NovelToon NovelToon
Cerita Inspiratif Di Sudut Kota Tangerang

Cerita Inspiratif Di Sudut Kota Tangerang

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: mugiarni

Alinah seorang guru SD di kampungnya. Tidak hanya itu, Bahkan Alinah mengajak turut serta murid muridnya untuk menulis buku Antologi Alinah DKK. Alinah tidak memungut biaya sepeserpun atas bimbingan ini. Selain itu sosok Alinah juga sebagai seorang istri dari suami yang bernama Pak Burhan. Bagaimana aktivitas Alinah dalam keseharian itu akan terutang dalam buku ini. Alinah sebagai pendamping suami begitu sayang pada Pak Burhan. Bagaimana Alinah menjalani hari - hari selanjutnya tanpa ada Pak Burhan disisinya? Bagaimana pula Alinah meniti karir sebagai penulis novel? Simaklah buku ini untuk menatap dunia di luar sana .

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mugiarni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8 : Alinah cemas

Sumber gambar dokumen pribadi Mugiarni

Flashback

Jarum jam dinding di ruang tengah terus berdetak. Waktu terus berjalan seiring dengan berjalannya waktu. situasi dan kondisi pun ikut berubah. Alinah yang selama ini hidup di dalam kebimbangan dan bingung untuk mendeteksi sebuah sikap "lain anak, tain pula emak", pada akhirnya juga terkuak sebuah jawaban.

Bu Vina sosok yang terlihat periang itu ternyata banyak berharap terhadap para tamu yang hendak berkonsultasi dengannya. Analisa terhadap sebuah kajian permasalahan yang sedang menimpa diri orang lain kerap kali tepat sasaran. Ini merupakan alternatif pertimbangan bagi masalah yang sedang dihadapi bagi orang lain.

Bahkan tak canggung-canggung ibu Vina kerap menuturkan bila dirinya telah banyak membantu orang lain dalam menyelesaikan persoalan hidupnya. Sang Anak pun membenarkan penuturan Sang Ibu bila memang benar adanya bila selama ini banyak tamu yang berkunjung ke rumahnya.

"Banyak sudah orang yang curhat sama ibuku, yang masalahnya pada berat-berat" tutur Sang Anak begitu meyakinkan pada setiap orang yang mendengarnya.

Ternyata, "Sang Ibu" bagal cermin Sang Situasi seperti ini terjadi ketika pada suatu keo Alinah memberanikan diri untuk bersilaturahmi kediaman Bu Vina menyimak setiap perbincangan di saat bersantai, Bu Vina membandingkan Alinah dengan orang yang pernah ditolongnya terutama dari sisi balas budi orang-orang yang pernah ditolongnya. Misalnya "si Fulan dulu Ibu tolong terus si Fulan itu membalas Ibu dengan sejumlah hadiah- hadiahnya berjalan-jalan bersama keluarga ke pulau Lombok serta memberikan uang saku yang banyak.", nadanya pelan tapi intonasi yang berkaitan dengan balas budi itu terucap dengan sangat tegas.

Ekspresi wajahnya sangat mengartikan, "nama orang-orang yang tahu balas budi dan tidak".

Alinah menelan ludah dan kemudian menundukkan pandangan, saat dirinya merasa tersudut. Da menyadari bila berbagi dengan Bu Vita tak sebanding dengan orang lain yang bertamu ke Kediaman Bu Vita.

Lain Bu Vita, lain pula Bu Riri. Kalau Bu Vita selama ini Alinah dekat dengan Bu Vita dianggap sebagai orang yang memiliki suatu kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain, akan tetapi kalau Bu Riri tidaklah demikian.

Bu Riri itu bertetangga dengan Alinah di sudut kota Tangerang. Bu Riri itu seorang Ibu rumah tangga bagian depan rumahnya difungsikan untuk berjualan sepatu karena rumahnya memang agak luas, adapun cara pembayarannya dalam membeli sepatu itu bisa dengan cara kontan maupun kredit.

Pada suatu ketika Alinah melihat-lihat aneka sepatu di rumah Bu Riri.

"Sini Bu... ada sepatu keluaran terbaru nih", nada bicaranya pelan, senyum mengulum di bibirnya. Alinah pun nampak mengimabangi sikap Bu Riri itu.

"Ya Bu, sepatunya kelihatan bagus-bagus", Alinah mengedarkan pandangannya ke arah sepatu yang dipajang di rak dinding menempel pada bagian atas. Meneliti model-model sepatu model terbaru. Bu Riri hanya mengamatinya dari kejauhan.

"Ambil saja kalau ada yang suka!", kata Bu Riri.

"Ya Bu, tapi untuk saat ini saya belum ada vang nanti saja Bu kalau sudah ada uang", ucap Alinah dengan nada pelan. Sementara itu. Bu Riri memberikan senyum terbaiknya.

“Ambil saja dulu juga tidak apa-apa, bayarnya nanti vau kalau sudah ada, baru bayar,” lanjut Bu Riri.

*Terimakasih Bu nanti saja”

Alinah terdiam. Kemudian Alinah membalikan badan, lalu melangkahkan kaki menuju halaman rumah Bu Riri. Lalu duduk di bangku depan yang ada di halaman rumah Bu Riri mengalihkan pandangannya pada orang-orang yang berlalu lalang suasana hening sesaat.

