Hanya menceritakan perjalanan cinta antara Achana si murid lugu dan Jeffery si guru arogan. Dengan sebuah peristiwa yang membuat mereka menjadi dekat dan menumbuhkan benih-benih cinta di antara mereka.
Kemudian apa jadinya jika orang yang saling mencintai itu kedatangan orang dari masa lalu mereka? Apakah mereka akan tetap bisa mempertahankan cinta mereka? Atau malah goyah karena ego masing-masing?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chryssa_Dike, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
"Loh Nono, Nono kesini dengan siapa?" Tanya Acha pada bocah yang pernah ia tolong saat di taman depan kompleks.
"Oo...akak tantik" ucap Nono antusias
(Loh kakak cantik)
"Nono kesini dengan siapa?" Tanya Acha lagi, pada sang bocah.
"Nono belcama dy, akak tantik"
(Nono bersama daddy, kakak cantik)
"Oh dengan daddy Nono, lalu kenapa Nono disini sendirian?"
"Dy cedang te toiyet, di Nono diculuh iam dicini" jawab Nono dengan suara cadelnya
(Daddy sedang ke toilet, jadi Nono disuruh diam disini)
Acha pun mengangguk "Ahh...seperti itu"
"Lau akak tantik kecini ngan ciapa?" Tanya Nono pada Acha
(Kalau kakak cantik kesini dengan siapa?)
"Kalau Acha kesini bersama daddy dan maenya Acha"
Nono pun mengangguk tapi di sela anggukannya, ia merasa janggal dengan sesuatu.
"Akak mae tu pa?" Tanya Nono pada Acha.
(Kakak mae itu apa?)
"Mae itu mommy"
"Benalkah? Akak nya mae?"
(Benarkah? Kakak punya mae?)
"Benar, memang kenapa Nono bertanya seperti itu?"
"Nono kila cemua olang dak nya my cepelti Nono?"
(Nono kira semua orang tidak punya mommy seperti Nono)
"Nono tidak punya mommy? Memang mommy Nono kemana?" Tanya Acha pada sang bocah
"Nda taw, dy nda perlah bicala tang my"
(Tidak tahu, daddy tidak pernah bicara tentang mommy)
Mendengar ucapan bocah di depannya Acha pun merasa iba. Kenapa anak sekecil ini sudah tidak memiliki orang tua?! Padahal dia masih terlalu kecil untuk merasakan itu.
"Apakah Nono ingin punya mommy?" Tanya Acha dengan random. Mungkin karena terlalu kasihan makanya perempuan itu sampai bertanya pada bocah didepannya.
"Ntu caja, Nono ngin nya my, agal Nono ndak di mucuhi eman-eman"
(Tentu saja, Nono ingin punya mommy, agar Nono tidak di musuhi teman-teman)
"Nono di musuhi teman-teman Nono?!" tanya Acha kaget. Bagaimana bisa anak yang masih kecil sudah mendapatkan pembullyan.
"Iyaa"
"Mengapa dia memusuhi Nono?"
"Nda tau, meleka biyang Nono nda boyeh belmain denan meleka kalna Nono nda punya my, dan meleka biyang my Nono pelgi kalena Nono kal, dahal Nono nda pelnah kal' celoteh bocah itu panjang lebar.
(Tidak tau, mereka bilang Nono tidak boleh bermain dengan mereka karena Nono tidak punya mommy, dan mereka bilang mommy Nono pergi karena Nono nakal, padahal Nono tidak pernah nakal)
"Ah....seperti itu, jahat sekali ya teman-teman Nono" ucap Acha dengan membawa Nono kedalam pelukannya.
"Ya sudah kalau begitu Nono bisa anggap Acha sebagai mommy Nono" ucap Acha dengan penuh keyakinan.
Mendengar itu sontak Nono pun berteriak senang.
"Benalkan akak tantik?" Tanyanya memastikan.
(Benarkah kakak cantik?)
"Ya tentu saja"
"Nono bisa menganggap Acha mommy nono"
"Telimakacih akak tanti,ehhh makcutna telimakacih my" ucap Nono pada Acha dengan penuh rasa senang.
