NovelToon NovelToon
2 In 1

2 In 1

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Menyembunyikan Identitas / Kriminal dan Bidadari
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Clayra sarka

Ellios atau Kai??
bagaimana jika dua jiwa itu ada dalam satu nyawa?
penyamaran yang awal nya dibuat untuk sekedar candaan, tiba-tiba berubah menjadi sebuah pilihan penting dalam hidup nya.
semua karena "CINTA"!
ya, itulah alasan kenapa tubuh itu harus memilih jiwa mana yang akan dia pertahankan.

akankah sebuah cinta menemui jalan nya?,
atau justru takdir yang akan menyeretnya pulang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clayra sarka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

senggol bacok

"maaf, apa ada masalah dengan mobilnya?"

aku putuskan untuk menanyai kakek nenek ini, tentunya ekspresi ku tidak lagi ku pasang seseram tadi.

"maaf cu, mobil kakek sepertinya mogok"

"kakek dan nenek ingin tujuan ke mana?"

"ke puskesman Rana Sehat nak"

sang kakek terlihat mulai membenarkan kaca mata yang dia pakai. aku bisa melihat laki laki ini pasti lebih tua dari istrinya. terbukti rambut yang sudah memutih sempurna dan keriput di wajah nya lebih dominan dari pada sang nenek. ditambah gigi kakek itu sudah terlihat ompong di beberapa sudut.

"boleh aku bantu kek?"

"tapi nak, itu pasti merepotkan. kakek sudah menghubungi anak buah kakek untuk menjemput kakek disini"

Tinn.... Tinnnn....

Tinnn.....

Tinnn...

"sialan!!"

umpatku kembali. tapi kali ini aku tidak marah pada kakek dan nenek ini. melainkan emosiku kembali terpancing akibat suara klakson dari arah belakang mobil kakek.

"nek, kek. tunggu sebentar"

setelah mengatakan hal itu pada mereka, aku mulai menegak kan kembali tubuhku dan melepaskan helm yang sejak tadi aku pakai.

"MATIKAN KLAKSON MU ATAU KU PECAHKAN KEPALAMU!"

tak segan aku mengacungkan helm ku kearah 2 pemuda yang tengah duduk di atas jok motor mereka.

aku sudah tidak peduli tatapan orang sekitar yang jelas tengah menatap kearahku. yang ada di otak ku adalah bagaimana menyelamatkan nenek dan kakek itu.

"kenapa kau emosi! aku hanya ingin melanjutkan jalan ku!"

"kau pikir aku tidak sama dengan mu!"

"ini jalanan umum! aku juga buru buru!"

"jalan ini luas! kau bisa ambil sisi kanan!!"

"matamu tidak lihat jika di belakang juga macet!! jika dia tidak becus menjalankan mobilnya jangan nyetir di sini! pergi ke lapangan!!"

"bacot! ikut aku!"

aku sudah habis kesabaran menghadapi laki laki itu. tanpa banyak perkataan lagi langsung ku tarik tangan nya dan kupaksa ikut berjalan dengan ku.

"LEPAS!!!"

"KAU INGIN MATI DISINI!"

nada kami saling meninggi satu sama lain. pria ini terlihat berontak ingin lepas dariku. namun aku semakin mengeratkan lagi cengkraman ini. kini kami semakin mengundang perhatian orang orang sekitar. banyak pengendara mobil yang juga ikut turun dan ingin melerai kami. namun aku segera mengangkat satu tangan ku memberi tanda agar mereka stop mendekat.

"ikut aku dan pakai mata mu untuk melihat masalah ini!!"

aku kembali menyeret laki laki itu dan membawanya tepat di mobil sedan tadi.

"buka matamu! kau punya hati!!"

aku sengaja menunjukan keadaan mobil tadi pada om om sialan ini. dan bisa kupastikan, laki laki ini langsung diam membisu dan tidak lagi membuka suara.

tanpa peduli dengan dirinya, aku memilih berjalan menghampiri kursi kemudi mobil.

"kek, lebih baik kakek dan nenek turun dulu ya, biar mobil ini aku yang urus. kebetulan lampu jalan kembali merah lagi. jadi ada waktu untuk ini"

"tapi nak aku tidak ingin merepotkan"

"ini demi kebaikan bersama kek. mau bagaimanapun ini jalan raya. mari saya tuntun ke tepi jalan"

akhirnya aku berhasil membujuk kakek dan nenek ini untuk turun dari mobil.

dengan jalan yang sudah sedikit menyeret terutama sang nenek, aku dengan sabar menunggu mereka berjalan. kami jalan beriringan dengan aku yang menjaga mereka dari sisi kanan.

