Seorang Pemuda biasa-biasa saja, ingin menjalani kehidupan yang damai dan aman, tidak mengurusi masalah orang lain. Namun setelah matanya bermutasi kehidupannya menjadi berubah!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nori Fai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membunuh Macan dan Bertemu Musuh.
Bab 8 Membunuh Macan dan Bertemu Musuh.
Setelah dua cangkir teh, Bai Xiaochun sudah berjarak lima kilometer dan wajahnya sangat sulit untuk dijelaskan. Karena ketika dia meniatkan untuk memburu monster lemah, Bai Xiaochun menemukan bahwa tidak ada jejak monster lemah sedikit pun, bahkan kotoran tidak ada.
“Ini aneh, seharusnya ada monster seperti kelinci. Tapi apa, kok ga ada sih,” gumamnya sambil menggaruk pantat.
Karena belum menemukan monster yang akan diburu, Bai Xiaochun memasuki hutan yang lebih dalam. Selama Bai Xiaochun menjadi murid sekte, dia adalah sampah. Walaupun sampah, Bai Xiaochun tidak menyiakan waktu. Kadang-kadang, membaca buku tentang karekteristik hutan maupun monster.
Karena setelah membaca apa yang Bai Xiaochun tahu, tiba-tiba berkeringat dingin, “Aku harus berhati-hati, mungkin dari jarak seratus meter, ada monster tinggi yang bersemayam di sini.”
Penampilan Bai Xiaochun sekarang hati-hati, dan setiap langkahnya, sangat bermartabat. Dia tahu kenapa monster level rendah tidak ditemukan di sini, karena kemungkinan besar ada monster tinggi yang ada di sekitar sini.
Benar saja, ketika Bai Xiaochun melangkah sekitar lima belas, tiba-tiba ada desisan yang sangat cepat, dan punggung Bai Xiaochun seketika menegang langsung mengeluarkan belati yang dia tempa.
”Bajingan, monster sialan! Jika kamu kuat, jangan menyerang secara sembunyi-sembunyi!” Bai Xiaochun mengatupkan giginya dan membalikkan badannya.
Ayunkan tangan kamu, dan gunakan kekuatan kamu untuk membunuh monster yang menyerang secara tiba-tiba!
Sing!
Suara mendesing dan belati yang tajam, berhasil menusuk leher monster macan tutul. Tapi, Bai Xiaochun juga terkena cakar di dadanya sehingga terbang sambil meneteskan darah.
Bom!
Bai Xiaochun menabarak pohon besar dan memuntahkan sesuap darah. Namun, tatapannya sangat tegas langsung berdiri.
“Tidak, macan ini sangat cepat!” Walaupun sudah menggunakan mata Dewa, tapi kecepatan serangan macan tutul sulit dihadapi Bai Xiaochun.
Tetapi, untungnya Bai Xiaochun berhasil menangkis cakar itu menggunakan sebilah belati dan dia langsung terhempas utang ke dua kalinya.
Uh! Uh!
Bai Xiaochun berguling-guling seperti bola dan menabrak pohon lagi. Bai Xiaochun tidak lupa juga untuk mengedarkan teknik Peremajaan Tiangang sehingga luka yang dia diderita di dada, perlahan-lahan sedikit pulih.
“Macan sialan, aku tidak takut. Jika kamu ingin makan aku, kemarilah!” Bai Xiaochun mengacungkan jari tengah dan menggunakan mata Dewa seefektif mungkin.
Macan tutul tersebut langsung meraung, karena perkataan Bai Xiaochun seperti mengejek. Jika macan ini bisa berbicara, mungkin dia akan mengatakan ini; kamu hanyalah pendekar pringkat tiga, jangan sombong di hadapan tuan macan ini! Jika tidak, maka kamu akan disantap!
Cakar itu seperti pedang yang bisa memotong batu mengayun ke arah dada Bai Xiaochun.
Tinju Harimau yang Mengaum!
Bai Xiaochun mengayunkan tinju, dan membuat suara teredam di udara, seketika mendarat di cakar Macan!
Bang!
Cakar macan seketika patah, tapi Bai Xiaochun juga tangannya berdarah-darah.