(Terimakasih kakak cantik, ehhh maksudnya terimakasih mommy)
"Akhilna Nono bica biyang ke eman-eman kayo Nono nya my"
(Akhirnya Nono bisa bilang ke teman-teman kalo Nono punya mommy)
"Syukurlah kalau begitu, tapi Acha harus pergi dulu ya, kapan-kapan pasti kita akan bertemu lagi, Nono juga jangan nakal ya" pamit Acha pada sang bocah
"Ciap my, Nono ndak kan kal agi"
(Siap my, nono tidak akan nakal lagi)
***
Di lain tempat
Jeffery baru saja keluar dari toilet.
Saat ia berjalan menuju sang anak, ia dikagetkan dengan sang anak yang sedang di peluk oleh orang yang menurutnya tidak ia kenal.
Melihat itu pun Jeffery segera berlari menuju sang anak, tapi belum sempat ia sampai di tempat sang anak, tiba-tiba orang itu pergi menjauhi sang anak dan berjalan membelakanginya, jadi ia tidak tau rupa orang yang memeluk anaknya.
Jeffery pun lari mendekati sang anak, "hey jagoan, siapa itu tadi? Kanapa dia memeluk mu? Apakah kau terluka?" Tanya Jeffery bertubi-tubi dengan wajah yang tampak sangat khawatir.
"Dy, tenapa agetin nono" ucap Nono dengan wajah sebalnya.
(Dy, kenapa ngagetin nono)
"Hey jagoan, jawab pertanyaan daddy, siapa itu tadi? Kenapa memeluk Nono?" Tanya Jeffery sekali lagi.
"Tu my nya Nono"
(Itu mommy nya Nono)
Mendengar ucapan sang anak, seketika tubuhnya menegang.
'Apakah dia kembali? Apakah dia mau mengambil Nono dariku, setelah semua yang dia lakukan padaku dan Nono' batinnya.
Meskipun ia khawatir tapi ia berusaha untuk tetap terlihat tenang di depan sang anak
'Tidak akan ku biarkan kau mengambil anakku setelah semua yang kau lakukan padaku dan Nono, setelah kau membuang anakku'
"Dari mana Nono tau kalau itu mommy Nono"
"My cendili yang biyang pada Nono, my biyang Nono boyeh anggil akak tantik denan cebutan my"
(Mommy sendiri yang bilang pada Nono, mommy bilang Nono boleh memanggil kakak cantik dengan sebutan mommy)
'Hah? Siapa lagi kakak cantik?' batin Jeffery penuh tanda tanya.
"Siapa yang Nono sebut kakak cantik?"
"Akak yang watu itu toyong Nono, watu Nono tercecat di taman, macak dy upa cih" ucap Nono sedikit kesal, karena sang daddy melupakan kakak cantiknya.
(Kakak yang waktu itu tolong Nono, waktu Nono tersesat di taman, masak daddy lupa sih)
'Oh dia orang yang menolong Nono waktu di taman, apa perlu aku tanya pada mommy ya? Siapa tau mommy kenal orang itu' batin Jeffery.
'Ya sudah biar nanti aku tanya pada mommy' batinnya memutuskan.
Melihat sang daddy yang hanya melamun akhirnya nono pun menggoyangkan lengan sang daddy.
"Dy, tenapa dy meyamun? Dy benal-benal melupakan akak tantik ya?" Ucap Nono sedikit berteriak.
(Dy, kenapa daddy melamun? Daddy benar-benar melupakan kakak cantik ya?)
Mendengar teriakan sang anak, ia pun tersadar akan lamunannya.
"Ahh....iya daddy ingat" ucapnya untuk menghibur anaknya yang sedang kesal.
"Benalkah?"
(Benarkah?)
"Ya tentu saja, mari kita membeli makanan kesukaan Nono dan setelah itu pulang"
"Ciap dy" ucap Nono sambil menggandeng tangan sang daddy.
(Siap dy)
Sesampainya di rumah Jeffery langsung mengangkat anaknya yang tertidur di mobil untuk ditidurkan kembali di kamar bocah itu.
Setelah menidurkan sang anak, Jeffery pun mulai menghubungi sang ibu untuk bertanya tentang masalah tadi. Ia takut jika yang datang memang benar-benar ibu kandung Nono.
'ah syukurlah itu bukan dia' batin Jeffery sambil mengelus dadanya sendiri. Entah kenapa rasanya begitu lega, setelah tau bahwa yang Nono temui tadi bukanlah ibunya.