa yang tidak akan bisa dibayar oleh Dion untuk Galih namun itu semuanya Galih lakukan secara ikhlas menolongnya.
*
Pagi hari saat Rosa terbangun dalam pelukan suaminya. Memandang keindahan sang pencipta di depannya. Wajah tegas tapi penyayang, hidung yang sangat lancip dan bibir merah, ada sedikit bulu di wajahnya membuat semakin ganteng.
Terus memang wajah suaminya yang dua hari ini sah untuk mereka berdua melakukan apapun.
"Aku ganteng ya?" Suara Galih yang menyadarkan dari lamunan akan kegantengan suaminya itu.
"Hem," tanpa sadar menyetujui hal itu.
"Ups!" baru tersadar dari lamunannya, otomatis wajahnya tampak malu sangat jelas bagi Galih.
"Kamu juga cantik, Ros," puji Galih.
Blush!
Wajahnya kian memerah yang malu telah di puji secara terang terangan itu.
"Bang," ucap Rosa.
"Dimana kita? Kok rasanya ini berbeda dari yang sebelumnya?" Rosa duduk dari tempat tidurnya. Melihat sekelilingnya sudah berbeda jauh.
"Hem, nanti kamu akan tahu. Sebaiknya mandi dulu, baru kita keluar dari sini." pinta Galih.
Beneran sudah beda tempat? Masa aku sampe ga sadar sih! Kebo banget aku nih kalau tidur, sampe pindah aja ga sadar. Batin Rosa.
Langkah kakinya menuju kamar mandi dan memang berbeda dari sebelumnya. Tidak lama kemudian sudah keluar dari kamar mandi menggunakan kimononya.
"Baju ada di sana. Sudah du rapihkan oleh pelayan disini," ucap Galih yang masuk ke dalam kamar mandi bergantian dengan Rosa.
Tidak lama keduanya tampak rapih dengan pakaian santainya dan saat membuka pintu ternyata langsung di pantai.
"Bang kita dimana?" tanya Rosa.
...****************...
Terima kasih atas kesetiaan semuanya yang selalu menanti up dari mommy.
Like dan komentarnya di tunggu ya.
komen ya
temukan kebahagian mu...