Tak lama kemudian tampak anak-anak kecil yang sedang bermain, sesekali mereka kejar-kejaran dengan tertawa riang seakan-akan tak peduli dengan laju sepeda motor yang berlalu-lalang, "betapa Indahnya dunia anak-anak mereka tanpa beban", batinnya.

***

Pada kesan awal Bu Riri terlihat sebagai sosok tetangga yang sangat menyenangkan, mudah diajak untuk ngobrol. Sepertinya tidak membeda-bedakan di dalam pergaulan, dan terbuka kepada siapa saja.

Bu Riri istri dari seorang Ustadz di kampungnya. Menurut Alinah, Bu Riri memiliki nilai lebih. Apa lagi Alinah memiliki kemauan yang sangat kuat untuk belajar dan mendalami agama Islam.

"Santai aja ni Bu?", Pertanyaan Alinah membuat Bu Riri menoleh ke arahnya. Bu Riri melemparkan sebuah senyuman, sesaat kemudian menjawab pertanyaan Alinah.

"Kalau dibilang santai ya santai padahal di belakang banyak cucian menumpuk, tapi biar nanti saja mencucinya". Sangat lembut kedengarannya.

"Oh iya iya", Alinah menganggukkan kepalanya.

"Ayo sini Bu... itu lagi banyak sepatu, cocok buat Iba". Bu Riri mengajaknya untuk bertandang ke rumahnya.

"Kebetulan, saya lagi bete", gumam Alinah. Saat dia sedang bersantai. Alinah menuruti saja ajakan Bu Riri. Alinah masuk ke rumah Bu Riri.

"Wah, banyak juga pilihan warnanya ya Bu..."

Alinah memilih-milih sepatu yang sekiranya patut untuk dirinya, apalagi Alinah berperawakan gemuk.

***

Setiap manusia pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Termasuk di dalamnya, Alinah pun mempunyai suatu kelebihan. Di sisi yang lain, muncul kekurangan yang didapatinya. Salah satu kekurangan yang paling menonjol pada dirinya adalah "mudah panik", dalam kondisi mudah panik itulah Alinah sangat membutuhkan seseorang yang bisa diajak bicara. Alinah termasuk orang yang belum bisa "tegar" di dalam menyikapi benturan-benturan hidup. Seperti kata orang bijak, bukankah dalam kehidupan ini kita membutuhkan sebuah proses. Karakter Alinah cenderung manja. Mudah kecewa. Bila tersandung persoalan walau persoalan yang dihadapi hanya bersifat sepele, bagi Alinah itu dirasakan seakan-akan dunia ini "terbalik seketika".

Ketika Alinah dalam situasi panik, dia mencari orang yang bisa diajak nya untuk bicara dan orang tersebut dapat bersikap bijaksana maka barangkali keadaannya akan jauh lebih baik. Namun ketika Alinah merasa panik lalu datang kepada orang yang tidak dapat bersikap Arif maka akan buruk" bagi Alinah. dapat "mencoreng nama baiknya.

Seperti halnya ketika pada suatu hari Alinah sangat merasa tertekan dengan ulah "Sang Keponakan," dan Alinah tak tahan dengan sikap keponakannya itu Alinah lalu mencari orang yang dapat diajaknya bicara. Alinah datang ke rumah Bu Riri untuk mengungkapkan kegundahan hatinya dengan suatu harapan nanti setelah menceritakannya kepada Bu Riri hati akan merasa "lapang", seakan- akan berkurang rasa gundah di hatinya. "tapi harapan tinggallah sebuah harapan, justru kekecewaanlah yang dia dapatkan",

"Ya... namanya juga orang hidup pasti punya masalah!" Bu Riri mengucapkan kata-kata itu dengan nada sinis, wajahnya tidak bersahabat. Sikapnya tidak seperti Bu Ririi yang dikenalnya selama ini. Bahkan Alinah itu sangat kaget dibuatnya. Alinah sama sekali tidak menyangka kalau Bu Riri hanya akan melontarkan kata-kata itu ketika Alinah mengungkapkan perasaannya. Pada saat itu Alinah merasa posisi dirinya bagai daları sebuah permainan bulu tangkis. Dimana Alinah mendapati "smash" seketika yang dapat mengalahkan lawan mainnya.

Setelah kejadian itu, Alinah mulai memilah-milah terhadap orang yang akan menjadi tempat "curhatnya", sejumlah tanda tanya pun muncul. Kemana hilangnya kelembutan Bu Riri selama ini? Kemana perginya sikap pedulinya selama ini.

1
Choi Jaeyi
Aku udah mampir dan ninggalin like & komen.
Mampir juga ya kak ke cerita aku, mari saling mendukung sesama penulis baru. Jangan lupa like & komen nya🤗🤗💋
Black Jack
Pengalaman yang luar biasa
mugiarni: terimakasih
total 1 replies
Ritsu-4
Maafin aku udah nunda untuk membaca nih novel, penyesalan banget!
mugiarni: terimakasih, salam kenal
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!