"kakek dan nenek tunggu di sini dulu. biar mobilnya aku yang urus. mbak, tolong berikan minuman untuk mereka. nanti aku kembali kesini lagi"

aku sengaja membawa mereka kearah warung kecil yang kebetulan berada tak jauh dari perempatan jalan. meski warung ini sederhana namun tempat duduknya lumayan nyaman. apalagi saat ini waktu sore sudah hampir berganti malam.

"baik mas"

aku sedikit loading dengan pernyataan penjaga warung ini. mas? jadi dia mengira aku laki laki? apa benar perkataan Dea tadi? aku sangat menyerupai laki laki?

"mau kamu apakan cu mobilnya? mobil itu berat. kamu masih sangat kecil nak"

aku kembali fokus pada sebuah tangan keriput dan hangat yang kini mulai menggenggam tangan ku. tatapan nya padaku masih sangat lembut dan tenang.

"nenek tenang saja. aku hanya akan memberi tanda pada mobil nya agar pengendara lain tau jika itu sedang bermasalah"

"kakek ikut ya"

"jangan kek! kakek disini saja, jaga nenek. aku bisa sendiri kek. tapi lebih dulu boleh aku pinjam kunci mobilnya?"

"kunci mobil ya? oh ini, kakek hampir lupa dimana menaruhnya"

setelah kunci berada di tangan ku, tanpa membuang waktu lagi aku segera kembali berjalan ke sisi mobil.

meski sedikit lancang, aku paksa untuk tetap membuka pintu mobil ini. tujuan ku adalah mencari benda apapun yang nantinya bisa kugunakan untuk menandai mobilnya.

"apa pakai ini saja? setidaknya ini bisa mengganti fungsi segitiga pengaman"

aku mendapati sebuah kain hijau dan merah yang tergeletak di bagasi mobil. meski sedikit usang namun ini masih layak digunakan. dan beruntungnya lagi di tempat yang sama aku juga menemukan sebuah tampar kecil berwarna putih. dengan cepat benda benda ini aku bawa keluar dan mulai mengeksekusi nya.

pertama aku kembali menyebrang jalanan namun kali ini ke tepian sebelah kiri. disana aku langsung mengambil sebuah ranting kayu yang terlihat berserakan. 2 kain hijau dan merah tadi aku ikatkan ke kayu paling ujung. dan setelah nya aku kembali menuju mobil.

tanpa membuang buang waktu, segera aku fungsikan tali tadi untuk mengikat kayu di sisi belakang demper mobil. dengan posisi seadanya aku mencoba mengatur sebaik mungkin agar bendera ini bisa dilihat pengendara lain.

"selesai"

akhirnya usahaku selesai juga. setelah tanda peringatan tadi terpasang. aku lebih dulu membantu mengarahkan kemacetan yang tertumpuk di belakang mobil ini.

beberapa menit kemudian setelah lalu lalang kendaraan mulai lancar, aku memutuskan berlari ke tempat warung tadi untuk menyerahkan kunci mobil nya. waktu ku sudah terkuras banyak disini. aku harus segera pulang dan pergi ke markas.

"kek ini kunci mobil nya. kakek dan nenek benar sudah menghubungi bantuan?"

"sudah nak. mereka pasti akan datang sebentar lagi"

"baguslah. jika begitu aku tinggal tidak papa?"

"tidak papa nak. kakek sangat berterima kasih dengan bantuan mu. jadi tolong terima ini sebagai imbalan nya"

"jangan ditolak cah bagus. itu adalah ucapan rasa terimakasih nenek dan kakek karena kamu sudah membantu kami"

aku kembali terkejut saat kakek dan nenek malah berdiri dan memberiku beberapa lembar uang pecahan 50 ribuan. entah apa maksud mereka namun disini tatapan kedua nya seakan penuh harapan.

"tidak.. tidak. aku tidak mau kek, nek. sungguh aku membantu kalian dengan ikhlas. dan sepertinya sekarang aku harus pergi kek. aku tidak bisa lama lama disini"

"cu, tolong terima ini. anggap sebagai hadiah dari kami"

kali ini sang nenek yang merebut uang dari tangan suaminya dan hendak memberikan paksa padaku. namun tetap ini tidak akan merubah apapun. aku kembali menyodorkan uang tadi kearah sang nenek.