“Sial, ini sangat menyakitkan!" Bai Xiaochun menggertakkan giginya dan memutuskan untuk melarikan diri.
Dalam pelariannya, Bai Xiaochun memikirkan kemungkinan demi kemungkinan. Dia harus membunuh macan itu, karena sebagian monster yang kuat, mungkin didalamnya ada batu roh yang berkualitas. Batu roh itu tentu saja berwarna biru, dan Bai Xiaochun sangat menginginkan hal ini, karena dengan menyerap batu Roh, kekuatannya meningkat sedikit.
Akhirnya, Bai Xiaochun berjudi dengan diri sendiri. Jika ini gagal, maka mati. Jika berhasil, Bai Xiaochun akan mendapatkan panen yang bagus.
Perlu dicatat, untuk mengalahkan macan ini, kamu harus mendapatkan ide cemerlang agar tidak termakan oleh macan. Alhasil, Bai Xiaochun memutuskan untuk melompat ke atas dan bersembunyi.
Menunggu macan itu datang. Jika macan datang, kamu hanya perlu melompat dan menikam lehernya dengan sangat keras!
Bai Xiaochun bersembunyi dan tidak berani gegabah, bahkan kentut pun tidak berani.
Satu napas, empat napas, lima belas napas, akhirnya macan tersebut meseat dan Bai Xiaochun mengatupkan bibirnya meluncur ke bawah dan ....
Sing!
Bai Xiaochun memeluk leher macan sangat erat, seperti lem. Dan tangan kanannya menusuk-nusuk lusinan kali. Meskipun demikian, Bai Xiaochun juga mengalami situasi yang sulit, dia memeluk sambil menusukkan pisau ke leher macan menggunakan tangan kanan.
Disamping itu, macan tersebut menggulingkan tubuhnya berniat melepaskan Bai Xiaochun. Bahkan dia menabrakkan Bai Xiaochun ke pohon agar Bai Xiaochun terlepas. Tetapi, naasnya Bai Xiaochun tidak putus asa, dia menancapkan pisau itu berulang kali sehingga lama kelamaan, macannya menjadi lambat dan pada akhirnya mati setelah kehabisan darah.
“Akhirnya!” Bai Xiaochun melepaskan cengkeramannya dan mengedarkan teknik Peremajaan Tiangang sehingga membutuhkan satu jam untuk sepenuhnya sembuh, namun lukanya juga masih terlihat.
Bai Xiaochun menyayat daging macan, mengambil daging dan memisahkannya lemak. Dia juga mengambil tiga batu roh biru. Yang satu disimpan, yang dua Bai Xiaochun dimaksudkan untuk meningkatkan kekuatannya.
Tentu saja Bai Xiaochun harus bersemedi secara sembunyi-sembunyi agar tidak ditikam dari belakang.
Waktu berlalu seperti air mengalir, mata Bai Xiaochun yang terpejam akhirnya membuka.
“Sebentar lagi aku akan memasuki pendekar pringkat empat, setidaknya aku membutuhkan tiga batu berkualitas biru lagi.” Bai Xiaochun mengangguk secara diam-diam. Walaupun level pendekar belum meningkat, tapi kekuatannya sudah naik empat poin dari sebelumnya.
Tepat Bai Xiaochun sedang merilekskan tubuh, terdengar suara ledakan berjarak enam ratus meter.
Bai Xiaochun mengerutkan keningnya dan tidak berlama-lama langsung mendekati ke sumber suara itu.
Wush!
Bai Xiaochun melompat seperti monyet dari pohon sutu ke lainnya.
Setelah sudah dekat, Bai Xiaochun melihat pertempuran yang ada empat pendekar melawan macan seperti tadi. Tapi, itu sedikit berbeda, karena di tengah-tengah dahi macan itu, ada batu manik berwarna merah.
Masalahnya bukan itu saja, keempat pendekar juga murid dari sekte yang sama hanya saja Bai Xiaochun menjadi dingin ada jejak pembunuhan.
kau jadi kamu dll.yg sudah di tulis mati bisa hidup dan me lari kan diri
terpaksa mbaca sambil memperbaiki kalimat n kata2 yg sal-tul