maheer yang seorang pria yang sudah lama menduda jatuh cinta pada seorang gadis yang datang melamar pekerjaan ke perusahaan nya, yang ternyata adalah teman dari putra tunggal nya yang juga ternyata di cintai secara diam-diam oleh sang putra nya.
Syifa gadis cantik yang hanya hidup berdua saja dengan sang ibu yang sering sakit-sakitan jatuh cinta pada seorang pria paruh baya yang adalah Daddy dari teman nya, yang ternyata juga mencintai nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indra Surya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 8
Maher yang merasa sesak nafas tiba-tiba saat melihat wajah Syifa yang begitu mirip dengan seseorang yang ada di masa lalu nya, terus berdiri menghadap ke arah jendela yang ada di belakang kursi yang ada di meja kerja nya.
Syifa yang merasa bingung dengan keadaan yang sedang terjadi kembali menoleh ke arah Zain yang masih saja duduk dengan santai nya, di sana.
( " aku akan menunggu mu Maher' akan ku lihat sampai kapan kau akan terus menghindar dari semua ini Maher. " )
Gumam Zain di dalam hati nya, saat melihat Maher teman nya, yang terus berdiri membelakanginya dan Syifa.
Maher yang sudah tidak tahan dengan keadaan nya, saat ini mengusap wajah nya, kasar karna merasa begitu frustasi' Maher yang merasa kesal dengan apa yang sedang terjadi segera membalikkan tubuhnya melihat ke arah Zain dengan cepat.
( " ini pasti ulah Zain yang ingin mengerjai ku. " ) gumam nya, di dalam hati.
" nona Syifa anda di terima bekerja di sini' mulai besok anda sudah bisa mulai bekerja' sekarang pulang lah karna saya sedang ada tamu penting' iya kan pak Zain. "
Maher bicara dengan cepat pada Syifa agar gadis tersebut segera pergi dari sana karna Maher sudah tidak sabar ingin berbicara pada Zain teman nya, yang dia duga membawa Syifa ke sana karna sedang merencanakan sesuatu untuk nya.
Syifa yang merasa sedikit tidak nyaman dengan sikap Maher segera bangkit dari duduk nya, Syifa berjalan menuju ke arah pintu ruang kerja Maher setelah menunduk kan kepala nya, pada Maher sebagai tanda terimakasih' namun sebelum Syifa sampai di depan pintu ruangan Maher Syifa kembali menghentikan langkahnya saat mendengar keributan dari arah belakang nya.
" katakan pada ku Zain' apa yang sedang kau rencanakan' kenapa kau membawa gadis itu kemari kau pasti sedang merencanakan sesuatu bukan. "
Maher yang tidak melihat ke arah Syifa' yang di pikir nya, sudah keluar dari ruangan nya, langsung menarik kerah baju Zain dengan kuat sambil terus mengomel seperti seorang istri yang sedang bertanya pada suami nya.
Zain yang melihat tingkah aneh Maher yang seperti anak-anak yang sedang merajuk pada ibu nya, hanya diam saja' Zain tetap diam di tempat nya, dengan santai sambil menoleh ke arah Syifa yang masih berdiri di sana.
" apa kamu tidak akan menolong ku dari pria aneh ini Syifa' bukankah tadi aku sudah menolong mu dengan mengantarkan mu kesini untuk interview Syifa. "
Syifa yang mendengar pertanyaan dari Zain' yang terlihat seperti sedang minta tolong pada nya, segera berjalan mendekat pada Maher yang sedang merasa begitu kesal pada Zain teman nya.
" pak tenang kan diri anda pak jangan sampai darah tinggi anda naik pak itu akan membuat anda terlihat tua pak karna akan ada banyak kerutan yang keluar dari wajah tampan anda pak. "
Maher terpaku di tempatnya saat merasakan Syifa yang menarik pinggang nya, dengan kedua tangannya sambil terus mengoceh tidak jelas.
Zain menutup mulut nya, dengan jari nya, agar tidak tertawa terbahak-bahak saat melihat Maher teman nya, yang terpaku di tempatnya karna berada terlalu dekat dengan Syifa yang sedang menempel di punggung nya, sambil memeluk pinggang nya, yang terlihat seperti sedang berpelukan.
" a... Aku sudah tidak marah lagi ka... Kau boleh melepaskan ku nona Syifa. "
Maher bicara dengan terbata-bata pada Syifa yang masih saja memegang pinggang nya, dengan erat.
" anda yakin pak anda tidak akan marah lagi. "
Maher mengangguk kan kepala nya, agar Syifa mau melepaskan nya.
Syifa yang melihat Maher mengangguk kan kepala nya, melepaskan tubuh Maher dengan pelan-pelan sambil terus melihat ke arah wajah Maher yang terlihat salah tingkah saat terus di tatap oleh nya.
Syifa yang melihat keadaan di sana yang sudah mulai tenang karna Maher yang sudah duduk di samping Zain Tampa bicara sepatah kata pun lagi pada akhirnya memutuskan untuk pulang saja ke rumah nya, untuk melihat keadaan ibu nya.
" siapa gadis itu Zain. "
Maher bertanya pada Zain saat melihat Syifa sudah keluar dari ruangan nya.
Zain yang memang sudah mengenal Syifa sejak lama Tampa sepengetahuan dari Syifa dan juga Maher mengangkat bahu nya, bersikap seakan-akan dia tidak tau apa-apa walaupun dia sudah merencanakan pertemuan Maher dan Syifa semenjak lama termaksud interview hari ini yang seharusnya di lakukan oleh asisten pribadi Maher namun harus di ganti kan oleh Maher karna sang asisten pribadi yang beralasan sedang sakit.
" aku tidak sengaja bertemu dengan nya, di depan kantor mu tadi dia bilang dia ingin interview pekerjaan di sini jadi aku membantu nya, untuk sampai di sini. "
Bohong Zain pada Maher yang terlihat diam saja saat mendengar penjelasan dari nya.
" apa kau terkejut saat melihat wajah nya, Maher' karna jujur saja aku pun sangat terkejut tadi saat di depan kantor mu hampir saja aku memeluk nya, kalau saja aku tidak ingat istri ku yang sedang mengamuk di rumah Maher. "
Maher melebar kan mata nya, saat mendengar Zain yang berkata hampir saja memeluk Syifa saat tadi di depan kantor nya.
" kau ini manusia atau pemangsa gadis-gadis muda Zain' kenapa semua gadis ingin kau peluk Zain' apa kau tidak sadar kau itu sudah tua Zain tua.. "
Maher terus saja mengomel pada Zain sambil berjalan menuju ke arah meja kerja nya' saat sampai di depan meja kerja nya, Maher langsung duduk di sana Tampa bicara sepatah kata pun lagi.
( " ayam jantan mulai memakan umpan nya, dan tidak akan bisa keluar lagi dari jeratan nya, Maher' karna kau sudah masuk ke dalam nya, Maher' maaf kan aku yang harus berbuat ini pada mu Maher tapi ini untuk kebaikan mu Maher karna yang kami lakukan saat ini untuk mencoba menyelematkan mu Maher. " )
Gumam Zain di dalam hati nya, yang merasa iba pada teman nya, Maher yang selalu di sakiti oleh orang-orang yang ada di sekeliling nya.