"tidak nek. sungguh aku ikhlas. permisi"

"NAK TUNGGU!! SIAPA NAMAMU?"

saat aku sudah menyebrang setengah jalan menuju motorku, terdengar suara kakek berteriak lebih lantang kearah ku. akupun menoleh dan sekilas tersenyum kearah nya.

"ELLIOS"

entah dia dengar atau tidak, tapi aku sudah berusaha menjawab pertanyaan itu.

setelah nya, bergegaslah aku melajukan motorku kembali menuju rumah.

sesekali aku melirik jam di tangan ku. dan memang waktu sudah hampir menunjukan pukul setengah 6 sore. tanda waktu magrib akan segera tiba dan aku masih berada di seperempat perjalanan menuju ke rumah.

"pasti si mbok khawatir"

seolah hanya alasan itu yang membuatku cemas. bukan karena takut pada pak Darwin alias papa, tapi aku lebih khawatir pada si mbok.

rumahku memang tidak terlalu megah. hanya terdiri dari 2 bangunan saja dan itupun juga tidak terlalu besar. terkesan cukup dan tidak terlalu muluk. justru keadaan halaman rumahku lah yang terkesan malah cukup luas. sisi depan rumah di buat lahan hijau dengan aneka tumbuhan bunga dan pohon bonsai. di sisi samping kiri terdapat mini garden lengkap dengan tempat duduk nya. dan disisi belakang full dengan tanaman buah buahan lokal seperti pohon mangga madu, pohon rambutan, anggur, kelengkeng dan juga ada beberapa pohon manggis. disana lah dulu tempat favorit mendiang mama sering menghabiskan waktu luang nya. untuk sisi kanan rumah, lahan itu digunakan sebagai area garasi.

dan karena alasan itulah kenapa penghuni rumah itu sebagian besar adalah sosok laki laki. 2 satpam bertugas menjaga gerbang (p.GATOT & p.BROTO), 2 laki laki lagi (p.GITO & p. WITO) bertugas menjadi tukang kebun dan 2 laki laki lagi (p.TO & p.JO) ditugaskan papa mengurus halaman belakang terutama masalah merawat aneka buah buahan tadi. total 6 laki laki yang tinggal dirumah ku, 7 dengan papa.

sedangkan untuk tugas di dalam rumah. papa hanya mempekerjakan 3 pembantu. 2 perempuan untuk tugas bersih bersih, dan 1 perempuan lagi adalah wanita kesayangan ku tadi. ya, beliau adalah mbok IJAH.

aku tidak tau tepatnya sejak kapan si mbok bekerja disana, tapi pada saat aku masih kecil, beliau sudah ada di rumah itu sampai sekarang.

kita kembali ke keadaan yang sekarang.

tidak terasa laju motorku kini sudah tiba di depan gerbang rumah berwarna serba putih ini. suasana malam yang mulai muncul dan matahari sudah tenggelam sempurna, membuat wujud rumah ini semakin menyala terang di malam hari.

Tinn.....

tak perlu banyak mengeluarkan energi, sekali klakson saja aku sudah berhasil mencuri perhatian 2 laki laki berpakaian dinas hitam hitam tersebut.

"maaf. mas ini siapa!"

"siapa bagaimana? pak Gatot tidak tau aku siapa?"

"ya Allah gusti non Ell to ini??"

"wealah, kok malah diem bae to Tot! ayo buka gerbang nya! jelas itu non Ell. lihat itu sepeda nya!!"

"maaf non maaf!! bapak tidak peka non"

"maaf ya non, memang orang ini peka nya sekecil sendok nyam nyam"

aku hanya tersenyum menanggapi celoteh 2 bapak bapak ini. memang keduanya sering membuat suasana menjadi ramai. entah dengan celoteh atau tingkah konyol mereka.

"tidak papa pak. yasudah Ell masuk dulu"

"siap non. selamat beristirahat non Ellios"

"hahaha... sebentar lagi Ell akan keluar lagi pak. biasa..."

seraya menyalakan kembali motorku aku terkekeh kecil menanggapi ucapan pak Broto.

"wealahh... bisnis lagi non?"

"jelas pak"

aku selalu bertukar kode mata dengan 2 laki laki itu. seolah mereka sudah paham kebiasaan ku bagaimana.

"sudah ya pak Ell masuk dulu"

Brumm......

1
y0urdr3amb0y
Puas hati!
run away.┲﹊
Gemes banget 😍
Syaoran
Saya merasa ikut diajak ke kisah ini, thor.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!